Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dea Nofia Sulistyawati

NIM : 201141065
Kelas : PI 6B

Hubungan antara Dramaturgi dan Self-Esteem pada


Mahasiswa Pengguna Second Account Instagram

Pendahuluan
Di era serba digital ini, hadirnya internet mampu menjawab setiap kebutuhan
masyarakat (Rejeki, Komalawati, & Indriyanti, 2020). Segala kegiatan mulai dari pendidikan,
komunikasi, bisnis, hingga hiburan, dapat di akses dengan mudah hanya dengan
menggunakan internet (Feroza & Misnawati, 2020) . Internet menyatu dan menjadi bagian
hidup semua lapisan masyarakat (Nur, 2021). Adanya internet juga membawa pengaruh besar
dalam kehidupan masyarakat utamanya dalam hal bermedia sosial (Shinta & Putri, 2022).
Media sosial adalah suatu wadah yang memungkinkan penggunanya dapat berkumpul,
berbagi, dan berkomunikasi secara virtual tanpa batasan waktu dan tempat
(Liedfray, Waani, & Lasut, 2022)
. Media sosial sebagai salah satu bentuk media komunikasi online turut serta
merubah perilaku masyarakat Indonesia baik norma, etika, hingga budaya
(Shinta & Putri, 2022)
. Indonesia bahkan menduduki peringkat 10 sebagai negara dengan penduduk terbanyak
yang menghabiskan waktu di media sosial (We Are Sosial, 2022). Menurut survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2022), jumlah pengguna aktif media sosial di
Indonesia mencapai 191 juta orang dari total populasi 275 juta orang di Indonesia pada tahun
2022. Angka ini lebih tinggi 12,35% dari tahun sebelumnya yaitu 170 juta orang.
Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2022) menunjukkan bahwa
ditinjau dari kelompok usia, pengguna media sosial tertinggi berasal dari masyarakat dengan
rentang usia 18-24 tahun yaitu sebanyak 38%. Di Indonesia pada umumnya kelompok usia
18-24 tahun merupakan mahasiswa (Firdaus, 2022). Sehingga dapat diketahui bahwa
mayoritas pengguna media sosial berasal dari kalangan mahasiswa. Bagi kalangan
mahasiswa, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan dan hal candu yang membuat
penggunanya kapanpun dan dimanapun akan selalu membuka media sosial
(Wahyunindya & Silaen, 2021).

Salah satu contoh media sosial yang digandrungi mahasiswa adalah Instagram
(Shinta & Putri, 2022)
. Instagram menjadi peringkat kedua media sosial paling banyak digunakan di
Indonesia setelah WhatsApp (We Are Sosial, 2022). Fitur pada Instagram memungkinan
penggunanya untuk mengunggah foto dan video, menulis caption, memberikan like dan
komentar, menulis profil dan bio, mengunggah dan menyimpan stories, menulis pesan
(Direct Message), dan juga tag lokasi (Geotagging) (Antasari & Pratiwi, 2022).
Seiring dengan berkembangnya fitur pada Instagram, rupanya telah menggiring
seseorang untuk dapat memiliki lebih dari satu akun (Shinta & Putri, 2022) . Fenomena
memiliki lebih dari satu akun yaitu first account dan second account ini relatif baru dan mulai
merambah di kalangan mahasiswa seiring dengan semakin populernya Instagram
(Rizkiana & Aprianti, 2022)
. Secara bahasa, first account adalah akun pertama yang dibuat dan second
account adalah akun yang dibuat setelah akun yang pertama (Prihantoro, Damintana &
Ohorella, 2020). Namun dalam praktiknya, hal tersebut tidak bisa dijadikan acuan, karena
bisa jadi second account adalah akun pertama yang dibuat dan first account adalah akun
kedua yang dibuat (Idaman & Kencana, 2021).
