PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Marmer, sebagai bahan bangunan yang indah dan mewah, melibatkan proses
pemotongan dan pemrosesan yang intensif untuk menciptakan produk akhir yang
memikat mata. Namun, di balik kemegahan itu, terdapat tantangan serius terkait
pengelolaan limbah potongan marmer. Limbah ini tidak hanya mencakup serpihan
dan partikel halus, tetapi juga memberikan peluang kreatif untuk pengolahan lebih
lanjut. Transformasi limbah potongan marmer menjadi ubin bukan hanya merupakan
solusi berkelanjutan untuk pengurangan limbah, tetapi juga membuka pintu inovasi
dalam industri pengolahan marmer.
1
operasional, mengingat limbah yang sebelumnya dianggap sebagai beban dapat
diubah menjadi sumber pendapatan atau pengurangan biaya produksi.
1.4 Tujuan
Menyelesaikan salah satu tugas sebagai syarat-syarat untuk memenuhi atau mengikuti
kurikulum Jurusan Teknik Industri Politeknik Aceh Selatan.
2
1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang Teknik
Industri sehingga dapat menetapkan dan membandingkan antara ilmu teoritis
yang diperoleh dibangku kuliah dengan proses yang terjadi dilapangan.
2. Menambah kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan mereka yang
berasal dari tingkatan sosial yang beragam khususnya dilingkungan industri.
3. Menambah pengalaman sebagai bekal pengalaman kelas jika telah menyelesaikan
pendidikan dan mengabdikan ilmu yang telah diperoleh kepada masyarakat.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Kabupaten Aceh Selatan dianugerahi oleh Allah SWT kekayaan alam yang
berlimpah baik kekayaan alam yang dapat diperbarui (renewable) maupun kekayaan
alam yang tidak dapat diperbarui (non renewable). Sumber daya mineral tersebut
diantaranya sepe galian logam (galian B), bahan ini pada dasarnya cukup banyak dan
bervariasi terkandung dan terdapat di perut bumi Aceh Selatan namun umumnya
belum dieksplorasi dan ekploitasi. Bahan galian logam yang sudah diketahui dan
sudah mulai dieksplorasi dan dieksploitasi adalah ketersediaan logam mulia (emas),
biji besi, batu marmer, dan batu granit.
4
Khusus pada penambangan serta pengolahan batu marmer dan granit,
Kabupaten Aceh Selatan memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Sumberdaya
tersebut terdapat di 50% luas wilayah Aceh Selatan dimulai dari Labuhan haji,
Sawang, Samadua, Tapaktuan, sebagian besar wilayah Kluet dan Trumon.
Ketersediaan sumberdaya ini dapat dieksplorasi hingga ratusan tahun.
Dengan potensi alam yang sangat besar itu, tentunya Politeknik Aceh Selatan
harus mengambil peran penting dalam pemanfaatannya sebagai poros bangkitnya
industri dan pendidikan vokasi berbasis teknologi untuk meningkatkan daya saing
dan nilai tambah produksi alam Aceh pada umumnya dan khususnya Aceh Selatan
serta Pesisir Pantai Barat Selatan Aceh.
Permintaan terhadap produk batu marmer ini akan terus meningkat seiring
bertambahnya laju pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi. Salah satu produk
turunan yang potensial adalah produksi kerajinan marmer, berupa meja, kursi, pot
bunga dalam berbagai ukuran, piring, gelas dan lain-lain.
5
2.2 Kegiatan WorkShop
Pada proses pemotongan siku dan ukuran ini yang dipotong adalah balok marmer
dengan ukuran sesuai kebutuhan. Bagi pengrajin marmer di Aceh Selatan, bahan
dasar marmer yang akan diolah dapat dipoduksi oleh workshop Politeknik Aceh
Selatan.
c. Proses Pembubutan
Setelah dipotong menjadi ukuran yang kecil maka langkah selanjutnya adalah
pembubutan untuk membentuk lekuk-lekuk benda yang diinginkan. Proses ini
membutuhkan mesin bubut dengan spresifikasi sesuai dengan ukuran benda yang
akan dibentuk.
d. Proses Polisher
6
Polisher kedua menggunakan Abrasive GC 120, berfungsi untuk menghaluskan
permukaan marmer lebih dari GC 80. Proses ini berlangsung sekitar 10 mnt.
Polisher ketiga menggunakan Abrasive GC 220, berfungsi untuk memunculkan
permukaan yang rata dari kadar batu marmer dan lebih halus dari GC 120.
Proses ini berlangsung selama 10 menit. Polisher keempat menggunakan
Abrasive GC 320, berfungsi untuk memancing permukaan batu marmer agar
mengkilap. Setelah proses berlangsung beberapa menit taburkan serbuk Mapely
kepermukaan batu marmer selanjutnya di polis kembali selama beberapa menit,
ini berfungsi untuk mempertahankan usia kilap pada permukaan batu tersebut.
7
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Pengertian Pemanfaatan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan Pemanfaatan adalah
dari kata manfaat arti: proses, cara, perbuatan memanfaatkan yaitu supaya
mempertahankan sifat bermanfaat yang berkesinambungan. Pemanfaatan merupakan
turunan kata dari kata ’Manfaat’, yakni suatu penghadapan yang semata-mata
menunjukan kegiatan menerima. Penghadapan tersebut pada umumnya mengarah
pada perolehan atau pemakaian yang hal-hal yang berguna baik di pergunakan secara
langsung maupun tidak langsung agar dapat bermanfaat. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, mengatakan bahwa: ”Pemanfaatan adalah hal, cara, hasil kerja
dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna”. Definisi lain dari manfaat yakni :
manfaat merupakan harapan sama artinya dengan explore penghadapan semata-mata
menunjukan suatu kegiatan menerima. Ada dua hal yang mendorong munculnya
suatu pemanfaatan, yaitu :
1. Adanya oposisi terhadap pandangan deterministis tentang efek media massa.
2. Sedangkan yang kedua yaitu adanya keinginan untuk lepas dari debat yang
berkepanjangan tentang selera media massa.
Ubin adalah material padat yang biasanya digunakan untuk lantai atau
dinding, terbuat dari berbagai bahan seperti keramik, batu alam, atau porselen.
Mereka memiliki sifat keras dan tahan lama, cocok untuk digunakan di berbagai
ruang.
8
3.3 Pengertian Marmer
Marmer adalah jenis batuan metamorf yang terbentuk dari batuan kapur yang
mengalami metamorfisme karena tekanan dan panas tinggi di bawah permukaan
bumi. Marmer ditandai dengan tekstur yang halus dan berkilau serta pola unik yang
dihasilkan oleh mineral-mineral seperti kalsit dan dolomit.
Marmer telah digunakan sejak zaman kuno sebagai bahan bangunan dan seni
karena keindahannya. Selain itu, marmer juga dikenal karena kekuatan dan
ketahanannya terhadap abrasi, membuatnya menjadi pilihan yang populer untuk
lantai, dinding, meja, patung, dan berbagai produk seni dan arsitektur lainnya.
9
BAB IV
No Gambar Penjelasan
1 Limbah potongan marmer dikumpulkan dari
berbagai sumber seperti pabrik pengolahan
batu. Kemudian, limbah tersebut dipisahkan
dari material lain seperti tanah dan debu
menggunakan alat pemisah.
2 Potongan-potongan marmer yang telah
terkumpul dibersihkan dari kotoran dan dipilih
berdasarkan kualitasnya. Potongan yang
berkualitas baik dipilah untuk dijadikan bahan
baku utama pembuatan ubin.
3 Potongan-potongan marmer dipotong menjadi
ukuran yang diinginkan menggunakan gergaji
atau mesin pemotong otomatis. Selama proses
ini, diperhatikan untuk meminimalkan
pemborosan dan memperoleh hasil yang
konsisten.
