Anda di halaman 1dari 32

Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS
2.1 TANGGAPAN TERHADAP KAK
Ada beberapa hal yang kami tanggapi terhadap substansi yang disampaikan dalam KAK
mengenai pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal Industri
Penyamakan Kulit (IPK) Sukaregang, yaitu tentang :
1. Latar Belakang
2. Maksud Dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Kebutuhan Dan Kualifikasi Personil
5. Pelaporan
6. Waktu Pelaksanaan

1. LATAR BELAKANG

Sentra industri kulit Sukaregang terletak tidak jauh dari pusat Kota Garut, tepatnya terletak
di Kecamatan Garut Kota. Deretan outlet penjual produk kulit berada di Jl. Ahmad Yani kota
Garut, sedangkan industri penyamakan kulit serta pengrajin produk kulit kebanyakan
berada di Jl. Gagak Lumayung yang terletak tidak jauh dari jl. Ahmad Yani, Kota Garut.
Industri penyamakan kulit di Kampung Sukaregang Garut, Jawa Barat, memiliki perjalanan
sejarah panjang dan ada sejak zaman Jepang (tahun 1920) serta dirintis pertama kali oleh
pekerja industri penyamakan kulit di Jatayu Bandung yang kemudian berhasil menerapkan
keahlian serta keterampilannya di kampung halamannya sendiri di Sukaregang. Industri
kecil ini dikelola oleh beberapa keluarga secara turun temurun.

Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut menunjukkan, pada tahun
2001 di Sukaregang terdapat 330 unit usaha penyamakan kulit yang memperkerjakan 1.495
tenaga kerja. Sementara jumlah produksi kulit tersamak mencapai 7.659,25 ton. Kondisi ini
amat jauh berbeda dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1982 dengan jumlah
pengrajin tidak lebih dari 10 orang. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut
juga mencatat, di wilayah itu pada tahun 2001 setidaknya ada 342 usaha kerajinan kulit
dengan jumlah tenaga kerja 2.656 orang. Pada tahun 2012 berdasarkan catatan Asosiasi
Pengrajian Kulit Sukaregang (APKUGA) tercatat 312 kelompok pengrajin kulit yang
tergabung dalam APKUGA dan sekitar 600 orang usaha kecil pengrajin kulit.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 2


USULAN TEKNIS
Sejak digunakannya bahan kimia untuk penyamakan kulit, pada saat itu pula persoalan
limbah muncul. Bahan chrom yang digunakan untuk menyamak kulit ternyata sangat
berbahaya bagi kesehatan, terutama sekali pada kulit manusia. Dampak dari limbah
Sukaregang sangat dirasakan oleh masyarakat di daerah hilir sungai Ciwalen, yang notabene
bukan kalangan penggiat bisnis kulit. Protes pun mulai bermunculan karena banyaknya
warga di daerah hilir yang mengalami gangguan kesehatan kulit.

Berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu dikaji dan dievaluasi kembali untuk
mengendalikan limbah industri penyamakan kulit Sukaregang termasuk mengembangkan
kemungkinan IPAL tambahan sesuai dengan jumlah dan beban limbah yang dihasilkan.

Tanggapan

Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang didorong perkembangannya
sebagai penghasil devisa non migas. tetapi di sisi lain industri penyamakan kulit juga
merupakan salah satu industri yang proses limbah yang masih sering dipermasalahkan dan
mempunyai konsekuensi untuk dapat mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya baik
melalui air, tanah dan udara. Limbah penyamakan kulit pada umumnya langsung dibuang
begitu saja ke badan air sehingga menyebabkan kerusakan pada alam dan biota yang
terdapat di dalamnya. Untuk itu diperlukan suatu cara agar peningkatan produksi
penyamakan kulit tidak semakin merusak lingkungan. Pengolahan limbah penyamakan
kulit yang terintegrasi dengan baik sangatlah diperlukan, agar tidak lagi timbul
kekhawatiran terhadap dampak dari limbah yang dihasilkan. Namun, konsultan juga
menyadari perlunya sinergisme antara teknologi yang digunakan dengan pemahaman
masyarakat dan kepedulian masyarakat akan pengolahan limbah dari penyamakan kulit ini
sehingga masyarakat dapat merasa memiliki dan turut menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 3


USULAN TEKNIS
2. MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD

Maksud kegiatan ini yaitu menetapkan lokasi, teknologi dan desain IPAL Komunal yang
akan dibangun di IPK Sukaregang.

TUJUAN

Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah menyusun DED Pembangunan IPAL Komunal di
Industri Penyamakan Kulit (IPK) Sukaregang sebagai tambahan IPAL yang ada dari hasil FS
yang telah disusun.

Tanggapan

Pada umumnya konsultan telah memahami maksud yang diutarakan tersebut, dan tujuan
dari pekerjaan ini berupa perbaikan dari sistem pengelolaan lingkungan akibat adanya
limbah penyamakan kulit. Serta sasaran yang ingin dicapai yakni terciptanya lingkungan
industri penyamakan kulit yang ramah lingkungan serta alih pengetahuan dan teknologi
dalam mengolah air limbah dari industri penyamakan kulit.

3. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan meliputi :

- Menetapkan lokasi IPAL Komunal yang akan dibangun;


- Menyusun gambaran teknis (desain) dan teknologi IPAL yang akan digunakan;
- Menghitung besaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan dan operasionalnya;
- Mengkaji kemungkinan pemanfaatan limbah krom yang dihasilkan;
- Mengkaji aspek sosial;
- Mengkaji Kelembagaan (Pola Pengelolaan);
- Mengkaji pendanaanuntuk biaya operasional.

Tanggapan
Pada umumnya konsultan sudah memahami ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan,
yakni berupa rangkaian Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK
Sukaregang.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 4


USULAN TEKNIS
4. KEBUTUHAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk mengerjakan kegiatan ini :

1. Ahli teknik lingkungan min. S1 pengalaman 4 tahun;


2. Ahli sipil min. S1 pengalaman 4 tahun;
3. Ahli biologi min. S1 pengalaman 3 tahun;
4. Ahli teknik kimia/kimia min. S1 pengalaman 3 tahun;

Tanggapan
Pada umumnya konsultan setuju dengan kebutuhan tanaga ahli dan pendukung yang telah
disebutkan.

