Anda di halaman 1dari 7

FENOMENA FOMO ( FEAR OF MISSING OUT ) DI MEDIA SOSIAL : ANCAMAN

TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA DI INDONESIA

Oleh :

Muhammad Farhat Azhar

MADRASAH ALIYAH MUALLIMIN UNIVA MEDAN

MEDAN

2023

1
FENOMENA FOMO ( FEAR OF MISSING OUT ) DI MEDIA SOSIAL : ANCAMAN
TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA DI INDONESIA

oleh Muhammad Farhat Azhar

PENDAHULUAN

Teknologi informasi dan komunikasi adalah salah satu teknologi yang berkembang pesat
pada masa ini, informasi dapat dengan mudah diperoleh hanya dengan bermodalkan gadget
yang dimiliki, salah satu produk dalam teknologi infomasi dan komunikasi adalah media
sosial, Media sosial adalah platform atau media komunikasi yang digunakan untuk
memperoleh informasi, bertukar informasi, dan sarana komunikasi bagi penggunanya.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna media sosial terbanyak di dunia,
Dikutip dari We Are Social dalam “Indonesian Digital Report” yaitu 167 juta dari total
populasi 276,4 juta penduduk (60,4% dari total populasi penduduk) pada januari tahun 2023,
dengan rata rata waktu akses 3 jam 18 menit.

Disamping dampak positif yang dimiliki oleh media sosial ada beberapa dampak negatif yang
disebabkan oleh media sosial, Penulis mengangkat tema FoMo atau Fear Of Missing Out
yaitu ketakutan akan tertinggal momen sebagai salah satu dampak negatif dari sosial media
terhadap kehidupan nyata atau Real Life dari penggunanya terkhusus bagi remaja. Dampak
dampak yang dihasilkan dapat merusak produktivitas remaja serta perspektif terhadap realita.
Dikutip dari Halodoc.com dalam “5 Dampak negatif FoMo bagi kesehatan mental” (2023)
ada beberapa gejala gangguan mental yang akan dihadapi oleh pengidap FoMo yaitu
kecemasan dan stress, Perasaan tidak puas, Kehilangan kepuasan dalam hidup, Mengganggu
produktivitas dan konsentrasi, dan Memicu perilaku negatif.

Salah satu media sosial dengan pengguna terbanyak setelah Facebook, Youtube, dan
whatsapp adalah Instagram, sebanyak 1,35 miliar pengguna yang mayoritas penggunanya
secara global adalah remaja dan dewasa awal dengan rentang usia 18-24 tahun sebanyak
30,8% dari total pengguna instagram (GoodStats.id, 2023). Hal ini membuktikan bahwa
remaja rentan terkena dampak dari FoMo dibanding pengguna lainnya.

Berdasarkan permasalahan diatas penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan yaitu,


Apa itu FoMo dan apa penyebab terjadinya FoMo terhadap remaja di Indonesia? Bagaimana
cara mencegah atau menanggulangi terjadinya FoMo pada remaja di Indonesia?

2
FoMo atau Fear Of Missing Out adalah kecemasan bahwa peristiwa seru atau menarik

mungkin sedang terjadi di tempat lain, hal ini seringkali dipicu oleh postingan di sosial media

(LEXICO), Przybylsky (2013) mendefenisikan FoMo sebagai kecemasan sosial yang diikuti

dengan ciri ciri untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan oleh orang lain. FoMo

merupakan bentuk dari kecemasan sosial yang ada karena dari perkembangan media sosial

(JWT Intelegence,2013). FoMo adalah kecendrungan seseorang yang tidak bisa terlepas dari

gadget dan sosial media dikarenakan rasa takut tertinggal suatu momen atau aktivitas orang

lain. Pada dasarnya, Kecendrungan ini membuat pengidapnya menginginkan apa yang

dimiliki orang lain ketimbang apa yang telah dimilikinya (Patrick McGinnis,2004).

Kecendrungan orang orang yang mengalami FoMo selain takut kehilangan momen, juga

berimbas pada tindakan membandingkan diri sendiri dengan apapun yang di-posting orang

lain (Sumini,2022).

Dikutip dari We Are Social atau Hootsuite dalam “Indonesian Digital Report” (2023) bahwa

alasan utama orang di Indonesia menggunakan media sosial adalah keeping in touch with

friends and family, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pengguna media sosial di indonesia

menggunakan media sosial untuk interaksi sosial dibanding menggunakannya sebagai sumber

inspirasi (urutan keempat) atau menggunakannya untuk media sharing atau diskusi (urutan

kedua belas).

FoMo pada dasarnya dipengaruhi oleh intensitas konsumsi media sosial, remaja yang candu

atau memiliki intensitas konsumsi media sosial yang tinggi rata rata memiliki tingkat FoMo

3
yang tinggi pula, berbanding terbalik dengan remaja yang memiliki intensitas konsumsi

media sosial yang rendah (Grace Desy Ratu Fiona Sitepu,2019). Tingginya tingkat konsumsi

sosial media dapat mengubah perspektif penggunanya sesuai dengan apa yang dinikmati di

sosial media, karena apa yang disaksikan didalam gadget-nya kebanyakan hal hal yang ia

sukai, sehingga mengubah persepsinya terhadap realita. Guru Gembul (2023) dalam salah

satu video Youtube-nya berjudul “Benarkah Tiktok merusak mental, nalar, dan moral

penggunanya?” menyatakan bahwa sosial media akan menggilir penggunanya untuk terus

menerus menikmati sosial media karena menurut pandangannya realita harus sesuai dengan

eskpektasi yang ia nikmati di media sosial. Kontinuitas ini terus berlanjut sehingga

menyebabkan penggunanya semakin terikat dengan sosial media.

FoMo juga mendukung terjadinya perilaku hedonisme di kalangan remaja untuk mengikuti

kebiasaan dalam lingkungannya, Kuatnya pengaruh teman sebaya terhadap penampilan,

membuat para remaja berusaha menampilkan dirinya sebaik mungkin agar mereka tidak

merasa ditolak oleh kelompoknya sendiri (Hurlock, 1999:206). Hal ini bertujuan untuk

menunjukkan status sosial mereka lewat postingan di sosial media tersebut (Mouza

Afifah,2021). Hal ini dapat menjadi faktor pendukung bahwa remaja pengidap FoMo yang

pada awalnya hanya menikmati kesenangannya melalui layar gadget dapat terdorong untuk

mendapatkan apa yang disenanginya melalui tindakan konsumtif dan hedonisme.

Berdasarkan keterangan keterangan mengenai FoMo, penulis menyimpulkan solusi bagi

remaja yang terjangkit FoMo syndrom ditinjau dari penyebabnya adalah membatasi

penggunaan sosial yang berlebihan karena penyebab awal dari FoMo adalah media sosial

(Winona Katyusha, 2022), fokus pada kelebihan yang dimiliki serta tidak memiliki obsesi

4
yang berlebih terhadap apa yang ada pada orang lain, membangun koneksi dengan

lingkungan yang nyata, serta merubah persepsi tentang realitas kehidupan tidak akan selalu

sesuai ekspektasi dan keinginan.

PENUTUP

Fenomena FoMo adalah fenomena sosial yang terjadi di kalangan pengguna sosial media di

Indonesia terutama bagi kalangan remaja yang muncul karena beberapa faktor, yaitu;

intensitas penggunaan sosial media yang tinggi, tuntutan untuk memperoleh kesenangan dan

pengakuan dari lingkungan, dan hilangnya rasa percaya diri yang memunculkan dampak

dampak negatif pada pengidap FoMo syndrom, berdasarkan fakta fakta berikut, maka saran

yang dapat diberikan ialah membatasi penggunaan media sosial, melatih potensi diri, serta

melatih diri untuk merasa cukup.

5
DAFTAR PUSTAKA

Aisafitri, L. (2021). KECANDUAN MEDIA SOSIAL (FOMO) PADA GENERASI MILENNIAL. Jurnal Ilmu
Komunikasi , 4 (1), 86-106.

dewi, N. K. (2022). ANALISIS INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN SOCIAL ENVIRONMENT
TERHADAP PERILAKU FEAR OF MISSING OUT (FOMO). Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa , 11-20.

Fathadhika, S. (2018). SOCIAL MEDIA ENGAGEMENT SEBAGAI MEDIATOR ANTARA FEAR OF MISSING
OUT DENGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA. Jurnal Psikologi Sains dan Profesi , 2 (3),
208-215.

Kristina, R. (2019). Hubungan Tingkat Neurotisme dengan Fear Of Missing Out (FoMO) pada Remaja
Pengguna Aktif Sosial Media. Jurnal Ilmiah Psikologi , 4 (2), 105-117.

Lestarina, E. (2017). PERILAKU KONSUMTIF DI KALANGAN REMAJA. Jurnal Riset Tindakan Indonesia ,
2 (2), 1-6.

Myrilla, S. (2022). HEDONIS SEBAGAI MODERATOR PADA FOMO DAN CONFIRMITY CONSUMPTION
BEHAVIOR REMAJA PENGGUNA SMARTPHONE X. Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni , 6 (2), 507-
516.

Pratiwi, A. (2020). HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT (FOMO) DENGAN KECANDUAN
MEDIA SOSIAL PADA REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL. Jurnal Kesehatan , 9 (1).

Putri, L. S. (2019). GAYA HIDUP MAHASISWA PENGIDAP FEAR OF MISSING OUT DI KOTA
PALEMBANG. Jurnal Masyarakat dan Budaya , 21 (2), 129-147.

Raharjo, L. K. (2022). FEAR OF MISSING OUT (FOMO) DENGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL PADA
MAHASISWA. Jurnal Konseling dan Psikoterapi , 4 (2), 460-465.

Rizki Setiawan Akbar, A. A. (2018). Ketakutan akan kehilangan momen (FOMO) pada remaja kota
samarinda. Jurnal Psikologi , 7 (2), 38-47.

Zanah, F. N. (2020). PERAN KESEPIAN DAN FEAR OF MISSING OUT TERHADAP KECANDUAN MEDIA
SOSIAL : ANALISIS REGRESI PADA MAHASISWA. Jurnal Psikologi Indonesia , 9 (2), 286-301.

Hootsuite (We Are Social). Indonesian Digital report. (2023). Diakses pada 03 Juli 2023 dari
https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2023/

Halodoc.com. 5 Dampak Negatif FOMO bagi Kesehatan Mental. (2023). Diakses pada 04 Juli 2023
dari https://www.halodoc.com/artikel/5-dampak-negatif-fomo-bagi-kesehatan-mental

6
7

Anda mungkin juga menyukai