4 Potongan-potongan marmer yang telah
ditempatkan dalam cetakan kemudian
dipadatkan dan diatur dengan rapi agar sesuai
dengan desain yang diinginkan. Proses ini dapat
dilakukan secara manual dengan tangan atau
10
menggunakan alat pemadat otomatis.
5 Potongan marmer yang telah di masukan
cetakan, Selanjutnya menuangkan semen
kedalam cetakan tersebut dan diratakan hingga
masuk ke sela-sela cetakan dan merapikan
permukaan cetakannya
6 Marmer yang sudah mengeras akan di lepaskan
dari cetakkannya dan mendiamkan marmer
tersebut selama satu sampai dua hari didalam
ruangan dan tidak terkena sinar matahari
langsung agar mengeras secara optimal
7 Marmer yang didiamkan dan mengeras secara
optimal akan di ratakan permukaan nya dengan
menggunakan grinda poles sampai permukaan
nya halus dan rata
8 Selanjutnya pemberian resin pada permukaan
ubin marmer, Resin memiliki peran penting
dalam meningkatkan daya tahan dan
penampilannya. Resin membentuk lapisan
pelindung yang melindungi ubin dari
kerusakan, goresan, dan noda. Selain itu, resin
juga meningkatkan kekerasan ubin,
memperkuat strukturnya, dan mengisi cela serta
retakan kecil.
11
4.2.1 Pengurangan Limbah
12
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini, proses pengolahan limbah potongan marmer menjadi
ubin telah dibahas secara rinci. Dengan mengacu pada teori pemanfaatan, dijelaskan
bahwa penggunaan limbah potongan marmer sebagai bahan baku untuk ubin tidak
hanya memberikan manfaat lingkungan dengan mengurangi limbah industri, tetapi
juga memberikan berbagai keuntungan ekonomis dan inovasi berkelanjutan.
Langkah-langkah dalam pengolahan limbah potongan marmer menjadi ubin
telah diuraikan dengan jelas, mulai dari pengumpulan limbah hingga tahap
penyelesaian dengan pemberian resin. Proses ini menunjukkan bahwa limbah
potongan marmer dapat diolah menjadi produk bernilai tambah dengan kualitas yang
baik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran dapat diajukan untuk
pengembangan lebih lanjut dalam pemanfaatan limbah potongan marmer menjadi
ubin:
1. Penelitian Lanjutan: Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas dalam proses pengolahan limbah potongan marmer
menjadi ubin, termasuk pengembangan teknologi dan metode yang lebih
ramah lingkungan.
2. Kerjasama Industri: Menggalakkan kerjasama antara industri pengolahan
batu alam dan produsen ubin untuk memperluas pemanfaatan limbah
potongan marmer dan menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan.
13
3. Edukasi dan Kesadaran: Memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan limbah dan praktik berkelanjutan
dalam industri batu alam.
4. Regulasi dan Kebijakan: Menyusun regulasi dan kebijakan yang mendukung
pemanfaatan limbah potongan marmer secara mandiri atau melalui insentif
untuk industri yang mengadopsi praktik berkelanjutan.
.
14
DARTAR PUSTAKA
[1] [1] Doddy Setia Graha, (1987), Batuan dan Mineral. marmer
[3]
[4]
[5]
LAMPIRAN
DOKUMENTASI:
15
Gambar 1 mesin Thresher Gambar 2 crossIing Gambar 3 proses crossing
(penebah) MPD
Gambar 4 penimbah contoh Gambar 5 pemilihan sample Gambar 6 buah dalam, buah luar
sample MPD dan buah tengah
16
Gambar 7 buah abnormal Gambar 8 buah normal Gambar 9 penimbang buah
abnormal
17
Gambar 13 penimbah daging Gambar 14 penumbuk daging Gambar 15 gambar proses
yang dikupas dengan pisau buah posnir
18