5. PELAPORAN

Dalam kegiatan ini diwajibkan membuat pelaporan sebagai berikut :

1. Laporan Pendahuluan sebanyak 3 eksemplar;


2. Laporan Antara sebanyak 3 eksemplar;
3. Laporan Akhir Detail Engineering Design (DED) Pengembangan IPAL Komunal di
Industri Penyamakan Kulit Sukaregang sebanyak 10 eksemplar

Tanggapan
Konsultan sudah cukup memahami dengan pelaporan yang dimaksud

6. WAKTU PELAKSANAAN

Untuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan waktu pelaksanaan maksimum 120 (seratus
dua puluh) hari kalender terhitung setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja.

Tanggapan
Konsultan sudah cukup memahami dan setuju dengan waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 5


USULAN TEKNIS
2.2 METODE DAN PELAKSANAAN KERJA
2.2.1 Pendekatan
Mengacu pada alur makro penyusunan pekerjaan ini, maka Detail Engineering Design (DED)
yang dihasilkan sebagai suatu produk rencana pengelolaan yang ‘baik’ harus operasional.
Oleh karenanya maksud dan tujuan perencanaan yang ditetapkan harus realistis, demikian
pula dengan langkah-langkah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai maksud dan tujuan
tersebut.
Realistis berarti:
• Mengenali secara nyata masalah-masalah pembangunan kawasan IPAL terpusat skala
komunal.
• Mengenali secara nyata potensi yang dimiliki kawasan yang bersangkutan.
• Mengenali secara nyata kendala yang dihadapi kawasan dalam proses pembangunan
IPAL terpusat skala komunal.
• Memahami tujuan pembangunan IPAL terpusat skala komunal secara jelas dan nyata.
• Mengenali aktor-aktor yang berperan dalam pembangunan IPAL terpusat skala
komunal.
• Mengenali ‘aturan main’ yang berlaku dalam proses pembangunan IPAL terpusat skala
komunal.

Terdapat 4 (empat) pendekatan yang akan dilakukan, yaitu 1). Pendekatan Normatif, 2).
Pendekatan Incremental, 3) Pendekatan Sistemik, dan 4). Pendekatan Partisipatif.

2.2.1.1 Pendekatan Normatif


Dalam pendekatan ini proses pembangunan kawasan bertumpu pada prosedur/skema
tertentu, dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pencapaian tujuan tertentu. Ciri-ciri pendekatan normatif yaitu :
• Bersifat jangka panjang
• Bersifat komprehensif
• Pengembangan kebijaksanaan didasari oleh norma-norma dan standar-standar, dan
kurang dilandasi dengan penelitian lapangan/kenyataan
• Memberikan langkag-langkah penyelesaian secara tuntas (final)
• Dalam perumusan strategi, faktor-faktor eksternal kurang diperhatikan

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 6


USULAN TEKNIS
2.2.1.2 Pendekatan Incremental
Pendekatan ini lebih bersifat strategis, di mana sebagian besar kondisi-kondisi awal (pra-
kondisi) dari suatu persoalan pembangunan tidak diperhatikan atau diluar kontrol. Ciri-ciri
pendekatan Incremental yaitu :
▪ Berorientasi pada persoalan-persoalan nyata
▪ Bersifat jangka pendek dan menengah
▪ Terkonsentrasi pada beberapa hal, tetapi bersifat strategis
▪ Mempertimbangkan eksternalitas
▪ Langkah-langkah penyelesaian tidak bersifat final

Contoh pendekatan Incremental ini adalah metoda SWOT. Rencana yang strategis-proaktif
yaitu :
• Rencana yang kurang menekankan pada penentuan maksud dan tujuan
pembangunan, tetapi cenderung menekankan pada proses pengenalan dan
penyelesaian masalah, yang kemudian dijabarkan pada program-program
pembangunan dan alokasi pembiayaan pembangunan.
• Rencana yang melihat lingkup permasalahan secara internal maupun eksternal,
dengan menyadari bahwa pengaruh faktor-faktor eksternal sangat kuat dalam
membentuk pola tata ruang kota yang terjadi.
• Rencana yang menyadari bahwa perkiraan-perkiraan kondisi di masa yang akan
datang tidak bisa lagi hanya didasarkan pada perhitungan-perhitungan proyeksi
tertentu, akan tetapi sangat dimaklumi bahwa terdapat kemungkinan-kemungkinan
munculnya kecenderungan-kecenderungan baru, faktor-faktor ketidak pastian,
serta ‘kejutan-kejutan’ lain yang terjadi diluar perkiraan semula.
• Rencana yang lebih bersifat jangka pendek dan menengah, dengan memberikan
satu acuan arah-arah pembangunan perkotaan.
• Rencana yang berorientasi pada pelaksanaan (action)

2.2.1.3 Pendekatan Sistemik


Konsep pendekatan Sistematik yaitu perencanaan yang terpadu perlu didasarkan pada :
• Kajian komprehensif, utuh dan tuntas atas isu-isu pembangunan yang terjadi.
• Kajian kontijen dan kontekstual
• Kajian historik dan antisipatif tentang pembangunan serta dampaknya.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 7


USULAN TEKNIS
• Kajian yang lengkap, yang memiliki tatanan dan struktur yang jelas
Proses perencanaan tersebut berorientasi pada antisipasi permasalahan pembangunan
kota yang bersifat kompleks, oleh karena itu harus bersifat cyclic dan memasukkan umpan
balik pada berbagai tahapannya, dimana input dan output divalidasi dengan adanya umpan
balik. Proses perencanaan seperti tersebut diatas membutuhkan pendekatan sistem,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses perencanaan dengan karakteristik tersebut
diatas dapat juga disebut sebagai perencanaan sistemik. Adapun konsep sistem dalam
perencanaan adalah :
• Terbentuk dari sejumlah unsur (elemen) dan hubungan (relasi) yang terdapat
diantara unsur-unsur itu.
• Terbentuk pada waktu sekelompok unsur yang memiliki interaksi yang kaya diberi
batasan jelas yang memisahkannya dari kelompok unsur lain yang memiliki
interaksi yang kurang intensitasnya.
• Akan memiliki masukan (input) dan keluaran (output) yang memiliki wujud fisik
atau abstrak.
• Mengubah masukan menjadi keluaran.
• Memiliki proses internal yang berfungsi sebagai umpan balik (feed back), artinya
perilaku dari satu unsur akan menjadi umpan balik langsung atau tidak langsung
bagi unsur yang mengawali perilaku itu.
• Memiliki unsur atau hubungan yang atributnya ditentukan oleh cara
pengukurannya.
• Karakteristik sistem dalam proses perencanaan adalah sebagi berikut :
• Sistem bersifat organik dan terbuka.

