Anda di halaman 1dari 21

PERTEMUAN I

Pavement system atau perkerasan jalan adalah system yang bertugas untuk memperkecil tegangan
sehingga lebih kecil dari daya dukung tanah dasar.

Pembuat jalan : orang Roman atau Italian

Structured layer : struktur untuk membuat kuat

Functional layer : struktur agar kendaraan bisa berfungsi dengan baik (tidak slip, dll)

Jenis perkerasan

1. Lentur (fleksibel) : kembali ke bentuk awal setelah aplikasi tegangan


2. Kaku (rigid) : tetap pada bentuknya saat aplikasi tegangan

Lebih awet yang lentur karena sesuatu yang memanage energi diyakini akan lebih awet. Dengan
adanya deformasi, energi yang masuk akan tertunda (energy slicing) sehingga energi yang diterima
menjadi kecil tp lama (co/ 10J/s jadi 100J/10s).

Rigid pavement melawan energi yang masuk jadi dia cepet cape???

Rigid pavement unggul di jalan yang macet atau dry port (tempat menumpuk container).

Flexible dan rigid pavement gabisa dicampur karena system gerakannya beda jadi ga harmonis,
waktu flexible gerak, rigid ga gerak (rigid pavement gabole ditambal sm flexible pavement).
PERTEMUAN II

Awalnya tegangan disebarnya di permukaan tp di modern pavement udh disebarnya di base dan
subbase. Alasannya agar murah (aspalnya jadi sesedikit mungkin karna gaperlu nahan tegangan yang
banyak jadi Cuma butuh aspal yang ga begitu tebel, subbase dan basenya jadi tebel tp mereka
murah jadi lebih hemat).

Permukaan : batu campur aspal, menurunkan 10% dari tegangan

Pondasi : batu saja, menurunkan 40% tegangan

Pondasi bawah : menahan air/tahan air agar ga masuk ke subgrade (kalo masuk ke subgrade nanti
kekuatan subgrade berkurang karna kadar air naik, air mengganggu massa jenis/kepadatan dari
subgrade), menurunkan 50% dari tegangan. Air merupakan separator antar butiran dan hanya
berfungsi baik hingga titik tertentu (kadar air optimum).

Lapisan atas terbagi jadi 2 bagian :

1. 3 dimensional : bahan2 atau campuran yang karakteristik triaxialnya sama


- Asphaltic concrete
- Hot rolled asphalt
- Stone mastic asphalt

Hot premix : dicampur saat panas, warm mix: dicampur saat hangat (100-150 derajat), cold
mix : dicampur saat dingin (under 100 derajat)

Maximum density menimbulkan maximum bearing capacity


2. 2 dimensional :
- K

Properti :

Karakteristik :

Performance : pelayanan thd manusia


PERTEMUAN III

SIFAT BAHAN AGREGAT

Aspal = coating dan adhesi (fungsi). Coating kebutuhannya beda untuk agregat dengan ukuran
berbeda.

1. Ukuran dan gradasi (size and grading)


Gradasi : proporsi dr setiap fraksi agregat (fraksi=ukuran, membesar ke kanan)
Gabungan agregat : yang membangun sifat campuran
a. Dense graded (pekat/rapat)
b. Open graded (renggang/terbuka
c. Single sized/uniform (
d. A
e. A

1a. gradasi menerus (skematis)

Proporsi sama untuk semua fraksi, nanti bakal interlock, sifat kaku dan kebutuhannya
sedang (5,5-6,5%).

Asphalt concrete : Amerika, boros di kendaraan (berpikir ttg keterhubungan antar pulau)
→gradasi menerus. Highly vibrating, vehicle operating costnya besar, untuk truk2 yg kuat
mesin besar bensin boros, tp pavement jarang rusak. Strong road/strong pavement

2a. gradasi senjang


Ukuran tengah diilangin (disaring), hanya ada batu gede dan kecil, batu gede+aspal =mortar,
lentur. Kebutuhan tinggi karena halusnya banyak.

