Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

PENGARUH FEAR OF MISSING OUT ( FOMO ) DALAM PEMBENTUKAN


IDENTITAS MAHASISWA PRODI KOMUNIKASI UMM

Dosen Pengampu :
Dr. Saiman, M.Si.

Kamili Lam'a Q.K (364)


Novandha Aura Ramadhani (370)
Yovi Febriansyah P.O (413)
Rais Shofil Fuadi Sawir (499)
Mutiara Fransiska (372)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
I. PENDAHULUAN
Era modern saat ini hampir semua orang pasti memiliki gadget untuk bermain sosial
media. Yang membuat kita semakin mudah untuk mecari informasi apa saja yang sedang
trending saat ini, hal ini membuat semua orang ingin selalu update mengikuti apa yang sedang
trend agar tidak dicap ketinggalan zaman.
Anak muda saat ini menyebutnya dengan istilah Fear of Missing Out ( FoMO ). Fear of
Missing Out adalah sebuah istilah sekaligus sindrom yang ramai terjadi di masyarakat. Sesuai
dengan namanya, FoMO adalah perasaan takut tertinggal dan umumnya ketakutan ini mengacu
pada tren yang tengah booming( bfi.co.id ). Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di
dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, trend, dan sebagainya (
djkn.kemenkeu.go.id ). Seorang penulis asal Amerika Serikat, Patrick Mc Gannis mengartikan
FoMO atau Fear of Missing Out sebagai rasa takut akan ketinggalan atau kehilangan informasi
yang sedang trending ( kompasiana.com ). Istilah FoMO mulai muncul di sekitar 2004, dimana
dalam penulisnya yakni Patrick J. McGinnis menerbitkan sebuah oped di The Harbus, majalah
Harvard Business School, yang berjudul McGinnis ‘Two Fo’s : Social Theory di HBS, dimana ia
mengacu pada sindrom FOMO dan keadaan yang masih relevan ( Siregar,2022 )
Kebanyakan orang- orang yang FoMO mereka tidak menjadi diri mereka sendiri. Karena
mereka mencontoh gaya hidup orang yang menurutnya keren dan ia aplikasikan ke dirinya agar
orang lain memujinya. Orang yang FoMO akan selalu merasa tidak puas jika belum melakukan
apa yang sedang trend. Salah satu penyebab FoMO yaitu penggunaan media sosial.

II. RUMUSAN MASALAH


Penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan pertanyaan berikut :
1. Bagaimana pengaruh FoMO dapat mengubah perilaku mahasiswa Prodi Ilmu
Komunikasi UMM?
2. Apa dampak yang diterima mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UMM yang mengalami
FoMO?

III. TUJUAN PENELITIAN


Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh FoMO terhadap
pembentukan identitas mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UMM, tujuan spesifiknya adalah :
1. Menganalisis faktor-faktor terbentuknya FoMO yang merubah perilaku mahasiswa Prodi
Ilmu Komunikasi UMM
2. Mengidentifikasi dampak FoMO yang diterima mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi
UMM