Ciri-ciri pendekatan Sistematik yaitu :


• Sistem memiliki stabilitas yang dinamik (Homeostatis).
Setiap unsur sistem perlu beradaptasi atau berubah sambil menjalani proses
transformasi yang stabil.
• Sistem memiliki nuansa sosio-politik yang kuat.
Pembangunan adalah suatu proses sosio-politik yang berurusan dengan banyak pihak
yang memiliki kepentingan yang berbeda, bekerja dalam situasi konflik, dan
memerlukan campur tangan kekuasaan.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 8


USULAN TEKNIS
• Sistem memiliki identitas yang mantap.
• Sistem terus berkembang secara terkendali.
• Dalam sistem terdapat proses berbagi informasi yang lancar diantara unsur-unsurnya.
• Unsur-unsur sistem selalu saling menyesuaikan diri dan saling mendukung untuk
membangun sinergi.

Untuk mendukung perencanaan perkotaan dalam lingkup wilayah dan situasi permasalahan
yang cukup kompleks, pendekatan sistem dalam proses perencanaan dengan karakteristik
diatas, dianggap sesuai untuk dapat memenuhi tuntutan kebutuhan perencanaan saat ini.
Kelebihan pendekatan Sistematik yaitu :
• Mampu merekam dinamika sistem perkotaan di masa lalu dalam periode yang sama
dengan periode peramalan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
• Mampu mensintesakan kompleksitas permasalahan yang terjadi, baik secara fisik dan
non fisik, dengan mempertimbangkan banyak variabel yang dianggap berpengaruh.
• Mampu menganalisa struktur permasalahan yang kompleks, yang terjadi pada suatu
lingkup wilayah perencanaan.
• Memungkinkan adanya proses iterasi dalam melakukan analisa bila terjadi perubahan-
perubahan tertentu (iteratif).
• Mampu menganalisa semua sub sistem perkotaan (comprehensiveness).
• Mampu menghasilkan simulasi-simulasi secara cepat dan akurat.
• Mampu menggambarkan interaksi tata ruang dengan transportasi.
• Mampu memprediksi dampak dan pengaruh dari berbagai alternatif kebijakan
pembangunan kota/metropolitan yang akan ditetapkan, terhadap seluruh sektor
perkotaan terkait, baik yang bersifat spasial maupun non spasial, sehingga dapat
digunakan sebagai alat pemberi peringatan dini apabila suatu kebijaksanaan diterapkan
atau tidak diterapkan.
• Bersifat mudah digunakan dan akrab dengan dunia perencanaan ruang yang telah ada
(user friendlyness).
• Menggunakan data spesifik dan tidak sekedar memanfaatkan data sekunder yang telah
ada.
• Mempertimbangkan isu lingkungan.
• Mampu menggambarkan perubahan harga pasaran tanah dari waktu ke waktu (land
market).

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 9


USULAN TEKNIS
Dengan teknik / pendekatan sistem, proses perencanaan diharapkan dapat dilakukan
melalui serangkaian kegiatan simulasi, sebagai sarana untuk menentukan pengambilan
keputusan yang tepat mengenai kebijakan-kebijakan pengembangan kota.
Dengan pendekatan ini, diharapkan prediksi dampak dari penerapan berbagai skenario
kebijakan pengembangan perkotaan, baik yang bersifat spasial maupun non spasial, dapat
dilakukan. Dengan kata lain, teknik / pendekatan ini dapat berfungsi sebagai “Early Warning
System” dari penerapan suatu kebijakan pengembangan kota, sehingga dapat dipilih
skenario kebijakan yang paling optimal, dan apabila terdapat konsekuensi-konsekuensi
tertentu akibat penerapan kebijakan tersebut dapat dipersiapkan langkah-langkah untuk
mengantisipasinya sedini mungkin.

2.2.1.4 Pendekatan Partisipatif


Pendekatan partisipasi pada intinya merupakan usaha penyelesaian persoalan yang
menjadi target pekerjaan secara aktif dengan melakukan pelibatan semua stakeholder
terkait khususnya masyarakat sebagai aktor inti dalam pengembangan kawasn permukiman
metropolitan. Pendekatan partisipasi ini dilakukan untuk mendorong tumbuhnya kesadaran
pada diri masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pengembangan kawasan
permukiman metropolitan. Pendekatan partisipasi dalam pekerjaan ini lebih kearah bentuk
fasilitasi dan bukan partisipasi murni yang dalam perencanaan dikenal sebagai advocacy
planning. Pendekatan partisipatif ini dipilih dalam penyelesaian pekerjaan untuk menggali
informasi yang dalam, sehingga rumusan persoalan dan solusi yang dihasilkan tepat pada
sasarannya. Pendekatan ini memungkinkan ’ownership’ yang tinggi dari para stakeholders
di daerah terhadap seluruh proses maupun hasil pekerjaan studi ini. Selama pekerjaan ini
terdapat dua macam pendekatan partisipatif, yaitu survey partisipatif (participatory survey)
dan perencanaan partisipatif (participatory planning).

a. Survey Partisipatif (Participatory Survey)


merupakan penerapan pendekatan partisipatif dalam kegiatan pengumpulan data dan
informasi. Survey partisipatif memungkinkan tergali dan terkumpulkannya data-data
kualitatif yang yang lebih informatif.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 10


USULAN TEKNIS
Dalam pendekatan survey partisipatif ini para stakeholder tidak diposisikan sebagai obyek
penelitian, namun sebaliknya didudukan sebagai subyek penelitian terhadap kondisi
kawasan permukiman metropolitan beserta kebutuhan-kebutuhan akan suatu forum
pemantauan. Survei partisipatif dalam pekerjaan ini lebih diarahkan pada kegiatan fasilitasi.

b. Perencanaan Partisipatif (Participatory Planning)


penerapan pendekatan partisipatif dalam kegiatan perencanaan, dimana dalam lingkup
pekerjaan ini berupa perencanaan model forum pemantauan pengembangan kawasan
permukiman metropolitan. Perencanaan partisipatif ini memungkinkan dihasilkannya suatu
hasil perencanaan yang lebih realistis dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
stakehoder sebagai pihak yang merasakan hasil perencanaan tersebut.

