Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 4

AIK IV
AKHLAQ DAN MUAMALAH
Naratif Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pertemuan Kelima Mata Kuliah Al
Islam dan Kemuhammadiyahan IV
Dosen Pengampu
Arif Luqman Hakim, S.E.I., M.E.

Disusun Oleh:
ROYCE RAHMAHDA VIONADIN
202110110311345
KELAS G
JURUSAN ILMU HUKUM, FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2023
AL KINDI

Pada suatu hari yang cerah disebuah desa nan jauh, hiduplah seorang kakek
yang sedang menemani cucunya bermain disekitar sawah tempat mereka tinggal.
Kakek tersebut sangat menyayangi cucunya, apalagi cucunya yang juga sangat
menyayangi kakeknya terlebih lagi dia suka mendengar kisah kisah yang
diceritakan kakeknya mulai dari kisah nabi dan rosul maupun kisah kisah heroic
para pahlawan dan ilmuan ilmuan islam terdahulu. Sang kakek juga tidak luput
memberikan wejangan wejangan dan pengetahuan dunia kepada cucunya tersebut.
Pada hari itu cucu kakek bertanya kepada kakek “Kek siapa itu Al Kindi?” sang
kakek pun tersenyum dan kemudian berkata “Sini cu, duduk dahulu, akan kakek
ceritakan tentang Al kindi” cucu kakek yang kegirangan langsung duduk disamping
kakek dengan mata berbinar binar, sang kakek kemudian mulai bercerita tentang Al
Kindi “Cu Al Kindi itu merupakan nama pendeknya, nama panjangnya ialah Abu
Ya’kub Ishak al-Kindi, beliau lahir pada tahun 185H / 801M di Kufah, beliau lahir
dari keluarga bermartabat dan kaya, kakek beliau bernama Al-Asy’as Ibnu Qais
yang merupakan sahabat nabi Muhamad, yang gugur bersama Sa’ad Ibnu Abi
Waqqas dalam perang antara kaum muslim dengan Persia dan Irak. Ayah beliau
bernama Ishak Ibnu As-Shabbah yang merupakan Gubernur Kufah saat
pemerintahan Al-Mahdi (775 - 785M) dan Ar-Rasyid (786 - 809M) yang meninggal
saat Al-Kindi masih kecil. Oh iya cu, Al-Kindi sendiri merupakan keturunan Arab
Selatan, yang nenek moyangnya punya silsilah kepada Ya’kub bin Qat’an yang
merupakan nenek pertama dari suku Arab Selatan. Al-Kindi hidup ketika Khalifah
Harun Ar-Rasyid berkuasa tepatnya pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah.
Pendidikan Al-Kindi menitik beratkan kepada pendidikan Islam yang mana saat
masih kecil ayah beliau mendatangkan guru untuk mengajari anaknya. Al-Kindi
terkenal akan karyanya yang ada lebih dari 200 buah terutama terjemahan dari
filosof Yunani dalam bahasa Arab. Saat Al-Kindi memperkenalkan filsafat pada
masa itu beliau ditentang keras oleh ahli fiqh sebab saat itu filsafat belum banyak
terkenal. Adapun cara beliau dalam memperkenalkan filsafat antara lain dengan
memaparkan yang dapat diambil dari sumber asli lalu diberikan ulasan terhadap
masalah yang dikemukakannya itu, menselaraskan antara agama dan filsafat sebab
agama tidak bertentangan dengan filsafat, menterjemahkan buku corak ilmu filsafat
dan lainnya yang kemudian diberikan komentar dan ulasan sehingga pembaca dapat
paham dan mengerti maksud dari beliau, dan yang terakhir beliau memberikan
uraian tersendiri mengenai filsafat. Adapun beberapa karya tulis Al-Kindi antara
lain Fi al-fasafah al-Ula, Kitab al-Hassi ala Ta’allum al-Falsafat, Risalat Ila al
Ma’mun fi al-Illat Wal Ma’lul, Risalat fi Ta’lif al-A’dad, Fi al-Nafs, Kammiyat
Kutub Aristoteles, dan Kitab al-Filsafat al-Dakhilat wa al-Masa’il al-Manthiqiyyut
wa al-Mu’tashah wa ma Fuqaha al-Thabiyyat. Cu Al-Kindi berusaha memadukan
filsafat dengan agama, untuk filasafat metafisika sendiri beliau mengatakannya
sebagai pengetahuan tentang realitas pertama yang jadi sebab semua realitas. Beliau
beranggapan bahwa filsafat dapat jadi alat kuat guna menunjang pembinaan dan
perkembangan kemajuan agama. Filsafat merupakan pengetahuan tentang hakikat
segala hal tak terkecuali masalah ketuhanan dan etika. Filsafat merupakan bagian
dari agama karena merupakan pengetahuan tentang kebenaran. Logika dalam
agama menempati posisi tinggi sebab tuhan menyuruh manusia untuk
menggunakan akal pikiran sedangkan usaha filsafat itu diatur oleh logika itu
sendiri. Filsafat merupakan ilmu kemanusiaan yang dicapai filosof dengan berpikir,
belajar dan usaha manusiawi lainnya sedangkan agama merupakan ilmu ketuhanan
yang dicapai langsung dari tuhan tanpa adanya proses belajar dan berpikir. Filsafat
menunjukkan ketidakpastian, perlu adanya pemikiran dan perenungan, sedangkan
agama menunjukkan kepastian yang tak memerlukan pemikiran atau perenungan.
