Disusun Oleh :
SITTI FATIMAH
NIM. P07224321131
TAHUN 2023
(SAP)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan
penyuluhan ini ibu hamil dapat
memahami tentang pentingnya
mengetahui gizi pada ibu hamil
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan,
diharapkan ibu hamil memahami dan
menjelaskan mengenai:
a. Pengertian gizi ibu hamil
b. Kebutuhan Gizi ibu hamil
B. Materi
Gizi ibu hamil.
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab
D. Media
1. Leaflet
2. Pemaparan materi
E. Kegiatan Penyuluhan
- Merespon
- Memperhatika
n/
mendengarka
n
3. Penutup 1 menit - Merangkum kembali - Merangkum
materi yang materi
dijelaskan bersama bersama
peserta penyuluh
- Memberi kesempatan - Bertanya
kembali kepada ibu
hamil untuk bertanya
- Merespon
- Memberikan reward
- Memperhatikan/
- Menjawab pertanyaan
- Menutup mendengarkan
dengan mengucapkan - Merespon
terimakasih
- Memberi salam - Menjawab salam
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Media penyuluhan leaflet tersedia
b. Peserta berada di tempat penyuluhan
c. Tempat penyuluhan dalam keadaan siap
d. Penyuluhan dilaksanakan di Puskemas Sekolaq Darat
2. Evaluasi proses
a. Penyuluh menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti
b. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian gizi ibu hamil
b. Menyebutkan kebutuhan gizi ibu hamil
TINJAUAN TEORI
GIZI IBU HAMIL
C. Asupan Makanan
Asupan makan merupakan salah satu dari berbagai faktor yang
berperan penting dalam terjadinya kurang energi kronik (KEK). Pola
makan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi
heme (hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non heme (nabati),
menu makanan juga banyak mengandung serat yang merupakan faktor
penghambat penyerapan besi.
Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada
umumnya wanita lebih memberikan perhatian khusus pada bentuk
tubuhnya. Mereka selalu takut
pada hal yang membuat mereka terlihat gemuk. Sehingga kebanyakan
dari wanita takut akan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori
banyak. Jika kebiasaan atau pandangan ini terus terjadi, maka kejadian
kurang energi kronik (KEK) akan terjadi pada wanita yang memiliki pola
makan tersebut. Jika wanita punya kebiasaan buruk seperti merokok,
maka akan bertambah pula faktor resiko dari kejadian kurang energi
kronik ini (Stephani et al, 2016).