Berdasarkan tata cara pendekatan pelaksanaan suatu studi yang mencakup wialayah kajian
yang luas maka dapat pendekatan, yaitu pendekatan induktif dan pendekatan deduktif,
atau kombinasinya.

1. Pendekatan Deduktif

Pertimbangan yang Pendekatan deduksi dilakukan dengan mempertimbangkan teori, kasus


digunakan dan preseden peraturan zonasi yang telah digunakan kota-kota di luar
negeri maupun dalam negeri.

Kelebihan Pendekatan ini relatif cepat dihasilkan, tetapi hasilnya tidak selalu sesuai
dengan kebutuhan pengendalian di suatu daerah karena adanya
perbedaan karaktersitik dan kebutuhan pengendalian daerah tersebut
dengan kondisi dan persoalan pada daerah rujukan. Dengan demikian,
hasil dari pendekatan ini masih perlu disesuaikan dengan karakteristik
dan kebutuhan daerah.

Cakupan pendekatan a. Kajian literatur mengenai pengelolaan limbah industri meliputi


pengertian, filosofi dasar, substansi/materi, kelemahan maupun
kelebihan serta beberapa kasus studi baik di dalam negeri maupun
di luar negeri;
b. Kajian mengenai kelembagaan, kewenangan, proses dan prosedur
pembangunan (termasuk Perijinan), secara konseptual maupun
empiris;

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 11


USULAN TEKNIS
c. Standar, Ketentuan Teknis, Panduan, dan Peraturan perundangan
yang berlaku.

2. Pendekatan Induktif

Pertimbangan yang Pendekatan induksi didasarkan pada kajian yang menyeluruh, rinci dan
digunakan sistematik terhadap karakterisitik penggunaan lahan dan persoalan
pengendalian pemanfaatan ruang yang dihadapi suatu daerah.

Kebutuhan Untuk mendapatkan hasil yang lengkap dan akurat, pendekatan ini
memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang sangat besar.
Cakupan pendekatan a. Kajian penggunaan lahan yang ada pada daerah yang bersangkutan;
b. Penyusunan klasifikasi dan karakterisasi limbah industri ;
c. Penyusunan aturan untuk masing-masing jenis limbah industri;
d. Kajian standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan dari
peraturan-perundangan nasional maupun daerah;
e. Penetapan standar teknis dan administratif yang akan diterapkan
untuk daerah yang bersangkutan.

3. Kombinasi Dua Pendekatan Induktif dan Pendekatan Deduktif

Kebutuhan Pendekatan ini memanfaatkan hasil kajian dengan pendekatan deduksi


yang dikoreksi dan divalidasi dengan kondisi dan persoalan empirik yang
ada di daerah.
Kelebihan Kombinasi pendekatan ini mengurangi waktu, biaya, dan tenaga yang
dibutuhkan dibandingkan dengan pendekatan induksi.

Keterkaitan pendekatan dalam penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL skala
komunal dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 12


USULAN TEKNIS
Pendekatan
Penyusunan
Kombinasi Pendekatan Deduktif- Induktif
Detail
Engineering
Pendekatan Pendekatan Induktif
Design IPAL
Deduktif
Komunal
industri Batik

Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan


Proses Normatif Incremental Partisipatif
Pengelolaan
Pendekatan
Sistematik

Stakeholder
Teori, kasus Karakteristik limbah
(industriawan,
industri dan jenis
pemerintah,
pengelolaan
masyarakat)

Gambar 2.1 Keterkaitan Pendekatan dalam Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL
Komunal IPK Sukaregang

Selanjutnya keterkaitan pendekatan di atas menjadi dasar dalam penyusunan metode


pelaksanaan pekerjaan.

2.2.2 Metodologi
Kombinasi pendekatan deduktif dan induktif yang dilandasi oleh pendekatan proses
perencanaan kawasan yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan ini, untuk dapat
digunakan dalam proses penganalisaan dibutuhkan metode-metode yang tepat. Masing-
masing pendekatan memiliki metoda-metoda yang berbeda yang disesuaikan dengan
kebutuhan pekerjaan. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat keterkaitan antara pendekatan dengan
metoda yang digunakan.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 13


USULAN TEKNIS
Tabel 2.1 Keterkaitan Pendekatan dengan Metoda

PENDEKATAN METODE
• desk study - studi literatur (termasuk di dalamnya studi
Pendekatan Deduktif
komparatif)
(Pendekatan Normatif)
• wawancara semi terstruktur
• desk study
Pendekatan Induktif • survey visual / lapangan
(Pendekatan Incremental & • studi dokumenter
Sistematik) • wawancara semi terstruktur
• diskusi & konsultasi
Pendekatan Partisipatif • diskusi dengan stakeholder di daerah

2.2.2.1 Metoda Yang Digunakan


A. Studi Literatur Dan Studi Dokumenter
Studi Literatur merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung melalui
pengkajian terhadap dokumen-dokumen yang ada. Adapun dokumen yang diperlukan
dalam studi dokumenter terkait dengan pekerjaan yang dilakukan berupa :
• peraturan perundangan-undangan dan dokumen kebijakan yang terkait dengan
pengelolaan limbah industri terutama industri penyamakan kulit
• laporan-laporan pengelolaan/pengolahan limbah di Kota Garut
• teori-teori mengenai pengolahan dan pengelolaan limbah industri
• data-data terkait dengan karakter dan kondisi kawasan

B. Wawancara Semi Terstruktur


Wawancara semi terstruktur merupakan salah satu jenis metode pengumpulan data dan
informasi secara langsung kepada pemilik informasi atau sumber informasi. Wawancara
semi struktur ini merupakan salah satu jenis dalam metode wawancara, hanya saja dalam
wawancara semi terstruktur ini lebih memungkinkan diperoleh informasi yang lebih
mendalam, karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih luas dan bebas, tidak terikat
dengan susunan pertanyaan tertentu. Dalam wawancara semi terstruktur catatan yang
dibuat pada intinya mengenai kapan menanyakannya, bagaimana urutannya, akan seperti
apa rumusan pertanyaannya dan sebagainya yang biasanya muncul secara spontan sesuai
dengan perkembangan situasi wawancara itu sendiri.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 14


USULAN TEKNIS
Wawancara semi terstruktur ini digunakan sebagai salah satu metoda pengumpulan karena
dua alasan, yaitu dengan wawancara, peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui
dan dialami subjek yang diteliti, tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek
penelitian dan apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat
lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga masa
mendatang. Adapun sumber informasi untuk wawancara semi terstruktur ini adalah
perwakilan masyarakat, pengelola forum-forum pemantauan, dan pakar dalam hal
pengkonsepan model forum pemantauan.

