Anda di halaman 1dari 25

F.

Metode dan Model Pembelajaran PKN


1. Metode Pembelajaran PKN di SD

Pembelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran


pokok di sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan
kecerdasan warga negara dalam dimensi spiritual, rasional,
emosional dan sosial, mengembangkan tanggung jawab sebagai
warga negara, serta mengembangkan anak didik berpartisipasi
sebagai warga negara supaya menjadi warga negara yang baik.

Menurut Udin S. Winataputra, dkk (2007: 5) Dalam


pembelajaran PKn. kemampuan menguasai metode
pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang
harus dimiliki guru. Metode yang dipilih dalam pembelajaran
PKn harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran
PKn, karakteristik materi pembelajaran PKn, situasi dan
lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan
kemampuan belajar siswa, waktu yang tersedia dan kebutuhan
siswa itu sendiri.

Aspek-aspek di atas harus diintegrasikan dalam proses


pembelajaran menjadi suatu sinergi sehingga pesan
pembelajaran dapat ditangkap oleh siswa secara benar dan
optimal serta dapat diejawantahkan dalam perilaku sehari- hari.
Guru dapat mengupayakan terwujudnya hal tersebut dengan cara
melaksanakan proses pembelajaran yang tepat. Berikut ini
beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
PKn.

a. Pembelajaran Berbasis Portofolio

Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang di susun


secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha
pembelajaran yang telah di lakukannya dalam kurun waktu
tertentu. Portofolio dalam PKn merupakan kumpulan informasi
yang tersusun dengan baik dan menggambarkan rencana kelas
siswa berkenaan suatu isu kebijakan politik yang telah di
putuskan untuk di kaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas
secara keseluruhan (Udin S Winatapura, 2007: 52).

Portofolio kelas berisi bahan bahan seperti pernyataan


pernyataan tertulis, peta, grafik, photografi dan karya seni asli.
Bahan-bahan ini menggambarkan:

 Hal-hal yang telah di pelajari siswa berkenaan


dengan suatu masalah yang telah di pilih.
 Hal-hal yang telah di pelajari siswa berkenaan
dengan alternatif- alternatif pemecahan terhadap
masalah tersebut.
 Kebijakan publik telah di pilih atau di buat siswa
untuk mengatasi masalah tersebut.
 Rencana tindakan yang telah di buat siswa untuk di
gunakan dalam mengusahakan agar pemerintah
menerima kebijakan yang mereka usulkan
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio
memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik
mereka dengan beberapa metode dan langkah-
langkah yang di pergunakan dalam proses politik.

Pembelajaran PKn bertujuan untuk membina


komitmen aktif para siswa terhadap kewarganegaraan
dan pemerintahannya dengan cara:

 Membekali pengetahuan dan


keterampilan yang di perlukan untuk berpartisipasi
secara efektif.
 Membekali pengalaman praktis
yang di rancang untuk mengembangkan kompetensi
dan efektifitas partisipasi.
 Mengembangkan pemahaman akan
pentingnya partisipasi warga negara.
b. Modelling
Dalam pembelajaran PKn, guru merupakan modelling yang
sangat berperan untuk mengajarkan materi-materi yang berisi
nilai-nilai moral. Anak akan melihat dan mengamati apa yang di
lakukan model kemudian menirukannya dalam perilaku. Selain
guru model yang di gunakan dalam pembelajaran PKn dapat
berupa:
 Manusia, misalnya tokoh
masyarakat, aparat pemerintah, pemimpin negara,
pahlawan bangsa.
 Non manusia, misalnya
mengunakan kancil dalam cerita dongeng.
c. Demontrasi
Metode Demonstrasi biasa digunakan untuk
memperagakan atau menunjukan suatu prosedur yang
harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat dijelaskan
hanya dengan kata-kata saja. Metode demonstrasi diartikan
sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik
dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain
yang memahami atau ahli dalam topik bahasa yang harus di
demonstrasi. Tujuan metode demontrasi yaitu sebagai
berikut:
 Mengajarkan suatu proses atau
prosedur yang harus dimiliki peserta didik atau
dikuasai peserta didik.
 Mengkongkritkan informasi atau
penjelasan kepada peserta didik.
 Mengembangkan kemampuan
pengamatan dengan pendengaran dan
penglihatan para peserta didik secara bersama-
sama.
d. Bermain Peran
Metode bermain peran yang lebih luas dikemukakan oleh
Supriyati dalam Winda Gunarti, dkk. (2008: 10) bahwa metode
bermain peran adalah permainan yang memerankan tokoh-tokoh
atau benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya
khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan
yang dilaksanakan.
Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk belajar
memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok sosial
yang anggotanya teman-temannya sendiri. Dengan kata lain
metode ini berupaya membantu individu melalui proses
kelompok sosial.
Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi
masalah-masalah hubungan antar manusia dengan cara
memperagakannya. Hasilnya didiskusikan dalam kelas. Proses
belajar dengan menggunakan metode bermain peran diharapkan
siswa mampu menghayati tokoh yang dikehendaki, keberhasilan
siswa dalam menghayati peran itu akan menetukan apakah
proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap
nilai berkembang. Tujuan dari penggunaan metode bermain
peran adalah sebagai berikut:
 Untuk motivasi siswa.
 Untuk menarik minat dan perhatian
siswa.
 Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana mereka
mengalami emosi, perbedaan pendapat dan
permasalahan dalam lingkungan kehidupan sosial
anak.
 Menarik siswa untuk bertanya.
 Mengembangkan kemampuan
komusikasi siswa.
 Melatih siswa untuk berperan aktif
dalam kehidupan nyata.
e. Karya Wisata
Nana Sujana (dalam Indihadi dkk. 2016) menyatakan bahwa
metode karyawisata merupakan metode penyampaian materi
dengan cara membawa anak didik langsung ke objek di luar
kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat
mengamati atau mengalami secara langsung. Suprijanto (2009:
132-133) berpendapat bahwa kelebihan karyawisata adalah
sebagai berikut:
 Kunjungan lapangan dan
karyawisata member kesempatan untuk
mengumpulkan pengalaman dan informasi baru.
 Benda-benda dapat diamati dalam
bentuk aslinya yaitu benda tiga dimensi, warna-
warni, dan gerakan-gerakan dapat diamati.
 Minat dan ketelitian pengamatan
anggota dapat ditumbuhkan.
 Kesempatan dapat diberikan kepada
peserta untuk belajar sambil bekerja.
 Prosedur dapat diamati dan dialami
yang nantinya dapat diterapkan oleh peserta.
 Kunjungan dan karyawisata
member kesempatan kepada peserta untuk
menggabungkan sekolah atau kegiatan organisasi
dengan kegiatan masyarakat.
 Elemen-elemen konkret dan realistis
yang tidak didapatkan didalam kelas atau di tempat-
tempat pertemuan biasa mungkin dapat diperoleh.
 Kunjungan dan karyawisata
memberikan pengertian nyata masalah- masalah
orang dewasa. Kunjungan dan karyawisata
memberikan kemungkinan terjadinya
transfertransfer dari ide-ide pemimpin kepada
peserta.
 Apabila dilaksanakan dengan baik
kunjungan dan karyawisata merupakan kegiatan
kerjasama yang cenderung mengembangkan
kesatuan tujuan diantara peserta.
 Kunjungan dan karyawisata dapat
berperan dengan baik untuk mendorong partisipasi
anggota dalam diskusi dan tindaklanjut setelah
kunjungan dan karyawisata.

2. Model Pembelajaran PKN di SD


a. Model Pembelajaran Kontekstual

Pengertian model pembelajaran kontekstual adalah


pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan
antara materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa dengan
keadaan nyata yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Trianto (2012) model pembelajaran CTL adalah


suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa
membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan
tenaga kerja (US.Departement of Education the National School-
to-work Office yang dikutif oleh blancbard, 2001).

Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam


kelas sebagai berikut:

 Kembangkan pemikiran bahwa anak


akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
 Laksanakan sejauh mungkin
kegiatan inkuiri untuk semua topik.
 Kembangkan sifat ingin tahu siswa
dengan bertanya.
 Ciptakan masyarakat belajar
(belajar dalam kelompok-kelompok).
 Hadirkan model sebagai contoh
pembelajaran.
 Lakukan refleksi di akhir
pertemuan.
 Lakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara

Dalam Pembelajaran yang menggunakan model


pembelajaran kontekstual ada beberapa komponen yang
dilibatkan dalam pembelajaran. Komponen-komponen
CTL (contextual teaching and learning) tersebut adalah
sebagai berikut:

 Kontrukstivisme
.........................................................................................
pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dialami
dan diamati.
 Bertanya
Dalam CTL, siswa diharapkan mampu
menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga akan
menjadikan siswa selalu bertanya terhadap hal-hal
yang baru.
 Inkuiri
Dalam CTL, siswa dilatih untuk menemukan konsep
yang dipelajari melalui proses belajar yang
sistematis.
 Masyarakat belajar
Dalam CTL, siswa diharapkan mampu bekerjasama
atau bertukar pikiran dengan orang lain yang tidak
terbatas dalam proses pembelajaran.
 Pemodelan (Modelling)
CTL dapat memberikan pengalaman yang lebih
nyata atau konkret kepada siswa. Melalui pemodelan
ini akan menghindarkan siswa dari pengetahuan
yang bersifat abstrak dan teoritis.
 Refleksi
Dalam CTL, refleksi yang diperlukan untuk
mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh siswa
melalui pengalaman yang ia dapatkan.
 Penilaian sebenarnya (authentic
assessment)
Authentic assessment diperlukan untuk mengetahui
perkembangan belajar siswa dan dapat mengetahui
apakah pengalaman belajar siswa dapat memberikan
dampak postif atau negatif.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu yang


dapat diterapkan untuk mewujudkan kelas sebagai laboratorium
demokrasi bagi siswa.

Slavin (Isjoni, 2011:15) “In cooperative learning methods,


students work together in four member teams to master material
initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative
learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-
kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan
diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan”.

Menurut Trianto (2012) secara garis besar terdapat enam


langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yanng
menggunakan pembelajaran kooperatif.

 Fase pertama menyampaikan tujuan


dan memotivasi siswa belajar.
 Fase kedua yaitu guru menyajikan
informasi pada siswa dengan cara demonstrasi atau
membuat bacaan.
 Fase ketiga adalah
mengorganisasikan wa ke dalam kelompok
kooperatif.
 Fase ke empat, membimbing
kelompok erja dan belajar.
 Fase kelima merupakan fase guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari.
 Fase terakhir yaitu guru mencari
cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok.

Beberapa keuntungan pembelajaran kooperatif


menurut Sugianto (dalam Fathurohman, 2012) adalah:

 Meningkatkan kepakaan dan


kesetiakawanan sosial.
 Memungkinkan siswa untuk saling
belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi,
perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
 Memudahkan siswa melakukan
penyesuaian sosial.
 Memungkinkan terbentuk dan
berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
 Menghilangkan sifat mementingkan
diri sendir atau egois.
 Membangun persahabatan yang
dapat berlanjut hingga masa dewasa.
 Berbagi keterampilan sosial yang
diperlukan untuk memelihara hubungan saling
membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan.
 Meningkatkan saling percaya
kepada sesama manusia.
 Meningkatkan kemampuan
memandang masalah dan situasi berbagai
perspektif.\Meningkatkan kesediaan menggunakan
ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
 Meningkatkan kegemaran berteman
tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis
kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,
agama, dan orientasi tugas.

Model pembelajaran kooperatif yang berkembang


dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran cukup
bervariasi diantaranya:

 Model STAD (Student Teams


Achievement Division) Model STAD merupakan
model pembelajaran yang paling sederhana dalam
model pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah
model STAD adalah sebagai berikut:
a) Siswa dibagi dalam
beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.
b) Tiap anggota tim saling
membantu dalam menguasai bahan ajar.
c) Tiap satu minggu atau dua
minggu, guru mengevaluasi penguasaan siswa
baik secara individual maupun kelompok.
d) Setiap tim diberikan
penilaian atas penguasaan bahan ajar kepada
siswa baik individu maupun tim.
 Model Jigsaw
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan
metode yang diembangkan oleh Ellliot Aronson dkk.
Langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw
adalah sebagai berikut:
a) Siswa dibagi dalam
beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.
b) Bahan ajar disajikan kepada
siswa dan siswa bertanggung jawab untuk
mempelajarinya.
c) Para anggota bertanggung
jawab untuk mempelajari satu bahan ajar yang
sama dan selanjutnya saling berkumpul untuk
mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan
tersebut dinamakan “kelompok pakar” (expert
group).
d) Kelompok pakar kembali
kekelompok semula (home team) dan
menyampaikan materi yang dipelajari dalam
kelompok pakar.
e) Setelah diadakan pertemuan
dan diskusi dalam kelompok asal (home team),
para siswa dievaluasi secara individual
mengenai bahan yang teah dipelajari.
 Model GI (Group Investigation)
Model pembelajaran kooperatif GI menuntut
kerjasama siswa didalam pelaksanaan
pembelajarannya. Dalam model pembelajaran GI
siswa terlibat secara aktif sejak dari pemilihan topic,
perencanaan kegiatan, implementasi kegiatan,
analisis, dan sistesis, penyajian hasil akhir, dan
evaluasi. Langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif GI adalah sebagai berikut:
a) Seleksi topik ataupun
subtopik. Siswa dibagi kedalam kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang.
b) Merencanakan kerjasama
berdasarkan subtopik yang telah dipilih.
c) Siswa merencanakan
rencana yang telah dirumuskan sebelumnya
dengan mencari sumber berdasarkan subtopic
yang diperoleh.
d) Analisis dan sistesis: Siswa
menganalisis informasi yang diperoleh dan
meringkas topik yang telah diperoleh.
e) Penyajian hasil akhir.
f) Evaluasi secara kelompok
maupun individual.
c. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Istilah portofolio berasal dari bahasa “portfolio” yang berarti
dokumen arau surat-surat. Portofolio merupakan suatu kumpulan
pekerjaan siswa yang dimaksud tertentu dan terpadu yang
diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan
Winataputra (dalam Fathurrohman, 2012).

