7/Sep/2017
85
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
6
M. Natsir Asnawi, Hukum Pembuktian Perkara Perdata
8
di Indonesia, UII Press, Yogyakarta, 2013, hal. 40-41 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum
7
Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan. Antara Normatif. Suatu Tinjauan Singkat, RajaGrafindo
Regulasi dan Implementasi, Penerbit Buku Kompas, Persada, Jakarta, 2001, hal. 24
9
Jakarta, 2009, hal. 4-5 Abintoro Prakoso, Op Cit, hal. 64
86
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
87
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
88
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
ditentukan oleh Pasal 24 ayat-ayatnya dari (1) Hak guna Bangunan atas tanah Hak Milik
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, terjadi dengan pemberian oleh pemegang
sebagai berikut: Hak Milik dengan akta yang dibuat oleh
(1) Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik Pejabat Pembuat Akta Tanah.
terjadi dengan pemberian oleh pemegang (2) Pemberian Hak Guna Bangunan atas tanah
Hak Milik dengan akta yang dibuat oleh Hak Milik sebagaimana dimaksud ayat (1)
Pejabat Pembuat Akta Tanah. wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan.
(2) Pemberian Hak Guna Bangunan atas tanah (3) Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik
Hak Milik sebagaimana dimaksud dalam mengikat pihak ketiga sejak didaftarkan
ayat (1) wajib didaftarkan pada Kantor sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
Pertanahan. (4) Ketentuan mengenai tata cara pemberian
(3) Hak Guna Bangunan atas tanah Hak milik dan pendaftaran Hak Guna Bangunan atas
mengikat pihak ketiga sejak didaftarkan tanah Hak Milik diatur lebih lanjut dengan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). Keputusan Presiden.
(4) Ketentuan mengenai tata cara pemberian Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun
dan pendaftaran Hak Guna Bangunan atas 1996, juga mengatur lebih rinci perihal
tanah Hak Milik diatur lebih lanjut dengan perpanjangan hak khususnya HGB dan
Keputusan Presiden. pembaharuan hak khususnya pembaharuan
Terhadap ketentuan tersebut, Kartini HGB, dalam kaitannya dengan jangka waktu
Muljadi dan Gunawan Widjaja,12 menjelaskan sesuai ketentuan Pasal 25 ayat-ayatnya, sebagai
bahwa pemberian HGB di atas tanah Hak Milik berikut:
lahir pada saat dibuatnya akta pemberian HGB (1) Hak Guna Bangunan sebagaimana
tersebut oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah dimaksud dalam Pasal 22 diberikan untuk
(PPAT). Pendaftaran yang dilakukan hanya jangka waktu paling lama tiga puluh tahun
untuk mengikat pihak ketiga. dan dapat diperpanjang untuk jangka
Berkaitan dengan perpanjangan HGB serta waktu paling lama dua puluh tahun.
pembaruannya, tidak terpisahkan dari adanya (2) Sesudah jangka waktu Hak Guna Bangunan
jangka waktu yang ditentukan terhadap HGB itu dan perpanjangannya sebagaimana
sendiri yang pertama untuk jangka waktu 20 dimaksud dalam ayat (1) berakhir, kepada
(dua puluh) tahun. Perpanjangan HGB pada bekas pemegang hak dapat diberikan
dasarnya adalah perpanjangan hak, yang pembaharuan Hak Guna Bangunan di atas
sebagaimana telah penulis kemukakan tanah yang sama.
sebelumnya bahwa Pasal 1 Angka 6 Peraturan Menurut penulis, ketentuan Pasal 25 ayat
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, (1) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun
merumuskan bahwa ‘Perpanjangan hak adalah 1996 merupakan penjabaran lebih lanjut dari
penambahan jangka waktunya sesuatu hak ketentuan Pasal 35 UUPA yang mengatur
tanpa mengubah syarat-syarat dalam materi-materi yang sama khususnya tentang
pemberian hak tersebut.” jangka waktu dan perpanjangan HGB.