C. Desk Study
Merupakan suatu metoda yang sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan studi literatur.
Metode ini sepenuhnya dilakukan di studio atau di belakang meja kerja. Dalam metoda ini
anggota tim yang terlibat berkumpul untuk membahas mengenai berbagai analisis dan
penyusunan konsep Detail Engineering Design (DED) IPAL skala komunal di lokasi
perencanaan. Metoda desk study ini intinya adalah pembahasan yang lebih mendalam.
Informasi yang menjadi input dalam pelaksanaan metoda ini terbatas dari hasil metoda lain
seperti wawancara semi terstruktur, seminar, dan studi literatur.

D. Survey lapangan dan pengukuran


Survey lapangan dan pengukuran dilakukan untuk memperoleh gambaran akurat mengenai
sistem pengelolaan limbah industri yang ada, sehingga karakter industri berupa potensi,
permasalahan, dan kendala pengelolaan limbah diperoleh secara akurat. Survey ini akan
menjadi pendukung dalam analisis dan penyusunan DED.

E. Diskusi dan Konsultasi


Diskusi pada dasarnya merupakan bentuk deep interview yang akan mengkaji secara khusus
suatu persoalan. Diskusi ini dilakukan antara konsultan dengan pemerintah daerah dalam
koordinasi. Konsultasi dilakukan untuk mengklarifikasi dan memperoleh kejelasan atas
suatu hal. Konsultasi ini selanjutnya dapat dilanjutkan menjadi diskusi.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 15


USULAN TEKNIS
2.2.2.2 Pendekatan dan Metodologi Untuk Setiap Tahapan Pekerjaan
Pendekatan dan metodologi yang telah disebutkan di atas akan digunakan dalam setiap
tahapan pekerjaan. Tahapan pekerjaan sendiri merupakan pembagian tahap dalam
pekerjaan ini untuk memudahkan penyelesaian pekerjaan. Untuk lebih jelasnya tahapan
pekerjaan dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut, sedangkan Workbreakdown kegiatan
dapat dilihat pada Gambar 2.3

PERSIAPAN

SURVEY & KOMPILASI


DATA

ANALISIS DATA

PENYUSUNAN DETAIL
ENGINEERING DESAIN
IPAL SKALA KOMUNAL

Gambar 2.2 Tahapan Umum Pekerjaan

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 16


USULAN TEKNIS

Persiapan Identifikasi dan Survey Konsep Detail Engineering Design Penyempurnaan DED

Kajian rencana pembangunan IPAL


skala komunal Identifikasi urgensi
kebutuhan IPAL industri
Konsep teknologi
IPK skala komunal Identifikasi pengelolaan pengolahan limbah
eksisting limbah industri

Identifikasi lokasi timbulan


dan karakteristik limbah
Inventarisasi zona industri
industri IPK Analisis dan
Kajian kebijakan interpretasi data Draft DED IPAL industri Penyempurnaan DED
pengelolaan limbah lapangan IPK IPAL industri IPK
Identifikasi potensi, peluang,
hambatan dalam
pengelolaan limbah skala
komunal
Kajian literatur
pengelolaan limbah
Identifikasi lokasi IPAL Konsep kelembagaan
potensial pengelola IPAL IPK
Inventarisasi Kebutuhan
Data Survey Sekunder
Institusional

Design Survey Survey primer (klarifikasi, verifikasi dan


identifikasi di lokasi industri)

Koordinasi dan konsultasi dengan institusi terkait di daerah

Laporan pendahuluan Laporan Antara Laporan akhir

Gambar 2.3 Metodologi Pekerjaan Penyusuna Detail Engineering Design IPAL Komunal IPK Sukaregang

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 17


USULAN TEKNIS
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini pada intinya merupakan awal dari semua rangkaian kegiatan.

Kajian rencana pembangunan IPAL


skala komunal

Kajian Kebijakan
Pengelolaan
Limbah
Inventarisasi
Kebutuhan
Data
Kajian Literatur
Pengelolaan
Limbah

Design Survey

Terdapat 5 kegiatan yang menjadi bagian tahap ini, yaitu :


▪ Kajian mengenai rencana pembangunan IPAL industri penyamakan kulit skala
komunal
▪ Kajian kebijakan pengelolaan limbah industri secara umum
▪ Kajian literatur tentang pengelolaan limbah terutama industri
▪ Inventarisasi kebutuhan data setelah melakukan berbagai kajian
▪ Desain survey

Adapun pendekatan dan metoda yang digunakan dalam tiap kegiatan dalam tahap ini dapat
dilihat sebagai berikut.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 18


USULAN TEKNIS
KEGIATAN PENDEKATAN METODE

Kajian kebijakan Deduktif – Induktif Desk Study

Kajian data sekunder Deduktif – Induktif Desk Study

Kajian literatur Deduktif – Induktif Desk Study


pengelolaan limbah

Inventarisasi kebutuhan Deduktif – Induktif dan Desk Study


data technical planning

Perumusan indikator dan Technical Planning Desk Study


rencana rinci

Desain survey Technical Planning Desk Study

B. Tahap Identifikasi dan Survey


Tahap identifikasi dan survey ini merupakan tahap kedua dari rangkaian kegiatan. Pada
tahap ini terdapat beberapa kegiatan besar yaitu :
▪ Identifikasi urgensi kebutuhan IPAL industri penyamakan kulit skala komunal
▪ inventarisasi zona/sentra industri penyamakan kulit di daerah studi/perencanaan
▪ identifikasi pengelolaan eksisting limbah industri penyamakan kulit
▪ identifikasi lokasi, timbulan dan karakteristik limbah industri penyamakan kulit
▪ identifikasi potensi, peluang, hambatan dan kendala dalam pengelolaan limbah
skala komunal
▪ Survey sekunder ke institusi terkait sektor industri dan pengelolaan limbah (seperti
Dinas LH, Perindustrian, dll)
▪ Survey primer untuk mengklarifikasi, verifikasi dan identifikasi di lokasi
perencanaan
▪ Koordinasi dan konsultasi dengan institusi terkait di daerah

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 19


USULAN TEKNIS
Identifikasi urgensi
kebutuhan IPAL Identifikasi pengelolaan
industri penyamakan eksisting limbah industri
kulit skala komunal

Identifikasi lokasi, timbulan


dan karakteristik limbah
industri
Inventarisasi Zona/
Sentra industri Identifikasi potensi, peluang,
penyamakan kulit hambatan dan kendala
dalam pengelolaan limbah
skala komunal

Identifikasi lokasi IPAL


potensial

Survey Sekunder Survey primer (klarifikasi,


verifikasi dan identifikasi
lokasi industri)

Koordinasi dan konsultasi dengan institusi terkait di daerah

Pendekatan dan metoda yang digunakan secara terakumulasi dapat dilihat sebagai berikut.

