Anda di halaman 1dari 4

KAJIAN ILMU (KAMU) VOL.

2
Upah Murah

PENDAHULUAN

Upah murah telah menjadi topik yang hangat dan kontroversial dalam ranah ekonomi, sosial, dan
politik selama beberapa dekade terakhir. Istilah ini mengacu pada praktik memberikan
kompensasi pekerja dengan tingkat upah yang relatif rendah, sering kali di bawah standar
minimum yang dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Fenomena upah murah
sering kali berhubungan dengan sektor industri, pekerjaan rendah terampil, dan sering menjadi
fokus perdebatan tentang kesenjangan ekonomi, ketidakadilan sosial, dan kesejahteraan pekerja.

Seiring dengan kemajuan teknologi, globalisasi, dan perubahan struktural dalam perekonomian
dunia, perdebatan tentang upah murah semakin kompleks dan beragam. Perusahaan di negara
maju sering mencari keuntungan dengan memindahkan produksi mereka ke negara-negara
berkembang, di mana tenaga kerja dapat dipekerjakan dengan upah yang lebih rendah. Sementara
itu, negara-negara dengan tingkat upah murah dapat melihat pertumbuhan ekonomi yang
signifikan akibat investasi asing dan ekspor produk-produk mereka.

Namun, sisi lain dari perdebatan adalah bahwa upah murah dapat menciptakan lingkaran setan
ketidakadilan. Para pekerja dalam kondisi ini sering menghadapi kesulitan untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari mereka, seperti perumahan layak, pendidikan, layanan kesehatan, dan
perlindungan sosial yang memadai. Hal ini bisa mengakibatkan peningkatan ketimpangan
pendapatan dan memicu masalah sosial, termasuk kemiskinan, pekerja anak, dan eksploitasi
buruh.

Dalam konteks sosial dan politik, perdebatan tentang upah murah sering kali mencerminkan
konflik kepentingan antara perusahaan, pemerintah, serikat pekerja, dan masyarakat luas.
Perusahaan dapat melihat upah murah sebagai cara untuk meningkatkan daya saing dan
profitabilitas mereka, sementara pemerintah mungkin berusaha menjaga iklim investasi dan
menciptakan lapangan kerja, dan serikat pekerja berjuang untuk hak-hak dan kesejahteraan
pekerja.

KAJIAN ILMU (KAMU), DEPARTEMEN SOSIAL DAN ROHANI BEM FE UNIVERSITAS


SILIWANGI
PENYEBAB UPAH MURAH

1. Globalisasi dan Outsourcing

Globalisasi telah membuka pintu bagi perusahaan untuk memindahkan produksi mereka ke
negara-negara dengan tingkat upah lebih rendah. Fenomena ini dikenal sebagai outsourcing atau
offshoring. Perusahaan mencari efisiensi biaya dengan mempekerjakan tenaga kerja dengan upah
murah di negara-negara berkembang, sehingga mengurangi biaya produksi dan meningkatkan
profitabilitas mereka.

2. Ketatnya Persaingan

Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, beberapa perusahaan mungkin merasa terpaksa
untuk menekan biaya, termasuk upah pekerja, guna tetap bersaing di pasar. Hal ini terutama
terjadi dalam sektor industri yang sangat kompetitif dan rentan terhadap perubahan teknologi.

3. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah tentang regulasi tenaga kerja dan tingkat upah minimum dapat
mempengaruhi tingkat upah yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara mungkin memiliki
regulasi yang lebih longgar atau tingkat upah minimum yang rendah, yang dapat menyebabkan
terjadinya upah murah.

4. Ketimpangan Kekuasaan dalam Perundingan

Ketika kekuatan tawar-menawar berada di pihak perusahaan dan bukan pada pekerja, perusahaan
dapat dengan mudah menetapkan tingkat upah yang rendah. Kurangnya serikat pekerja yang kuat
atau perlindungan hukum bagi pekerja juga dapat menyebabkan ketimpangan kekuasaan dalam
perundingan upah.

5. Kualifikasi dan Keahlian

Pekerja dengan tingkat kualifikasi dan keahlian yang rendah seringkali mendapatkan tingkat upah
yang lebih rendah. Hal ini terutama berlaku dalam pekerjaan rutin yang dapat dilakukan dengan
sedikit pelatihan atau keterampilan khusus.

KAJIAN ILMU (KAMU), DEPARTEMEN SOSIAL DAN ROHANI BEM FE UNIVERSITAS


SILIWANGI
DAMPAK UPAH MURAH

Dampak dari upah murah mencangkup beragam aspek ekonomi, social, dan politik yang
membentuk lanskap masayarakat modern. Beberapa dampak yang siginifikan antara lain:
1. Kesenjangan Ekonomi

Upah murah dapat menyebabkan meningkatnya kesenjangan ekonomi antara kelompok pekerja
dan majikan. Pekerja dengan upah rendah cenderung menghadapi kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan dasar, sementara perusahaan mungkin mengalami peningkatan profitabilitas.
Kesenjangan ini dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan yang lebih besar di masyarakat.

2. Kemiskinan dan Ketidakstabilan Finansial

Para pekerja dengan upah murah berisiko mengalami kemiskinan atau tingkat kesejahteraan yang
minim. Ketidakstabilan finansial dapat menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari, seperti perumahan, pendidikan, dan layanan kesehatan, serta mengakibatkan tingkat
tabungan dan investasi yang rendah.

3. Kurangnya Pengeluaran Konsumen

Pekerja dengan upah rendah cenderung memiliki daya beli yang terbatas, karena sebagian besar
pendapatan mereka digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendasar. Akibatnya, konsumsi
mereka terbatas, yang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

4. Perubahan Struktur Pekerjaan

Praktik upah murah dapat mempengaruhi struktur pekerjaan di suatu negara. Pekerjaan dengan
tingkat upah rendah lebih cenderung dipertahankan atau bahkan dibuat, sementara pekerjaan
dengan upah lebih tinggi dapat pindah ke negara-negara dengan biaya tenaga kerja lebih murah.

5. Kualitas Hidup dan Kesejahteraan Sosial

Pekerja dengan upah murah mungkin mengalami kondisi kerja yang buruk, jam kerja yang
berlebihan, dan kurangnya perlindungan sosial. Hal ini dapat berdampak negatif pada kualitas
hidup mereka dan kesejahteraan sosial secara keseluruhan.

6. Peningkatan Pemanfaatan Pekerja Migran

Negara-negara dengan upah murah dapat menjadi destinasi bagi pekerja migran yang mencari
peluang ekonomi. Namun, praktik eksploitasi terhadap pekerja migran sering kali meningkat
karena kurangnya perlindungan hukum dan kondisi kerja yang buruk.

KAJIAN ILMU (KAMU), DEPARTEMEN SOSIAL DAN ROHANI BEM FE UNIVERSITAS


SILIWANGI
MENGATASI UPAH MURAH

1. Penyusunan Kebijakan Upah yang Adil

Pemerintah dapat mengusahakan kebijakan upah minimum yang sesuai dengan standar hidup
layak untuk pekerja. Selain itu, pengaturan kebijakan upah harus mempertimbangkan kondisi
ekonomi, inflasi, dan tingkat produktivitas agar tetap berimbang bagi semua pihak.

2. Penguatan Serikat Pekerja

Serikat pekerja memainkan peran kunci dalam membela hak-hak pekerja dan mendesak
perusahaan untuk memberikan upah yang layak. Penguatan serikat pekerja dapat meningkatkan
kekuatan tawar-menawar pekerja dan mendorong perusahaan untuk memberikan kompensasi
yang lebih baik.

3. Pengembangan Ketrampilan dan Pendidikan

Investasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan pekerja dapat meningkatkan nilai
tambah pekerja dan memungkinkan mereka untuk mengakses pekerjaan dengan upah lebih tinggi.
Ini dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pekerjaan dengan upah murah dan
meningkatkan mobilitas sosial.

4. Pengawasan Terhadap Eksploitasi Pekerja

Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik eksploitasi
pekerja, terutama terhadap pekerja migran yang sering menjadi korban. Perlindungan hukum
yang kuat akan memberikan jaminan keadilan bagi pekerja dan membatasi praktik upah murah
yang merugikan mereka.

5. Inovasi Teknologi dan Proses Produksi

Peningkatan efisiensi produksi melalui inovasi teknologi dapat membantu perusahaan


mengurangi biaya produksi tanpa mengorbankan upah pekerja. Dengan demikian, upah murah
tidak menjadi satu-satunya cara bagi perusahaan untuk tetap bersaing.

6. Keterlibatan Pihak-pihak Terkait

Kerjasama antara pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, dan masyarakat dalam membahas isu
upah murah sangat penting. Dialog yang terbuka dan transparan dapat membantu mencapai
kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.

KAJIAN ILMU (KAMU), DEPARTEMEN SOSIAL DAN ROHANI BEM FE UNIVERSITAS


SILIWANGI

Anda mungkin juga menyukai