Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ANDI HARMAWANTO

No.UKG : 201699634689
Sekolah : SMA Neg.2 Bone
Mapel : Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
telah diidentifikasi penyebab masalah
1 Peserta didik Sumber kajian literatur: Setelah dilakukan
analisis terhadap
masih memiliki 1. Menurut Deka Setiawan. dkk(2016) Motivasi belajar merupakan dorongan dari dalam maupun
hasil kajian literatur
semangat belajar luar untuk tetap belajar sehingga seseorang atau khususnya siswa sekolah dasar dapat dan hasil wawancara
dapat diketahui
yang rendah memperoleh hasil belajar yang maksimal berkat dorongan semangat atau motivasi belajar yang
bahwa penyebab
tinggi. Pola asuh yang positif akan memberikan dorongan motivasi belajar yang tinggi terhadap munculnya masalah
semangat belajar
anak. (https://www.ejournal.unma.ac.id/index.php/educatio/article/view/871 )
peserta didik yang
Artikel rendah:
2. hasil penelitian( puteri nisa dkk,2021) menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa rendah
 pembelajaran
disebabkan oleh faktor internal dan ekternal siswa. Faktor internal siswa meliputi kejenuhan, yang dilakukan
masih monoton
minat belajar, kesehatan fisik dan mental. Sedangkan faktor eksternal siawa adalah keadaan
 Guru belum
keluarga, lingkungan rumah, dan sarana dan prasarana. (http://bit.ly/3UxBCWD ) merancang
pembelajaran
yang aktif dan
3. hasil penelitian Anggis (2017) bahwa motivasi belajar siswa pada pembelajaran biologi menyenangkan
meningkat setelah diterapkan Problem Based Instruction (PBI).  Peserta didik
kurang percaya
(https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16319/1/Skripsi_1708086028_Diyanah_Muliana.pd
diri karna dikelas
f) diantara 5 sekelas
sendiri
perempuan
4. Slameto (2012) menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa,  selain faktor
diantaranya yaitu kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang berupa kecerdasan, bakat, internal ,faktor
eksternal juga
minat, motivasi, dan kemampuan kognitif.
sangat
(https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/16319/1/Skripsi_1708086028_Diyanah_Muliana.pd mempengaruhi
semangat belajar
f)
peserta didik
5. “Motivasi Belajar adalah  sarana pendukung
literasi membaca
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
masih kurang
untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan Sarana dan
prasarana yang
beberapa indikator atau unsur yang mendukung” (Hamzah B. Uno,
kurang disekolah
2013:23). (http://prin.or.id/index.php/cendikia/article/view/338 )  peserta didik
mempunyai bakat
dan minat yang
berbeda beda
 peserta didik
6. Romadhoni, Evan, Ono Wiharna, and Ibnu Mubarok.2 (2019): "Pengaruh motivasi belajar terhadap
masih beradaptasi
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran gambar teknik." Journal of Mechanical Engineering
dengan kebiasaan
Education 6. 228-234.
baru dalam
(https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/view/21799 ) pembelajaran
Guru: (Samsu,S.Pd,Gr) efek dari pandemi
 peserta didik
1.semangat peserta didik rendah biasanya dipengaruhi oleh kemampuan dasar siswa yang kurang dan terlalu bebas
kemampuan guru dalam mengelolah kelas sehingga siswa kurang tertarik dalam proses pembelajaran mengakses game
dirumah
2.faktor keluarga juga berpengaruh karna kurang mendukung anaknya belajar.Kurang mendukung  orangtua tidak
mementingkan
seperti tidak memperhatikan kebutuhan dan perlengkapan sekolah anak, tidak masalah jika anaknya
pendidikan
terlambat ke sekolah, serta rendahnya dorongan agar anak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi
Kepala Sekolah (Muhammad Tahir,S.Pd.,M.M.)
Semangat belajar peserta didik yang masih rendah disebabkan salah satunya adalah kreatifitas dan
inovasi guru dalam menfaatkan teknologi dalam pembelajaran yang masih kurang,guru hanya
monoton dalam pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang bersemangat
(https://vm.tiktok.com/ZSRTGyodB/ )
hasil wawancara Rekan sejawat :
(Farhan Hidayat,S.Pd.,M.Pd.)
Narasumber kurang nya Motivasi Diri.
Merupakan salah satu penyebab motivasi belajar peserta didik rendah karena krna memang tidak ada
motivasi siswa untuk belajar. Sehingga di dalam kelas sering terjadi siswa yang tidur dan kurang
memperhatikan penjelasan pada saat pembelajaran dan ini berdampak untuk diri peserta didik dan
kualitas peserta didik kedepannya