Hot rolled asphalt : Inggris, rata mulus (smooth road/pavement), (berpikir ttg kualitas
berkendara), memperbaiki mahal karna aspalnya banyak tp vehicle operating costnya
murah. Smooth road

3a. gradasi seragam (skematis)

Karena persebaran ukurannya ky grafik jd makrotekstur (kasar2 kaya kelereng), sifat lentur,
butuh aspal khusus.

Safe road : Jepang dan Jerman, kasar, (berpikir ttg keamanan), ujan segede apapun dia ttp
kering dan bannya bisa berinteraksi sm mikrostruktur jd aman. Biaya terbesarnya kalo ada
korban yg jatoh ke jalan.

2. Kekerasan/keausan (toughness)
- Harus tahan sm tekanan yg berpotensi untuk crushing the road. Diteken pake alat nnt
diukur tekanan brp yg bikin dia crushing dan brp persen dr agregat itu yg berubah
ukuran karna crushing. Simulasi dari beban2 overload. Pake aggregate crushing machine
- Kerusakan dari inti ke kulit dengan merubah beban yg dijatuhkan dengan tinggi jatuh
tertentu, nanti retaknya dr inti batu ke kulit, nanti disaring before dan after test. Pake
aggregate impact machine
- Harus kuat terhadap gesekan mereka sendiri (Los Angele Abrasion test), menguji
kekuatan kulit agrgeat saat bergesekan, alatnya kaya drum muter2 dan dikasih bola besi
di dlmnya biar lbh cepet dan kenapa besi karena yg boleh abrasi cm agregat sm agregat
trs nnt dicek brp persen agregat yg berubah ukuran
3. Ketahanan terhadap pelapukan (soundness)
Soundness test : tes suhu (bagaimana agregat bereaksi thd suhu), tes kering-basah gt, tes pH
4. Daya pelekatan terhadap aspal (affinity for asphalt)
Berhubungan dengan pengujian absorpsi. Daya lekatnya kohesi antara aspal yang masuk ke
dalam pori agrgeat dan mengikat aspal yg ada di permukaan agregat.
5. Bentuk butir (shape)

Batu bulet dipecah agar punya sudut dan saling interlocking. Yang dipake cuma iii, sisanya
gabisa dipake karena mudah hancur dan jadi halus, gradasi geser ke kiri dan gradasinya jd ga
sesuai rencana awal dan tidak semua permukaan agregat tertutup aspal.
6. Susunan/bentuk permukaan (surface texture)
Bagaimana ban membangun grip dengan permukaan perkerasan.
Karet ban membangun grip dengan single unit aggregate (mikrotekstur).
Makrotekstur : tekstur yg terjadi akibat tersusunnya agregat untuk menyembunyikan air
Pengering air : sistem drainase jalan, makrotekstur, alur ban
7. Daya penyerapan/absorpsi (absorption)
8. Kebersihan (cleaness)
Gabole kecampur lumpur, batunya bersih biar pori2nya bs menyerap aspal dan bentuknya
sempurna
9. Berat jenis (specific gravity)
Berat jenis : penghubung keadaan di lab dengan di lapangan
Kg/m^3 : kepadatan, yg diitung di pavement : specific gravity (gamma agregat/gamma air)
PERTEMUAN IV

Figure 1 Ekspektasi

Menentukan karakteristik structural agregat adalah ruang udara. Ruang udara tercipta dari
konfigurasi/gradasi agregat. Semakin seragam gradasi maka rongga semakin besar.

Rongga/void: ruang udara di antara agregat

Yang perlu diketahui: volume agregat untuk mengetahui persen perbandingan aspal:agregat:rongga.