Untuk menentukan manakah first account dan second account ini adalah bergantung
dari kegunaannya (Shinta & Putri, 2022) . Hal yang sering terjadi adalah fisrt account atau
bisa disebut juga akun utama, akan cenderung digunakan sebagai panggung depan
(Rizkiana & Aprianti, 2022)
. Panggung depan ini akan menunjukkan sisi terluar seseorang (Husna,
2022). Sehingga pengguna akan cenderung hanya memposting hal baik mengenai dirinya
untuk diketahui semua orang (Firdaus, 2022). Sedangkan second account akan digunakan
sebagai panggung belakang, yang artinya pengguna tersebut akan menampilkan sisi dirinya
apa adanya pada setiap postingannya dan hanya akan ditunjukkan pada orang tertentu atau
orang terdekatnya yang mengetahui second account-nya tersebut (Shinta & Putri, 2022) .
Teori yang membahas mengenai istilah panggung depan (front stage) dan panggung belakang
(back stage) ini biasa disebut dengan dramaturgi (Rizkiana &Aprianti, 2022).
Istilah dramaturgi dikemukakan oleh Erving Goffman dalam bukunya “Presentation of
Self in Everyday Life” hal ini merujuk pada keinginan seseorang untuk memanipulasi kesan
pada orang lain selayaknya pertunjukan drama, yang mana seorang aktor tersebut akan
menggunakan kostum, setting tempat, suasana, pengungkapan perasaan, pemilihan tata
bahasa (dialog) dan segala tindakan non-verbal lainnya guna memuluskan jalan untuk
mencapai tujuan yaitu kesan baik dimata orang lain (Goffman, 1956). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa front stage adalah tempat drama ditampilkan sedangkan back stage adalah posisi yang
tidak terlihat oleh penonton. Sehingga wajar jika tidak semua orang mengetahui adanya
second account tersebut.
Banyak alasan dibalik terbentuknya second account ini. Melalui wawancara yang
penulis lakukan bersama tiga mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta, salah satu
mahasiswi dengan inisial N (22 Tahun) mengungkapkan bahwa tujuan ia memiliki second
account ini adalah agar ia memiliki ruang tersendiri yang hanya ia dan Allah yang
mengetahuinya, Terkadang ia menggunakannya untuk stalking aktor, aktris, dan juga mantan.
Sementara mahasiswa berinisial L (21 Tahun) mengungkapkan tujuan dibentuknya second
account Instagram adalah untuk tempat berkarya. Mahasiswa L merasa tidak percaya diri jika
langsung mengunggahnya di first account Instagram yang telah memiliki ratusan pengikut,
sehingga ia memilih untuk mengunggahnya di second account Instagram yang hanya
memiliki dua puluhan pengikut yang terdiri dari teman dekatnya saja. Sedangkan mahasiswi
K (20 Tahun) mengungkapkan bahwa alasan ia memiliki second account adalah agar ia bebas
memposting fotonya sebanyak yang ia mau, memposting lomba-lomba, mengikuti giveaway,
dan mengikuti volunteer, yang tentu saja hanya teman-teman terdekatnya saja yang
mengetahui second account-nya tersebut.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkiana dan Aprianti
(2022) dalam jurnalnya yang berjudul “Dramaturgi Pengguna Second Account Pada Generasi
Z”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan subjek yang berjumlah 7
orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling non-probability, menunjukkan
bahwa panggung depan cenderung menonjolkan sisi positifnya di akun tersebut dan
panggung belakang yang terdapat fakta sebenarnya tentang diri pengguna. Popularitas
Instagram sebagai salah satu situs jejaring sosial yang paling banyak digunakan menjadi
sarana membangun eksistensi bagi pengguna akun. Pemilik akun sadar bahwa persepsi
pengguna lain terhadap mereka akan dipengaruhi oleh konten yang mereka posting di akun
instagramnya. Sadar akan potensi kontroversi dan tanggapan yang beragam dari pengikutnya,
akhirnya pengguna memutuskan untuk menampilkan diri dengan cara yang berbeda dengan
membuat akun instagram kedua.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Dewi dan Janitra (2018), yang berjudul
“Dramaturgi dalam Media Sosial: Second Account di Instagram sebagai Alter Ego”,
menggunakan Teori Dramaturgi dan pendekatan Cyber Etnhography, diperoleh hasil bahwa
tujuan informan memiliki akun alter adalah untuk mempresentasikan sisi lain pada dirinya,
sebagai buku harian online pribadi, untuk kepentingan bisnis, dan juga untuk memberikan
komentar negatif pada beberapa selebritis. Adanya second account tersebut adalah sebagai
back stage atau panggung belakang mereka yang lain, karena first account berisi nama asli
informan dan biasa informan gunakan untuk memposting foto-foto dan caption yang
tujuannya untuk pencitraan.