KEGIATAN PENDEKATAN METODE

Identifikasi dan Pendekatan Induktif Desk studi


inventarisasi (Pendekatan Incremental
& Sistematik)

Survei institusional dan Pendekatan Induktif Studi Literatur


primer serta pemetaan (Pendekatan Incremental Survey Lapangan
& Sistematik) Studi dokumenter
Wawancara semi
terstruktur

Koordinasi dan konsultasi Pendekatan Deduktif – Desk study


daerah Induktif

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 20


USULAN TEKNIS
C. Tahap Penyusunan Detail Engineering Design
Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji dan menganalisis berbagai hasil survey dan
identifikasi yang telah dilakukan. Kegiatan pada tahapan ini adalah:

Konsep teknologi pengolahan limbah


(desain ipal industri penyamakan kulit
komunal)

Analisis dan
Draft Detail Engineering (DED) IPAL
Interpretasi data
industri penyamakan kulit komunal
lapangan

Konsep kelembagaan pengelola IPAL


industri penyamakan kulit komunal

▪ Kompilasi dan tabulasi hasil survey dilakukan untuk mempermudah proses analisis
▪ Rekapitulasi kegiatan pengelolaan limbah penyamakan kulit di perencanaan
▪ Rekapitulasi potensi, peluang, hambatan, dan kendala dalam pengelolaan limbah
penyamakan kulit di daerah perencanaan
▪ Penyusunan konsep teknologi pengolahan limbah penyamakan kulit di daerah
perencanaan
▪ Penyusunan konsep kelembagaan pengelola fasilitas pengolahan (IPAL)
Penyusunan Draft Detail Engineering Desain IPAL IPK Sukaregang

Adapun pendekatan dan metoda yang digunakan dalam tahap analisis kebutuhan ini adalah
sebagai berikut.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 21


USULAN TEKNIS

KEGIATAN PENDEKATAN METODE

Kompilasi dan Pendekatan Deduktif – desk study


rekapitulasi data Induktif diskusi

Evaluasi dan Analisis Pendekatan Deduktif – desk study


Induktif diskusi
Analisis komprehensif

Penyusunan rumusan Pendekatan Deduktif – desk study


kebutuhan dan draft Induktif diskusi
masterplan Analisis komprehensif

D. Tahap Penyusunan Detail Engineering Design


Tahap penyempurnaan DED ini merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian kegiatan.
▪ Penyempurnaan Detail Engineering Design dilakukan setelah mendapat masukan
dari berbagai stakeholder. Masukan yang diakomodir adalah masukan yang sejalan
dengan sasaran yang diharapkan dalam KAK.

2.3 ORGANISASI DAN PERSONIL


2.3.1 Susunan Personalia
Alokasi tenaga pelaksana kegiatan pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
IPAL Komunal IPK Sukaregang ini terdiri dari beberapa tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu
yang tergabung dalam satu Team Work. Bertitik tolak dari lingkup pekerjaan, hakekat
tujuan dan sasaran tersebut maka personil – personil yang dilibatkan untuk kelancaran
pekerjaan perencanaan dimaksud, data – data selengkapnya dapat dilihat pada halaman –
halaman selanjutnya.

Tim pelaksana pekerjaan yang disusun oleh Konsultan Perencana sudah memperhitungkan
secara cermat kebutuhan layanan dan latar belakang pengalaman personil tenaga ahli dan
tenaga penunjang yang diperlukan.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 22


USULAN TEKNIS
Pemilihan tenaga ahli berdasarkan pada :
- Lingkup pekerjaan
- Permasalahan spesifik yang mungkin dihadapi
- Tujuan dan hasil akhir yang diharapkan
- Jadwal pelaksanaan.

2.3.2 Koordinasi Kerja


Koordinasi kerja perencanaan dikategorikan dalam koordinasi ekstern dan koordinasi
intern, dimana koordinasi ekstern adalah hubungan Konsultan dengan pihak-pihak luar
yang berkaitan dengan pekerjaan perencanaan konstruksi dan koordinasi intern adalah
koordinasi dalam perusahaan Konsultan sendiri dalam masalah kelancaran kegiatan
perencanaan.
▪ Koordinasi Kerja Ekstern
Adalah koordinasi antara Konsultan Perencana dengan unsur-unsur yang terlibat dalam
proses pekerjaan ini antara lain pihak Proyek/Pemerintah Kota Garut, unsur teknis, dan
semua permasalahan yang bersifat teknis maupun administratif dapat segera diatasi,
sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan Perencanaan. Hal ini disebabkan semua
unsur-unsur yang tersebut di atas masing-masing saling terkait satu sama lain.
▪ Koordinasi Kerja Intern
Adalah koordinasi antara bagian-bagian dalam perusahaan yang menangani kegiatan
perencanaan, dimana semua bagian-bagian atau unsur-unsur perusahaan yang terlibat
mempunyai keterkaitan satu sama lain. Hal ini akan memudahkan dalam mencari jalan
keluarnya apabila terdapat permasalahan di lapangan yang sifatnya berupa teknis
pelaksanaan pekerjaan perencanaan tersebut.

