Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa Mampu menerapkan sifat-sifat operasi hitung dalam melakukan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan.
Pendahuluan
Perhatikan hadits berikut ini.
Pada himpunan bilangan riil dapat dilakukan operasi-operasi hitung seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, penarikan akar, perpangkatan, dan lain-lain. Berikut ini
akan dibahas beberapa definisi yang berkaitan dengan operasi hitung pada bilangan, dimulai
dari bilangan cacah.
1
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
Operasi penjumlahan bilangan cacah bersifat tertutup, artinya hasil penjumlahan dua
bilangan cacah adalah bilangan cacah juga.
2. Operasi pengurangan merupakan lawan dari operasi penjumlahan. Pengurangan
bilangan cacah p – q = r adalah lawan dari penjumlahan q + r = p. Dapat ditulis,
p – q = r ⇔ p = q + r. Dibaca: p – q = r jika dan hanya jika p = q + r.
Contoh: 5 – 2 = 3 ⇔ 5 = 2 + 3
6 – 4 = .... ⇔ 6 = 4 + ....
7 – .... = .... ⇔ 7 = .... + ....
.... – .... = .... ⇔ .... = .... + ....
Bagaimana dengan pengurangan dua bilangan yang sama?
Contoh: 12 – 12 = 0 ⇔ 12 = 12 + 0
6–6=0
.... – .... = 0
sebanyak p kali
contohnya: 2 × 4 = 4 + 4 = 8
4×2=2+2+2+2=8
3 × 5 = .... + .... + .... = ....
5×6=
7×1=
Operasi perkalian bilangan cacah memenuhi sifat tertutup.
2
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
Contoh: 12 ÷ 3 = 4 ⇔ 12 = 3 × 4
10 ÷ 2 = .... ⇔ 10 = 2 × ....
21 ÷ .... = 7 ⇔ 21 = .... × 7
.... ÷ .... = 6 ⇔ .... = .... × 6
.... ÷ .... = .... ⇔ .... = .... × ....
Apa yang dapat disimpulkan tentang pembagian dua bilangan yang sama?
…………………………………………………………..
Operasi pembagian bilangan cacah tidak bersifat tertutup karena hasil
pembagiannya bisa berupa bilangan cacah, namun bisa pula bukan bilangan cacah.
Berikan contohnya.
3
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
Bagaimana dengan operasi pembagian bilangan bulat, apakah memenuhi sifat tertutup?
Perhatikan contoh berikut.
8 ÷ 4 = ....
3 ÷ 2 = ....
–12 ÷ 6 = ....
–9 ÷ 4 = ....
Dari contoh-contoh di atas, apa yang dapat Anda simpulkan tentang sifat pembagian bilangan
bulat?
Disamping sifat tertutup yang dibahas di atas, terdapat sifat-sifat operasi hitung lainnya yaitu
sifat komutatif, asosiatif, distributif, unsur identitas dan invers. Berikut akan dibahas satu
persatu.
4
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
segelas air manis, memasukkan gula sebelum air maupun memasukkan air sebelum gula,
hasilnya tetap sama. Begitu pula bila kita berjalan 3 langkah, lalu berjalan lagi 5 langkah,
hasilnya akan sama jika kita berjalan 5 langkah terlebih dahulu, kemudian 3 langkah. Pada
operasi hitung, apabila urutan pengerjaan tidak mempengaruhi hasil (tetap memberikan hasil
yang sama), maka operasi seperti itu dikatakan bersifat komutatif.
Untuk memeriksa sifat komutatif operasi hitung pada bilangan riil, lengkapilah tabel
berikut ini dan bandingkan hasil pada kolom kiri dan kolom kanan.
Penjumlahan
4+7= 7+4=
2 + (–3) = –3 + 2 =
( (
1+)= )
+1=
Pengurangan
4–7= 7–4=
2 – (–3) = –3 – 2 =
( (
1–)= )
–1=
Perkalian
4×7= 7×4=
5
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
2 × (–3) = (–3) × 2 =
( (
1×)= )
×1 =
Pembagian
6÷3= 3÷6=
8 ÷ (–2) = –2 ÷ 8 =
4 ÷ 0,5 = 0,5 ÷ 4 =
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa operasi penjumlahan memenuhi sifat komutatif.
Secara umum ditulis, 𝑝 + 𝑞 = 𝑞 + 𝑝.
Apakah operasi perkalian memenuhi sifat komutatif?
Secara umum dapat ditulis, 𝑝 × 𝑞 = .... × ....
Apakah operasi pengurangan memenuhi sifat komutatif?
Apakah operasi pembagian memenuhi sifat komutatif?
Sifat komutatif dapat memudahkan kita pada saat melakukan operasi hitung penjumlahan dan
perkalian. Contohnya, 6 + 148. Soal ini lebih mudah dihitung dengan menukarkan tempat
kedua suku penjumlahan menjadi 148 + 6. Dengan cara bersusun ke bawah dapat ditulis,
148
6+
....
Untuk perkalian contohnya, 34 × 1652. Soal ini juga lebih mudah dihitung dengan menukarkan
tempatnya menjadi
1652
34 ×
.......
6
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
Untuk memeriksa apakah pengurangan, perkalian, dan pembagian juga memenuhi sifat
asosiatif, lengkapilah tabel berikut ini kemudian bandingkan hasil di kolom kanan dan di kolom
kiri.
Pengurangan
(7 – 5) – 4 = 7 – (5 – 4) =
(2 – (–1)) – 3 = 2 – (–1 – 3) =
( % ( %
/2 ) − (2 − 1 = 2 ) − /( − 12 =
Perkalian
(3 × (–2)) × 4 = 3 × (–2 × 4) =
( % ( %
/2 ) × (2 × (– 3) = 2 ) × /( × (−3)2 =
7
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
Pembagian
(6 ÷ 3) ÷ 2 = 6 ÷ (3 ÷ 2) =
' % ' %
/( ÷ 1 ) 2 ÷ 4 = (
÷ /1 ) ÷ 42 =
Sama halnya dengan sifat komutatif, sifat asosiatif juga memudahkan kita dalam
menghitung hasil penjumlahan dan perkalian. Contohnya, penjumlahan 53 + 86 + 47 + 24 lebih
mudah dilakukan dengan menukar tempat dan mengelompokkan suku-suku penjumlahannya
menjadi (53+47) + (86+24) = 100 + 110 = 210. Begitu juga perkalian 4 × 39 × 25 lebih mudah
dihitung dengan (4 × 25) × 39 = 100 × 39 = 3900.
8
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
b. −3 × 0 = 0 × (−3) = ....
c. 1000 × 0 = 0 × 1000 = ....
Kesimpulan:
9
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
Unsur Identitas
0 adalah unsur identitas penjumlahan karena menjumlahkan dengan 0 tidak mengubah
hasil penjumlahan. Secara umum ditulis, 𝑝 + 0 = 0 + 𝑝 = 𝑝
1 adalah unsur identitas perkalian karena mengalikan dengan 1 tidak mengubah hasil
perkalian. Secara umum ditulis, 𝑝 × 1 = 1 × 𝑝 = 𝑝
4.7 Invers
Dalam operasi hitung dikenal istilah invers penjumlahan dan invers perkalian. Untuk
memahami makna invers penjumlahan, lengkapi perhitungan berikut ini.
1 + .... = 0, maka invers penjumlahan dari 1 adalah ....
24 + .... = 0, maka invers penjumlahan dari 24 adalah ....
–3 + .... = 0, maka invers penjumlahan dari –3 adalah ....
( (
&
+ .... = 0, maka invers penjumlahan dari & adalah ....
% %
− ' + .... = 0, maka invers penjumlahan dari − ' adalah ....
Invers penjumlahan dari suatu bilangan adalah lawan dari bilangan itu. Apabila suatu bilangan
dijumlahkan dengan invers penjumlahannya maka hasilnya 0. Secara umum ditulis,
𝑝 + (−𝑝) = 0.
10
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
Invers perkalian dari suatu bilangan adalah kebalikan (reciprocal) dari bilangan tersebut.
Apabila suatu bilangan dikalikan dengan kebalikannya maka hasilnya 1. Secara umum ditulis,
%
𝑝 × > = 1.
Sifat distributif memudahkan kita dalam melakukan operasi hitung. Contohnya, 25 × 42 dapat
diselesaikan sebagai berikut.
25 × 42 = 25 × (40 + 2)
= (25 × 40) + (25 × 2)
= 1000 + 50
= 1050
Contoh lain, 36 × 5 dapat diselesaikan sebagai berikut.
36 × 5 = (30 + 6) × 5
= (30 × 5) + (6 × 5)
= 150 + 30
= 180
11
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
m = 9.
Dalam penyelesaian soal seperti di atas, terkadang kita tidak menuliskan lagi langkah
penambahan (–3) pada kedua ruas, namun langsung ditulis seperti ini:
3 + m = 12
m = 12 – 3
m=9
b) 2k + 4 = 10 + k
2k – k = .... – ....
k = ....
m = 3.
Atau secara ringkas dapat ditulis seperti berikut ini.
8m = 24
')
m= ?
=3
12
Dikutip dari buku Teori Bilangan untuk Mahasiswa PGSD karangan Linda Vitoria (2019)
Soal Latihan
1. Bacalah isi terjemahan Surat Al-Baqarah (2) ayat 196. Operasi hitung apakah yang
terdapat dalam ayat tersebut?
2. Durasi puasa berbeda-beda untuk tiap-tiap negara. Menurut situs cnnindonesia.com, rata-
rata durasi puasa di Indonesia adalah 13 jam dalam sehari, sedangkan di Finlandia 20 jam.
Jika bulan puasa tahun ini Budi menjalankan 15 hari puasanya di Indonesia dan 15 hari
lagi di Finlandia, berapa total jam ia berpuasa?
3. Lingkari Benar (B) atau Salah (S) pada pernyataan-pernyataan berikut ini. Apabila salah,
tuliskan jawaban yang benarnya.
a. B – S Perkalian bilangan cacah bersifat asosiatif.
b. B – S Pengurangan bilangan asli bersifat tertutup.
%
c. B – S Invers penjumlahan dari 10 adalah %@
4. Pada soal berikut ini, terapkan sifat komutatif dan asosiatif dalam menghitung hasilnya.
a. 47 + 58 + 12
b. 34 + 23 + 46 + 17
c. 4 × 3,4 × 5
5. Tentukan nilai k.
a. 5 – k = 16 – 2k
b. 4k – 8 = k + 19
c. 3,5 + 2k = 7,7
13