Anda di halaman 1dari 3

Sosiologi Hukum Gaya Eropa1

Oleh : Dodik Harnadi


Parmenteir mengawali review-nya terhadap karya dua pengarang tersebut
dengan pertanya “Bisakah disana terdapat apa yang disebut Sosiologi Hukum Eropa?
Dan jika begitu, apa yang tercakup?. Pertanyaan ini menurut Stephan menjadi
pertanyaan kunci yang menjelaskan isi dari buku karya Gessner dan Nelken tersebut.
Buku yang merupakan hasil dari kumpulan paper diskusi ratusan tokoh
sosiologi- mayoritas berasal dari Eropa- tersebut membahas karakteristik sosiologi
hukum Eropa yang membedakannya dengan benua lainnya khususnya Amerika. Buku
tersebut terbagi ke dalam tiga bagian utama.
Bagian pertama dari buku tersebut menawarkan pendekatan teoritis penting
bagi budaya hokum di Eropa, serta kedudukannya bagi masyarakat disana. Bagian
kedua buku tersebut, membahas beberapa segi dimana lembaga lembaga di Uni Eropa
mencoba untuk membangun satu gagasan terpadu mengenai Eropa. Dan bagian ketiga
atau terakhir, buku ini mengetengahkan beberapa analisis mengenai gaya-gaya regulasi
hukum Eropa (European Style of Legal Regulation).
Untuk bagian pertama, Gessner dan Nelken membaginya ke dalam lima bab.
Yang pertama ditulis oleh Cotterrell, menjelaskan dalam cara yang sangat jelas
menganai pemikiran tokoh-tokoh sosiologi Eropa. Terutama mereka yang teorinya
berkaitan dengan gagasan hukum dan masyarakat Eropa. Baik pemikir klasik seperti
Max Weber dan Emile Durkheim, maupun teoritisi kontemporer seperti Jurgen
Hubermas. Ulasan mengenai karya mereka sangat penting, karena menjadi kontribusi
yang sangat berharga dalam rangka memahami dan mengembangkan sosiologi hukum
Eropa.
Sementara empat bab berikutnya mengkaji beberapa pendekatan eropa secara
komparatif, serta secara kontras dianggap bersebrangan dengan Amerika Serikat.
Misalnya terlihat dari tulisan Piece yang menjelaskan bagaimana karakteristik hukum
Eropa dan Amerika sangat berbeda. Bahkan kedua karakteristik tersebut kecil sekali
kemungkinan untuk bisa dikonvergensi.

1
Tulisan ini adalah resume atas Review Stephan Parmentier dari Universitas Katolik Leuven, Belgia
atas buku “European Ways of Law: Toward a European Sociology of Law” karya Volkmar Gessner dan
David Nelken. Dimuat dalam Jurnal ProQuest Sociology, dec. 2008, 42, 4 pg. 939.

19
Sementara bagian kedua, terdiri dari empat bab. Keempat bab tersebut terutama
berkaitan dengan permulaan atau dampak adanya hukum Uni Eropa. Pada bab ini
dibahas perkembangan eropa 20 tahun pertana setelah PD II hingga 1965, dengan
memperkuat posisi mereka yang lebih dihormati. Disamping itu, Jennet melalui
ulasannya pada bab ini menjelaskan bahwa konstitusi Uni Eropa telah menciptakan
iklim baru yang akomodatif terhadap suara-suara nasionalisme negara anggota.
Menurut Jennet, pola akomodatif tersebut dilakukan dengan mengkampanyekan
pentingnya toleransi dalam keragaman dan perdamaian yang berkelanjutan. Jennet
menyebutnya sebagai budaya luhur (high culture).
Selain Jennet, Priband juga mengulas pandangan yang cukup menarik
mengenai konstitusionalisme di Eropa. Disamping itu, dia juga berbicara mengenai
pembentukan karakter eropa yang sebenarnya. Priband berpendapat, pembangunan
identitas Eropa hanya bisa dilakukan melalui marginalisasi loyalitas berbasis etnis.
Terciptanya loyalitas berbasis etnis yang berlebihan justru akan bersinggungan dengan
cita-cita pembentukan eropa yang integrative.
Terakhir bagian ketiga dari buku ini berisi pertama tulisan dari Dorbeck Jung
dan Van Heffen Oude Vrielink. Identifikasi mereka menunjukkan bahwa di Eropa
terdapat kecenderungan untuk menggabungkan system hukum keras dan lembut (hard
and soft law).
Sementara bab terakhir, berisi tulisan Field dan Nelken mengenai perbandingan
penanganan kejahatan anak-anak di Italia dan Wales. Perbedaan level penahanan
anak-anak tidak bisa dijelaskan sekedar melihat tampilan permukaan saja. Akan tetapi
harus memperhatikan mekanisme hukum serta aspek budaya yang lebih luas. Misalnya
dengan memperhatikan intensitas suara (tonal quality) akan wacana keadilan bagi
pemuda, setra bagaimana perspektif pembangunan terhadap anak-anak di kedua negara
tersebut.
Pada bagian terakhir pula, editor buku ini juga telah menyediakan daftar isu
yang perlu dikembangkan dalam bentuk riset. Misalnya isu yan berkaitan dengan
kebutuhan komparasi system hukum yang berlaku di negara-negara Eropa,
penggabungan politik negara-negara Eropa, kaitan Eropa dengan system hukum dunia
yang lebih luas serta peran hukum Eropa dalam mengglobalisasi dunia.

20
Buku yang dieditori Gessner dan Nelken ini menjadi yang pertama yang
mencoba menilai dan mengulas cara-cara berbeda yang ditunjukkan oleh negara-
negara Eropa dalam kaitannya dengan hukum dan masyarakat. Disamping itu, Stephan
juga menilai, bahwa setelah membaca buku ini, sangat dimungkinkan terbuka diskusi
yang lebih panjang mengenai apa yang disebut dengan sosiologi hukum gaya Eropa
(European-Style Sociology of Law). Karena itulah, buku ini termasuk berani karena
bisa menjadi pijakan awal untuk timbulnya perdebatan lebih lanjut mengenai hukum
dan social di Eropa.

21

Anda mungkin juga menyukai