Goffman (dalam Wanodya, 2019) mengungkapkan bahwa terdapat empat aspek
pengelolaan kesan (impression management) dalam dramaturgi, diantaranya: 1) Adanya
deskripsi diri, individu sebagai aktor akan aktor akan dan menampilkan perilaku yang
berbeda, menampilkan identitas diri, dan menampilkan fisik secara baik; 2) Terdapat relasi,
dimana aktor menampilkan tingkah laku interaksi sosial dan menampilkan hubungan sosial
dengan sesama yang menggambarkan identitas sosial; 3) Terdapat harapan, aktor memiliki
keinginan untuk melakukan motivasi yang beriringan untuk memenuhi keinginan; 4) Adanya
kebutuhan aktivitas, yaitu aktor mempunyai kebutuhan untuk hanya berkomunikasi dengan
orang tertentu dan mempunyai kebutuhan untuk tidak diketahui khalayak umum.
Menurut Goffman (dalam Mulyana, 2018), ada beberapa faktor penyebab terjadinya
dramaturgi, antara lain: 1) orang yang bertindak sebagai aktor berusaha untuk tidak
menunjukkan kesalahan yang terjadi dalam persiapan pertunjukan dan cara yang dipilih
untuk mengatasi kesalahan tersebut; 2) Pelaku hanya menunjukkan hasil akhir, tanpa
menunjukkan prosesnya; 3) Aktor tidak menunjukkan "pekerjaan kotor" yang menghasilkan
hasil akhir. Pekerjaan kotor dapat mencakup pekerjaan kotor secara fisik, semi legal, kejam
dan ilegal; 4) Aktor mengabaikan norma lain, sehingga aktor menyembunyikan negosiasi
yang dilakukan sehingga pertunjukkan tetap dapat berlangsung dengan baik.
Faktor-faktor tersebut membuat seseorang menggunakan akun Instagram lebih dari
satu, karena seseorang ingin menunjukkan citra diri yang positif, menampilkan kesan yang
selalu ingin dilihat orang lain dengan baik, sehingga individu akan mengalami kesulitan
untuk menerima keadaan diri mereka yang sebenarnya karena mereka terobsesi dengan
kesempurnaan pada first account mereka (Ersyafiani, 2018). Dalam psikologi, ini disebut
self-esteem atau harga diri.
Menurut Rosenberg (dalam Silmi, F. I., & Zahro, E. B., 2022), self-esteem merupakan
penilaian secara keseluruhan terhadap diri sendiri baik dalam hal positif maupun negatif.
Self-esteem dianggap sebagai faktor penting dalam aktivitas manusia karena orang tidak
pernah jauh dari perhatiannya terhadap diri mereka sendiri (Dewi & Nursanti, 2022). Hal-hal
seperti jati diri, identitas diri, kesan positif atau negatif yang dimiliki orang lain tentang
dirinya, dan citra diri di mata orang lain sangat penting untuk keberfungsian manusia (Byron
dalam Sahri, 2016).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap tiga responden melalui
pertanyaan singkat mengenai alasan responden menggunakan second account Instagram pada
mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta, dapat diketahui bahwa didalam menggunakan
akun utama atau first account, responden perlu untuk menjaga citra diri atau image agar tidak
dikritik atau dinilai buruk oleh orang lain. Sedangkan ketika responden menggunakan second
account adalah untuk berekspresi dengan sesungguhnya, menampilkan diri apa adanya, dan
mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Hal-hal inilah yang disebut dengan self-esteem.
Penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa rupanya juga dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya self-esteem mereka (Amalia & Sumaryanti, 2022). Individu yang memiliki self-
esteem tinggi akan cenderung untuk berusaha menampilkan citra diri yang baik di mata orang
lain, mereka akan berusaha memperlihatkan kesan yang dianggap dapat memberikan
keuntungan dari hal tersebut. Sedangkan individu dengan self-esteem yang rendah, akan
cenderung tidak begitu mempedulikan dengan apa dan kepada siapa postingan akan
dibagikan (Khafidar, 2022). Mereka akan tetap percaya diri memposting diri mereka
meskipun sedang memakai baju yang dinilai kurang sopan (Amanda & Sumaryanti, 2021).
Tinggi rendahnya self-esteem pada individu, dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun
internal. Yang termasuk faktor internal dapat berupa kondisi fisik individu, kecerdasan, dan
jenis kelamin. Sedangkan, faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan sosial (Hardika, Noviekayati & Saragih, 2019).
Menurut Rosenberg (1979), menjelaskan bahwa terdapat dua aspek dari self-esteem,
yaitu penghormatan diri dan penerimaan diri, kemudian dalam aspek tersebut memiliki lima
dimensi, diantaranya (1) dimensi emosional, mengenai keterlibatan seseorang tentang
emosinya; (2) dimensi fisik, mengenai persepsi individu tentang kondisi fisik; (3) dimensi
akademik, yaitu mengenai persepsi individu tentang pendidikan; (4) dimensi keluarga,
mengenai keterlibatan individu dalam partisipasi dan integrasi di dalam keluarga; (5) dimensi
sosial, mengenai persepsi individu tentang hubungan sosial (dalam Latupeirissa & Wijono,
2022).
Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan penulis di atas, maka penulis tertarik
untuk meneliti tentang “Hubungan antara Dramaturgi dan Self-Esteem pada Mahasiswa
Pengguna Second Account Instagram”. Penelitian terkait second account dan dramaturgi
memang masih minim dibahas dalam penelitian. Terbatasnya penelitian ini yang membuat
penulis lebih tertarik lagi untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai fenomena dan
variabel psikologi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara dramaturgi dan self-esteem pada mahasiswa pengguna second account Instagram.

Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian mengacu pada
jumlah dan ukuran sehingga data yang diperoleh berupa numerik (angka) yang kemudian
diolah dan dianalisis menggunakan metode statistik (Firmansyah & Masrun, 2021).
Sedangkan, tujuan dari desain penelitian korelasional adalah untuk mengetahui sejauh mana
variasi dan keterikatan satu variabel dengan variabel lainnya (Arsyam & Tahir, 2021). Desain
penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui atau membuktikan apakah terdapat
hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih (Syahza, 2021).
Pasrtisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta
berusia 18 hingga 24 tahun yang aktif menggunakan media sosial Instagram. Karakteristik
partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif UIN Raden Mas Said Surakarta
berusia 18-24 tahun yang aktif menggunakan media sosial Instagram dan memiliki second
account Instagram. Partisipan atau sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada penilaian peneliti tentang siapa yang
dapat memberikan informasi terbaik untuk mencapai tujuan peneliti (Lenaini, 2021). Sampel
penelitian diharuskan lebih banyak dari syarat minimal 30 partisipan (Kerlinger & Lee dalam
Iqbal, 2021). Karena semakin besar n (semakin besar nilai n = jumlah sampel), maka akan
semakin akurat hasil yang diperoleh (Supranto, Silmi & Zahro, 2022). Dalam penelitian ini,
jumlah sampel adalah sebanyak 000 partisipan.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner, yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawab (Kumar, Silmi & Zahro,
2022). Dalam penelitian ini digunakan dua skala pengukuran dalam teknik pengumpulan
data, yaitu alat ukur dramaturgi dan alat ukur RSE (Rosenberg Self-Esteem Scale). Alat ukur
dramaturgi yang dikembangkan oleh Erving Goffman (1956) mengungkapkan bahwa
terdapat empat aspek pengelolaan kesan (impression management) dalam dramaturgi,
diantaranya: 1) Adanya deskripsi diri; 2) Terdapat relasi; 3) Terdapat harapan; serta 4)
Adanya kebutuhan aktivitas. Sedangkan alat ukur RSE (Rosenberg Self-esteem Scale) yang
dikembangkan oleh Morris Rosenberg (1965) digunakan untuk mengukur self-esteem. Uji
coba alat ukur dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut.