Menghitung volume benda tak beraturan (pake air, oleh Archimedes). Selisih dari berat merupakan
gaya tekan ke atas saat di air karena di air lebih ringan. Gaya tekan ke atas = volume air yang
dipindahkan=volume benda yg memindahkan

Figure 2 Realita

Aspal memasuki pori (ruang udara yg dimiliki agregat) bukan hanya void (ruang antar agregat)

VMA= void in mineral aggregate = rongga yang disediakan agregat

VIM= void in mixture = rongga sisa setelah VMA diisi aspal

VFB atau VFA= void filled with bitumen or void filled with asphalt
Rongga: untuk ruang bergerak aspal akibat aplikasi beban, untuk suspense, untuk drainase mikro,
untuk ruang pemuaian. Disebut juga asphalt playground (karena merespon tekanan dan
menghasilkan efek suspensi) →menentukan durability (tahan thd tekanan dan cuaca).

Kalo rongga terlalu kecil nanti bleeding (aspalnya keluar2 setelah pembebanan dan gabisa masuk lg)

Figure 3 Ilustrasi single unit aggregate

Bagaimana kita memetakan ruang udara pada single unit aggregate^ (analisis pori).

Pori dibagi 2 :

1. Water permeable pores (bisa dimasuki air)


2. Water impermeable pores (gabisa dimasuki air)

Cara hitung:

Batu dicuci, dimasukkan ke dalam air, diangkat, di lap (SSD – surface saturated dry/saturated surface
dry) lalu dioven 4 jam 100derajat dan ditimbang ulang. Selisih timbangan = air yang didalem batu
(water permeable pores).

Fungsi: memetakan permeabilitas agregat tsb terhadap aspal.


Figure 4 Analisis Bitumen

Prinsip yang digunakan : viskositas aspal 2x air, oleh sebab itu kemampuan penetrasi pada pori yang
sama itu ½ dari air. Dari situ bisa diitung SG effective.

SIFAT BAHAN ASPAL

Aspal: merupakan sticky black and highly viscous liquid or semi-solid. Aspal dapat dibuat dr fosil
binatang atau bs jg dari residu coal (tar). Yang dari coal sifatnya karsinogenik

Aspal buatan (petroleum asphalt)

Gabisa langsung dicampur sm agregat karna masalah sifat

1. Asphaltic base crude oil (hasil destilasi crude oil)


2. Paraffin base crude oil (ada lilinnya, agak susah dijadiin aspal karna sifat lilin beda sm aspal)
3. Mixed base crude oil

Aspal keras:

Meningkatkan workability aspal buatan agar bisa dicampur dengan agregat dengan mengubah
viskositasnya (diturunkan dgn cara dipanasin) biar lengket. Kekurangannya gampang aging/berubah
propertiesnya kelebihannya murah.

Aspal cair:

Aspal buatan dicampur dengan bahan lain


1. Rapid curing: aspal+benzene terus digelar di tanah nnt benzenenya menguap dan aspal jd
lengket (40menitan)
2. Medium curing: aspal+kerosene butuh 1,5-2 jam buat kerosin menguap (lebih murah dari
rapid)
3. Slow curing: dikasih minyak berat dan menguapnya agak lama (2-5 jam)

Kekurangan: gampang kebakaran, mahal

Aspal emulsi:

Biar ga gmpg kebakaran jd dikasi air dengan memodifikasi tegangan permukaan air (diturunkan
dengan dicampur detergen/sabun). Tegangan air yang ditambah deterjen jadi bisa nyampur dengan
kotoran (jd bisa nyampur sama aspal jg).

Kekurangan: mahal bgt karna harus pake detergen dalam jumlah banyak

Kelebihan: dapat diatur kationik dan anioniknya biar ada tambahan ikatan agregat dengan aspal

Aspal Alam

Aspal yang ditemukan di alam sebagai aspal (udh gaada gas, benzene, dll)

Lake asphalt: Trinidad Lake (tinggal dikeruk, ada mineralnya, diolah sedikit dan bisa dicampur
langsung dengan agregat)

Rock asphalt/Asbuton: aspal batu buton, aspal terperangkap di dalam batu2 porous dan diekstraksi
untuk dipakai. Ada di Indonesia (Pulau Buton, Sulawesi).
Soluble : mirip shockbreaker

Bagian insoluble yang bikin aspal tahan thd suspensi (buletan2 di dalam larutan aspal)
PERTEMUAN V

Pseudoplastic: semu plastis. Kelihatan berbentuk tetap pada kondisi dingin. Yang merubah bentuk
aspal adalah suhu (T) dan waktu pembebanan (t). Aspal thermoplastic karna kalo panas jd cair kl ga
panas kembali ke semula.

Newton: pada kondisi cair benda saat dikasi gaya akan bergerak dengan percepatan tetap dan
kecepatan naik terus, kalo gaya dicabut percepatan 0 kecepatan berubah (aspal kalo panas)

Hooke: kalo dikasi gaya dia akan berdeformasi, kalo gaya dicabut benda akan kembali ke awal
(hukum pegas), (aspal kalo dingin)

Jalan di perempatan lebih bergelombang drpd di jalan lurus karena ada pertambahan panas pada
mesin kendaraan yang bikin aspal jd lebih panas, bergerak, dan bergelombang. Ga tahan oleh
pembebanan yang lama jadi merenggang.

Mekanika Aspal:

1. Model dashpot
2. Model pegas

3. Model maxwell
Gabungan dari newton (kiri, viscous) dan hooke (kanan, elastis)
Aspal mengalami tarik, bagian yang mengalami pergeseran itu bagian elastis (hooke)
Setelah beban selesai, kembali ke posisi semula

Kalo bagian elastis habis tp msh ada pembebanan, bagian newton akan termobilisasi dan
gaakan kembali ke posisi semula

Grafik bahan aspal:

1. Elastic strain: masih kembali ke posisi 0


2. Viscous strain: kembali lewat elastic track sampe titik 𝜀𝑟1 (residual strain 1) atau 𝜀𝑟2
3. Cum residual strain: kerusakan yang dialami
Aspal lebih banyak dirusak oleh beban yang berulang drpd beban yg maksimal.

Pengujian Lab Aspal:

1. Uji penetrasi
Jarum dipenetrasi ke aspal yg ditaro di mangkok. Jarum nempel ke permukaan aspal, dilepas
5 detik (berat beban dan jarum = 100 gr, temperature pengujian 25 der C, satuan =
desimilimeter (dmm))
Derajat sama biar sifat aspal saat pengujian sama (karena dia termo—apa ya lupa)
Untuk suhu kota yg rendah cari yg penetrasinya tinggi kalo suhu kotanya tinggi cari yg
penetrasinya kecil
2. Uji daktilitas

Aspal dicetak di cetakan sebelah kanan atas dan ditaro di alat sebelah kiri atas dan ditaro di
atas cairan dengan berat jenis yang sama dengan aspal (1,0 sekian). Kalo aspal ditaro di air
maka dia akan tenggelam makanya dipake air garem/paraffin biar berat jenisnya sama dan
aspalnya melayang di cairan. Aspal ditarik terus dan gabole putus sebelum 1 meter, kalo putus
brrt dia gagal kohesi (gabole gagal kohesi karna lengket aspal dengan agregat sifatnya kohesi
dan aspal harus kohesif). Jadi tes ini menunjukan juga seberapa kohesif aspalnya.
3. Uji titik lembek (softening point bitumen test)
Pengujian aspal yang mengamati titik dimana aspal mulai melembek (softening point).
Softening point menunjukkan aspal mulai kehilangan kemampuan untuk lengket dan
menutupi agregat (kehilangan fungsinya)
Bola ditaro di atas ring yg diisi aspal (ditetesi dan didinginin, nanti tengahnya akan keisi aspal),
tumpukin steel ball, dan panasin airnya. Kalau airnya dipanasin nanti ada konveksi (yg
kekurangan energi ke atas, yg kelebihan ke bawah) efeknya terhadap aspal adalah blanketing
(suhu menyelimuti aspal, tidak striking). Setelah diselimuti, aspal lembek dan steel ball akan
turun ke bawah. Setelah steel ball menyentuh bottom, dicatet suhu airnya yang menunjukkan
softening pointnya aspal. Pake air instead of liquid lain karena murah.
4. Kepekaan aspal terhadap perubahan suhu (gabungan no 1 dan 3)
Uji no 1 akan menghasilkan T1 sebesar 25der, uji softening point akan menghasilkan pen800
(T2). Dari gabungan itu didapat temperature susceptibility line atau garis sensitivitas aspal thd
suhu. Makin landai makin bagus karena terpengaruhnya dikit tp gaakan pernah mendatar
karena aspal gamungkin thermoplastic.

5. Uji viskositas
Viskositas menjamin aspal dapat tercampur sempurna dengan agregat yg nantinya akan
dipadatkan di lapangan. Semakin encer tetesan dalam satuan waktu akan semakin banyak
atau volume aspal yang terkumpul semakin tinggi. Suhu pencampuran adalah suhu
ketercapaian 170+-20 cSt (centistoke????) yang menjamin aspal bisa masuk ke dlm agregat).
Aspal dipanasin buat nurunin viskositas. Suhu pemadatan (280+-30, lebih kentel), suhu saat
aspal dibentuk.

6. Uji titik nyala dan titik bakar (flash point)


Aspal tidak boleh dibakar pada titik nyala/titik bakar (ya nanti kebakaran atuh).
Aspal dilewat2in di atas api nanti pas mulai ada percikan nanti dicatet (Alat: Cleveland Open -
--)
7. Pengujian berat jenis
Menghubungkan pekerjaan di lab dengan di lapangan
8. Hilang dalam pemanasan – Thin Film Oven
Bukan pengujian tp pengondisian dengan memberikan exposure suhu tertentu pada contoh
aspal dan akan mensimulasikan kondisi tekanan lingkungan thd aspal selama 5-10 tahun.
Lalu kembali uji penetrasi dan titik lembek serta dihitung berapa yang hilang jika
dibandingkan dgn kondisi sblm diberi exposure.
Setelah pemanasan, aspal makin keras dan penetrasi turun, titik lembek naik.
9. Penyulingan
Tampung disetiap suhu, pemisahan benda2 cair pada aspal berdasarkan perbedaan titik
didih untuk mendapatkan persenan aspal, air, dan pengotor.
10. Kadar air dalam minyak bumi dan bahan yang mengandung bitumen
Hasil dari penyulingan
11. Kelekatan aspal dalam batuan
Batuan standar, aspal yang akan dipakai diuji.
Batu celup dlm aspal diangkat dan lihat berapa banyak aspal yg lengket di batu. Berkaitan
dengan uji daktilitas.

Pengujian Aspal-agregat
Spesimen aspal dan agregat dicetak di silinder dan dijadikan compact hingga kepadatan tertentu,
diputer lalu diuji pada arah yang berlawanan (dicopot dulu dari cetakan) yang merupakan pengujian
Tarik tak langsung (yang diamati perubahan pada arah horizontal atau yg tegak lurus arah tekan).
Dibuat oleh Mr. Marshall dan sangat empirical karena kenyataannya arah pembebanan dan
pemadatan datang dr arah yang sama.

1. Menggabungkan pengetahuan aspal dengan agregat untuk mendapatkan kadar aspal


optimum. Kalo terlalu banyak aspal jd basah kl terlalu sedikit jd kering.
2. Menilai kinerja berdasarkan parameter turunan:
a. Stabilitas: kekuatan
Meningkat sesuai dengan banyaknya aspal yang dimasukin
AC kadar optimum 5,5-6,5%, diuji dari 4% sampe 5 titik diatasnya interval 0,5. Titik
puncak saat hancur dinamakan titik stabilitas. Yang ditetapkan berdasarkan garis
spesifikasi dan potongannya dgn kurva menjadi titik min dan max kadar aspal.

b. Flow: kelenturan (flexibility)


Kalau ditambahin aspal makin lama akan menjadi elactical???.
c. MQ: kekakuan
MQ = Stability/flow

d. Rongga: sifat campuran dan dinamika aspal


VMA
Hasil akhir: kadar aspal yang memenuhi semua parameter.

KAO: kondisi/kadar terbaik dimana parameter yg diperhitungkan masuk spesifikasi

Anda mungkin juga menyukai