KLPK 4 Rahasia Rahasia Ibadah Dan Muamalah
KLPK 4 Rahasia Rahasia Ibadah Dan Muamalah
KLPK 4 Rahasia Rahasia Ibadah Dan Muamalah
Nurul Syerina
30100121088
Sumiati masykur
30100121
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada pemilik Alam semesta Allah
swt.yang telah memberikan kita segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat
menyelesaikan Makalah ini yang menjadi tugas mata kuliah “Filsafat Hukum
Islam” dan tidak lupa pula kita kirimkan shalawat seta salam kepada Nabi Besar
Kita Nabi Muhammada saw. Dan para sahabat sahabtnya, para wali, para tabiin dan
sampa kepada pengikut-pengikutnya.
Dengan penuh rasa maaf saya menyadari makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan, Maka dari itu saya menunggu krituk dan saran yang sifatnya
membangun ke yang lebih baik.
BAB II .................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
A. Ibadah ............................................................................................................. 5
B. Muamalah ....................................................................................................... 8
Kesimpulan ........................................................................................................ 10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah dan muamalah merupakan dua konsep sentral dalam kehidupan umat
Islam yang membentuk landasan moral dan etika dalam beragama serta berinteraksi
dalam masyarakat. Ibadah, yang meliputi ritual seperti shalat, puasa, dan haji,
adalah cara utama bagi umat Islam untuk memperkuat hubungan spiritual dengan
Allah. Ibadah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan ekspresi
cinta, pengabdian, dan ketaatan kepada Sang Pencipta. Dalam ibadah, umat Islam
menemukan ketenangan batin, pemurnian jiwa, dan arah hidup yang benar.
Di sisi lain, muamalah mengacu pada semua interaksi sosial dan ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari umat Islam. Ini termasuk transaksi keuangan, perdagangan,
pernikahan, serta interaksi sosial lainnya. Muamalah memperlihatkan bagaimana
ajaran agama diterapkan dalam kehidupan praktis, baik dalam hal kejujuran,
keadilan, maupun kasih sayang. Pengamalan muamalah yang baik merupakan
cerminan dari kesucian hati dan kesalehan seorang Muslim dalam berinteraksi
dengan sesama dan lingkungan sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan ibadah
2. Apa yang dimaksud dengan muamalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu ibadah
2. Untuk menegetahui ap aitu muamalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut Syara’ (terminologi), ibadah adalah taat kepada Allah dengan
melaksanakan segala perintahnya dan merendahkan diri, yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa cinta yang paling tinggi kepadanya, ibadah
juga adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai oleh
Allah Azza WaJalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dhahir maupun yang
bathil.
Segala ibadah di dalam hukum Islam dijadikan wasilah (sarana) bukan ghayah
(tujuan). Karena itu agama Islam bukanlah agama yang rahbanah, bukan pula
agama yang terlalu berlebih-lebihan dalam mengerjakan ibadah. Tujuan
mengerjakan ibadah bukanlah sekedar ritual ibadah saja. Ibadah-ibadah itu semua
merupakan jalan untuk mencapai maksud karena Allah mengaitkan antara segala
macam ibadah dengan perbuatan manusia. Hukum Islam menetapkan bahwa
apabila hasil perbuatan manusia tidak kembali kepada kemanfaatan dan tidak
berfaedah bagi masyarakat, maka tidak ada kebajikan bagi ibadah-ibadah itu.
Ibadah ibadah yang kita kerjakan hanyalah merupakan sarana untuk akhlak, untuk
mendidik diri, untuk mengobati penyakit-penyakit kejiwaan dan kemasyarakatan,
supaya berfaedah, cukup kuat, cukup indah, dan segala anggotanya mempunyai
dhamir yang hidup.
