Anda di halaman 1dari 1

sejarah pantun

Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama yang telah menjadi warisan budaya Indonesia.
Dalam budaya Nusantara, pantun telah digunakan selama berabad-abad sebagai bentuk
ekspresi sastra yang unik dan puitis.

Pantun adalah jenis puisi yang terdiri dari empat baris, dengan pola rima yang khas. Setiap baris
dalam pantun terdiri dari 8 hingga 12 suku kata, dan pola rima dalam pantun biasanya adalah
abab.

Pantun sering digunakan sebagai bentuk puisi lisan dalam budaya Indonesia dan Malaysia.
Pantun juga dikenal dengan berbagai nama di berbagai daerah, seperti "pantun" di Indonesia,
"pantun" di Malaysia, dan "pantoun" di Prancis.

Menurut Ensiklopedia Indonesia, pantun adalah bentuk puisi yang sangat khas dan populer di
Indonesia. Biasanya terdiri dari dua larik yang disebut sebagai sampiran dan isi.

Sampiran adalah larik pertama, sedangkan isi adalah larik kedua. Setiap larik terdiri dari empat
baris, dengan pola rima abab.

Sejarah Pantun
Pantun memiliki sejarah panjang dan kaya dalam budaya nusantara. Sejarahnya dapat ditelusuri
hingga ke masa kerajaan-kerajaan maritim di Indonesia.

Pantun pertama kali muncul sebagai bentuk puisi lisan yang digunakan untuk berbagai
keperluan, seperti menghibur, mengungkapkan perasaan cinta, atau sebagai bagian dari ritual
adat. Pantun juga sering digunakan dalam tradisi lisan seperti wayang kulit dan pengiring tarian.

Pantun telah menjadi bagian integral dari budaya Melayu sejak abad ke-15. Pantun-pantun
klasik ini mencerminkan kearifan lokal, sejarah, dan nilai-nilai budaya Melayu.

Pantun memiliki struktur yang terdefinisi dengan jelas. Setiap pantun terdiri dari dua larik, yaitu
sampiran dan isi.

Anda mungkin juga menyukai