2 Minimnya sarana 1. Sumber kajian literatur Setelah dilakukan


analisis terhadap
dan prasarana Prasetyo, Dicky Hermawan. "Pengaruh Minimnya Sarana Dan Prasarana Dalam Pembelajaran
hasil kajian literatur
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Di Daerah Terpencil." Seminar Nasional dan hasil wawancara
dapat diketahui
Keolahragaan. Vol. 1. 2020. (http://conference.um.ac.id/index.php/fik/article/view/464 )
2. Hasil penelitian bahwa penyebab
munculnya
Sutrisno, J. (2013). Peran Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Dalam Meningkatkan Prestasi
masalahMinimnya
Olahraga Di Kabupaten Pontianak. JPMIS. sarana dan prasarana
(https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpmis/article/view/978 )
1. Kurangnya dana
3. SAPUTRA, F. A. (2018). Survei Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan untuk sarana dan
prasarana
Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Di Sekolah SMP se-Kecamatan Kebomas Kab. Gresik. Jurnal
2. Kurangnya
Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, 6(2).( kelibatan komite
sekolah dan
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/9/article/view/23325 )
alumni dalam
membantu
sekolah dalam
Wawancara :
pengadaan
Guru (Samsu,S,Pd.Gr) prasarana
3. Kurangnya
Minimnya sarana dan prasarana juga salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar. Sarana
sarana dan
dan prasarana yang baik akan mendukung lancarnya proses pembelajaran. prasaran
berpengaruh
dengan
kelancarnya
proses
Kepala Sekolah (Muhammad Tahir,S.Pd.,M.M)
pembelajaran
Sapras merupakan hal yg penting/ sangat penting demi keberlngsungan pendidikan dikarenakan Guru Kurang
sapras pendidikan merupakan termasuk dalam salah satu bagian / bahan dalam melaksakan proses memodifikasi alat
pembelajaran. Seorang guru akan lebih mudah menyampaikan pembelajaran kepada siswa apabila pembelajaran untuk
sapras mencukupi / memenuhi batas standar. minimalisir
Minimnya Sapras bukan merupakan Masalah besar yg dihadapi seorang guru. Adapun yg bisa kita kurangnya sarana
lakukan apabila sapras kurang memadai yaitu kita sebagai Tenaga pendidik harus lebih KREATIF
terhadap pembelajaran yg di lakukan. Masih banyak cara yg di lakukan seperti memodifikasi sarana
ataupun prasaran jika memang kurang memadai. Meskipun pelaksanaan nya aga sdikit rumit. Namun
utamanya pembelajaran dapat terlaksana dan tersalurkan nya pemahaman ( materi) yang di ramu
dalam modifikasi sapras kepada peserta didik

hasil wawancara Pakar :


DR.ANDI HASRIADI HASYIM,S.Pd.,M.Pd
Dosen FIK UNJ
Narasumber:Minimnya sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana merupakan bagian masalah dari pembelajaran namun masalah ini tidak dapat
dipecahkan oleh guru karena sarana dan prasarana adalah kewenangan pihak sekolah.
Hal ini telah menjadi masalah klasik dalam kasus pendidikan di Indonesia.
Infrasturktur pendidikan dan pembangunan yg tidak merata. Sekolah tidak memiliki luas goegrafis
yang sama... Bahkan ada sekolah yg tidak memiliki ruang terbuka untuk kegiatan aktifitas outdoor.
Dibutuhkan skill seorang pendidik untuk memodifikasi peralatan dan media pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dalam tuntutan pembelajaran yang diharapkan
(https://vm.tiktok.com/ZSRTGyodB/)