IV. PEMBAHASAN
Saat ini internet tidak hanya sebagai alat untuk mencari infomasi saja. namun juga
memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melihat aktivitas orang lain yang dianggap
lebih berharga dibandingkan dengan pengalaman yang dimilikinya sehingga menimbulkan
kecemasan bagi dirinya sendiri yang disebut Fear of Missing Out (FoMO) ( Sianipar,Kaloeti,
2019 ). Fear of Missing Out adalah sebuah istilah sekaligus sindrom yang ramai terjadi di
masyarakat. Sesuai dengan namanya, FoMO adalah perasaan takut tertinggal dan umumnya
ketakutan ini mengacu pada tren yang tengah booming( bfi.co.id ). Sebuah perasaan cemas dan
takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita,
trend, dan sebagainya ( djkn.kemenkeu.go.id ).
Fomo memiliki efek buruk terutama bagi psikologis seseorang, orang yang mengalami
FoMO akan cenderung bersifat minder dan iri saat ia tertinggal suatu informasi atau trend yang
ada sedangkan orang lain dapat mengikuti trend yang ada. Menurut JWT Intelligence (2012)
FoMO dipengaruhi oleh enam faktor pendorong yaitu keterbukaan informasi di media sosial,
usia, social one-upmanship, topik yang disebar melalui hashtag, kondisi deprivasi relatif, dan
banyaknya stimulus untuk mengetahui informasi ( Sianipar,Kaloeti, 2019 ).
Orang yang FoMO memang tidak memandang umur namun kebanyakan orang yang
FoMO itu berada dikalangakan remaja, karena diumur segini banyak remaja yang berbodong
bondong untuk membranding diri agar dinotice oleh orang disikitarnya . Seperti memposting
foto di Instagram lalu mendapatkan pujian bahwa penampilannya bagus, orang lain yang
membaca komen itu pasti juga iri dan ingin dipuji juga, jadi ia melakukan hal yang sama yaitu
memposting foto dengan penampilan yang lebih bagus sehingga oranglain pun melakukan hal
yang sama kepadanya. Sehingga menyebabkan iri secara terus menerus atau yang kita sebut
dengan FoMO.
Secara tidak langsung orang yang fomo lebih mengeluarkan banyak uang dibandingkan
dengan orang yang berkehidupan secukupnya. Karena orang yang FoMO akan selalu merasa
tidak puas, jika ia belum mengikuti apa yang sedang trending. Jika FoMO ini berkelanjutan pasti
akan menyebabkan hal negative seperti pinjaman online sebab ia bergaya hidup mengikuti
standard orang lain.
Faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya fomo yaitu, penggunaan gadget yang berlebih,
membandingkan diri dengan orang lain, kurang bersyukur atas apa yang dimiliki, dan mudah
terpengaruhi oleh lingkungan sekitar ( bfi.co.id ). Sedangkan ciri ciri orang yang terkena fomo
seperti, menghabiskan waktunya untuk bermain gadget, lebih mementikan sosial media
dibanding kehidupan nyata, haus akan gosip terbaru dan informasi mengenai kehidupan orang
lain, dan masih banyak lagi. Ada beberapa cara untuk kita mengatasi FoMO yaitu dengan fokus
pada kelebihan, kurangi akses media sosial, dan menikmati semua yang dimiliki ( halodoc.com ).

Para peneliti baru-baru ini mulai mengeksplorasi dampak negatif FoMO yang dihadapi
oleh pengguna media sosial. FoMO adalah jenis keterikatan bermasalah utama di jejaring sosial
dan dikaitkan dengan serangkaian pengalaman dan perasaan negatif dalam hidup, seperti kurang
tidur, penurunan kapasitas vital, stres emosional, dampak negatif terhadap kesehatan fisik,
kecemasan, dan kurangnya kontrol emosi. Meskipun terdapat metrik mengenai dampak FoMO
terhadap kesehatan pengguna, masih belum ada pedoman dan alat bagi masyarakat untuk
mengelolanya. Sampai saat ini, sebagian besar penelitian empiris tentang FoMO dilakukan
berdasarkan ilmu sosial dan psikologi, Misalnya korelasi antara dinamika media sosial. Tingkat
intensitas FOMO berkembang sejalan dengan tambahnya usia karena faktor terpenting adalah
jangka Panjang yang di habiskan di jejaring media sosial.

V. KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2015), pengaruh adalah suatu
kekuatan yang timbul dari sesuatu (orang, benda), ada, dan membantu membentuk
watak, keyakinan, atau perilaku seseorang. Pengaruh adalah daya atau kekuatan yang
timbul dari apa pun yang ada di alam ini, baik itu orang maupun suatu benda, dan
mempengaruhi segala sesuatu yang ada disekitarnya (Yosin, 2012: 1). Menurut Surahmad,
pengaruh tidak hanya merupakan kekuatan yang berasal dari benda atau
orang, tetapi juga dari fenomena internal yang dapat menyebabkan perubahan atau
menimbulkan keyakinan atau perubahan. Dari definisi diatas, pengaruh adalah
kekuatan untuk membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh adalah suatu
keadaan timbal balik atau sebab-akibat antara sesuatu yang mempengaruhi dan sesuatu
yang dipengaruhi. Keduanya terhubung dan mencari sesuatu untuk menghubungkan
mereka. Sedangkan pengaruh berupa kekuasaan untuk menyebabkan sesuatu atau
mengubah sesuatu. Oleh karena itu, jika salah satu dari apa yang disebut pengaruh itu
berubah, maka ada konsekuensinya.

2. Pengertian Fear of Missing Out (FoMO)


Berdasarkan penelitian Przybylski , Murayama , DeHaan dan Gladwell ( 2013 ) , penggunaan
Internet memberikan pengguna akses terhadap bentuk penyediaan informasi yang semakin
beragam .
Di Internet , ia bisa mengakses informasi tidak hanya melalui aplikasi pencarian , tapi
juga melalui media sosial .
Melalui Internet , individu dapat dengan mudah mencari dan berbagi aktivitas, peristiwa,
dan berbagai jenis informasi secara real time atau peristiwa itu sendiri .
Selama perkembangan klasifikasi gangguan yang disebabkan oleh penggunaan Internet ,
muncul gejala baru yang disebut “ Fear of Missing Out ” ( FoMO ) .
Menurut penelitian yang dilakukan oleh JWTIntelligence (2012) , hingga 40 % pengguna
internet di dunia menderita ketakutan akan ketinggalan ( FoMO ) .
Fear of escape (FoMO) pada dasarnya merupakan kecemasan sosial , namun seiring dengan
perkembangan teknologi dan internet saat ini , kondisi ini semakin meningkat
( JWTIntelligence , 2012 ) .
Fear of Missing Out ( FoMO ) dikenal sebagai kecemasan sosial yang disebabkan oleh
kemajuan teknologi , informasi, dan meningkatnya kehadiran media sosial .
Banyak bentuk informasi , termasuk informasi sosial , kini dapat diakses melalui Internet .
Internet memberikan individu kesempatan untuk terhubung dan berkomunikasi dengan
lingkungan sosialnya tanpa bertemu langsung dengannya ( Abel , Cheryl , Sarah , 2016 ) .
Menurut Abel , Cheryl, dan Sarah ( 2016 ) , terdapat aplikasi media sosial di Internet yang
saat ini tersedia dalam berbagai format untuk membantu individu tetap terhubung dengan
lingkungan sosialnya dan berkomunikasi tanpa bertatap muka .

3. Pengertian Identitas
Identitas merujuk pada cara-cara di mana individu dan kolektifitas-
kolektivitas dibedakan dalam hubungan mereka dengan individu dan lokeltivitas
lain. Makna identitas di atas sejalan dengan definisi kata “identitas” dan kata
“sosial” dalam Kamus Bahasa Indonesia, yakni: Identitas didefinisikan sebagai
“ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang; jati diri, sedangkan sosial didefinisikan sebagai “yang
berkenaan dengan masyarakat.”
Dengan demikian, maka identitas sosial dapat dirumuskan sebagai ciri-ciri khas yang dimiliki
seseorang, sekelompok orang atau masyarakat.

VI. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIANNYA

Jenis pendekatan yang kami ambil yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
yaitu, penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian ini cenderung menggunakan analisis, proses
dan makna lebih banyak disampaikan dengan menggunakan landasan teori sebagai panduan
untuk fokus pada penelitian berdasarkan fakta yang ada. Kami meneliti dengan membuat
quisioner yang kami bagikan kepada responden kami.

VII. SUMBER DATA PENELITIAN

1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti
atau ada hubunganya dengan objek yang diteliti. Data tersebut bisa diperoleh langsung
dari personal yang diteliti dapat pula berasal dari lapangan. Dalam penelitian ini penulis
mendapatkan data primer langsung dari responden melalui google form.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh
orang atau instansi di luar dari penelitian sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu
sesungguhnya adalah data asli. Data sekunder bisa diperoleh dari instansi-instansi,
perpustakaan, maupun dari pihak lainnya. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
studi kepustakaan antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil
penelitian yang berjudul laporan dan sebagainya. Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh studi kepustakaan berupa jurnal dan skripsi pada tahun-tahun sebelumnya.