2.3.3 Strategi Manajemen


Keberhasilan Team Work ini tergantung pada strategi manajemen yang dipakai dimana
untuk pekerjaan ini dipergunakan :
a. Strategi manajemen komunikasi, dipakai strategi komunikasi terbuka terbatas artinya
segala permasalahan penting didiskusikan lebih dahulu sebelum diambil keputusan.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 23


USULAN TEKNIS
b. Strategi manajemen organisasi, dipakai sistem terpusat dalam perwakilan sub bidang
pekerjaan artinya di masing-masing bidang pekerjaan perlu adanya personil-personil
ahli yang sesuai bidangnya, bertugas dan bertanggung jawab pada penanggung jawab
kegiatan.
c. Strategi manajemen keuangan, dipakai sistem terbuka terbatas, artinya administrasi
dan keuangan dapat dipantau dan diketahui setiap oleh anggota tertentu sesuai
kemenangan dan penyelesaian semua administrasi maupun keuangan bertanggung
jawab kepada Penanggung Jawab Kegiatan dan Direktur Perusahaan.

2.3.4 Kebutuhan Tenaga Ahli


Agar pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK
Sukaregang dapat mencapai pekerjaan yang memenuhi sasaran sesuai dengan Kerangka
Acuan kerja (KAK), maka organisasi dan kebutuhan tenaga Ahli konsultan adalah sebagai
berikut :
1. 1 (satu) orang Sarjana Teknik Lingkungan dengan pengalaman 4 tahun
2. 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman 4 tahun
3. 1 (satu) orang Sarjana Biologi dengan pengalaman 3 tahun
4. 1 (satu) orang Sarjana Teknik Kimia/Kimia dengan pengalaman 3 tahun

Seluruh tenaga ahli tersebut haruslah diorganisasi agar salah satu fungsi management atau
alat untuk mencapai tujuan. Agar pekerjaan perencanaan ini dapat berjalan lancar, terarah,
terkoordinasi maka perlu adanya organisasi kerja yang baik yang merupakan Team Work.
Struktur organisasi dan personil pelaksana pekerjaan adalah sebagai berikut :

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 24


USULAN TEKNIS

User

Direktur
PT. Andika
Persada Raya

Ahli Teknik Lingkungan Ahli Sipil Ahli Biologi Ahli Teknik Kimia
Diana Yuniarti
Muhammad Arif Yusri,
Seskoadi Sidik, ST Imam Santoso, S.Si Pramudyastuti, S.Si,
ST
MT

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 25


USULAN TEKNIS
2.4 JADWAL PELAKSANAAN DAN JADWAL PENUGASAN
2.4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan alat yang dapat menunjukkan kapan
berlangsungnya setiap kegiatan, sehingga dapat digunakan pada waktu merencanakan
kegiatan-kegiatan maupun untuk pengendalian pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.

Jadwal kegiatan perencanaan disusun setidaknya berdasarkan :


1. Jangka waktu pelaksanaan
2. Volume kegiatan
3. Jenis dan kompleksitas kegiatan
4. Jumlah, kualitas Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang yang terlibat
5. Kesiapan semua unsur – unsur terkait

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa untuk menyelesaikan
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang, diperlukan
beberapa tahapan global kegiatan, agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu. Waktu yang diberikan oleh pengguna selama 120 (seratus dua puluh) hari
kalender dengan volume pekerjaan yang cukup besar, maka selain diperlukan tenaga ahli
yang handal dengan jumlah yang cukup diperlukan pula Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan
monitoring yang sangat ketat, mengingat antara kegiatan satu dengan yang lainnya saling
terkait dan saling ketergantungan.

Pelaksanaan Pekerjaan, secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Pekerjaan
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang Lapangan dan
Pekerjaan Kantor, secara rinci Jadual Pelaksanaan Pekerjaan ini ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 26


USULAN TEKNIS
Tabel 2.2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang

Waktu Pelaksanaan Kegiatan


No Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Pekerjaan Persiapan (Pendahuluan)
pengumpulan data dan review data
Konsolidasi dan Penyamaan presepsi serta penyusunan rencana kerja
Inventarisasi
Kajian Sekunder
B Pekerjaan Identifikasi dan Inventarisasi Lapangan (Survey)
Identifikasi dan karakteristik pengelolaan air limbah eksisting
Kajian dan evaluasi kondisi eksisting sistem pengelolaan air limbah dan permasalahannya
Inventarisasi kebutuhan data dan pelaksanaan survey
Kompilasi data survey dan observasi
C Tahap Pekerjaan Analisis dan Desain
Hasil Kajian dan Analisis Survey serta permasalahannya Ø
Menyusun Rumusan materi dan Kerangka Teknis Ø
Menganalisa proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana pengolahan air limbah Ø
Menyusun Kriteria Desain DED IPAL Komunal IPK Sukaregang
Menyusun perencanaan detail kebutuhan sarana dan prasarana IPAL
Menyusun RAB, RKS, dan BoQ
Penyerahan Draft Detail Engineering Desain (DED) IPAL Kawasan Industri Penyamakan Kulit/Konsep Laporan
Perbaikan Laporan Draft Menjadi Laporan Akhir
D Pembahasan
Pembahasan dan Penyerahan Laporan Pendahuluan
Pembahasan dan Penyerahan Laporan Antara
Pembahasan dan Penyerahan Laporan Akhir

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 27


USULAN TEKNIS
2.4.2 Komposisi Tim dan Penugasan
Tabel 2.3 Komposisi Tim dan Penugasan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang
Nama Personil Perusahaan Tenaga Ahli Lingkup Posisi diusulkan Uraian Pekerjaan Jumlah
Lokal/Asing Keahlian orang
bulan
(OB)
TENAGA AHLI
Seskoadi Sidik, ST PT. Andika Persada Lokal Ahli Teknik Ahli Sebagai Team Leader : 4 OB
Raya Penyehatan/ Penyehatan/ ❖ Bertanggung terhadap seluruh rangkaian pekerjaan, baik dari sisi
Teknik Lingkungan output maupun proses;
Lingkungan (Team Leader) ❖ Menjabarkan dan merencanakan seluruh cakupan kegiatan;
❖ Mengkoordinasikan seluruh anggota tim untuk bersama-sama
menyusun dan menyepakati rencana kerja dan metodologi
pelaksanaan pekerjaan;
❖ Mengarahkan dan mengkoordinasikan seluruh anggota tim sesuai
dengan bidang keahlian untuk mendapatkan keluaran kegiatan
sebagaimana telah disepakati bersama;
❖ Memimpin setiap diskusi internal maupun dengan tim teknis;
❖ Mengkomunikasikan setiap bentuk keluaran kegiatan kepada
pemberi kerja dalam bentuk pembahasan dan alih pengetahuan
(presentasi).