Setelah dilakukan
analisis terhadap
Hubungan hasil penelitian hasil kajian literatur
dan hasil wawancara
3 komunikasi antar 1.Menurut Widayati2022
dapat diketahui
guru dan orang tua bahwa penyebab
bahwa peran orang tua dalam keluarga terdiri dari: 1) Peran sebagai pendidik, orang tua perlu munculnya
peserta didik
masalahHubungan
menanamkan kepada anakanak arti penting pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan
terkait komunikasi antar
dari sekolah 2) Peran sebagai pendorong, sebagai anak yang sedang menghadapi masa peralihan, guru dan orang tua
pembelajaran yang
peserta didik terkait
anak membutuhkan dorongan orang tua untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri
masih kurang pembelajaran yang
dalam menghadapi masalah. 3) Peran sebagai panutan, orang tua perlu memberikan contoh dan masih kurang
teladan bagi anak, baik dalam berkata jujur maupun dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan
1. Terbatasnya
bermasyarakat. 4) Peran sebagai teman, menghadapi anak yang sedang menghadapi masa peralihan. partisipasi orang
tua disekolah
Orang tua lebih sabar dan mengerti tentang perubahan anak. Orang tua dapat menjadi informasi,
2. Sebagian besar
teman bicara atau teman bertukar pikiran tentang kesulitan atau masalah anak, sehingga anak merasa orangtua siswa
tidak berada
nyaman dan terlindungi.( http://repository.umj.ac.id/7233/1/TESIS.pdf )
dirumah
disebabkan
2. Arini, N. W. (2020). PentingnyaKomunikasi Guru Dengan Orang pekerjaan
TuaDalamMembangunKarakterPesertaDidik. GunaWidya: JurnalPendidikan Hindu, 7(2), 154-159. orangtua
(http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/GW/article/download/631/381 ) sebagian besar
adalah petani dan
Clarisa Ayu Aprilia1, Novia Ayya Shofia2, Wann Nurdiana Sari3 (2021) pekebunyang
sebagian besar
waktunya berada
kontribusi orang tua terhadap lembaga pendidikan dalam peningkatan mutu sekolah sangatlah diluar
penting. Kontribusi aktif dari orangtua dapat memberikan dampak yang positif bagi anak dan mutu 3. Kurang
terciptanya
dari sekolah akan meningkat. Prestasi akademikataupun non akademik anak akan meningkat, berbagai program
jumlah kehadiran anak disekolah akan optimal dengan adanya kontribusi maksimal dari yang melibatkan
keterlibatan
orangtua. orangtua dalam
berbagai kegiatan
disekolah menjadi
Aprilia, C. A., Shofia, N. A., & Sari, W. N. (2021). Pentingnya Kontribusi Orang Tua Terhadap Lembaga
wadah komunikasi
Pendidikan Dalam Peningkatan Mutu Sekolah. J-CEKI: Jurnal Cendekia Ilmiah, 1(1), 20-30. yang menarik bagi
guru,orangtua dan
siswa.
Wawancara
Kurangnya
Guru
Komunikasi efektif
Masalah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya minimnya akses antara orang tua peserta
biasanya
didik dengan guru, misalnya jarangnya diadakan pertemuan karena kesibukan orang tua peserta didik
menimbulkan
sehingga tidak bisa menghadiri pertemuan di sekolah. Begitupun sulitnya komunikasi online, baik dari
kesenjangan
segi alat telekomunikasi dan jaringan.
Kebiasaan
menyalahkan guru
atas pencapaian anak
Kepala Sekolah
yg tidak berhasil atau
Komunikasi kepada orang tua merupakan tanggung jawab besar dari seorang guru, meskipun guru
tidak memperoleh
menilik kesemptan besar untuk berinteraksi kpda siswa namu, kita sebagai guru akan tetap kembali
ketuntasan dalam
kepada orang tua, harus bekerja sama atau ada komunikasi untuk memastikan anak-anak belajara
belajar kerap terjadi.
secara efektif dan mendapatkan yang terbaik bagi pendidikan mereka.
Bahkan orang tua
Adapun yg biasa terjadi hambatan komunikasi oleh guru kpda orang tua yaitu, sulit mencari orang Tua
tidak ragu untuk
dan lokasi tempat tinggl nya yg jauh , orang tua kurang perhatian, kesibukan orang tua sehingga sulit
melaporkan guru ke
untuk diajak komunikasi.
pihak berwajib atas
Hambatan yg lain juga yaitu kurangnya respon kepada orang tua pada saat di ajak komunikasi dan
perlakuan guru yg
susah nya menyesuakan waktu sehingga tidak terjalin kerjasama antara guru dan orang tua dalam
dianggap tidak wajar
menjalin komunikasi. terhadap anak nya
hasil wawancara Pakar :
DR.ANDI HASRIADI HASYIM,S.Pd.,M.Pd
Dosen FIK UNM
Narasumber:
Hubungan komunikasi antar guru dan orang tua peserta didik terkait pembelajaran yang masih kurang
Seharusnya guru memiliki ruang untuk berkolaborasi dengan orang tua dalam hal ini. Komunikasi yg
kurang efektif biasanya menimbulkan kesenjangan. Kebiasaan menyalahkan guru atas pencapaian
anak yg tidak berhasil atau tidak memperoleh ketuntasan dalam belajar kerap terjadi. Bahkan orang
tua tidak ragu untuk melaporkan guru ke pihak berwajib atas perlakuan guru yg dianggap tidak wajar
terhadap anak nya. Ini yg menjadi masalah. Karena guru akhirnya serba salah dan tidak melakukan
apa apa untuk membina anak atau peserta didik yg bermasalah dalam belajar

Setelah dilakukan
analisis terhadap
4 Guru masih kurang Hasil Kajian
hasil kajian literatur
mengoptimalkan Buku dan hasil wawancara
dapat diketahui
model 1. .Menurut Suprihatiningrum (2013:145) “Model Pembelajaran yaitu tiruan atau contoh kerangka
bahwa penyebab
pembelajaran yang konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran secara sistematis dalam mengelola munculnya masalah
Guru masih kurang
inovatif sesuai pengalaman belajar siswa agar tujuan belajar tertentu yang diinginkan dapat tercapai.”
mengoptimalkan
dengan link. model pembelajaran
yang inovatif sesuai
karakteristik materi (http://bit.ly/3g4jUuP )
dengan karakteristik
serta Penguasaan 2,Mariyaningsih, N., & Hidayati, M. (2018). Bukan Kelas Biasa: Teori dan Praktik Berbagai Model dan
Metode Pembelajaran menerapkan inovasi pembelajaran di kelas-kelas inspiratif. CV Kekata Group.  kurangnya
guru terhadap
(http://tiny.cc/i9u0vz ) keterampilan
terhadap model gurumengimplem
entasikan
pendekatan, 2. Abdul Rahman Tibahary & Muliana ( 2018)
pembelajaran
strategi dan teknik inovatif
Peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep, atau prinsip bagi diri mereka  penerapan
pembelajaran
pembelajaran
sendiri. Oleh karena itu, untuk merujuk pada upaya pembelajaran menuju pembentukan
masih rendah inovatif belum
karakter siswa yang kreatif, interaktif, inovatif, dan inspiratif dalam proses pembelajaran di kelas, optimal yang
mana
maka dipelukan implementasi model-model pembelajaran berbasis inovatif. Sudah saatnya guru
pembelajaran
mengimplementasikan model - model pembelajaran berpusat pada siswa sebagai salah satu harus berorientasi
pada proses atau
inovasi pembelajaran yang menjadikan Siswa sebagai sentral pendidikan. Model – model
kegiatan
pembelajaran inovatif diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya,dan kemampuannya melatihkan
keterampilan
untuk pengembangan masyarakat, bangsa dan negara.
inovatif
 kurangnya
Tibahary, A. R., & Muliana, M. (2018). Model-model pembelajaran inovatif. Scolae: Journal of kreatifitas guru
dalam
Pedagogy, 1(1), 54-64
menggunakan
model
Wawancara: pembelajaran
yang mana guru
Guru
peranan guru
 Di sekolah, metode yang umum dipakai adalah metode ceramah dan pemberian tugas secara dalam
pembelajaran
individu maupun kelompok. Sehingga masih belum optimal penggunaan metode
adalah sebagai
pembelajaran di sekolah. expert learners,
sebagai manager,
dan sebagai
Kepala Sekolah mediator
 guru tidak mau
 Dari segi lingkungan, sarana dan prasarana yang kurang memadai
mencari tahu
 kreatifitas dan inovasi guru dalam menfaatkan teknologi dalam pembelajaran yang masih tentang
perkembangan
kurang,guru hanya monoton dalam pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang
metode
bersemangat pembelajaran

Wawancara pakar
DR.Andi Hasriadi Hasyim,S.Pd.M,Pd. (DOSEN UNJ)
1. Keterbatasan kemampuan penggunaan tik terutama guru guru senior sehingga untuk
mengimplementasikan model model pembelajaran yang inovatif belum maksimal
2. Guru hanya berpedoman sama buku perangkat pembelajaran dan malas mencari kajian kajian
literatur yang sesuai dengan pembelajaran inovatif
3. Keterbatasan jaringan atau perangkat untuk mengakses pembelajaran inovatif terutama
daerah pedalaman /terpencil dan keadaan sekolah.

5 Pembelajaran Literatur: Setelah dilakukan


analisis terhadap
dikelas masih 1. Newman dan Wehlage dengan High Order Thinking peserta didik akan dapat membedakan ide
hasil kajian literatur
belum berbasis atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah, mampu dan hasil wawancara
dapat diketahui
HOTS (Higher mengkonstruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih
bahwa penyebab
Order Thinking jelas. (Hanifah, 2019) munculnya
masalahPembelajara
Skill) 2. Menurut Heong, et. al (2011) kemampuan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai
n dikelas masih
penggunaan pikiran secara luas untuk menemukan tantangan baru belum berbasis HOTS
(Higher Order
3. Woolfolk (2008), menyatakan peserta didik yang memiliki keterampilan berfikir tingkat tinggi
Thinking Skill)
mampu membedakan antara fakta dan opini, mengidentifikasi informasi yang relevan,
 sebagian guru
memecahkan masalah, dan mampu menyimpulkan informasi yang telah dianalisisnya
belum begitu
Wawancara : memahami
tentang
Guru :
pembelajaran
1. Karena, dari berbagai cara dalam pembelajaran yang berbasis HOTS, hanya mengajukan HOTS
 Guru adalah
pertanyaan yang sering dilakukan dalam proses pembelajaran. Selebihnya jarang bahkan tidak
sumber satu
perna dilakukan. satunya yang
didapatkan oleh
peserta
Kepala Sekolah didik,mereka sulit
mengakses
Faktor lingkungan, diluar sekolah terlalu banyak menggunakan handphoneuntuk main Game.
informasi luar
Sehingga rendah minatnya untuk belajar karna terbatasnya
alat informasi
Wawamcara pakar
 pembelajaran
Shabiel Zakaria,S.Pd,M.Pd HOTS hanya
(Pengawas Cabang dinas Pendidikan wilayah III Kab.Bone) dilakukan dalam
proses
1. berpikir tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang memiliki informasi yang di simpan dalam ingatan pembelajaran
dan memeproleh informasi baru.kemudian menghubungkan dan menyusun serta dapat mengajukan
pertanyaan
mengembangkan informasi tersebut untuk mecapai atau memperoleh jawaban dan solusi dalam
suatu situasi yang akan membingungkan dlam keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) berkaiatan
dengan kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan.
2. guru belum memahami tentang pembelajaran berbasis HOTS
3.guru jarang mengikuti pelatihan tentang pembelajaran HOTS

6 Guru masih kurang Literatur Setelah dilakukan


analisis terhadap
mengoptimalkan Amalia(2016) menytakan bahwa
hasil kajian literatur
pemanfaatn 1. guru tidak memiliki motivasi untuk mempelajari teknologi yang dikembangkan dan hasil wawancara
dapat diketahui
teknologi informasi 2. guru malas untuk menerapkan hal yang baru dalam pembelajaran yang diangap rumit
bahwa penyebab
(TIK) dalam 3. fasilitas guru yang tidak memadai munculnya
masalahGuru masih
pembelajaran
kurang
wawancara teman sejawat mengoptimalkan
pemanfaatn
Guru :
teknologi informasi
1. Ada beberapa guru kelas yang belum mahir menggunakan TIK, dikarenakan faktor usia. (TIK) dalam
pembelajaran
Kepala Sekolah
1. Karena faktor jaringan, sarana dan prasarana tidak sebanding dengan jumlah siswa 1. kurang memiliki
wawasan dalam
Wawancara pakar
pemanfaatan
DR.Andi Hasriadi Hasyim,S.Pd.,M.Pd teknologi
2. mindset/
Dosen FIK UNJ
keegganan guru
Narasumber: untuk berinovasi
dengan teknologi
Berbicara tentang optimalisasi pemanfaatan teknologi selama masa pandemi ini sebenarnya guru
karna mendekati
sudah memanfaatkan karena pembelajaran daring menitikberatkan kepada pemanfaatan teknologi masa pensiun
3. kurangnya
informasi dan komunikasi penggunaan media sosial ataukah media-media untuk pembelajaran daring
pelatihan guru
itu sudah dilakukan guru namun sampai sejauh mana efektivitas dari pemanfaatan itu tergantung dari yang didapat
guru
guru dalam membuat konten pembelajaran sebenarnya konten pembelajaran ini dimaksudkan
4. guru masih
bagaimana guru membuat multimedia pembelajaran merancang sebuah sistem informasi dalam belum optimal
membuat
bentuk video atau audio visual yang bisa dimanfaatkan oleh siswa untuk mencontoh atau kamu
multimedia
peragakan beberapa mungkin teknik dasar atau sesuatu yang diharapkan mampu dilakukan oleh siswa pembelajaran
berbantuk video
di dalam tuntutan kompetensi inti atau kompetensi dasar yang diharapkan di dalam tujuan
atau audio visual
pembelajaran yang bisa
dimanfaatkan
oleh peserta
didik

Anda mungkin juga menyukai