ABSTRAK
Undang – Undang pemerintahan daerah telah mengalami tiga kali perubahan sejak reformasi digulirkan,
perubahan terakhir adalah Undang Undang No 23 tahun 2014. Perubahan tersebut banyak berkaitan dengan
perimbangan kewenangan pusat dan daerah, di satu masa terjadi proses desentralisasi yang ekstrim dan di masa lainnya
terjadi resentralisasi. Perubahan ini tentunya berpengaruh terhadap praktek pemerintahan di daerah. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh perubahan undang undang pemerintahan daerah terhadap pengelolaan daerah aliran
sungai. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan UU 23
Tahun 2014 menjadi salah satu kendala dalam pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) Bribin. Kendala tersebut
berkaitan dengan ketersediaan sumber daya manusia di lapangan dan peran serta pemerintah daerah dalam perencanaan
pengelolaan DAS Bribin.
ABSTRACT
The local government law has undergone three changes since the reformation era, the latest is Law No. 23 of
2014. These changes were strongly related to the balance between central and local government authority, in which
there have been extreme decentralization process and then recentralization took over. This change certainly affects the
practice of governance in the regions. This study aims to investigate the effect of local government law changes on
watershed management. The study used a qualitative approach with descriptive analysis. The results showed Law 23 of
2014 became an obstacle in the management of Bribin Watershed. These constraints relate to the availability of human
resources in the field and the participation of local governments in Bribin Watershed management planning.
http://doi.org/10.20886/jped.2020.6.1.33-40
JURNAL Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol.6 No.1 Juli 2020 33-40
selatan menuju sungai-sungai bawah tanah di Hutan Lindung). DAS Bribin sudah memiliki
pegunungan karst Gunung Sewu. Kondisi ni rencana pengelolaan terpadu yang di tetapkan
menyebabkan kawasan karst merupakan oleh Bupati Kabupaten Gunungkidul pada
kawasan sangat rentan. Kawasan karst tahun 2013.
merupakan kawasan yang gersang berbatu Kebijakan sentralisasi dalam UU 23/2014
dengan permasalahan utama degradasi lahan, menjadi salah satu kendala dalam
erosi, penurunan kualitas air dan kerusakan implementasi RPDAST Bribin. Pengelolaan
bentuk lahan (Chen et al., 2012). DAS merupakan salah satu tugas dari bidang
Berdasarkan kondisi di atas maka kawasan kehutanan. Berdasarkan UU 32 tahun 2004
karst Gunung Sewu ditetapkan sebagai bidang kehutanan menjadi kewenangan
kawasan lindung nasional. Pemerintah melalui pemerintah kabupaten, namun berdasarkan UU
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya 23 tahun 2014 kewenangan bidang kehutanan
Alam Nomor 3045/K/40/MEM/2014 ditarik ketingkat provinsi, tidak lagi menjadi
menetapkan kawasan bentang alam karst kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Hal
Gunung Sewu sebagai kawasan lindung ini menghilangkan peran kabupaten dalam
geologi. Selain itu kawasan karst Gunung pengelolaan DAS Bribin sesuai RPDAST
Sewu juga merupakan bentukan alam warisan Bribin. Berdasarkan RPDAST Bribin peran
dunia (World Natural Heritage) (Cahyadi, Dinas Kehutanan Kabupaten Gunungkidul
2010). Kondisi khusus DAS Bribin ini dalam pengelolaan DAS Bribin adalah:
menuntut pengelolaan yang spesifik. “Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota
Pengelolaan DAS meliputi kegiatan mempunyai tugas untuk melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan program RHL hingga tingkat desa. Berkaitan
evaluasi, serta pembinaan dan pengawasan. dengan itu Dinas Kehutanan mengadakan
Perencanaan pengelolaan DAS merupakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
tanggung jawab Pemerintah Daerah mensinergikan penyelenggaraan pelaksnaan
Kabupaten/Kota ketika DAS tersebut berada program-program RHL bersama-sama dengan
dalam satu wilayah Kabupaten/Kota. Jika DAS Bappeda Kabupaten/Kota kepada dinas/
tersebut berada lintas Kabupaten/Kota maka embaga yang ada di Provinsi terkait dan
perencanaan pengelolaannya menjadi dengan dinas lembaga yang ada di Kabupaten/
kewajiban Pemerintah Provinsi. Sementara itu Kota terkait dengan pelaksanaan RHL di
untuk DAS lintas Negara ataupun DAS lintas wilayah kerjanya. Dinas Kehutanan
provinsi perencanaan pengelolaan DAS Kabupaten/Kota juga mengadakan pembinaan,
disusun oleh Menteri . bimbingan dan peningkatan pengembangan
lembaga-lembaga masyarakat di setiap desa
Mekanisme pengelolaan di atas merupakan yang menjadi sasaran kegiatan RHL
mandat Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun bersama-sama dengan badan penyuluh dan
2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Lembaga Swadaya Masyarakat serta lembaga
Sungai. Permasalahan muncul ketika Undang lain yang berkepentingan di wilayah kerja
Undang 23 tahun 2014 ditetapkan, sehingga Kabupaten/Kota yang bersangkutan”. Peran
pengelolaan DAS dalam satu wilayah Dinas Kehutanan Kabupaten Gunungkidul
Kabupaten/Kota menjadi kewenangan provinsi. secara dejure harus dijalankan oleh Dinas
Pada tingkat provinsi ini terdapat dua lembaga Kehutanan dan Perkebunan Provinsi DIY.
Kehutanan yang menangani DAS yaitu Dinas Ketika kebijakan bidang kehutanan ditarik
Kehutanan Provinsi dan UPT Kementerian ke tingkat provinsi, Provinsi DIY menyusun
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BPDAS Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2016
HL (Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai dan tentang Pengelolaan DAS. Berdasarkan
38
36
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Bribin Pasca Implementasi Uu …
S. Agung S. Raharjo, Purwanto dan Nana Haryanti
peraturan ini perencanaan pengelolaan DAS budaya, sehingga dikembangkanlah
ditetapkan oleh Gubernur, dalam hal ini wana wisata budaya mataram”
Gubernur DIY, maka secara otomatis
RPDAST Bribin menjadi tidak berlaku karena Fokus Dinas Kehutanan dan Perkebunan
ditetapkan oleh Bupati Gunungkidul. Implikasi Provinsi DIY ini diperkuat dengan adanya
hukum dari UU 23/2014 tentang pemerintahan Peraturan Gubernur DIY No 5 Tahun 2018
daerah dan Perda Prov. DIY 11/2016 adalah tentang Kerja Sama Pemanfaatan Hutan
review RPDAST Bribin dan penetapan Produksi Dan Hutan Lindung Serta Kerja
kembali RPDAST Bribin oleh Gubernur DIY. Sama Dan Perizinan Pemanfaatan Taman
Lembaga yang berkewajiban memfasilitasi Hutan Raya. Perda ini mendorong
proses tersebut adalah Dinas Kehutanan dan pengembangan pariwisata di dalam kawasan
Perkebunan Provinsi DIY, sebagai perangkat hutan negara yang menjadi tanggung jawab
daerah yang membidangi DAS, dan atau Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi
BPDAS HL Serayu Opak Progo, sebagai unit DIY.
pelaksana teknis Kementerian Kehutanan dan DAS Bribin sebagian besar merupakan
Perkebunan yang membidangi DAS. Menurut kawasan karst. Pengelolaan DAS yang
Kepala Seksi Program BPDASHL Serayu memiliki kawasan karst diatur khusus dalam
Opak Progo, kegiatan review belum pengelolaan DAS Kawasan Khusus Karst .
dilaksanakan karena keterbatasan dana, Pengelolaan DAS Kawasan Karst meliputi
selanjutnya dijelaskan bahwa seluruh DAS yag pengamanan dan penjagaan kelestarian fungsi
ada di Provinsi DIY telah memiliki RPDAST karst, pelestarian keanekaragaman flora dan
namun sampai saat ini belum di review sesuai fauna khususnya jenis-jenis spesifik ekosistem
dengan kebijakan UU 23/2014 dan Perda DIY karst, pengembangan pemanfaatan yang
11/2016. Sementara itu Dinas Kehutanan dan bersifat rekreasi/ekowisata, pendidikan dan
Perkebunan DIY berfokus mendukung penelitian, pengendalian eksploitasi ekosistem
program unggulan Gubernur di bidang karst dan pelaksanaan prosedur dan ketentuan
pariwisata dan budaya sehingga perhatian peraturan perundang-undangan.
terhadap DAS kurang maksimal. Seperti yang Kegiatan–kegiatan pengelolaan DAS ini
disampaikan oleh Dinas Kehutanan dan dimonitor minimal sekali dalam setahun dan
Perkebunan Provinsi DIY, berikut: dievaluasi minimal sekali dalam 2 tahun.
Monitoring dan evaluasi kinerja DAS
“ketika ada DAK dari pusat tentang dilaksanakan oleh perangkat daerah yang
DAS prioritas, Dinas Kehutanan dan membidangi DAS . Perangkat daerah yang
Perkebunan tidak memperoleh alokasi membidangi DAS di Provinsi DIY adalah
anggaran, karena Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi
dan Perkebunan bekerja berdasarkan DIY.
peta satuan unit manajemen hutan Pengelolaan DAS tidak hanya
bukan DAS” memerlukan dukungan kebijakan namun juga
Sumber Daya Manusia (SDM) dan
“sampai dengan tahun 2025 nanti pembiayaan yang cukup. Pergeseran
prioritas Provinsi DIY adalah kewenangan pengelolaan DAS dari kabupaten
pendidikan, pariwisata dan ke provinsi menyebabkan berkurangnya SDM
kebudayaan. Kegiatan yang pelaksana pengelolaan DAS di tingkat
dilaksanakan Dinas Kehutanan dan kabupaten/kota, salah satunya terjadi di DAS
Perkebunan diarahkan untuk Bribin Kabupaten Gunungkidul. Hal ini seperti
mendukung sektor pariwisata dan yang disampaikan oleh Sigit, Kepala Seksi
37
39
JURNAL Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol.6 No.1 Juli 2020 33-40
39
JURNAL Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol.6 No.1 Juli 2020 33-40
40