Sebagai Tenaga Ahli :


❖ Melakukan kajian kebijakan peraturan perundangan yang relevan
dengan bidang pengelolaan limbah industri khususnya pada
industri batik
❖ Melakukan kajian mengenai kebijakan pengelolaan air limbah
industri yang ada di ditingkat pusat, provinsi dan daerah.
❖ Memberikan arahan kepada tim khususnya yang berkaitan
dengan kondisi permasalahan yang ada dalam perancangan IPAL

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 28


USULAN TEKNIS
Nama Personil Perusahaan Tenaga Ahli Lingkup Posisi diusulkan Uraian Pekerjaan Jumlah
Lokal/Asing Keahlian orang
bulan
(OB)
❖ Merumuskan kebijakan dan strategi perencanaan IPAL bersama
Tim.
❖ Memimpin Tim dalam rangka menyelenggarakan diskusi dan
koordinasi bersama tim teknis.
Muhammad Arif Yusry, PT. Andika Persada Lokal Ahli Sipil Tenaga Ahli Sipil Sebagai anggota : 4 OB
ST Raya • Bertanggung jawab kepada ketua tim mengenai keseluruhan
kegiatan pekerjaan di bidang kesipilan
• Memberikan masukan kepada ketua tim substansi terkait dengan
kesipilan/ kontruksi IPAL
• Ikut hadir dalam setiap koordinasi dengan tim teknis maupun
survey ke lapangan.

Sebagai tenaga ahli :


• Membantu Tenaga Ahli Teknik Penyehatan/Lingkungan dalam
merancang dan menganalisa IPAL dari aspek kontruksi dan
pelaksanaannya.
• Melakukan identifikasi dan memberikan masukan kepada tim
terkait konstruksi IPAL dan bagaimana melakukan perancangan
nya
• Menyusun rancangan rencana yang berhubungan dengan
penyusunan DED IPAL Industri Batik dan SOP IPAL
• Melakukan analisis dan disain terhadap penggunaan material
utama yang harus digunakan
• Menyusun RKS dan Spesifikasi Teknis
• Menyusun RAB
Imam Santoso, S.Si PT. Andika Persada Lokal Ahli Biologi Tenaga Ahli Sebagai anggota : 2 OB
Raya Biologi • Melakukan kerjasama dengan tenaga ahli lainnya terkait dengan
substansi kegiatan.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 29


USULAN TEKNIS
Nama Personil Perusahaan Tenaga Ahli Lingkup Posisi diusulkan Uraian Pekerjaan Jumlah
Lokal/Asing Keahlian orang
bulan
(OB)
• Mengkoordinasikan hasil kajian dengan anggota tim lainnya.

• Bertanggung jawab terhadap substansi kegiatan terkait dengan
bidang biologi/kehidupan Mikroorganisme
• Ikut andil dan berpartisipasi dalam substansi kegiatan dan ikut
hadir dalam koordinasi dan pembahasan dengan tim teknis

Sebagai Tenaga Ahli :


• Melakukan analisis yang berkaitan dengan kemampuan
Mikroorganisme dalam mengolah air limbah
• Mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan proses
pengolahan air limbah dengan bantuan Mikroorganisme
Diana Yuniarti PT. Andika Persada Lokal Ahli Teknik Tenaga Ahli Sebagai anggota : 3 OB
Pramudyastuti, S.Si, Raya Kimia Teknik Kimia • Melakukan kerjasama dengan tenaga ahli lainnya terkait dengan
MT substansi kegiatan.
• Mengkoordinasikan hasil kajian dengan anggota tim lainnya.
• Bertanggung jawab terhadap substansi kegiatan terkait dengan
bidang Teknik Kimia
• Ikut andil dan berpartisipasi dalam substansi kegiatan dan ikut
hadir dalam koordinasi dan pembahasan dengan tim teknis

Sebagai Tenaga Ahli :


• Melakukan analisis dan evaluasi yang berkaitan dengan bidang
teknik kimia dalam proses pengolahan air limbah
• Mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang
teknik kimia dan mendiskusikannya bersama dengan tim teknis

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 30


USULAN TEKNIS
Nama Personil Perusahaan Tenaga Ahli Lingkup Posisi diusulkan Uraian Pekerjaan Jumlah
Lokal/Asing Keahlian orang
bulan
(OB)
Tenaga Pendukung
Putri Pujiastuti, ST PT. Andika Persada Lokal Asisten Asisten Tenaga - Membantu tenaga ahli dalam melaksanakan pengumpulan data 4 OB
Raya Ahli sosial, ekonomi, budaya, kelembagaan serta data teknis lainnya
- Membantu dalam melakukan pengamatan lapangan
- Membantu dalam melakukan analisis kondisi sosial, ekonomi,
budaya, kelembagaan dan analisa teknis
- Membantu dalam menyusun rencana penanganan sosial dan
pemberdayaan masyarakat
- Membantu dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi
teknis dan sosial budaya
Mira Susana PT. Andika Persada Lokal Typist Operator Guna mendukung pekerjaan tim konsultan, disediakan 1 orang 4 OB
Raya komputer Operator Komputer yang memiliki kemampuan program-program
word, excel, power point dll serta dapat menunjang tugas-tugas
penyusunan laporan, proceeding kegiatan, maupun materi presentasi
laporan dan kegiatan diskusi daerah maupun pusat, sesuai struktur
yang disepakati konsultan & pemberi kerja serta diarahkan oleh Team
Leader.

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 31


USULAN TEKNIS
2.4.3 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Tabel 2.4 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

Bulan Bulan Bulan Bulan


No Nama Posisi I II III IV MM
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Seskoadi Sidik, ST Ahlli Teknik Lingkungan 4
2 Muhammad Arif Yusry, ST Ahli Sipil 4
3 Imam Santoso, S.Si Ahli Biologi 2
4 Diana Yuniarti Pramudyastuti, S.Si, MT Ahli Teknik Kimia/Kimia 3
TOTAL 13

Tabel 2.5 Jadwal Penugasan Tenaga Pendukung

Bulan Bulan Bulan Bulan


No Nama Posisi I II III IV MM
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Putri Pujiastuti, ST Asisten 4
2 Mira Susana Operator Komputer 4
TOTAL 8

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) IPAL Komunal IPK Sukaregang 32

Anda mungkin juga menyukai