Jawaban
1. Karakteristik dari nagara Sedang Berkembang (NSB) adalah
1. Standar Hidup yang rendah
Negara dengan standar hidup yang rendah dapat dilihat dari beberapa Aspek muali
dari pendapatan perkapita yang rendah, kemiskinan yang kronis, Kondisi
perumahan yang tidak memadai, sarana kesehatan yang masih sangat terbatas,
tingkat pendidikan yang rendah, tingkat kematian bayi yang tinggi, tingkat harapan
hidup yang rendah, adanya perasaan tidak aman dan rasa putus asa.
2. Tingkat Produktivitas yang rendah, khususnya tingkat produktivitas tenaga
kerjanya.
Tingakt pertumbuhan penduduk dan beban tanggung jawab yang tinggi
Negara sedang berkembang mengalami pertumbuhan penduduk yang lebih cepat
daripada negara maju biasanya dikarenakan Tingkat kelahiran kasar yang tinggi
dan tingkat kematian yang rendah, yang pada akhirnya menimbulkan tanggung
jawab yang tinggi untuk menurus penduduk yang masih dalam kategori usia non
produktif yaitu dibawah 15 tahun dan penduduk yang berusian diatas 64 tahun.
3. Tingginya tingkat Pengangguran
Dibandingkan dengan Negara maju tingkat pengangguran dari negara NSB masih
tergolong tinggi dikarenakan adanya Pengangguran terselubung, yaitu tenaga kerja
yang bekerja dibawah kapasitas optimalnya, dan juga tenaga kerja yang bekerja
dibawah jam kerja Normal. Dan yang berikut adalah Pengagguran terbuka, yaitu
orang-orang yang sebenarnya mampu atau masih dalam usia produktif untuk
bekerja tetapi tidak ada pekerjaan yang tersedia.
4. Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan export barang primer
Ekonomi negara sedang berkembang sering sangat bergantung pada ekspor
komoditas seperti pertanian, mineral, dan sumber daya alam lainnya, yang
membuat mereka rentan terhadap fluktuasi harga di pasar global. Hal ini terjadi
dikarenakan banyak masyarakat negara NSB yang hidup didaerah pedesaan
sehinggan lebih banyak outputnya adalah dari sektor pertanian, sedangkan secara
umum sektor pertanian memiliki sumbangan tehadap GDP yang relatif kecil.
5. Dominasi Negara Maju, ketergantungan terhadap negara Maju dan terpengaruh
dalam hubungan-hubungan internasional.
Kondisi dimana standar hidup yang rendah, seperti perdapatan perkapita yang
rendah, pengangguran yang tinggi serta ketidak merataan pendapatan terjadi karena
besarnya ketimpangan yang terjadi baik bidang ekonomi maupun politik. Hal
tersebut membuat NSB bergantung kepada negara-negara maju untuk mendapatkan
pinjaman agar dapat melanjutkan pembangunan sehingga NSB akan terikat dengan
aturan-aturan dari negara Maju yang mendominasi perdagangan internasional,
sehingga NSB akan akan terpengaruh dan sangat bergantung dengan negara
berkembang yang pada akhirnya akan sulit untuk keluar dari NSB sebab
persyaratan pinjaman dari Negara maju biasanya akan membuat mereka menguasai
sendi kehidupan dari NSB baik itu bidang ekonomi maupun sosial.
2. Paling tidak ada 3 hal yang menyebabkan perbedaan tingkat kesejahtraan masyarakat
meskipun tingkat pendapatan per kapitanya secara normal relatif sama, yaitu
1. Pola pengeluaran masyarakat
Perbedaan pola pengeluaran antara negara berkembang dan negara maju dapat
mengakibatkan perbedaan kesejahteraan meskipun pendapatan per kapita serupa.
Misalnya, di negara berkembang, proporsi pendapatan yang digunakan untuk
kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal mungkin lebih tinggi, yang
mengurangi sisa pendapatan untuk kebutuhan lain yang meningkatkan kualitas
hidup. Di sisi lain, negara maju dengan pendapatan per kapita yang sama mungkin
memiliki biaya dasar yang lebih rendah relatif terhadap pendapatan mereka,
memungkinkan lebih banyak pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, dan
rekreasi.
2. Perbedaan iklim
Perbedaan iklim memungkinkan timbulnya pola pengeluaran yang berbeda.
Misalnya, negara-negara dengan iklim lebih dingin mungkin perlu menghabiskan
lebih banyak untuk pemanasan dan pakaian yang sesuai, sedangkan negara-negara
tropis mungkin memiliki pengeluaran yang berbeda terkait dengan iklim mereka.
Ini juga berdampak pada kesejahteraan karena dana yang bisa digunakan untuk
keperluan lain harus dialihkan untuk menyesuaikan dengan kondisi iklim.
3. Struktur produksi nasional
Perbedaan dalam struktur produksi, seperti komposisi sektoral antara industri,
pertanian, dan jasa, mempengaruhi tingkat kesejahteraan. Jika suatu negara
memiliki sektor industri yang lebih besar dan lebih maju, hal itu dapat
meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan. Ini berbanding terbalik dengan
negara yang lebih banyak mengandalkan pertanian atau memiliki sektor industri
yang kurang berkembang. Investasi dalam pembentukan modal (capital formation)
juga penting. Negara dengan tingkat investasi yang lebih tinggi dalam teknologi
dan infrastruktur cenderung memiliki kesejahteraan yang lebih baik daripada
negara dengan tingkat investasi yang rendah.
3. Menurut Adelman, ada tiga faktor utama yang mendorong perubahan teori dan paradigma
pembangunan dari masa ke masa:
1. Perubahan Ideologi
Setiap generasi pemikir ekonomi memiliki basis ideologi yang berbeda-beda.
Ketika terjadi perubahan dalam basis ideologi ini, secara otomatis akan membawa
perubahan pada kerangka teori dan kebijakan yang ada. Misalnya, penolakan
terhadap pendekatan berbasis pasar bebas pada 1980-an dan 1990-an yang diikuti
dengan munculnya kembali kebijakan yang lebih memperhatikan aspek
kesejahteraan sosial.
2. Revolusi dan Inovasi Teknologi
Kemajuan dalam teknologi dan penyebaran inovasi sering kali menciptakan
dinamika ekonomi baru yang tidak sepenuhnya dipahami oleh teori pembangunan
yang lebih tua. Perubahan aktivitas ekonomi yang signifikan akibat dari revolusi
teknologi informasi dan komunikasi memberikan implikasi luas serta pengaruh
yang kuat pada perkembangan teori dan paradigma pembangunan. Contohnya
adalah munculnya paradigma perekonomian berbasis pengetahuan (knowledge-
based economy) sebagai produk dari revolusi teknologi tersebut.
3. Perubahan Lingkungan Internasional
Dampak globalisasi ekonomi yang intensif, yang tercermin dalam integrasi
ekonomi antarbangsa yang semakin terintegrasi. Hal ini ditandai dengan liberalisasi
ekonomi, intensifikasi perdagangan bebas antarnegara, ekspansi operasi
perusahaan-perusahaan multinasional, dan perkembangan bisnis keuangan
internasional yang pesat.
Leibenstein menekankan bahwa dalam ekonomi nyata, banyak interaksi yang merupakan
positive-sum game, di mana kerjasama dan inovasi dapat membawa manfaat yang lebih
besar bagi semua pihak yang terlibat. Ini berlawanan dengan pandangan yang lebih pesimis
dari zero-sum game, di mana satu pihak harus kalah agar yang lain bisa menang.