Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH IBADAH DAN MUAMALAH

“KONSEP IBADAH DALAM ISLAM”

Kelompok 1:
Eka Bagus Suryono (069)
Lina Muthia Arif (071)
Keysha Azahra Putri (077)
Rhezwanaya Tiara A J (085)
Amelia (098)
Indah Afifatul Husna (107)
Keysa Diva N P (108)

Kelas: 2 B Psikologi

Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
Februari 2023

1
DAFTAR ISI
Halaman sampul..................................................................................................................1
Daftar isi..............................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan
1.1..................................................................................................................................Latar
Belakang..................................................................................................................3
1.2..................................................................................................................................Rum
usan Masalah...........................................................................................................4
1.3..................................................................................................................................Tuju
an.............................................................................................................................4
Bab II Pembahasan
2.1..................................................................................................................................Peng
ertian Ibadah Dalam Islam.......................................................................................5
2.2..................................................................................................................................Posis
i Ibadah Dalam Islam...............................................................................................8
2.3..................................................................................................................................Raga
m Ibadah (Mahdlah & Ghairu Mahdlah).................................................................9
Bab III Penutup
Kesimpulan..............................................................................................................11
Daftar Rujukan..................................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu bagian dari syariah adalah ibadah. Ibadah artinya menghambakan diri kepada
Allah, Ibadah merupakan tugas hidup manusia di dunia, karena itu manusia yang beribadah
kepada Allah disebut ‘abdulla’ atau hamba Allah. Hidup seorang hamba tidak memiliki
alternatif lain selain taat, patuh, dan berserah diri kepada Allah.
Ibadah merupakan rangkaian ritual yang dilakukan manusia dalam rangka pengabdian atau
kepatuhan kepada sang Pencipta. Ibadah dalam Islam tidak hanya terbatas pada hubungan
manusia dengan Allah semata, melainkan juga terdapat hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya serta antara manusia dengan alam (Razak, 1993: 18).
Ada dua pembagian ibadah dalam Islam, yaitu ibadah mahdlah dan ghairu mahdhah.
Ibadah mahdlah, yaitu ibadah yang berhubungan dengan penjalanan syariat Islam yang
terkandung dalam rukun Islam. Contoh ibadah mahdhah antara lain sholat, zakat, puasa dan
haji. Sementara ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang dilaksanakan umat Islam dalam
hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungannya. Ibadah ghairu mahdhah dikenal
dengan ibadah muamalah (Nata, 2002: 55).
Dari dua pembagian ibadah ini, secara implisit maupun eksplisit ibadah tidak hanya
berupa rangkaian ucapan dan gerakan semata. Lebih dari itu dibalik ibadah terdapat nilai-
nilai luhur yang mengatur hubungan antar sesama. Nilai-nilai luhur ini biasa dikenal sebagai
etika atau akhlak. Hal ini yang kemudian dijadikan sebagai pijakan bagi umat Islam untuk
dapat menjadikan kehidupannya menjadi baik dan selalu bermanfaat bagi diri dan
lingkungannya.
Tujuan ibadah di atas merupakan nilai normatif. Sementara kandungan atau manfaat
ibadah lainnya adalah mampu memberikan ketenangan jiwa bagi pelakunya. Dengan
menjalankan ibadah secara baik dan sesuai tuntunan, umat Islam akan merasa hidupnya

3
nyaman. Dengan kenyamanan ini akhirnya mampu mengantarkan dirinya pada kondisi
kesehatan mental yang baik (Supadie, 2011: 184).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan ibadah dalam islam?
2. Bagaimana posisi ibadah dalam islam?
3. Apa itu ragam ibadah (mahdlah & ghairu mahdlah)?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian ibadah dalam islam
2. Mengetahui posisi ibadah dalam islam
3. Mengetahui ragam ibadah (mahdlah & ghairu mahdlah)

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ibadah


Ibadah secara etimologi berasal dari kata ‘abd yang artinya abdi, hamba, budak, atau
pelayan. Jadi ‘ibadah berarti, pengabdian, penghambaan, pembudakan, ketaatan, atau
merendahkan diri. Sedangkan secara terminologis, Hasbi Ash-Shiddieqy mengutip beberapa
pendapat, antara lain; Mengesakan Allah, menta’zimkan-Nya dengan sepenuh-sepenuhnya
ta’zim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepada-Nya. Ulama akhlak
mengartikan ibadah dengan mengerjakan segala taat badaniyah dan menyelenggarakan segala
syariat (hukum). Ulama fikih mengartikan ibadah dengan segala taat yang dikerjakan untuk
mencapai keridhaan Allah dan meng-harap pahala-Nya di akhirat.
Selanjutnya ulama tafsir, M. Quraish Shihab menyatakan bahwa: Ibadah adalah suatu
bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya sebagai dampak dari rasa
pengagungan yang bersemai dalam lubuk hati seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia
tunduk. Rasa itu lahir akibat adanya keyakinan dalam diri yang beribadah bahwa obyek yang
kepadanya ditujukan ibadah itu memiliki kekuasaan yang tidak dapat terjangkau hakikatnya.
Sedangkan. Abd. Muin Salim menyatakan bahwa: Ibadah dalam bahasa agama merupakan
sebuah konsep yang berisi pengertian cinta yang sempurna, ketaatan dan khawatir. Artinya,
dalam ibadah terkandung rasa cinta yang sempurna kepada Sang Pencipta disertai kepatuhan
dan rasa khawatir hamba akan adanya penolakan sang Pencipta terhadapnya.
Adapun pendapat lain mengenai ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan
melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga yang
dikatakan ibadah adalah beramal dengan yang diizinkan oleh Syari’ Allah Swt.; karena itu
ibadah itu mengandung arti umum dan arti khusus. Ibadah dalam arti umum adalah segala
perbuatan orang Islam yang halal yang dilaksanakan dengan niat ibadah. Sedangkan ibadah
dalam arti yang khusus adalah perbuatan ibadah yang dilaksanakan dengan tata cara yang
telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw. Ibadah dalam arti yang khusus ini meliputi Thaharah,
Shalat, Zakat, Shaum, Haji, Kurban, Aqiqah Nadzar dan Kifarat.
Di sisi lain, dipahami bahwa ibadah adalah perbuatan manusia yang menunjukkan
ketaatan kepada aturan atau perintah dan pengakuan kerendahan dirinya di hadapan yang
memberi perintah. Adapun yang memberi perintah untuk beribadah, adalah tiada lain kecuali
Allah sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Baqarah (2): 21,

5
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa.”
Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa sasaran ibadah hanyalah kepada Allah swt.
Dengan kata lain, bahwa manusia beribadah adalah untuk mengabdikan dirinya kepada Allah
sebagai Tuhan yang telah menciptakan mereka.
Makna pengabdian atau penghambaan yang akan dijelaskan adalah perkara yang
memuliakan manusia serta membedakan dengan hewan dan makhluk lainnya. Apa yang
difirmankan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surat Adz-Dzaariyaat:56

Artinya: “Tiadalah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
ber’ibadah (mengabdi, menghamba) kepada-Ku”. Arti ‘ibadah di sini adalah bahwa jin dan
manusia dalam hidupnya harus tunduk dan patuh terhadap aturan dan hukum-hukum Allah.
Ini berarti, bahwa tujuan Allah menciptakan jin dan manusia adalah agar mereka:
Pertama, hanya setia kepada Allah saja dan tidak kepada yang lain, karena hanya Dia
Yang Maha Menghidupi dan Maha Memelihara. Kedua, agar mereka hanya mengikuti
perintah-perintah Allah saja dan tidak mendengarkan perintah siapa pun yang bertentangan
dengan perintah-Nya. Ketiga, hanya kepada satu Dzat saja mereka harus menyembah dan
mendekatkan diri (taqarrub), yaitu hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan tidak kepada
yang lain.
Dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, perbuatan seorang hamba yang senantiasa
mengikuti aturan dan hukum Allah, serta yang melepaskan diri dari ikatan dan aturan hukum
yang lain yang bertentangan dengan hukum Allah, maka itulah yang disebut ‘ibadah. Dengan
demikian, ‘ibadah adalah perbuatan sepanjang hidup yang dijalani oleh seorang hamba
dengan mengikuti ramburambu atau aturan-aturan dan hukum Allah Ta ‘ala. Dalam hidup
yang demikian ini, maka tidur kita, bangun kita, makan dan minum kita, bahkan berjalan dan
berbicara kita, semuanya adalah ‘ibadah.
Allah memberitahukan, tujuan menciptakan jin dan manusia adalah agar mereka
melaksanakan ibadah kepada Allah dan Allah tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi
merekalah yang membutuhkan-Nya. Karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka
mereka menyembah-Nya sesuai dengan aturan syari’at-Nya. Maka siapa yang menolak
beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang menyembah-Nya tetapi dengan
6
selain apa yang disyari’atkan-Nya maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan siapa yang
hanya menyembah-Nya dan dengan syari’at-Nya, maka dia adalah mukmin muwahhid (yang
mengesakan Allah ).

2.2 Posisi Ibadah

2.3 Ragam Ibadah (Mahdlah & Ghairu Mahdlah)

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai