Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 4 :

 Danisa Dwi Chevira


 Fitriana Mustika Maharani

SURAT AL – KAHFI AYAT 32 – 34


KISAH SI KAYA DAN SI MISKIN (PEMILIK DUA KEBUN)

٣٢ ۗ‫َو اْض ِر ْب َلُهْم َم َثاًل َّرُج َلْيِن َجَع ْلَنا َأِلَحِدِهَم ا َج َّنَتْيِن ِم ْن َأْع َناٍب َّوَح َفْفٰن ُهَم ا ِبَنْخ ٍل َّوَجَع ْلَنا َبْيَنُهَم ا َزْر ًعا‬
Ayat 32. “Dan berikanlah (Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan, dua orang
laki-laki, yang seorang (yang kafir) Kami beri dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi
kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara keduanya (kebun itu) Kami
buatkan ladang.”

٣٣ ۙ‫ِك ْلَتا اْلَج َّنَتْيِن ٰا َتْت ُأُكَلَها َو َلْم َتْظِلْم ِّم ْنُه َشْيًئۙا َو َفَّجْر َنا ِخ ٰل َلُهَم ا َنَهًرا‬
Ayat 33. “Kedua kebun itu menghasilkan buahnya, dan tidak berkurang (buahnya)
sedikitpun, dan di celah-celah kedua kebun itu Kami alirkan sungai”

٣٤ ‫َّو َك اَن َلٗه َثَم ٌۚر َفَقاَل ِلَص اِح ِبٖه َو ُهَو ُيَح اِو ُر ٗه َأَنا َأْكَثُر ِم ْنَك َم ااًل َّو َأَع ُّز َنَفًرا‬
Ayat 34. “Dan dia memiliki kekayaan besar, maka dia berkata kepada kawannya (yang
beriman) ketika bercakap-cakap sama dia, "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan
pengikutku lebih kuat."”

٣٥ ۙ‫َو َد َخ َل َج َّنَتٗه َو ُهَو َظاِلٌم ِّلَنْفِس ٖۚه َقاَل َم ا َأُظُّن َأْن َتِبْيَد ٰه ِذٖه َأَبًدا‬
Ayat 35. “Dan dia memasuki kebunnya dengan sikap merugikan dirinya sendiri (karena
angkuh dan kafir); dia berkata, "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya”

٣٦ ‫َو َم ا َأُظُّن الَّساَع َة َقاِئَم ًة َّو َلِئْن ُّر ِد ْد ُّت ِإٰل ى َر ِّبْي َأَلِج َد َّن َخْيًرا ِّم ْنَها ُم ْنَقَلًبا‬
Ayat 36. “Dan aku kira hari Kiamat itu tidak akan datang, dan sekiranya aku dikembalikan
kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada ini.”

٣٧ ۗ ‫َقاَل َلٗه َص اِح ُبٗه َو ُهَو ُيَح اِو ُر ٗه َأَكَفْر َت ِباَّلِذ ْي َخ َلَقَك ِم ْن ُتَر اٍب ُثَّم ِم ْن ُّنْطَفٍة ُثَّم َس ّٰو ىَك َر ُج اًل‬
Ayat 37. “Kawannya (yang beriman) berkata kepadanya sambil bercakap-cakap dengannya,
"Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari
setetes air mani, lalu Dia menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna?”

٣٨ ‫ٰل ِكَّنا ُهَو ُهّٰللا َر ِّبْي َو اَل ُأْش ِر ُك ِبَر ِّبْي َأَح ًدا‬
Ayat 38. “Tetapi aku (percaya bahwa), Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak
mempersekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun.”

٣٩ ۚ‫َو َلْو اَل ِإْذ َد َخ ْلَت َج َّنَتَك ُقْلَت َم ا َش اَء ُۙهّٰللا اَل ُقَّو َة ِإاَّل ِباِۚهّٰلل ِإْن َتَر ِن َأَنا َأَقَّل ِم ْنَك َم ااًل َّو َو َلًدا‬
Ayat 39. “Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan "Masya
Allah, Laa quwwata illa billah" (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud), tidak
ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah, sekalipun engkau anggap harta dan
keturunanku lebih sedikit dari padamu.”