Portofolio dapat diartikan pula sebagai suatu wujud benda


fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai
adjective. Winataputra (dalam Fathurrohman, 2012)
mengemukakan bahwa portofolio merupakan suatu kumpulan
pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu dan
disleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Panduan
yang dipakai berdasarkan pada mata pelajaran dan tujuan
penilaian portofolio. Dalam pembelajaran PKn portofolio
merupakan kumpulan informasi yang disusun dengan baik, dan
menggambarkan rencana kelas berkenaan dengan suatu isu
kebijakan public yang telah diputuskan untuk dikaji, baik dalam
kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.

Menurut Mardiati, dkk (2010) model ini mempunyai urutan


langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

 Pendahuluan
Kegiatan pada langkah pertama ini guru membuka
pelajaran dan memberi ilustrasi mengenai nilai-nilai
sebagai hak, kewajiban, dan tanggung jawab
anggota masyarakat. Misalnya peka, tanggap,
terbuka, demokratis, kooperatif, kompetetif untuk
kebaikan, empatik, argumentatif, dan prospektif
dalam konteks kehidupan bermasyarakat dengan
memberi ilustrasi empirik mengenai berbagai isu
dan trend dalam kehidupan masyarakat saat ini,
khsusunya dalam proses pembangunan masyarakat.
Kegiatan selanjutnya, guru mengajak siswa
merenungkan sebuah pertanyaan, Bagaimana
seharusnya kita sebagai anggota masyarakat
memahami dan menjalankan nilai, konsep dan
prinsip kehidupan bermasyarakat yang baik dalam
konteks pembangunan masyarakat Indonesia.
 Kegiatan Inti
Strategi instruksional yang digunakan dalam model
ini pada prinsipnya mengacu strategi inquiry
learning, discovery learning, problem solving
learning, research-oriented learning yang dikemas
dalam model Project ala John Dewey, yaitu
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi masalah
kebijakan publik dalam masyarakat.
b) Memilih suatu masalah
yang akan dikaji siswa.
c) Mengumpulkan informasi
yang terkait pada masalah yang telah dipilih.
d) Mengembangkan portofolio
kelas.
e) Menyajikan portofolio.
f) Melakukan refleksi
pengalaman belajar.

Kegiatan harus dilakukan dengan


mengorganisasikan kelas ke dalam 2 kelompok
besar beranggotakan sekitar 20 orang, kemudian
masing-masing dibagi lagi menjadi empat sub
kelompok kecil masing-masing terdiri atas 3-5
orang. Setiap kelompok ditugasi menjawaban
pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya
dengan cara studi kepustakaan, mengamati
masyarakat sekitar, dan bertanya kepada nara
sumber. Informasi yang telah diperoleh dari
berbagai sumber tersebut kemudian didiskusikan
dalam kelompok kecil. Setelah masing-masing
kelompok kecil menyelesaikan tugasnya,
kesimpulan hasil diskusi kelompok kecil tersebut
ditulis dalam buku kerja siswa masing-masing dan
selembar kertas manila atau karton hingga siap
dipajang di depan kelas dan didiskusikan pada
pertemuan tatap muka di kelas.

Melalui berbagai kegiatan belajar inilah siswa


mengembangkan berbagai keterampilan seperti:
membaca, mendengar pendapat orang lain,
mencatat, bertanya, menjelaskan, memilih,
merumuskan, menimbang, mengkaji, merancang
perwajahan, menyepakati, memilih pimpinan,
membagi tugas, menarik perhatian, berargumentasi,
dan membuat laporan dalam bentuk portofolio.

Portofolio adalah tampilan visual yang disusun


secara sistimatis, cerminan proses berfikir
berdasarkan data-data yang relevan, dan secara utuh
melukiskan pengalaman belajar terpadu yang
dialami siswa sebagai suatu kesatuan dalam kelas
(integrated learning experiences).

Portofolio terbagi dalam dua bagian, yakni


Portofolio Tampilan dan Portofolio. Dokumentasi.
Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka
berlipat yang secara berurutan menyajikan:

a) Rangkuman permasalahan
yang dikaji.
b) Berbagai alternatif
kebijakan pemecahan masalah.
c) Usulan kebijakan untuk
memecahkan masalah.
d) Pengembangan rencana
kerja/tindakan.

Sedangkan Portofolio Dokumentasi dikemas


dalam Map Ordner atau sejenisnya yang disusun
secara sistematis mengikuti urutan Portofolio
Tampilan. Portofolio Tampilan dan Dokumentasi
disajikan dalam suatu simulasi Public Hearing atau
dengar pendapat yang menghadirkan pejabat
setempat yang terkait dengan masalah portofolio
tersebut. Acara dengar pendapat dapat dilakukan di
masing-masing kelas atau dalam suatu acara Show
Case atau gelar kemampuan bersama dalam suatu
acara sekolah, misalnya pada akhir semester. Bila
dikehendaki arena show case tersebut dapat pula
dijadikan arena contest atau kompetisi untuk
memilih kelas portofolio terbaik selanjutnya dikirim
ke dalam Show Case and Contest” antarsekolah
dalam lingkungan kabupaten/kota atau untuk acara
regional propinsi atau nasional. Semua itu antara
lain bertujuan untuk saling berbagi ide dan
pengalam belajar antar young citizens yang secara
psikososial dan sosiokultural dapat
menumbuhkembangkan ethos demokrasi dalam
konteks harmony in diversity.

Setelah acara dengar pendapat, dengan


difasilitasi guru diadakan kegiatan refleksi.
Tujuannya, baik secara individual maupun bersama
merenungkan dan mengendapkan dampak kegiatan
proses belajar bagi perkembangan pribadi siswa.

 Penutup
Kegiatan penutup dilakukan sepuluh menit sebelum
pertemuan tatap muka usai. Guru memberi
penegasan dan penguatan (debriefing) terhadap nilai
yang secara implisit melekat dalam pertanyaan
triger, yakni nilai-nilai yang terkandung dalam hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagai anggota
masyarakat, seperti peka, tanggap, terbuka,
demokratis, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan,
empatik, argumentatif, dan prospektif dalam konteks
kehidupan bermasyarakat atas dasar keyakinan yang
didukung oleh pemahaman dan pengenalannya
secara utuh dalam praksis kehidupan sehari-hari di
lingkungannya.
KESIMPULAN

Metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan


dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan sesuai dengan materi dan
mekanisme metode pembelajaran. Pembelajaran pkn merupakan
salah satu mata pelajaran pokok di sekolah yang bertujuan untuk
mengembangkan kecerdasan warga negara dalam dimensi spiritual,
rasional, emosional dan social, mengembangkan anak didik
berpartisipasi supaya menjadi warga negara yang baik.

Dengan adanya metode dan model pembelajaran ini diharapkan


peserta didik lebih baik dan mudah mengerti isi materi dengan
mudah. Dan kita sebagai pendidik semoga mampu menerapkan
metode yang dapat mengembangkan dan menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif, efektif, dan kreatif dengan menggunakan
metode dan model pembelajaran.
Urgensi
pendidikan
Pancasila, yaitu
dapat
memperkokoh
jiwa kebangsaan
mahasiswa
sehingga
menjadi
dorongan pokok
(leitmotive) dan
bintang
penunjuk jalan
(leitstar) bagi
calon pemegang
tongkat estafet
kepemimpinan
bangsa di
berbagai bidang
dan tingkatan.
Selain itu, agar
calon pemegang
tongkat estafet
kepemimpinan
bangsa tidak
mudah
terpengaruh
oleh
pahampaham
asing yang dapat
mendorong
untuk tidak
dijalan
Urgensi
pendidikan
Pancasila, yaitu
dapat
memperkokoh
jiwa kebangsaan
mahasiswa
sehingga
menjadi
dorongan pokok
(leitmotive) dan
bintang
penunjuk jalan
(leitstar) bagi
calon pemegang
tongkat estafet
kepemimpinan
bangsa di
berbagai bidang
dan tingkatan.
Selain itu, agar
calon pemegang
tongkat estafet
kepemimpinan
bangsa tidak
mudah
terpengaruh
oleh
pahampaham
asing yang dapat
mendorong
untuk tidak

Anda mungkin juga menyukai