Tujuan dari ibadah dalam Islam mempunyai dua ghayah (tujuan) yang asasi
dan fundamental. Pertama, ghayah (tujuan) yang dekat, yaitu membiarkan
manusia bertarung dalam hidup ini baik untuk dirinya, masyarakat maupun
untuk alam. Ia hidup bukan untuk makan dan minum dan ia berniaga bukan
untuk mengumpulkan harta, bukan untuk menguasai masyarakat dan bukan
pula untuk bersenda gurau. Tetapi ia menjadi penolong dalam menghadapi
kejahatan dan menolong dalam menghadapi kebathilan baik mengenai dirinya
sendiri, masyarakat maupun alam kemanusiaan. Ibadah yang dimaksudkan
disini bukanlah sebagai ghayah (tujuannya) tetapi sebagai washilah (sarana)
bagi suatu ghayah yang luhurKedua, ghayah (tujuan) yang jauh, dari Aqidah
Islam dan Falsafahnya, demikian pula ibadatnya adalah secara bertahap menuju
kepada kesempurnaan ruh yang tidak berakhir dengan kematian dan juga tidak
berakhir dalam batas-batas di dunia ini. 1
Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam islam terbagi menjadi dua jenis dengan
bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya.
1
H. Darmawati, Filsafat Hukum Islam, Cetakan 1, 2019. h, 53-59.
3. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untungruginya,
manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika
sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat
maka tidak boleh dilaksanakan.
4. Asasnya “manfaat”, selama itu bermanfaat maka selama itu boleh
dilakukan.
B. Muamalah
Dari segi bahasa, muamalah berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalat
yang berarti perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan.
Pengertian muamalah dari segi istilah, menurut Ahmad Ibrahim Bek menyatakan
muamalah adalah peraturan-peraturan mengenai tiap yang berhubungan dengan
urusan dunia, seperti perdagangan dan semua mengenai kebendaan, perkawinan,
talak, sanksi-sanksi, peradilan, dan yang berhubungan dengan manajemen
perkantoran, baik umum ataupun khusus yang telah ditetapkan dasardasarnya
secara umum atau global dan terperinci untuk dijadikan petunjuk bagi manusia
dalam bertukar manfaat di antara mereka.
2
M.Si. Dr. Nurul Huda, S.E., M.M., “Esensi Dasar Dan Lingkup Etika Bisnis Syariah,” Etika Bisnis
Syariah, 2020, 9–11.
a. Yang dipahalai orang mengerjakannya dan tidak berdasar orang yang
tidak mengerjakannya. Inilah yang dinamakan mandub.
b. Yang dipahalai orang yang meninggalkan tidak berdasar orang yang
mengerjakannya. Inilah yang dinamakan makruh.
c. Yang tidak dipahalai orang yang mengerjakannya dan dan tidak
dipahalai orang yang meninggalkannya. Inilah yang dinamakan mubah.
3
H. Darmawati, Filsafat Hukum Islam. Cetakan, 1, 2019, h. 63-65
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ibadah dalam arti umum adalah segala perbuatan orang Islam yang halal
yang dilaksanakan dengan niat ibadah. Sedangkan ibadah dalam arti yang khusus
adalah perbuatan ibadah yang dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditetapkan
oleh Rasulullah SAW. “Hukum asal dalam beribadah adalah haram dan batal
kecuali yang ada dalil yang memerintahkan.” Hukum haram dapat berubah menjadi
wajib atau sunnah apabila ada perintah dari Allah dan Rasul-Nya.
Muamalah adalah peraturan-peraturan mengenai tiap yang berhubungan
dengan urusan dunia, seperti perdagangan dan semua mengenai kebendaan,
perkawinan, talak, sanksi-sanksi, peradilan, dan yang berhubungan dengan
manajemen perkantoran, baik umum ataupun khusus, yang telah ditetapkan dasar-
dasarnya secara umum atau global kaidah muamalah, yaitu muamalah pada
dasarnya adalah mubah. Asal hukumnya boleh (jaiz). Ia berubah hukumnya apabila
ada larangan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Nurul Huda, S.E., M.M., M.Si. “Esensi Dasar Dan Lingkup Etika Bisnis Syariah.” Etika
Bisnis Syariah, 2020, 9–11.
H. Darmawati. Filsafat Hukum Islam. Cetakan 1,., 2019.