Dengan demikian, perpanjangan hak dalam Apabila ketentuan Pasal 25 tersebut
rangka perpanjangan HGB merupakan suatu berkaitan dengan Hak Milik yang menjadi objek
tata cara atau mekanisme yang ditentukan perpanjangan HGB, maka dalam Pasal 26 ayat-
untuk menambah jangka waktunya, yang ayatnya dari Peraturan Pemerintah Nomor 40
terjadi pada menjelang habisnya jangka waktu Tahun 1996 lebih berkaitan dengan HGB di atas
pertama yakni jangka waktu 30 (tiga puluh) tanah Negara. Pasal 26 ayat-ayatnya dari
tahun, untuk diperpanjang lagi menjadi 20 (dua Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
puluh) tahun. Penambahan jangka waktu HGB menyatakan sebagai berikut:
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 (1) Hak Guna Bangunan atas tanah Negara
Tahun 1996, yang pada Pasal 24 ayat-ayatnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22,
disebutkan sebagai berikut: atas permohonan pemegang hak dapat
diperpanjang atau diperbaharui jika
memenuhi syarat:
12
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Op Cit, hal. 199
89
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
a. Tanahnya masih dipergunakan dengan sebelum akhirnya jangka waktu Hak Guna
baik sesuai dengan keadaan, sifat dan Bangunan tersebut atau perpanjangannya.
tujuan pemberian hak tersebut; (2) Perpanjangan atau pembaharuan Hak guna
b. Syarat-syarat pemberian hak tersebut Bangunan dicatat dalam buku tanah pada
dipenuhi dengan baik oleh pemegang Kantor Pertanahan.
hak; (3) Ketentuan mengenai tata cara permohonan
c. Pemegang hak masih memenuhi syarat perpanjangan atau pembaharuan Hak Guna
sebagai pemegang hak sebagaimana Bangunan dan persyaratannya diatur lebih
diatur dalam Pasal 19; dan lanjut dengan Keputusan Presiden.
d. Tanah tersebut masih sesuai dengan Berdasarkan pada ketentuan Pasal 27
Rencana Tata Ruang Wilayah yang Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
bersangkutan. tersebut, permohonan perpanjangan jangka
(2) Hak Guna Bangunan atas tanah Hak waktu HGB diajukan selambat-lambatnya dua
Pengelolaan diperpanjang atau tahun sebelum berakhirnya jangka waktu HGB,
diperbaharui atas permohonan pemegang dalam arti kata pemberian jangka waktu HGB
Hak Guna Bangunan setelah mendapat untuk 30 (tiga puluh) tahun, apabila yang
persetujuan dari pemegang Hak bersangkutan masih ingin memperpanjang lagi
Pengelolaan. jangka waktunya yang kedua yakni paling lama
Ketentuan tersebut memperhatikan pula 20 (dua puluh) tahun, maka prosedur dan
ketentuan yang diatur di dalam Undang- mekanisme permohonannya harus diajukan
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang selambat-lambatnya dua tahun sebelum jangka
Penataan Ruang, yang pada Pasal 1 Angka 9 waktu 30 (tiga puluh) tahun berakhir.
merumuskan bahwa “Pengaturan penataan Ketentuan tersebut juga mengatur
ruang adalah upaya pembentukan landasan perpanjangan dan/atau pembaharuan HGB
hukum bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, yang dicatat dalam buku tanah yang
dan masyarakat dalam penataan ruang.”13 merupakan bagian dari pembukuan hak,
Selain itu, ketentuan Pasal tersebut sebagaimana ditentukan dalam Pasal 29 ayat-
merupakan pengaturan dalam perpanjangan ayatnya dari Peraturan Pemerintah Nomor 24
dan/atau pembaharuan HGB atas tanah Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah,
Negara, yang menentukan beberapa bahwa:
persyaratan yang harus dipenuhi, yakni: (1) Hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah
a. Tanahnya masih digunakan dengan baik wakaf dan hak milik atas satuan rumah
oleh pemegang hak; susun didaftar dengan membukukannya
b. Pemegang hak masih memenuhi syarat dalam buku tanah yang memuat data
sebagai pemegang hak sebagaimana yuridis dan data fisik bidang tanah yang
dimaksud dalam Pasal 19; dan bersangkutan, dan sepanjang ada surat
c. Tanah tersebut sesuai dengan Rencana Tata ukurnya dicatat pula pada surat ukur
Ruang Wilayah yang bersangkutan. tersebut.
Adanya beberapa persyaratan tersebut (2) Pembukuan dalam buku tanah serta
memberikan peluang dapat dikabulkan pencatatannya pada surat ukur
permohonan perpanjangan dan/atau sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pembaharuan HGB yang berasal dari tanah merupakan bukti bahwa hak yang
Negara. Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah bersangkutan beserta pemegang haknya
Nomor 40 Tahun 1996, menentukan perihal dan bidang tanahnya yang diuraikan dalam
perpanjangan dan/atau pembaharuannya surat ukur secara hukum telah didaftar
dalam Pasal 27 ayat-ayatnya, sebagai berikut : menurut Peraturan Pemerintah ini.
(1) Permohonan perpanjangan jangka waktu (3) Pembukuan hak sebagaimana dimaksud
Hak Guna Bangunan atau pembaharuannya pada ayat (1) dilakukan berdasarkan alat
diajukan selambat-lambatnya dua tahun bukti yang dimaksud dalam Pasal 23
beserta acara pengesahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28.
13
Lihat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Pasal 1 Angka 9)
90
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
91
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
Noor Fauzi, Tanah dan Pembangunan, Pustaka Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Sinar Harapan, Jakarta, 1997. Penanaman Modal (Lembaran Negara
Parlindungan A.P., Pendaftaran Tanah Di Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 67; Tambahan Lembaran Negara
1999. Republik Indonesia Nomor 4742).
Prakoso Abintoro, Penemuan Hukum. Sistem, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Metode, Aliran dan Prosedur Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara
Menemukan Hukum, LaksBang Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
Pressindo, Yogyakarta, 2016. 68; Tambahan Lembaran Negara
Salim HS, Teknik Pembuatan Akta Satu (Konsep Republik Indonesia Nomor 4723);
Teoritis, Kewenangan Notaris, Bentuk Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
dan Minuta Akta), RajaGrafindo Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Persada, Jakarta, 2015. Untuk Kepentingan Umum (Lembaran
Santoso Urip, Pendaftaran Dan Peralihan Hak Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Atas Tanah, Kencana, Jakarta, 2014. Nomor 22; Tambahan Lembaran
Soekanto Soerjono dan Mamudji Sri, Penelitian Negara Republik Indonesia Nomor
Hukum Normatif. Suatu Tinjauan 5280);
Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
2001. tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Soerodjo Irawan, Kepastian Hukum Hak Atas Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah
Tanah Di Indonesia, Arkola, Surabaya, (Lembaran Negara Republik Indonesia
2003. Tahun 1996 Nomor 58; Tambahan
Subekti R.dan Tjitrosudibio R., Kitab Undang- Lembaran Negara Republik Indonesia
Undang Hukum Perdata, Pradnya Nomor 3643).
Paramita, Jakarta, 2002. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta, tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran
Jakarta, 2007 Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Sumardjono Maria S.W., Kebijakan Pertanahan. Nomor 59; Tambahan Lembaran
Antara Regulasi dan Implementasi, Negara Republik Indonesia Nomor
PenerbitBuku Kompas, Jakarta, 2009. 3696).
Sutedi Adrian, Peralihan Hak Atas Tanah dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010
Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, tentang Jenis dan Tarif Jenis
2013. Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang
Sofwan Sri Soedewi Masjchoen, Hukum Berlaku Pada Badan Pertanahan
Bangunan. Perjanjian Pemborongan Nasional (Lembaran Negara Republik
Bangunan, Liberty, Yogyakarta, 1982. Indonesia Tahun 2010 Nomor 18;
Tambahan Lembaran Negara Republik
Peraturan Perundang-Undangan: Indonesia Nomor 5100).
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Sumber Lainnya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang “Tanah” Dimuat pada : Wikipedia org. Diakses
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria tanggal 30 September 2017.
(Lembaran Negara Republik Indonesia “Perpanjangan”, dimuat pada : kbbi.web.id.
Tahun 1960; Tambahan Lembaran diakses tanggal 30 September 2017
Negara Republik Indonesia Nomor
2043).
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
134; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4247).
92