Filsafat itu metode logika sedangkan agama itu metode keimanan. Menurut Al-
Kindi benda yang ada di alam semesta terbagi jadi hakikat sebagai Juz’i (al-haqiqat
juz’iyyat) dan hakikat sebagai kulli (al-haqiqat kulliyat). Menurut Al-Kindi sebab
ada dua yaitu sebab yang sebenarnya dan sebab yang tidak sebenarnya. Beliau
menjelaskan bahwa jiwa manusia punya tiga daya antara lain daya nafsu (al-
quwwat al-syahwaniyyat), daya marah (al-Quwwat al-Ghadabiyyat), dan daya
piker (al Quwwat al Aqliyyat). Beliau juga membagi akal jadi akal yang selalu
bertindak (al-‘Aql allazi bi al-fi’a abada), akal yang bersifat potensial (al-‘Aql bi
al-Quwwat), akal yang bersifat perolehan (acquire intellect), akal yang berada
dalam keadaan aktual nyata. Menurut Al-Kindi benda di alam dikatakan aktual jika
terdiri dari al- Unshurriyyat (materi benda), al-Shuriyyat (bentuk benda), al-Fa’ilat
(Pembuat benda, agent), dan al-Tamamiyat (manfaat benda). Seperti itu kisah Al
Kindi cu, sangat cocok jadi teladan bukan?” Cucu kakek menyaut “sangat
menginspirasi kek” Kakek pun berkata “Ayok pulang hari sudah mau malam” Sang
cucu menyaut “Ok kek” kakek dan cucunya pun bergegas kembali ke rumah
mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Puji Astutik, M. (2017). BUKU AJAR AL-ISLAM DAN
KEMUHAMMADIYAHAN 4 (AIK 4). Sidoarjo: UMSIDA PRESS.
Ebtavany, T. G. (2018). Perkembangan IPTEKS Untuk Mewujudkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat. Surabaya: Graniti.
Fadli, M. (2016). NILAI MORALITAS ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI.
Sorong: UNAMIN Press.
Fitri Mulyani, N. H. (2021). Analisis Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) Dalam Pendidikan. JURNAL PENDIDIKAN dan KONSELING,
101-109.
Hermawan, R. (2017). Perkembangan IPTEK dan Masyarakat Global. Jakarta:
Calon Guru.
Ilmi, Z. (2012). ISLAM SEBAGAI LANDASAN PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI. Samarinda: STAIN Samarinda Press.
Kusumaningrum, S. (2016). Ilmu Pengetahuan Teknologi Seni Dalam Kehidupan
Manusia. Sorong: UNAMIN Press.
Megawati, B. (2019). PERKEMBANGAN PADANAN ISTILAH BAHASA ASING
DALAM BAHASA INDONESIA AKIBAT PERKEMBANGAN IPTEKS. Surakarta:
UNS Press.
MS, S. (2006). KONSEP IPTEK DAN KETERPADUANNYA DALAM
ALQURAN. Jurnal Hunafa, 287-289.
Mu’adz, P. H. (2016). ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN Buku Ajar AIK 4.
Sidoarjo: UMSIDA PRESS.
Nurislamia. (2019). Pengembangan Ipteks Dalam Alquran. Enrekang: STKIP
Muhammadiyah Enrekang.
Prahasti Suyaman, L. S. (2020). PEDOMAN MATA KULIAH ISLAM & ILMU
PENGETAHUAN (AIK 4). Sukabumi: LAIK UMMI.
Puspitasari, R. (2013). Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi
serta Dampaknya Bagi Pembentukan Masyarakat Global. Surabaya: ITATS Press.
Suryanti. (2010). AGAMA DAN IPTEK: REFLEKSI DAN TANTANGANNYA
DALAM MENGEMBANGKAN MORALITAS KAUM MUDA. ORIENTASI
BARU, 135-157.
Syamsuri, A. S. (2017). BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGHELA ILMU
PENGETAHUAN DAN WAHANA IPTEKS. Makassar: UIN Makassar Press.
Taufik, S. M. (2016). ISLAM DAN IPTEKS. Surakarta: LPIK UMS.
Usman, H. (2011). Wawasan IPTEKS. Makassar: MKU UNHAS Press.
Warsidi, Z. A. (2020). MODUL KULIAH AIK 4 (Keilmuan Hukum). Surabaya:
PPAIK UMSU.
Widisuseno, I. (2015). IPTEKS DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA.
Semarang: UNDIP PRESS.
Yanzi, H. (2016). URGENSI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR
PENGEMBANGAN IPTEK UNTUK MERESPON REVOLUSI INDUSTRI 4.0.
Lampung: UNILA Press.
Aravik, H. (2019). Menguak Hal-Hal Penting Dalam Pemikiran . SALAM: Jurnal
Sosial & Budaya Syari, 191-204.
Habibah, S. (2015). FILSAFAT KETUHANAN AL-KINDI. Lamongan: UNISDA
Lamongan Press.
Kamaluddin. (2021). Al-Kindi: Filsafat Agama dan An-Nafs. Jurnal Filsafat dan
Teologi Islam, 95-105.
Madani, A. (2015). PEMIKIRAN FILSAFAT AL-KINDI. Lentera, 106-116.
Marlena, R. (2007). FILSAFAT DAN AGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-KINDI.
Lubuklinggau: IAI Al-Azhaar Press.
Soleh, A. K. (2016). AL-FALSAFAH AL-ULA. Yogyakarta: Arruzz Media.
Syihabul Furqon, N. H. (2020). Metafisika Al-Kindi Dalam Fî Al-Falsafah Al-Ûla.
JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam, 251-279.
Wahda, J. (2019). Filsafat Al-Kindi dalam Memahami Teologi. Jurnal Manthiq,
35-43.

Anda mungkin juga menyukai