Menurut (Saifuddin, 2020), mengungkapkan bahwa alat ukur psikologis yang baik
harus memiliki nilai reliabilitas dan validitas yang tinggi. Uji coba alat ukur dilakukan
terhadap 00 mahasiswa di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang aktif menggunakan media
sosial Instagram dan memiliki second account Instagram. Uji validitas dilakukan dengan
memeriksa validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas isi dan uji keterbacaan dilakukan
oleh expert judgement. Sedangkan validitas konstruk dilakukan dengan menguji korelasi
antar aitem untuk mengetahui tingkat daya diskriminasi aitem (Azwar, Silmi, & Zahro,
2022). Daya diskriminasi aitem dianggap memuaskan jika nilai korelasi aitem dengan skor
sebenarnya mencapai 0,20 (Crocker & Algina, Silmi & Zahro, 2022).
Menurut (Nunnally & Bernstein dalam Maulana, 2022) suatu alat ukur dapat dikatakan
reliabel apabila koefisien reliabilitas Alpha Cronbach minimal 0,70. Dari hasil uji reliabilitas
yang dilakukan terhadap 00 responden, skala dramaturgi mendapatkan koefisien reliabilitas
sebesar 0,000 yang berarti skala dramaturgi tergolong reliabel. Berdasarkan uji validitas dan
reliabilitas pada skala dramaturgi yang awalnya berjumlah 27 aitem, diperoleh hasil bahwa
00 aitem dipertahankan dan 0 aitem dibuang yaitu pada nomor item 0, 0, 0 dan 0. Sedangkan
alat ukur RSE (Rosenberg Self-esteem Scale) mendapatkan koefisien reliabilitas sebesar
0,000, dimana alat ukur RSE (Rosenberg Self-esteem Scale) dianggap reliabel. Berdasarkan
uji validitas dan reliabilitas pada alat ukur RSE (Rosenberg Self-esteem Scale) yang awalnya
berjumlah 21 aitem, sebanyak 00 aitem dipertahankan dan 0 aitem dihapus yaitu pada nomor
aitem 0, 0, 0 dan 0.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software IBM SPSS versi 26.
Analisis yang dilakukan ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel
dengan variabel lain, yaitu melihat koefisien korelasi antara dramaturgi dan self-esteem pada
mahasiswa yang aktif menggunakan media sosial Instagram dan memiliki second account
Instagram. Teknik analisis statistik untuk mengukur korelasional adalah menggunakan
Pearson Correlation.
Daftar Pustaka
Amanda, S. A., & Sumaryanti, I. U. (2021). Hubungan Self Esteem Dan Self Presentation Pada Wanita
Dewasa Awal Pengguna Instagram Di Kota Bandung. Prosiding Psikologi, 439-443.

Amalia, A., & Sumaryanti, I. U. (2022, July). Pengaruh Self-esteem terhadap Fear of Missing Out
pada Emerging Adulthood Pengguna Instagram. In Bandung Conference Series: Psychology
Science (Vol. 2, No. 2, pp. 252-260).
Antasari, C., & Pratiwi, R. D. (2022). PEMANFAATAN FITUR INSTAGRAM SEBAGAI
SARANA KOMUNIKASI PEMASARAN KEDAI BABAKKEROYOKAN DI KOTA
PALU. Kinesik, 9(2), 176–182.
Arsyam, M., & Tahir, M. Y. (2021). Ragam Jenis Penelitian dan Perspektif. Al-Ubudiyah: Jurnal
Pendidikan dan Studi Islam, 2(1), 37-47.
Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia/APJII. 2022. “Data Statistik Pengguna Internet
Indonesia 2022”.
Dewi, W. C., & Nursanti, E. (2022). Body Image Dengan Harga Diri Pada Wanita Dewasa Awal
Pengguna Skincare (Perawatan Wajah). IDEA: Jurnal Psikologi, 6(2), 66-74.
Feroza, C. S., & Misnawati, D. (2020). PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM PADA
AKUN @YHOOPHII_OFFICIALSEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DENGAN
PELANGGAN. Jurnal Inovasi, 14(1), 32–41.
Firdaus, W. (2022). Pengaruh dramaturgi penggunaan second account media sosial Instagram
terhadap interaksi sosial pada mahasiswa (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim).
Firmansyah, M., & Masrun, M. (2021). Esensi Perbedaan Metode Kualitatif Dan Kuantitatif.
Elastisitas-Jurnal Ekonomi Pembangunan, 3(2), 156-159.
Hardika, J., Noviekayati, I. G. A. A., & Saragih, S. (2019). Hubungan Self-Esteem dan Kesepian
dengan Kecenderungan Gangguan Kepribadian Narsistik pada Remaja Pengguna Sosial
Media Instagram. Psikosains: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi, 14(1), 1-13.
HUSNA, G. F. (2022). Fenomena Dramaturgi di Media Sosial Mahasiswa Sosiologi Fisip Unsoed
(Studi Kasus Pengguna Second account Media Sosial Instagram) (Doctoral dissertation,
Universitas Jendral Soedirman).
Idaman, N., & Kencana, W. H. (2021). Identitas Virtual Remaja Pada Media Sosial Instagram.
IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial dan Humaniora, 5(1), 1-9.
Iqbal, M. (2021). Efektifitas Digital Marketing Terhadap Kualitas Layanan pada Usaha di Masa
Pandemi Covid 19 (Studi Kasus di Aceh). JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan
Akuntansi), 7(2), 83-93.
Khafidar, D. L. (2022). Hubungan Self-Esteem dengan Self-Disclosure pada Remaja Pengguna
Instagram
Latupeirissa, A., & Wijono, S. (2022). Self-Esteem dengan Self-Presentation pada Mahasiswa
Pengguna Media Sosial Instagram. Bulletin of Counseling and Psychotherapy, 4(2), 226-234.
Lenaini, I. (2021). Teknik pengambilan sampel purposive dan snowball sampling. Historis: Jurnal
Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 6(1), 33-39.
Liedfray, T., Waani, F. J., & Lasut, J. J. (2022). Peran Media Sosial Dalam Mempererat Interaksi
Antar Keluarga Di Desa Esandom Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa
Tenggara. Jurnal Ilmiah Society, 2(1), 1–13.
Maulana, A. (2022). Analisis Validtas, Reliabilitas, dan Kelayakan Instrumen Penilaian Rasa
Percaya Diri Siswa. Jurnal Kualita Pendidikan, 3(3), 133-139.
Nur, E. (2021). Peran media massa dalam menghadapi serbuan media online. Majalah Semi Ilmiah
Populer Komunikasi Massa, 2(1).
Prihantoro, E., Damintana, K. P. I., & Ohorella, N. R. (2020). Self disclosure generasi milenial
melalui second account Instagram. Jurnal Ilmu Komunikasi, 18(3), 312-323.
Rejeki, S., Komalawati, E., & Indriyanti, P. (2020). Penggunaan Instagram Terhadap Citra Diri
Mahasiswa. Jurnal Lugas, 4(2), 105–115. http://ojs.stiami.ac.id
Rizkiana, N. I., & Aprianti, A. (2022). Dramaturgi Pengguna Second Account Pada Generasi Z.
Journal E-Proceeding of Management, 8(6), 3393–3397.
https://forms.gle/rUGdc6uvFZY1XJeTA
Sahri, F. N. (2016). Hubungan Antara Body Image Dengan Self Esteem Pada Wanita Dewasa
Awal Pengguna Skincare (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA).
Saifuddin, A. (2020). Penyusunan skala psikologi. Prenada Media.
Silmi, F. I., & Zahro, E. B. (2022). Hubungan Body Image dengan Self-Esteem pada Remaja
Akhir Pengguna Instagram di Jabodetabek. KONFERENSI NASIONAL PSIKOLOGI
KESEHATAN IV, 97.
Shinta, A., & Putri, ; K Y S. (2022). Penggunaan Multiple Account Media Social Instagram
sebagai Dramaturgi Pada Perempuan Milenial. Jurnal Communicology, 10(2), 188–205.
http://journal.unj.ac.id/
Syahza, A. (2021). Metodologi Penelitian Edisi Revisi.
Wahyunindya, P. B., & Silaen, S. M. J. (2021). KONTROL DIRI DENGAN FEAR OF MISSING
OUT TERHADAP KECANDUAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA KARANG
TARUNA BEKASI UTARA. Jurnal IKRA-ITH Humaniora, 5(1), 51–58. www.apjii.or.id
We are Social. 2022. “Digital in 2022: Global Overview”. Di https://wearesocial.com/special-
reports/digital-in-2022-global-overview (akses 17 Februari 2023).

Anda mungkin juga menyukai