JennikitaIsabela - UniversitasBangkaBelitung - PKM-PM - Jennikita Isabela
JennikitaIsabela - UniversitasBangkaBelitung - PKM-PM - Jennikita Isabela
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Masyarakat Adat Mapur merupakan kelompok Orang Lom (atau Lum) atau
suku tertua yang mendiami pulau Bangka (Smedal, 1989). Secara geografis saat
ini Orang Lom adalah Suku Mapur yang menetap di Dusun Air Abik Desa
Gunung Muda Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka. Oleh karena itu, Orang
Lom sering juga disebut dengan suku Mapur. Suku Mapur berbeda dengan orang
Bangka pada umumnya dan memiliki adat, budaya, sistem budaya serta sistem
sosialnya tersendiri (Janawi, 2015). Suku Mapur memiliki beberapa ritual dan
peringatan-peringatan unik seperti ritual pernikahan dan perceraian, kelahiran
bayi, prosesi kematian, dan peringatan nujuh jerami, pengetahuan tentang
tumbuhan obat, anyaman tradisonal yang harus dijaga. Menurut penelitian Adelia
(2010), pengetahuan tentang tanaman obat Suku Mapur diberikan secara turun
temurun dengan membedakan morfologis (warna kayu, bentuk daun dan
kekerasan kayu) serta sensorial bau. Kekhasan yang dimiliki Adat Mapur
menjadikan Dusun Air Abik ditetapkan sebagai kawasan pariwisata Haritage
Belinyu pada tahun 2019. Arah pembangunan kepariwisataan saat ini telah
mengalami pergeseran ke arah pariwisata yang berbasis berkelanjutan dan
bersandar kepada ekonomi berbasis kerakyatan yang menekankan penggalangan
kekuatan komunitas dalam pemeliharaan lingkungan baik alam maupun budaya
(Ardiwidjaja, 2013). Hal tersebut didukung dengan pembangunan kampung
budaya oleh pemerintah daerah dan pihak swasta di Dusun Air Abik dengan daya
tarik ekowisata berupa ritual, adat- istiadat dan tujuh gebong memarong serta
sejarah yang menjadi kepercayaan masyarakat adat Mapur. Selain itu, terdapat
anyaman khas adat Mapur (dapat dilihat pada Gambar 1) sebagai buah tangan
bagi pengunjung serta menjual berbagai bahan obat-obatan tradisional yang diolah
dan telah dipakai turun temurun oleh masyarakat adat.
Daerah yang menjadi lokasi Desa binaan adalah Dusun Air Abik RT 19,
Desa Gunung Muda, Kabupaten Bangka. Secara geografis terletak antara
01037’0.01’’ LS 105054’47.9’’ BT dengan luas wilayah sekitar 6000 hektar (ha).
Daerah yang memiliki keberagaman berbagai suku yang menempati wilayahnya
yaitu, suku Melayu Asli, Suku Lom atau Urang Lom, dan Melayu Cina. Secara
kelembagaan, Lembaga Adat Mapur memiliki tugas menjaga dan memelihara
tradisi dan keyakinan leluhur terutama pada aspek bertanam padi ladang (beume)
dan menjaga kelestarian wilayah adat. Lembaga Adat berperan sebagai insitusi
lokal yang mempunyai peran menjaga norma, nilai, dan aturan yang masih
dijalankan dalam kehidupan masyarakat adat. Mengatur ritual-ritual adat, seperti
perkawinan, kelahiran, kematian, upacara adat serta menyelesaikan permasalahan
yang ada di masyarakat adat (Adelia, 2010). Secara ekonomi mata pencarian
masyarakat Dusun Abik mulai dari bertani, berladang serta menambang. Aktifitas
tersebut tetap mereka imbangi dengan arif karena hubungan spiritual yang sangat
dekat dengan alam sehingga tetap menjaga keseimbangan terutama penggunaan
hutan adat. Pengambilan hasil alam berupa bahan anayaman oleh masyarakat
dapat dilihat pada Gambar 3.
pengunjung yang sengaja membeli untuk pengobatan cukup banyak. Kondisi yang
memberi peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan ekonomi sedikit terhalang
karena masyarakat mengeluhkan terkait manajemen serta standar dalam
pengolahan obat-obatan tradisonal sehingga tidak tersedia setiap saat. Selain itu
dari segi harga, pengemasan obat tradisonal, juga belum terorganisir secara baik.
Kemampuan lainnya yang banyak dimiliki masyarakat adat ialah
menganyam. Hasil Anyaman umumnya diperjualbelikan hanya melalui rumah
penyedia dan galeri yang dimiliki Lembaga Adat Mapur. Anyaman yang saat ini
dimiliki masyarakat masih dalam bentuk sederhana yang terbuat dari tanaman
lokal seperti lais, pandan, mengkubung, dan pucot. Produk yang telah ada tidak
begitu mengalami perkembangan dengan baik, hal tersebut ditengarai karena
bentuk dan model anyaman masih sederhana serta belum begitu menarik bagi
pembeli terutama wisatawan. Hal tersebut juga dikhawatirkan Lembaga Adat
sehingga perlu dilakukan inovasi pada produk seperti pembuatan anyaman
dikombinasi menjadi tas dan produk yang dapat digunakan secara luas.
Harapannya pengembangan yang akan dilakukan menjadikan produk Anyaman
Khas Mapur menjadi unik namun tetap mempertahankan kearifan lokal serta
memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Pemberdayaan dan penyusunan program ini berangkat dari keinginan
bersama masyarakat untuk meningkatkan potensi mulai dari kemampuan
masyarakat, ketersediaan bahan baku, dan peluang pasar melalui pelatihan dan
pembinaan mengenai inventarisasi tanaman obat-obatan dan pemanfataanya,
pendampingan pengolahan obat-obatan tradisional, serta pengemasan yang
standar. Pelatihan mengenai anyaman berfokus pada pembinaan untuk inovasi
produk, digitalisasi dan strategi pemasaran serta pendampingan kelompok usaha.
5
Metode pelaksanaan
Berdasarkan diskusi bersama masyarakat dan survei lapangan, didapatkan
permasalahan berupa potensi anyaman khas dan produk obat-obatan tradisional
yang belum dikembangkan secara maksimal. Kemampuan menganyaman serta
pengetahuan tentang tanaman obat-obatan yang perlu diberdayakan diharapkan
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Melalui program pengabdian
yang akan dilaksanakan di Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda Kecamatan
Belinyu. Tahapan program mulai dari (1) pelaksanaan, (2) monitoring dan evalusi,
(3) pelaporan. Kelompok masyarakat yang difokuskan dalam pengabdian ini ialah
masyarakat Lembaga Adat Mapur serta perempuan pengerajin/penganyam.
Seluruh kegiatan akan dilaksanakan secara luring (melihat pekembangan kondisi
daerah).
1. Pelaksanaan
a. Inventarisasi tanaman obat-obatan
Pelaksanaan inventarisasi atau pendataan tanaman obat-obatan bertujuan
untuk mengetahui jenis tanaman secara ilmiah serta mengedukasi mengenai
pemanfaatan dan kandungan tanaman obat-obatan terutama tanaman obat-
obatan yang biasa digunakan dan diolah oleh masyarakat. Pendataan
dilakukan bersama masyarakat adat mapur serta mendatangkan praktisi yang
berkompeten dibidangnya. Harapannya selain mengedukasi, adanya buku
yang berisi data tanaman obat secara ilmiah serta pemanfaatannya yang
menjadi bahan pembelajaran serta rujukan dalam pembuatan obat herbal.
b. Pelatihan pengolahan dan pengemasan obat-obatan tradisional
Pelatihan ini berupa penyuluhan tentang pengolahan obat-obatan mulai dari
penggunaan bahan baku, teknologi yang digunakan, tahapan penyimpanan
dan pengemasan yang baik. Penyuluhan yang dilaksanakan dengan praktik
dalam pembuatan obat-obatan tradisional dengan alat yang sederhana hingga
proses pengemasan yang lebih baik. Harapannya olahan obat-obatan herbal
yang sebelumnya masih dalam bentuk rajangan yang belum dikemas dengan
baik dapat diproduksi dengan lebih efisien serta lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Gigih Ibnu Prayoga, S.P., M.P.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Agroteknologi
4 NIP/NIDN 19870901 201404 1 001/0001098701
5 Tempat dan tanggal lahir Sungailiat, 1 September 1987
6 Alamat Email gigihibnuprayoga@gmail.com
7 Nomor telepon/Hp 081379297789
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Universitas
Padjadjaran Padjadjaran
Jurusan/Prodi Pemuliaan Tanaman Ilmu Tanaman
Tahun Masuk-Lulus 2005-2010 2010-2013
3 Perjalanan lokal
Kegiataan pendampingan 5 kali 100.000 500.000
Kegiatan penyiapan bahan 2 kali 100.000 200.000
Total Perjalanan lokal 700.000
4 Lain-lain
Publikasi jurnal 1 800.000 800.000
Kuota internet 3 kali 100.000 300.000
Total Lain-lain 1.100.000
Total keseluruhan 6.923.000
18
Lokasi
pengabdian
UBB