VIII. ANALISIS DATA

Melalui data yang diperoleh sebanyak 58% mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM yang
didapat melalui responden adalah seorang pengguna media sosial yang aktif khususnya di
Tiktok. Menurut hasil penelitian, para responden menjawab bahwasanya FoMO tidak dapat
memberikan dampak positif pada tiap orang yang mengikutinya. Pengaruh media sosial menjadi
salah satu alasan tergiringnya para responden untuk berperilaku FoMO. Dampak negatif paling
banyak adalah terjadinya pemborosan akibat terlalu FoMO, karena perasaan yang diberikan
diawal ketika FoMO adalah hanya mengikuti gengsi sesaat.

IX. KESIMPULAN

FoMO adalah perasaan takut tertinggal dan umumnya ketakutan ini mengacu pada tren
yang tengah booming. Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang
akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, trend, dan sebagainya. Sehingga
menyebabkan iri secara terus menerus atau yang kita sebut dengan FoMO.

Orang yang FoMO memang tidak memandang umur namun kebanyakan orang yang
FoMO itu berada dikalangakan remaja, karena diumur segini banyak remaja yang berbodong
bondong untuk membranding diri agar dinotice oleh orang disikitarnya. Faktor- faktor yang
menjadi penyebab terjadinya fomo yaitu, penggunaan gadget yang berlebih, membandingkan diri
dengan orang lain, kurang bersyukur atas apa yang dimiliki, dan mudah terpengaruhi oleh
lingkungan sekitar.

Jenis pendekatan yang kami ambil yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
yaitu, penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian ini cenderung menggunakan analisis. Secara
tidak langsung orang yang fomo lebih mengeluarkan banyak uang dibandingkan dengan orang
yang berkehidupan secukupnya. Karena orang yang FoMO akan selalu merasa tidak puas, jika ia
belum mengikuti apa yang sedang trending. Jika FoMO ini berkelanjutan pasti akan
menyebabkan hal negative seperti pinjaman online sebab ia bergaya hidup mengikuti standard
orang lain.

X. DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, E. (2021). Fear Of Missing Out (FOMO), Ketakutan Kehilangan Momen. Retrieved
from Kementerian Keuangan Republik Indonesia: https://www. djkn. kemenkeu. go.
id/artikel/baca/13931/Fear-Of-Missing-Out-FOMO-Ketakutan-Kehilangan-Momen. html

Akbari, M., Seydavi, M., Palmieri, S., Mansueto, G., Caselli, G., & Spada, M. M. (2021). Fear of missing out
(FoMO) and internet use: A comprehensive systematic review and meta-analysis. Dalam Journal of
Behavioral Addictions (Vol. 10, Nomor 4, hlm. 879–900). Akademiai Kiado ZRt.
https://doi.org/10.1556/2006.2021.00083

Alutaybi, A., Al-Thani, D., McAlaney, J., & Ali, R. (2020). Combating fear of missing out (Fomo) on
social media: The fomo-r method. International Journal of Environmental Research and Public
Health, 17(17), 1–28. https://doi.org/10.3390/ijerph17176128

https://www.halodoc.com/artikel/coba-lakukan-di-rumah-ini-cara-atasi-fomo

https://www.bfi.co.id/id/blog/fomo-adalah-penyebab-ciri-ciri-dan-cara-mencegahnya

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13931/Fear-Of-Missing-Out-FOMO-
Ketakutan-Kehilangan-Momen.html

https://repository.unair.ac.id/107919/4/4.%20BAB%20I%20PENDAHULUAN%20.pdf

https://www.kompasiana.com/zaputraarafa1990/654afddbedff766d62638c52/fear-of-
missing-out-penyakit-remaja-gen-z

Anda mungkin juga menyukai