٤٠ ۙ‫َفَع ٰس ى َر ِّبْي َأْن ُّيْؤ ِتَيِن َخْيًرا ِّم ْن َج َّنِتَك َو ُيْر ِسَل َع َلْيَها ُحْس َباًنا ِّم َن الَّس َم اِء َفُتْص ِبَح َصِع ْيًدا َز َلًقا‬
Ayat 40. “Maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberikan kepadaku (kebun) yang lebih
baik dari kebunmu (ini); dan Dia mengirimkan petir dari langit ke kebunmu, sehingga (kebun
itu) menjadi tanah yang licin,”

٤١ ‫َأْو ُيْص ِبَح َم اُؤَها َغ ْو ًرا َفَلْن َتْسَتِط ْيَع َلٗه َطَلًبا‬
Ayat 41. “Atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka engkau tidak akan dapat
menemukannya lagi.”

٤٢ ‫َو ُأِح ْيَط ِبَثَم ِر ٖه َفَأْص َبَح ُيَقِّلُب َك َّفْيِه َع ٰل ى َم ا َأْنَفَق ِفْيَها َو ِهَي َخ اِو َيٌة َع ٰل ى ُع ُرْو ِشَها َو َيُقْو ُل ٰي َلْيَتِنْي َلْم ُأْش ِر ْك ِبَر ِّبْي َأَح ًدا‬
Ayat 42. “Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu dia membolak-balikkan kedua telapak
tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang telah dia belanjakan untuk itu, sedang pohon
anggur roboh bersama penyangganya (para-para) lalu dia berkata, "Betapa sekiranya dahulu
aku tidak mempersekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun.”

٤٣ ۗ‫َو َلْم َتُك ْن َّلٗه ِفَئٌة َّيْنُصُرْو َنٗه ِم ْن ُد ْو ِن ِهّٰللا َو َم ا َك اَن ُم ْنَتِص ًرا‬
Ayat 43. “Dan tidak ada (lagi) baginya segolongan pun yang dapat menolongnya selain
Allah; dan dia pun tidak akan dapat membela dirinya.”

٤٤ ؑ‫ُهَناِلَك اْلَو اَل َيُة ِهّٰلِل اْلَح ِّۗق ُهَو َخْيٌر َثَو اًبا َّوَخْيٌر ُع ْقًبا‬
Ayat 44. “Di sana, pertolongan itu hanya dari Allah Yang Mahabenar. Dialah (pemberi)
pahala terbaik dan (pemberi) balasan terbaik.”

Surat Al-Kahfi adalah surat ke-18 dalam Al-Qur'an dan memuat berbagai kisah yang
mengandung pelajaran moral dan spiritual.

Ayat 32-44 menceritakan tentang dua orang yang memiliki kebun anggur. Salah satunya
adalah orang yang saleh dan beriman kepada Allah, sedangkan yang lain adalah orang yang
kufur dan tidak mengakui nikmat Allah.

Orang yang saleh mempunyai kebun anggur yang subur dan melimpah, dan dia tidak
menyombongkan diri atau membanggakan kekayaannya. Dia sadar bahwa keberhasilannya
datang dari Allah dan selalu bersyukur atas nikmat tersebut. Dia juga memperingatkan
sahabatnya yang kafir agar tidak membanggakan harta duniawi dan selalu mengingat Allah.

Namun, sahabatnya yang kafir tidak mengindahkan peringatan tersebut. Dia justru
menyombongkan diri atas kekayaannya, mengabaikan peran Allah dalam memberinya
nikmat, dan menolak beriman kepada-Nya. Dia merasa bahwa kekayaannya akan terus
bertahan dan lebih kuat.

Namun, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya dengan menghancurkan kebun anggur yang


dimiliki oleh orang kafir tersebut dengan bencana alam yang melanda. Kebun anggur tersebut
menjadi kering dan tidak berbuah lagi. Hal ini menjadi pelajaran bagi orang kafir agar sadar
bahwa kekayaan dan keberhasilan hanyalah sementara dan semu. Kekayaan sesungguhnya
adalah keimanan dan keberkahan dari Allah.

Dengan demikian, kisah dalam ayat 32-44 surat Al-Kahfi mengajarkan tentang pentingnya
bersyukur atas nikmat Allah, merendahkan diri di hadapan-Nya, dan tidak menyombongkan
diri atas keberhasilan duniawi. Allah mengingatkan bahwa kekayaan dan keberhasilan
hanyalah ujian bagi manusia, dan yang hakiki adalah iman dan ketaatan kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai