Anda di halaman 1dari 21

20

    21  
 

2.4.4 Jembatan Inspeksi tersebut tidak stress dan tetap dalam kondisi baik.desain kriteria
Jembatan Inspeksi disediakan untuk dermaga di hulu atau tersebut dapat mengandung parameter-parameter seperti jenis
hilir. Jembatan ini menggunakan tidak hanya pemeriksaan tetapi spesies, perilaku ikan, kemampuan berenang ikan, bentuk fisik
juga akses jalan ke desa-desa. Beban hidup dianggap kelas 25 ton ikan, dan lama waktu migrasi. Meskipun beberapa parameter
truk crane untuk tujuan pemeliharaan. seperti tujuan migrasi, waktu migrasi, kemampuan berenang ikan
serta perilaku ikan dapat diketahui dari pendekatan-pendekatan
2.5 Fishway (Tangga Ikan) rasional,persyaratan lainnya seperti bentuk fisik, jenis spesies,
Sungai dan arus migrasi para ikan terkait erat dalam tujuan migrasi sangat bergantung pada pendekatan literatur dan
pemenuhan siklus pergerakan hulu dan hilir. Urutan ini data-data yang sudah ada sebelumya.
tergantung pada habitat hidup ikan, lokasi, dan jenis migrasi. Untuk ikan yang berimigrasi ke hulu, maka kemampuan
Umumnya , migrasi hilir adalah fitur dari tahap awal kehidupan berenang mengarungi berbagai arus dan aliran merupakan
atau kelahiran, sementara migrasi hulu adalah fitur dari kehidupan komponen keberhasilan dalam melakukan migrasi. Rintangan
dewasa. Ikan bermigrasi untuk bertelur, untuk memberi makan tersebut berkisar dari daerah arus lambat, seperti kolam, bagian
dan untuk berlindung dari predator atau kondisi lingkungan yang sungai yang lebar atau mencapai gradien aliran ringan, ke daerah
berbahaya. Ikan tetap dapat melakukan imigrasi jika hambatan- arus cepat, seperti jeram, bagian sempit atau tanjakan dengan
hambatan tersebut masih alami seperti air terjun, akan tetapi gradien curam. Ikan dapat melewati kondisi-kondisi tersebut
konstruksi manusia seperti bendungan, bendung dan gorong- dengan menggunakan berbagai tingkat kinerja berenang. Adapun
gorong dapat menghambat arus air, serta migrasi ikan dapt kemampuan berenang ikan telah diklasifikasikan ke dalam
menjadi lambat atau berhenti sama sekali. beberapa jenis :
Fishway (atau juga disebut fish ladder, fish passage serta 1. Kecepatan burst (kecepatan tertinggi yang bisa dicapai
tangga ikan) adalah jalur air yang dirancang untuk dan dipelihara kurang dari 15 detik)
memungkinkan bagian dari sebuah spesies atau sejumlah spesies 2. Kecepatan berkepanjangan (kecepatan moderat yang
ikan yang berbeda melewati halangan tertentu . sementara dalam dapat dipertahankan hingga 200 menit )
banyak kasus fishways dibangun untuk petelur dewasa dan dalam 3. Kecepatan berkelanjutan (kecepatan dipertahankan tanpa
beberapa kasus juga migrasi ikan remaja dapat menjadi peluang batas)
terjadi selanjutnya. Untuk ikan dewasa, migrasi ini sangat penting Di perairan alami, pada umumnya ikan menggunakan
untuk kelangsungan reproduksi beberapa spesies ikan dewasa kecepatan yang berkelanjutan dan berkepanjangan ketika
serta untuk ikan remaja,migrasi merupakan usaha untuk mencari melakukan migrasi ke hulu dan kadang-kadang
makan dan bersembunyi dari predator. menggunakan kecepatan lebih tinggi untuk melewati
Pembangunan tangga ikan pada sebuah daerah dengan kecuraman tinggi seperti jeram.
bendungan,bendung dan sejenisnya harus menjadi pertimbangan Dengan dibangunnya tangga ikan maka dapat
penting untuk keberlangsungan ekosistem sekitarnya. Desain memberikan menfaat seperti :
kriteria pada tangga ikan harus sesuai dengan tingkat migrasi 1. Mempertahankan jalur migrasi ikan meskipun terhalang
ikan, ukuran yang sesuai dan jenis ladder yang tepat. Hal ini dengan bangunan air baru.
dimaksudkan agar ikan yang melakukan migrasi melalui ladder

   
   

  23     25  
   

-
Konstruksi ramp dasar sungai dan konstruksi slope (bottom
ramp dan slope).
Pada seluruh lebar sungai dibuat konstruksi ramp
dengan kemiringan rendah dan kekasaran tinggi, guna
mengurangi efek terjunan akibat beda tinggi hulu dan hilir.
Di bagian depan dan belakang dapat dipasang konstruksi
pendukung. Konstruksi dengan kemiringan 1:3 sampai 1:10
biasa disebut ramp, sedang pada kemiringan 1:20 sampai
1:30 disebut bottom slope.
- Saluran melingkar bendung (bypass channel fishway)
Saluran fishway ini dibuat melingkar bendung.
Konstruksi saluran dibuat sedemikian sehingga menyerupai Gambar 2.4. Vertical Slot Fishway (Sumber:
sungai kecil. Kemiringan saluran rendah, mendekati http://www.wra.gov.tw/public/Attachment/41110254871.pdf.)
kemiringan sungai utamanya. Perlu diperhitungkan bahwa
debit yang mengalir di saluran melingkar ini tidak mengurangi - Fishway tipe denil (denil passes/counter flow passes)
kebutuhan air yang diisyaratkan bendung. Dinamakan seperti nama penemunya, Denil Fishway
- Konstruksi ramp ikan (fish ramp) terdiri dari saluran berbentuk persegi panjang dengan jarak
Konstruksi ini diintegrasikan dengan bendung. Lebar jarak dinding penyekat yang berdekatan di sepanjang sisinya
fishway tidak lebih dari seperempat lebar bendung. Kemiringan atau dipasang di bagian bawah. Dari beberapa versi Denil
diupayakan serendah mugkin untuk menjamin sebagian besar Fishway pada tahun-tahun sebelumnya tangga ikan ini sendiri
ikan dapat melalui fishway ini. Pada ramp ini diperlukan batu- sudah dikembangkangkan dan digunakan sebagai jalur lewat
batuan besar yang dipasang sedemikian sehingga dapat dilalui ikan. Dua dari beberapa macam Denil Fishway sudah
ikan dan sekaligus dapat berfungsi sebagai peredam energi aliran. digunakan saat ini dan terlihat pada gambar 2.2. Pada desain
ini terdiri dari sekat sekat pendek setinggi dinding yang
b. Fishway tipe teknis berada pada hulu dengan kemiringan 45 derajat dari lantai
- Fishway tipe pool (pool passes) fishway atau dari dasar saluran.
Prinsip fishway tipe ini adalah dengan metode mambagi-
bagi head secara bertingkat dan meredam energi pada setiap
tingkat, sehingga energi potensial air akan terdisipasi secara
bertahap selama mengalir melalui kolam-kolam kecil pada
saluran fishway ini (pada Gambar 2.6). Ikan nantinya akan
tertarik dengan arus air yang masuk ke dalam saluran,
kemudian mereka akan bergerak dan melompat atau dengan
berenang (tergantung pada kedalaman air) sampai mereka
melewati keseluruhan tubuh bendung (atau hambatan).

   
   
26     27  
 

spesies ikan air tawar dewasa. Lereng untuk Denil fishways


biasanya berkisar antara 10% sampai 15% untuk ikan air tawar
dewasa dan 15% sampai 25% untuk salmon dewasa (Chris
Katopodis, P.Eng., 1992).

• Tangga sidat (eel ladders)


Sidat dikatagorikan sebagai ikan katadromus, karena
hidup di sungai bagian hulu dan bertelur di laut dalam. Fasilitas
untuk migrasi elver ke arah hulu sangat penting terutama pada
sungai bagian hilir, dimana pada kawasan tersebut ukuran elver
masi relative kecil. Adapun sidat muda dan dewasa mampu
menggunakan fishway yang dirancang untuk golongan ikan
lainnya.
Menurut penelitian, elver yang berukuran 7 sampai 25 cm
Gambar 2.5 Denil Fishway (Sumber:
memerlukan kondisi fishway dengan hambatan aliran kecil,
http://www.wra.gov.tw/public/Attachment/41110254
kekasaran dasar saluran tinggi, dan memiliki patahan-patahan
871.pdf.)
kecil. Kemampuan-kemampuan elver untuk melewati rintangan
Aliran yang melalui Denil fishways sangat bergolak
vertical atau serabut-serabut kayu vertical masih kurang. Oleh
(highly turbulent), dengan pertukaran momentum besar dan
karena itu diperlukan konstruksi tangga tangga sidat muda
kehilangan energy yang tinggi pula. Untuk dataran pada Denil, air
disamping fishway pada umumnya, terutama di zona yang banyak
di dalam saluran mengalir pada kecepatan yang relatif rendah dan
ditemukan sidat.
dekat melalui bagian bawah dengan kecepatan yang lebih cepat di
• Fishway tipe lock (fish lock)
bagian atasnya. Untuk lewatan yang curam, pada kedalaman
Teknik fish lock sudah dikenal sejak lama sdi Belanda,
rendah, kecepatan cenderung lebih tinggi di dekat bagian bawah
Skotlandia, Irlandia dan rusia, juga di jerman. Konstruksi fish
tangga ikan dan menurun ke arah permukaan air. Pada kedalaman
lock ini sama dengan konstruksi lock kapal. Komponen fish lock
tinggi, aliran terbagi menjadi lapisan bagian atas dan lapisan yang
terdiri dari konstruksi ruang lock dan konstruksi ruang inlet hilir
lebih rendah, dan profil kecepatan menjadi hampir simetris
dan outlet hulu dengan beberapa pintu.
dengan kecepatan maksimum pada pertengahan mendalam.
Aliran besar yang terkait dengan desain Denil Fishways, dapat • Culvert Fishways
mengurangi pengendapan sedimen dalam jalur ikan dan juga Culvert fishways menyalurkan air dari satu sisi ujung
menyediakan kemampuan tarik yang baik, sehingga membantu sebuah tanggul ke ujung satunya. Culvert fishways dapat
ikan dalam mencari tangga ikan tersebut (untuk perjalanan dari dibangun secara melingkar, eliptik (berbentuk elips), dengan
hulu ke hilir). Karena ikan perlu terus-menerus berenang menggunakan pipa, setengah lingkaran atau persegi. Pemasangan
melewati saluran sementara itu dibuat gorong-gorong untuk culverts ini harus dapat dilewati oleh ikan,dengan pertimbangan
beristirahat dan ditempatkan di sepanjang tangga ikan setiap 10 khusus yang dibutuhkan untuk memastikan ikan dapat masuk,
sampai 15 m untuk salmon dewasa dan 5 sampai 10 m untuk melewati culverts dan keluar tanpa membahayakan dan waktu

   
   

  29   30  
 

didekonstruksi (dibongkar), mengingat saat ini di Indonesia


ada banyak bendung yang saluran pengambilan irigasinya
tidak berfungsi lagi karena perubahan lahan sawah menjadi
pemukiman.
3. Jika pada poin 1 dan poin 2 tidak memungkinkan untuk
dilakukan, artinya bendung masih sangat dibutuhkan, maka
dilakukan kajian untuk membangun tangga ikan (fishway).
Fishway prioritas pertama adalah fishway alamiah tipe ramp
dapat berupa rap penuh sepanjang lebar bendung, atau ramp
sebagian yang dipasang terkopel dengan bendung atau
groundsillyang terkait. Jika tersedia tanah yang cukup di
sekitar bangunan melintang, maka perlu dibangun fishway
tipe saluran by pass dengan konstruksi saluran memanjang
dan melintang mendekati kondisi alamiah.
4. Jika poin 3 tidak dapat dilaksanakan, maka perlu dibuat
Gambar 2.8 Culvert Fishways fishway tipe teknis (Tipe slot, tipe denil, tipe lock, dan lain-
lain). Pemilihan fishway tipe teknis yang cocok untuk suatu
(Sumber:
lokasi atau kondisi sungai tertentu sampai sekarang belum
http://www.wra.gov.tw/public/Attachment/41110254871.pdf.)
ada ketentuan pokoknya. Disarankan untuk memilih tipe
2.5.2 Cara Pemilihan Tipe Fishway fishway yang memenuhi kriteria sederhana, mudah
Cara memilih tipe fishway berdasarkan skala prioritas perawatannya, dan memerlukan biaya operasional yang
yang cocok dengan situasi dan kondisi sungai denagn bangunan murah. Untuk itu tipe-tipe slot, denil, dan rhomboid
melintangnya menurut Agus Maryono (2008) dapat diuraikan dianjurkan untuk dipilih. Sedangkan tipe lock dan lift
sebagai berikut : termasuk yang kurang disarankan karena biaya operasional
1. Prioritas pertama ialah bahwa sejauh mungkin alur sungai dan investasinya mahal, kecuali tersedia dana yang lebih dari
dijaga system kemenerusannya. Sungai dipertahankan sebagai cukup.
system keairan terbuka dari hulu sampai hilir 9muara).
Interupsi sungai harus dihindari dan seluruh kegiatan
pembangunan sungai harus diupayakan menghindari pilihan 2.6 Perencanaan Umum Fishway
untuk membangun bangunan melintang sungai. Jika Perencanaan umum fishway ini meliputi perencanaan
kebutuhan air dari suatu sungai adalah mutlak, maka dapat Jenis dan Lokasi Fishway, Outlet Fishway, Inlet Fishway, Debit
dipakai alternative pengambilan samping. dan Kecepatan Aliran pada Bangunan Fishway.
2. Jika bangunan melintang tersebut sudah ada di sungai yang 2.6.1 Jenis dan Lokasi Fishway
bersangkutan, maka perlu kajian dan penelitian apakah Secara umum jenis fishway dapat dibedakan menjadi dua
memungkinkan bahwa bangunan melintang sungai tersebut kelompok, yaitu fishway tipe alamiah dan fishway tipe teknis.

   
   
  31   32  
 

a. Fishway tipe alamiah antara lain: Upstream Downstream


• Konstruksi ramp dasar sungai dan konstruksi slope EL.  1.0m  
(bottom ramp dan slope)
• Saluran melingkar bendung (bypass channel fishway) FSL  :  0.7m  
HHTL  :  0.58m  
• Konstruksi ramp ikan (fish ramp)
b. Fishway tipe teknis
• Fishway tipe pool (pool passes) LWL  :  -­‐0.4m   MHTL  :  -­‐0.47m  
• Fishway tipe slot vertical (vertical slot passes)
MLTL  :  -­‐1.71m  
• Fishway tipe denil 9denil passes/counter flow passes) Gate  
• Tangga sidat (eel ladders) LLTL  :  -­‐2.22m  
• Fishway tipe lock (fish lock)
• Fishway tipe lift) EL.  –5.5m  
2.6.2 Outlet Fishway Illustration of Each Water Level
Yang dimaksud dengan outlet fishway ialah bukaan pada Gambar 4.2 Ilustrasi level muka air di hulu dan di hilir bending
bagian hilir fishway yang terletak di lokasi yang selalu tergenang (Sumber : Appendix Study BGS)
air. Karena agar perjalan migrasi ikan ke hulu tidak terhalang dan
fishway dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 2.6.3 Inlet Fishway
Ikan yang akan naik selalu berenang melawan arus air. Inlet fishway adalah bukaan pada bagian hulu fishway.
Gerakan migrasi tidak dilakukan dengan memaksakan diri pada Inlet fishway dibuat dengan jarak relative jauh dengan inlet pintu
konsisi alimaran maksimum, namun tergantung dari kekuatan pengambilan pada bendung atau dengan inlet saluran penghantar
mereka melawan arus. Jika ikan-ikan itu tidak mampu melawan ke rumah turbin pada bendung. Dengan demikian ikan tidak
arus atau terjunan, mereka akan mencari jalan naik melalui jalan terjebak masuk ke aliran yang menuju saluran irigasi atau menuju
lain yang ada. Mereka akan menemukan outlet atau jalan menuju turbin.
fishway dan mencoba melewatinya. Jarak minimal yang harus disediakan antara inlet fishway
» Elevasi minimum fishway yang direncanakan dan inlet turbin atau 'rechen' ruji ruji penghalang adalah 5 meter.
Dipakai Lowest low tidal level (LLTL) : EL. –2.22 m Jika kecepatan air di bagian hulu lebih dari 0,5 m/dt, maka di
untuk menjaga agar outlet fishway tetap tergenang air bagian depan saluran masuk fishway harus dibuat dinding
sehingga ikan dapat tetap melanjutkan migrasinya. pemisah memanjang secukupnya antara aliran utama dengan
» Letak fishway yang direncanakan = 3 meter dari pintu aliran yang masuk ke inlet fishway.
bendung agar tidak terjadi turbulen.
2.6.4 Debit dan Kecepatan Aliran pada Bangunan Fishway
Debit yang dipakai untuk mengairi fishway pada
umumnya relative kecil dibandingkan dengan debit yang mengalir
pada sungai bersangkutan. Untuk menjamin bahwa setiap ikan
dan juga biota kecil lainnya bias melewati fishway, maka tingkat

   
   

  33   34  
 

turbulensi aliran air pada fishway harus serendah mungkin. kondisi alamianya tetap terjaga. Rongga-rongga pada batuan yang
Kecepatan air pada penyempitan antara batu-batuan atau dinding diapsang ini juga dimaksudkan sebagai tempat berlindung
penyekat dengan batuan terdekat tidak boleh lebih dari 2 m/dt. mikroorganisme untuk berlindung.
Kecepatan rata-rata pada penampang melintang fishway harus
kurang dari 2m/dt. Aliran pada fishway dipersyaratkan secara 2.6.7 Waktu Berfungsinya Fishway
umum berupa aliran sub-kritis (mengalir). Waktu berfungsinya fishway atau waktu dimana ikan
akan menaiki dan menuruni fishway sangat bergantung dari jenis
2.6.5 Panjang Saluran, Kemiringan, dan Kolam Penenang ikan yang ada di sungai tersebut. Demikian juga kapan migrasi
Dalam pendimensian fishway,beda tinggi muka air ijab berlangsung sangatlah bervariasi. Misalnya, di daerah empat
maksimum antar kolam pada fishway juga perlu diperhatikan. musim seperti Eropa, golongan Cyprinidae akan bermigrasi pada
Beda tinggi muka air antar kolom pada fishway yang diijinkan musim semi dan musim panas, sedang ikan salmon bermigrasi
adalah sebesar 20 cm (0,20 m). Di atas nilai ini dapat pada pertengahan musim dingin. Sedang migrasi fauna benthos
menghasilkan aliran dengan kecepatan melebihi 2 m/dt serta invertebrate berlangsung bersesuaian dengan periode
kemiringan memanjang fishway tidak melebihi 1:15. perkembangan tumbuhan pinggir sungai.
Pada fishway harus dilengkapi dengan kolam penenang Pola waktu migrasi sangat bervariasi pada migrasi harian
atau zona tenang, dimana ikan dapat beristirahat jika memerlukan tergantung pada jenis ikan dan benthos invertebrate yang
saat menusuri fishway. Zona tenang pada fishway tipe ramp, bersangutan. Pada fauna benthon invertebrate, migrasi dilakukan
fishway tipe lock, dan fishway tipe poop passes perlu dibuat. pada waktu sore hari dan malam hari. Sedang untuk jenis ikan
Pada tipe-tipe lain yang tidak ada zona tenang, perlu dibuat kolam tidak ada kesamaan saat migrasi, bahkan dalam kurun waktu
penenang dengan tingkat turbulen rendah. Ukuran dimensi kolam tertentu dapat bergeser. Oleh karena itu fishway harus dapat
penenang berlaku bahwa kerapatan tenaga dan kehilangan energy berfungsi sepanjang waktu (24 jam). Namun untk kondisi banjir
tidak lebih dari 50 W/m3. dan kering maksimum (misalnya 30 hari banjir tinggi dan 30 hari
Secara umum batasan beda tinggi bagi ikan untuk naik kering), fishway boleh tidak berfungsi, karena memang pada saat
tangga secara menerus adalah 2 m. pada setiap 2 m beda tinggi banjir tinggi dan kering maksimum aktivitas migrasi ikan pada
perlu diberi kolam penenang, meskipun untuk jenis-jenis ikan umumya tidak berlangsung, meskipun dilaporkan bahwa beberapa
tertentu dapat berbeda. Misalnya ikan salmon mampu mencapai jenis ikan justru bermigrasi pada saat banjir, misalnya sidat
beda tinggi 10 m dan golongan Cyprinide mampu mencapai beda (Anguilla sp.).
tinggi 6-8 m.
2.6.8 Desain Hidraulik
2.6.6 Pembuatan Dasar Saluran Fishway Parameter di bawah ini harus mendapat perhatian penuh
Konstruksi dasar saluran fishway disusun menggunakan jika konstruksi fishway diharapkan dapat berfungsi optimal :
batuan batuan kasar dengan variasi tinggi, sehingga terdapat 1. Kecepatan aliran pada lubang bukaan bawah harus
diversivikasi kedalaman muka air pada saluran fishway yang kurang dari 2 m/dt (Vmax = 2 m/dt)
cukup dengan kedalaman minimal 0,2 m. Jenis batuan 2. Debit yang mencukupi mengalir pada fishway
diupayakan sbisa mungkin berasal dari batuan setempat agar

   
   
  35     37  
   

3. Peredaman tenaga secara volumetric (volumetric dimana perbandingan skala mendatar dan skala tegak adalah
power dissipation) tidak boleh melebihi E = 150 sama. Sedangkan skala model yang tidak sama adalah
W/m3. Hal ini digunakan guna menjamin tidak perbandingan antara skala mendatar dan skala tegak yang tidak
adanya olakan turbulen yang besar di kolam.
sama. Hubungan skala (scale relation) yang digunakan untuk
Kecepatan aliran maksimum pada lubang bukaan
bawah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : pembuatan/perencanaan model fisik dibedakan menjadi dua
kelompok (de Vries, 1977:28) :
𝑉 =   2𝑔  𝑥  ∆ℎ (5.10) 1. Scale Law :
Dengan ∆h = beda tinggi antara dua kolam yang Hubungan antar skala parameter yang harus dipenuhi
berurutan (dalam hal ini adalah pada persamaan Hukum Reynolds dan
Persamaan tersebut dibatasi oleh kecepatan aliran Hukum Froude)
maksimum yang disyaratkan yaitu 2 m/dt dan beda • Hukum Reynolds
tinggi maksimum antara dua kolam yang berurutan
yaitu 0.20 meter. Bilangan Reynolds digunakan untuk mengidentifikasi
Debit yang melewati lubang bukaan bawah dapat jenis aliran yang berbeda, misalnya aliran laminer dan
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
turbulen. Bilangan Reynolds dalam mekanika fluida seperti
halnya dengan bilangan tak berdimensi lain,untuk
𝑄𝑠 =  𝛹  𝑥  𝐴𝑠   2𝑔  𝑥  ∆ℎ (5.11)
Dengan As = hs x bs (lihat gambar 4.5) memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude.
Qs = debit yang melewati lubang Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin
bukaan bawah pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula,
Ψ = koefisien debit memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan,
Koefisien debit Ψ sangat dipengaruhi oleh lubang keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis. Aliran
bukaan bawah serta susunan dan kekasaran batuan laminer terbentuk bila kecepatan aliran adalah rendah hingga
dasar saluran. Koefisien debit untuk keperluan
bilangan Reynolds < 2000. Aliran akan berubah dari aliran
perencanaan dapat diambil angka Ψ = 0.65 s.d. 0.85.
Debit yang mengalir melalui lubang bukaan atas laminer menjadi turbulen dalam rentang bilangan Reynolds >
dapat dihitung menggunakan rumus : 3000. Pada rentang 2000 < Ren < 3000, aliran sistem
pertengahan terbentuk.
!
𝑄𝑠 =    𝑥  𝜇  𝑥  𝜎  𝑥  𝑏𝑎  𝑥   2𝑔  𝑥  ℎ𝑤!! (5.12)
! 𝑉𝑝.𝐿𝑝 𝑉𝑚.𝐿𝑚
Re =
𝜈𝑝 = 𝜈𝑚
Dengan:
Qs = debit yang melewati lubang bukaan atas !
Dimana 𝜈 adalah kecepatan aliran =
!

   
   

38   22  

Dan untuk persamaan debitnya 2. Membangun ulang jalur migrasi yang sempat terputus
akibat pelaksanaan pembangunan bendung.
𝑀𝑄 = Ml x Mv = Ml x Mv
2 2 -1
3. Memperpanjang jalur migrasi dengan hambatan yang
alami.
• Hukum Froude
Tangga ikan yang telah diterapkan pada beberapa negara
Hukum Froude menunjukkan kondisi dari kesamaan maju telah menjadi faktor utama dalam pemeliharaan ekosistem
dinamik untuk aliran pada model dan prototype secara khusus ikan terutama stok ikan salmon, contohnya ialah pada Columbia
dipengaruhi oleh gravitasi. Gaya gaya yang lain, seperti River (USA) dengan menyediakan akses melewati system
hidroelktrikal sebuah dam. Tangga ikan juga menjadi persyaratan
ketahanan gesekan pada cairan yang kental,gaya-gaya pada utama dalam pembangunan kembali migrasi salmon pada Sungai
pipa, gaya-gaya pada elastisitas volumetrik dan fenomena Frasher, British Columbia (Canada), setelah satu dekade lamanya
peronggaan tidak mempengaruhi aliran atau bisa jadi beberapa populasi salmon menurun drastis dikarenakan kegagalan
pengaruh-pengaruh terhadapnya dapat diabaikan, dengan migrasi. Beberapa penghalang yang dibangun di atas sungai telah
batasan-bataasan tertentu seperti untuk pemilihan skala menyebabkan batuan-batuan besar longsor pada Hell's Gate
model. Hal-hal ini diizinkan terutama untuk aliran permukaan canyon. Di danau Frazser, Pulau Kodiak, Alaska telah dibuat
tangga ikan pada outlet dari air terjun alami yang ada disana. Hal
bebas sebagaimana terjadi saat permodelan debit dari lubang-
itu dapat membantu ikan-ikan salmon melintasi air terjun tersebut
lubang, bangunan pengukur, dan bendung. Hal-hal tersebut dengan aman. Beberapa contoh di atas hanyalah contoh kecil dari
merupakan pergerakan dari gelombang permukaan yang besar manfaat yang didapat dari pembangunan tangga ikan.
dan aliran pada potongan saluran terbuka yang pendek. Pada
aliran kekentalan cairan yang sesungguhnya,namun,gesekan 2.5.1 Macam-macam Tangga ikan
internal selalu beraksi sekaligus dengan gravitasi. Jika Tangga ikan biasanya berupa saluran miring yang berada
modelnya sama secara gepmetrik pada prototype dan batas- di sisi bendungan, dinding saluran, atau turbin yang terbuka
batas kondisi juga sama (seperti inflow atau kondisi outflow, sehingga memungkinkan untuk ikan berenang melewatinya.
kekasaran dinding dan sebagainya), kemudian persamaannya Kondisi pada ujung terusan yang mengarah pada tangga ikan ini
tidak hanya antara gaya-gaya yang mengacu pada gravitasi bertindak sebagai hidrolik yang menghasilkan aliran yang sesuai
tetapi juga pada luasan yang besar antara ketahanan yang dengan kemampuan berenang ikan. Beberapa tangga ikan telah
dikembangkan tetapi biasanya,perangkat yang terdapat pada
mengacu pada gesekan yang dapat dipastikan.
saluran pengarah berbeda dengan yang ada pada tangga ikan.
Secara umum jenis fishway dapat dibedakan menjadi dua
Ketika menganalisa persamaan dibawah gaya gravitasi
kelompok, yaitu fishway tipe alamiah dan fishway tipe teknis.
yang khusus atau yang besar sekali, sehingga dapat diterima
persamaan geometri sebagai basis dari persamaan mekanikal. a. Fishway tipe alamiah antara lain:
Persamaan dasar pada kasus ini diberikan pada persamaan

   
   
24   28  

Saluran jenis ini akan sensitif terhadap kenaikan muka air penundaan yang lama. Pada banyak kasus, culverts diletakkan di
sehingga membutuhkan beberapa penyesuaian. bawah aliran tenggelam dengan perangkat khusus seperti riprap,
Untuk menjamin keberlangsungan pergerakan fauna dinding sekat, balok bendungan, atau pelat yang digunakan untuk
benthos maka dasar kolam-kolam kecil pada fishway perlu membentuk culvert fishway (Gambar 2.7 & 2.8). Terutama
dibuat kasar, sehingga kecepatan di dasar kolam akan rendah. terkait dengan pembangunan jalan, gorong-gorong untuk culvert
fishway biasanya memiliki kemiringan lereng antara 0.5% sampai
5% (Chris Katopodis, P.Eng.,1992).

Gambar 2.6 Pool Passes Fishway


(Sumber:http://www.wra.gov.tw/public/Attachment/4111
0254871.pdf.

- Fishway tipe slot vertical (vertical slot passes)


Pada vertical slot ini, dinding dipasang sejajar dan
selang-seling hingga membuat serangkaian kolam (Gambar 2.4)
sehingga ikan dapat dengan mudah mempertahankan posisi
berenangnya saat memasuki kolam. Perjalanan melewati kolam
membutuhkan upaya berenang yang besar untuk melalui
rangkaian bilik. Kecepatan air pada bilik-bilik masih tetap sama
dari atas ke bawah. Keuntungan utamanya dari vertical slot ini Gambar 2.7 Embedded Culvert dan Stream Simulation culvert
adalah kemampuannya untuk menangani variasi muka air yang (Sumber:
besar. Biasanya perbedaan antar muka air pada kolam adalah 300 http://www.wra.gov.tw/public/Attachment/41110254871.pdf.)
mm untuk ikan salmon dan 200 mm untuk ikan air tawar dewasa.
Vertical slot fishway ini biasanya memiliki kemiringan 10%
(Chris Katopodis, P.Eng., 1992).

   
   

36     39  
 

Hw = beda tinggi antara muka air hulu dan hilir (2.26); meliputi segala kebutuhan hubungan yang lebih jauh.
bendung Persamaan dasar ini juga dapat dijadikan sangat sederhana
µ = koefisien debit ( µ ≈ 0.60) dari metode-metode sebelumnya.
σ = faktor reduksi debit akibat drowned flow
!" !" !"
= 𝑀𝑓𝑟 = 1 atau, =   (2.26)
∆! !.! !𝑔.!" !  .!" !  .!"
σ = 1− 1− ^0.385
!!
Dan untuk skala debitnya menjadi :
∆!
berlaku pada batasan 0 ≤ ≤ 1 , untuk ∆h > hw,
!! !" !".!" !/!
maka σ = 1. 𝑀𝑄 =   = = 𝑀!! 𝑀𝑙 = 𝑀! (2.27)
!" !".!"

Koefisien debit pada persamaan 5.11 dan 5.12 2. Scale Condition :


(Ψ dan µ) hanya dapat didekati dengan perkiraan saja, Hubungan antar skala parameter yang harus dipenuhi
karena tergantung pada bentuk lubang bukaan bawah. untuk menghindari scale effects (dalam hal ini adalah kriteria
Akan lebih baik jika dilakukan pengujian di kesebangunan). Hubungan antara model dan prototipe
laboratoriun secara teliti.
dipengaruhi oleh hukum-hukum sifat sebangun hidraulika.
Kecepatan maksimum aliran jet yang mengalir
dari lubang bukaan atas dapat dihitung dengan Perbandingan antara prototipe dan model disebut dengan skala
persamaan V = 2𝑔  𝑥  ∆ℎ (persamaan 5.10). model. Dalam merencanakan suatu model terdapat sifat-sifat
Untuk menguji bahwa aliran pada setiap kesebangunan model, yang amat menentukan ketelitian model
kolam memiliki turbulensi rendah dan menghasilkan tersebut.
peredaman energi yang mencukupi, maka peredaman Yang dimaksudkan dengan kesebangunan tersebut adalah
tenaga secara volumetric tidak boleh melebihi 150 sebagai berikut :
s.d. 200 W/m3. 1. Sebangun geometris, disebut juga dengan sebangun bentuk.
Kerapatan tenaga (power density) dapat Yaitu perbandingan antara ukuran analog prototipe dengan
diestimasi dari rumus berikut ini :
!  !  !  !  ∆!  !  ! model harus sama besarnya. Perbandingan yang digunakan
E=
!  !  !!  !  (!"!!) adalah Panjang, Luas dan Volume.
Dengan Q = debit total, Q = Qs + Qa !" !"!#$%  !"  !"#$#$%!&
𝑛𝑙 =   =  
!" !"!#$%  !"  !"#$%
2.7 Flow Similiarity Pada Model Tes Hidrolika Berskala Semua ukuran pada titik sembarang di model dan prototipe
Ada dua jenis yang dapat digunakan dalam pemakaian harus mempunyai skala yang sama. Sebangun geometris
skala model fisik hidraulika, yaitu skala model sama (undistorted sempurna tidak selalu mudah dicapai, sehingga kekasaran
model) dan skala model yang tidak sama (distorted model). Skala permukaan dari model yang kecil tidak mungkin merupakan
model sama adalah skala yang dipakai dalam pembuatan model

   
   
4
40  
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
hasil dari skala model, tetapi hanya dibuat permukaan yang
lebih licin daripada prototipe. 2.1 Bendung
Bendung merupakan bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk
2. Sebangun kinematis, yaitu sebangun gerakan. Perbandingan
meninggikan tinggi muka air yang dapat digunakan untuk irigasi, PLTA, dan kebutuhan
yang digunakan adalah waktu, kecepatan dan debit.
lainnya. Terdapat beberapa bagian pada bangunan bendung, yaitu bangunan utama,
3. Sebangun dinamis, yaitu kesebangunan gaya-gaya yang
bangunan perkuatan sugai, dan bangunan pelengkap.
terjadi bila gerakannya sebangun kinematis, dan rasio dari
Bagian-bagian bangunan utama adalah sebagai berikut:
massa yang bergerak serta gaya penyebabnya sudah homolog
besarnya 1. Tubuh bendung
Tubuh bendung merupakan struktur utama yang berfungsi untuk menaikkan tinggi
muka air. Tubuh bendung dapat terbuat dari urugan tanah, beton, dan pasangan batu
kali.
2. Pintu pengambilan
Pintu pengambilan berfungsi untuk mengatur jumlah air yang masuk ke saluran
irigasi sesuai kebutuhan. Desain pintu pengambilan direncanakan berdasar atas
kebutuhan air irigasi pada daerah yang bersangkutan.
3. Pintu pembilas
Pintu pembilas berfungsi sebagai tempat mengendapnya bahan-bahan kasar di depan
pintu pengambilan. Mengurangi angkutan muatan layang yang masuk ke pintu
pengambilan. Sedimen yang terkumpul akan dibilas secara berkala.
4. Kantong lumpur
Kantong lumpur berfungsi untuk mengendapkan sedimen agar tidak mengendap di
sepanjang saluran irigasi. Sedimen yang mengendap di kantong lumpur akan
dibersihkan secara berkala dengan cara penggelontoran atau pengerukan.
5. Peredam energi
Peredam energi berfungsi untuk meredam energi yang diakibatkan oleh
pembendungan. Sehingga air yang mengalir ke hilir tidak membahayakan struktur
bangunan yang lain.
Bangunan perkuatan sungai dapat berupa krib, dinding pengarah, bronjong,
tanggul, dan pasangan batu. Bangunan perkuatan sungai ini berfungsi untuk melindungi
bangunan dari kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi.
Bangunan pelengkap pada bendung dapat berupa rumah untuk tenaga operasional
dan pemeliharaan, jembatan, alat pengukuran debit dan muka air, dan tangga ikan yang
berfungsi untuk menjaga kelestarian ekosistem di sungai tersebut.
 
 

5 6

2.2 Fishway (Laluan Ikan) 4. Estuari


Fishway atau laluan ikan merupakan saluran yang didesain untuk mempermudah
Habitat ini merupakan zona transit bagi ikan yang bermigrasi dari laut ke sungai
ikan melewati bangunan konstruksi melintang sungai yang dibuat manusia (Katopodis,
5. Gua dan sungai bawa tanah
1992:1). Dengan adanya bangunan melintang pada sungai yang tidak dilengkapi dengan
Fauna yang hidup pada habitat ini sangat terbatas. Di Indonesia ikan yang sering
fishway akan berakibat pada keseimbangan ekosistem pada sungai tersebut. Karena ikan
dijumpai pada habitat ini yaitu ikan sidat.
yang memiliki sifat bermigrasi ke hulu akan terhalang. Hal tersebut dapat berakibat buruk
Ikan yang hidup di air tawar seperti yang telah disebutkan diatas, tidak akan
terhadap keseimbangan ekologi di sungai tersebut. Sehingga pembangunan bangunan
berada di habitat tersebut sepanjang waktu. Ikan melakukan migrasi. Beberapa spesies
melintang pada sungai harus tetap memperhatikan faktor ekologi sungai.
ikan bermigrasi mengikuti pergerakan musim. Untuk mendesain suatu fishway sangat
Fishway sebagai laluan ikan berfungsi sebagai jalan ikan dewasa untuk bermigrasi
bergantung pada karakteristik spesies ikan yang diperhitungkan akan melewati fishway
dari hulu ke hilir atau sebaliknya untuk berkembangbiak atau mencari makan. Ikan yang
tersebut. Selain sifat migrasi ikan, faktor yang juga perlu diperhitungkan yaitu ukuran
berenang dari hilir dapat masuk melalui inlet fishway, sedangkan ikan yang berenang dari
ikan dan kemampuan berenang ikan (Bok, dkk, 2004:11).
hulu dapat masuk melalui outlet fishway yang berada di hulu bendung. Kecepatan aliran
2.2.1.1 Migrasi Ikan
pada saluran fishway dibuat tenang agar ikan tidak terbawa arus. Ikan yang berenang ke Migrasi merupakan perpindahan menuju habitat yang berbeda dengan tujuan
hulu untuk berkembangbiak dan mencari makan akan mengalami fase pertumbuhan. tertentu (Maryono, 2008:19). Ikan memiliki berbagai macam tujuan bermigrasi, seperti
Telur ikan yang telah menetas menjadi anak-anak ikan akan berenang ke hilir melalui bereproduksi, mencari makan, mencari tempat berlindung, penyebaran diri, dan mencari
fishway, setelah dewasa ikan tersebut akan kembali ke hulu untuk berkembangbiak habitat baru.
(Anonim 1, 2002:24-26). Northcote (1984) membagi tipe migrasi ikan menjadi 2 kelas besar, yaitu
2.2.1 Faktor Ekologi (Anonim 2, 2010:59):
Habitat ikan di sungai Indonesia dapat dibedakan dari hulu ke hilir berdasarkan
1. Diadromy, ikan yang melakukan migrasi antara laut dan jaringan sungai. Kelas ini
karakteristik umum geomorfologinya (Kottelat dan Whitten, 1996, dalam Maryono
dibagi lagi menjadi sebagai berikut:
2008:15). Habitat-habitat tersebut yaitu:
a. Anadromy (Anadromus), ikan dewasa bermigrasi dari laut ke sungai untuk
1. Sungai kecil di pegunungan
bereproduksi, sedangkan anak ikan bermigrasi dari sungai ke laut untuk proses
Pada habitat ini, banyak ditemukan ikan dan makroinvertebrata memiliki adaptasi
pertumbuhan.
tubuh dengan mulut penghisap, tubuh memipih dorsoventral, dan sirip samping yang
b. Catadromy (Katadromus), ikan dewasa bermigrasi dari sungai ke laut untuk
kuat untuk bertahan terhadap sapuan arus air.
bereproduksi, sedangkan anak ikan bermigrasi ke hulu untuk proses pertumbuhan.
2. Sungai kecil di kaki gunung dan dataran rendah
c. Amphidromy (Amphidromus), ikan melakukan migrasi diantara keduanya di setiap
Ikan yang berada pada habitat ini akan bermigrasi menuju kolam-kolam yang
waktu untuk mencari makan.
terbentuk oleh banjir atau anak sungai yang lebih kecil apabila air sungai meluap pada
2. Potadromy (Potamodromus), ikan melakukan migrasi untuk bereproduksi
musim hujan.
Kemampuan berenang ikan merupakan faktor penting bagi ikan untuk bermigrasi.
3. Sungai besar, oxbow, dan danau oxbow
Ikan yang berenang menuju hulu membutuhkan navigasi untuk melewati berbagai macam
Danau oxbow yang banyak terbentuk sangat penting sebagai tujuan migrasi ikan.
aliran dan kecepatan air. Dalam kondisi tersebut, ikan mampu menyesuaikan diri dengan
Banjir yang selalu terjadi pada musim hujan berperan penting untuk
menggunakan kemampuan berenang yang berbeda. (Katopodis, 1992:2).
perkembangbiakan ikan.
2.2.1.2 Kemampuan Berenang Ikan
7 8

Kemampuann berenang ikan merupakan salah satu faktor penting dalam Dan jarak yang dapat ditempuh ikan dengan kecepatan maksimum dapat diketahui
perencanaan suatu fishway. Kemampuan berenang ikan bisa dijadikan sebagai parameter menggunakan persamaan berikut:
apakah kecepatan aliran pada fishway tidak melebihi kecepatan berenang ikan terlemah Uv
D = (2-4)
yang diprediksi akan melalui fishway. tm

Menurut Bell (1984), kemampuan berenang ikan dapat dibedakan menjadi 3 Dimana:
kelas, yaitu (Anonim 2, 2010:64): D : jarak yang dapat ditempuh (m)
1. Cruising, kecepatan berenang dalam kurun waktu yang cukup lama (jam) U : kecepatan maksimum berenang ikan (m/det)
2. Sustained, kecepatan berenang dalam kurun waktu menit (≥200 menit) v : kecepatan aliran (m/det)
3. Burst, kecepatan berenang tertinggi dalam kurun waktu detik (≥20 detik) tm : waktu bertahan (det)
Temperatur pada daerah habitat ikan mempengaruhi kemampuan ikan berenang
(Zhou, 1982). Maka kemampuan maksimum ikan berenang dapat diketahui 2.2.2 Perencanaan Umum Fishway
Ikan dan hewan invertebrata bermigrasi ke hulu mengikuti arus sungai. Jalan
menggunakan persamaan Wardle (1975) sebagai berikut (Anonim 2, 2010:65-71):
masuk fishway harus mudah ditemukan oleh organisme atau ikan yang akan bermigrasi
0,7L
U (2-1) ke hulu. Pada umumnya fishway terletak di tepi sungai (Anonim 1, 2002:22).
2t
Dimana:
U : kecepatan maksimum (m/det)
L : panjang ikan (m)
t : muscle contraction
Dengan nilai t dapat dihitung menggunakan persamaan:
t = 0,1700L0,4288  0,0028log e T  0,0425L0,4288xLog e T  0,0077 (2-1a)
Waktu yang dapat ditempuh dengan kecepatan maksimum dapat dihitung menggunakan Gambar 2.1. Ikan berenang mengikuti arus sungai
persamaan: Sumber: Anonim 1, 2002:23

E
tm = (2-2)
Pc  Pr 2.2.2.1 Letak Inlet Fishway
Letak inlet fishway sangat penting untuk menentukan kesuksesan suatu desain
Dimana:
fishway. Apabila ikan tidak dapat menemukan jalan masuk, maka pembangunan fishway
tm : waktu bertahan (det)
akan menjadi sia-sia. Jalan masuk harus diletakkan dimana biasa dilalui ikan ketika
0,00522T 2,8 1,15
Pc = 0,9751xe xU xL (2-2a)
bermigrasi ke hulu. Pada umumnya ikan akan berenang di tepian ketika bermigrasi ke
Pt = 4,44x10,83 6L2,964 (2-2b) hulu, untuk menghindari aliran turbulen dan kecepatan air yang tinggi. Selain itu inlet
E = 1790x10,83 6L2,964 (2-2c) fishway sebisa mungkin dekat dengan konstruksi bangunan, karena apabila terlalu jauh
Untuk kecepatan cruising ikan berenang dapat diketahui menggunakan persamaan di hilir, maka ikan akan mengalami kesulitan untuk menemukannya (Bok, dkk, 2004:42
berikut (Beach, 1984:46): dan Anonim 1, 2002:26).

Uc = 1,0091e 0,001904TxL0,4107xPt0,357 (2-3)

9 10

2.2.2.2 Letak Outlet Fishway 1. Jika telah ada bangunan melintang di sungai yang masih berfungsi dengan baik,
Letak outlet fishway berada di hulu bendung. Pada outlet fishway harus terdapat
maka perlu melakukan kajian untuk dibangun fishway. Pemilihan utama yaitu
jarak yang memisahkan antara jalan keluar dan hulu konstruksi bangunan dan berada
fishway tipe alamiah apabila terdapat lahan yang cukup.
pada area dengan kecepatan air yang rendah. Hal itu untuk mencegah ikan yang keluar
2. Apabila tidak memungkinkan untuk membuat fishway tipe alamiah, maka perlu
tidak terbawa kembali oleh arus ke hilir (Bok, dkk, 2004:42).
dibuat fishway tipe teknis.
2.3.1 Fishway Tipe Alamiah
2.3.1.1 Fishway Tipe Bypass Channel
Konstruksi tipe bypass channel ini dibuat senatural mungkin sehingga fungsi
bypass channel bukan hanya untuk jalan ikan utnuk bermigrasi melainkan juga sebagai
habitat baru. Tipe ini sesuai untuk bangunan melintang sungai yang telah terlebih dahulu
ada.
Fishway tipe bypass channel sangat sesuai untuk berbagai spesies ikan dan
invertebrata dan membutuhkan biaya yang sedikit. Akan tetapi bypass channel
Gambar 2.2. Letak entrance dan exit fishway
membutuhkan lahan yang cukup luas, selain itu tipe ini perlu ditambahkan struktur lain
Sumber: Anonim 1, 2002:23
berupa tumbuh-tumbuhan atau bebatuan pada dasar dan dinding saluran untuk

2.2.2.3 Waktu Operasional Fishway menghindari erosi (Anonim 1, 2002:43)


Fishway harus mampu beroperasi sepanjang waktu karena setiap jenis ikan yang
bermigrasi memiliki karakteristik yang berbeda. Fishway boleh tidak dapat beroperasi
pada saat tinggi muka air sangat rendah atau terlalu tinggi. Pada saat tersebut biasanya
ikan juga tidak bermigrasi (Anonim 1, 2002:30).

2.3 Tipe Fishway


Tipe fishway dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu tipe alamiah dan tipe teknis.
Yang termasuk tipe fishway alamiah yaitu (Maryono, 2008:40):
1. Saluran melingkar bendung (bypass channel fishway)
2. Konstruksi ramp ikan (fish ramp)
3. Konstruksi ramp dasar sungai dan konstruksi slope (bottom ramp and slope)
Dan yang termasuk tipe teknis yaitu: Gambar 2.3. Posisi fishway bypass channel pada bendung
Sumber: Anonim 1, 2002:41
1. Tipe pool passes
2. Tipe slot vertikal (vertical slot passes)
Kriteria desain dalam perencanaan fishway tipe bypass adalah sebagai berikut
3. Tipe denil (denil passes/counter flow passes)
(Anonim 1, 2002:42) :
4. Tipe lock (fish locks)
1. Kemiringan memanjang saluran 1:100 hingga 1:20. Pada sungai besar lebih baik
5. Tipe lift (fish lifts)
menggunakan kemiringan lebih landai, dan pada sungai dengan debit kecil
Pemilihan tipe fishway harus berdasarkan priortas yang sesuai dengan kondisi
menggunakan kemiringan lebih terjal.
sungai dan bangunan melintangnya, diantaranya sebagai berikut (Maryono, 2008:50):
11 12

2. Lebar dasar saluran (b) > 0,8 m


3. Kedalaman air rata-rata (h) > 0,2 m
4. Kecepatan rerata saluran (Vs) 0,4 hingga 0,6 m/det, sedangkan Vmax adalah 1,6
hingga 2,0 m/det
5. Debit pada saluran (q) > 0,1 m3/det.m
Pemasangan bebatuan pada bypass channel ini sangat penting, selain membuat
saluran tampak seperti sungai asli, juga untuk melindungi dasar saluran. Terdapat tiga
cara pemasangan batu pada bypass channel, yaitu dengan formasi zig zag, konstruksi Gambar 2.5. Perletakan batuan secara zig zag pada
tranverse bar, dan konstruksi submersible double sills. bypass channel
Sumber: Anonim 1, 2002:44
Ketentuan dalam pemasangan batu penghalang aliran pada tipe bypass channel
adalah sebagai berikut (Maryono, 2008:71): 4. Pada konstruksi tranverse bar dan submersible double sills terdapat tinggi jatuh air
1. Jarak antara batu ax=ay= 1,5 hingga 3 kali ukuran diameter batu (ds). Dengan jarak (∆h) diantara kolam antara 0,1 m hingga 0,2 m. Selain itu pada tipe penataan batuan
minimal antara batuan besar yaitu 0,3 m hingga 0,4 m. ini terdapat genangan antar kolam dengan kedalaman 0,3 m hingga 0,6 m. dengan
2. Perbandingan kedalaan air rata-rata dan ketinggain batu penghalang rata-rata hm : hs jarak antar kolam minimal 1,5 m.
kurang dari 1:5

Gambar 2.6. Kontruksi batuan secara transverse


bar dan submersible double sills
Sumber: Anonim 1, 2002:44
Gambar 2.4. Pemasangan batu penghalang aliran
Sumber: Anonim 1, 2002:62
2.3.1.2 Fishway Tipe Fish Ramps
Pada bendung yang telah ada pada sungai, pemilihan fishway tipe ramp ini juga
3. Pada pemasangan batu secara zig zag, batuan besar ditanam ke dasar saluran sedalam
sesuai. Fish ramp ini sesuai untuk tipe bendung tetap dengan kemiringan yang curam.
1 1
hingga dari kedalaman air. Ukuran batu harus cukup besar (0,15 m hingga 0,2 Umumnya fish ramp ini menjadi satu dengan konstruksi bendung. Berada pada tepi
3 2
m) sehingga susah untuk berpindah tempat. sungai, dengan susunan batu yang ditata sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah
jeram (Anonim 1, 2002:50).

13 14

Gambar 2.8. Susunan batu pada fish ramp


Sumber: Anonim 1, 2002:53

Gambar 2.7. Letak fish ramp pada bendung


Sumber: Anonim 1, 2002:31

Kriteria desain dalam perencanaan fishway tipe ramp adalah sebagai berikut
(Anonim 1, 2002:51):
1. Lebar fish ramp (b) ≥ 2 m
2. Kedalaman rerata air (h) antara 30 cm hingga 40 cm
3. Kemiringan antara 1:20 hingga 1:30
4. Kecepatan aliran (v) antara 1,8 m/s hingga 2,0 m/det
5. Bagian dasar saluran dibuat banyak celah dan kasar
Ada beberapa tipe konstruksi penataan batu pada fish ramp, akan tetapi yang lebih Gambar 2.9. Potongan melintang dan memanjang
sering digunakan yaitu konstruksi batu yang terbagi-bagi (bar construction). Dasar kolam susunan batu pada fish ramp
Sumber: Anonim 1, 2002:53
diantara batu besar dapat berupa material alami yang berasal dari sungai. Akan tetapi,
jika dasar sungai berupa tanah halus maka dasar kolam perlu dilapisi batuan kecil. 2.3.1.3 Fishway Tipe Bottom Ramps and Slopes
Prinsip utama konstruksi ini adalah mengganti perubahan tinggi dasar sungai
Ketentuan dalam pemasangan batu pada tipe fish ramp adalah sebagai berikut (Anonim
dengan kemiringan terjal menjadi kemiringan landai. Awalnya konstruksi ini digunakan
1, 2002:53):
untuk meningkatkan stabilitas dasar sungai, namun seiring perkembangannya dapat
1. Tinggi muka air antar kolam (∆h) ≤ 2 m, dan tinggi air minimum (h) 0,4 m
digunakan sekaligus menjadi fishway (Maryono, 2008:80).
2. Kecepatan maksimum (Vmas) yaitu 2 m/det
Menurut DIN (Deutsche Industrie-Norm), perbedaan antara konstruksi bottom
3. Jarak antara kolam yaitu 1,5 m hingga 2,5 m
ramp dan bottom slope terletak pada kemiringannya. Konstruksi ramp memiliki
4. Batu ditanam ke dasar sedalam 0,4 m. Batu harus ditanam sebaik mungkin, sehingga
kemiringan 1:2 hingga 1:10, sedangkan konstruksi ramp yaitu 1:20 hingga 1:30.
air hanya mengalir di sekitar batu, tidak melimpas diatasnya.
Sedangkan kemiringan kurang dari 1:15 termasuk konstruksi bottom slope (Anonim 1,
2002:32).
Fishway tipe ini sesuai digunakan pada bangunan melintang sungai yang tidak
digunakan untuk keperluan irigasi, pencegahan banjir, dan pembangkit tenaga listrik.
15 16

Karena lebar fishway tipe ini yaitu selebar sungai. Dengan kedalaman air rata-rata (h) Dimana:
setinggi 0,3 m hingga 0,4 m, dan kecepatan air maksimum (Vmax) sebesar 2,0 m/s λs : resistensi batu penghalang
(Anonim 1, 2002:35, Maryono, 2008:80). λo : resistensi kekasaran dasar saluran
Besar resistensi dasar saluran sangat kecil dibanding resistensi batu penghalang, oleh
karena itu nilai λo dapat diabaikan. Sedangkan untuk menghitung λs dapat menggunakan
rumus berikut:
 4A s 
λs = Cw   (2-5c)
a a 
 x y 
As = ds x hm (2-5d)
Dimana:
Gambar 2.10. Potongan melintang fishway tipe bottom ramp and slope
Sumber: Anonim 1, 2002:33 As : luas batu penghalang yang terkena aliran (m2)
ds : diameter batu penghalang (m)
2.3.1.4 Perhitungan Hidraulika Pada Fishway Alamiah
hm : kedalaman air rerata (m)
Kedalaman air pada fishway harus tetap dijaga sesuai dengan batas minimum air
Cw : resistensi individual batu penghalang, diambil nilai 1,5
yang dibutuhkan agar ikan tetap bisa melewatinya. Selain itu kecepatan aliran juga harus
Kecepatan maksimum pada dapat dihitung dengan rumus:
dijaga agar tidak melebihi kecepatan maksimal yang ditentukan. Untuk menghitung
kecepatan rerata pada saluran terbuka, maka menggunakan persamaan Darcy-Weisbach Vm
Vmax = (2-6)
(Anonim 1, 2002:61-62):
∑A s
1-
A tot
1
Vm = 8gr hy I so (2-5)
λ total Dimana:
Vmax : kecepatan maksimum (m/dt)
Dimana:
Vm : kecepatan rata-rata saluran (m/dt)
Vm : kecepatan rata-rata (m/dt)
ΣAs : jumlah tampang basah batu penghalang (m2)
g : gravitasi (m/dt2)
Atot : luas tampang basah saluran tanpa batu penghalang (m2)
Iso : kemiringan rata-rata dasar saluran
Sehingga debit air yang melewati saluran dianggap berupa aliran seragam dan dihitung
rhy : radius hidrolik (m)
dengan rumus:
λtot : resistensi total
Q = Vm . A (2-7)
Nilai rhy dapat dihitung menggunakan rumus:
Dimana:
A
rhy = (2-5a) Q : debit pada saluran antar batu (m3/dt)
Iu
Vm : kecepatan rata-rata (m/dt)
Dimana:
A : luas tampang basah total saluran (m2)
A : luas penampang basah (m2)
Bilangan Fr dapat dihitung menggunakan rumus:
Iu : keliling basah (m)
v 2m b
Nilai λtot dapat dihitung menggunakan rumus: Fr2 = (2-8)
gA
λtot = λs + λo (2-5b)

17 18

Dimana:
Fr : bilangan Froude
Vm : kecepatan rata-rata (m/dt)
b : lebar tinggi air (m)
g : percepatan gravitasi (m/dt2)
A : luas tampang basah total saluran (m2)

2.3.2 Fishway Tipe Teknis


2.3.2.1 Fishway Tipe Pool Passes
Prinsip dari tipe ini yaitu membagi tinggi muka air secara bertingkat dengan
menggunakan sekat. Ikan yang bermigrasi akan melewati bukaan atas atau bawah pada Gambar 2.12. Potongan memanjang fishway tipe pool passes
Sumber: Anonim 1, 2002:71
sekat yang membatasi antar kolam. Tipe pool passes biasanya di desain lurus dari hulu
hingga hilir (Anonim 1, 2002:69).
Ada berbagai macam struktur sekat pada tipe pool passes ini, yaitu cross wall,
rhomboid, dan humped fish. Pada cross wall, air hanya mengalir melalui lubang bukaan
atas dan bawah. Sedangkan pada rhomboid, sekat dibuat menyudut kearah hilir dan
berselang-seling antara sisi panjang dan pendek. Dan pada humped fish, tipe sekat ini
memiliki lubang bukaan yang segaris (Maryono, 2008:92-92).
Fishway tipe pool passes sesuai untuk berbagai jenis ikan dan invertebrata apabila
pada perencanaan digunakan dua bukaan lubang yaitu pada bagian atas dan bawah. Debit
yang mengalir pada lubang bukaan relative kecil, sehingga besarnya daya yang
disebabkan oleh debit juga kecil. Akan tetapi lubang bukaan pool passes beresiko tinggi Gambar 2.13. Detail bagian fishway tipe pool passes
Sumber: Anonim 1, 2002:71
untuk tersumbat (Anonim 1, 2002: appendix) sehingga perlu pemeliharaan rutin.
Kriteria desain dalam perencanaan fishway tipe pool passes adalah sebagai berikut
(Anonim 1, 2002:73):
1. Kecepatan aliran pada lubang bukaan (vmax) tidak melebihi 2,0 m/s
2. Debit yang cukup sesuai dengan spesies ikan yang akan melewatinya
3. Peredaman energi volumetric (E) tidak melebihi antara 150 W/m3 – 200 W/m3 untuk
menghindari aliran turbulen pada kolam.
Maka perhitungan hidrolika pada tipe pool passes dapat dihitung seperti berikut
(Anonim 1, 2002:74):
Kecepatan aliran maksimum pada lubang bukaan
Gambar 2.11. Fishway tipe pool passes dengan sekat cross wall vs = 2gΔh (2-9)
Sumber: Anonim 1, 2002:69
19 20

Debit yang mengalir pada bukaan bawah Peredaman energi volumetric dapat dihitung menggunakan rumus:

Qs = ψAs 2gΔh (2-10) ρgΔhQ


E = (2-14)
bh m (I b - d )
As = hs x bs (2-10a)
Sedangkan dimensi yang lain seperti lebar kolam, panjang kolam, dan dimensi lubang
Debit yang mengalir pada bukaan atas
bukaan bergantung pada spesies ikan yang melewati fishway.
2 3
Qs = μσb a 2g h w 2 (2-10b) Tabel 2.1. Rekomendasi dimensi untuk fishway tipe pool passes
3 Dimensi Dimensi Beda
Dimana: Dimensi Kolam Lubang Bukaan Lubang Bukaan Debit Tinggi
Bawah Atas yang Muka
Jenis Melewati Air
∆h : beda tinggi muka air pada kolam (m) Ikan Panjang Lebar Tinggi Lebar Tinggi Lebar Tinggi Fishway Maksi
Ψ : koefisien lapisan dasar saluran (0,65 hingga 0,85) muka air mum
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m3/det) (m)
hw : beda tinggi muka air antara headwater dan tailwater 2,5 -
1,5 - 2,0 0,20
Sturgeon 5-6 3,0 1,5 1,0 - - 2,5
µ : koefisien debit (0,6) Salmon,
Sea 2,5 - 1,6 - 0,4 - 0,3 -
σ : faktor reduksi aliran tenggelam Trout, 3,0 2,0
0,8 - 1,0
0,5 0,4
0,3 0,3 0,2 - 0,5 0,20
Huchen
Menurut Larinier (1992), nilai faktor reduksi aliran tenggelam dipengaruhi oleh tinggi
Grayling
1,4 - 1,0 - 0,25- 0,25- 0,08 -
muka air di hilir kolam (hw). Faktor reduksi aliran tenggelam (σ) dapat dihitung dengan , Chub, 0,6 - 0,8 0,25 0,25 0,20
2,0 1,5 0,35 0,35 0,20
Bream
rumus: Jenis
ikan 0,05 -
0,385 > 1,0 > 0,80 > 0,60 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20
∆ℎ 1,5 zona 0,10
σ = [1 − [1 − ] ] (2-10c) hulu
ℎ𝑤̈
Sumber: Anonim, 2002:72
∆h
Untuk nilai antara 0 ≤ h ≤ 1 , jika ∆h > hw maka σ = 1
w
2.3.2.2 Fishway Tipe Slot Passes
Tinggi muka air di hulu dan hilir kolam juga dapat menentukan jumlah kolam pada pool Fishway tipe slot passes merupakan variasi dari tipe pool passes, yang
passes yang dapat dihitung dengan: membedakan yaitu lubang bukaan pada tipe ini dibuat menerus hingga dasar kolam dan
h tot berada pada satu sisi. Jumlah slot bergantung pada debit yang mengalir pada saluran ini.
n = -1 (2-11)
Δh Struktur terpenting pada tipe ini adalah lebar slot. Dimensi pada tipe ini juga bergantung
h hilir pada jenis ikan yang akan melewati fishway.
∆hmin = (2-11a)
n
Fishway tipe slot passes juga sesuai untuk berbagai jenis ikan dan invertebrata.
Kemiringan fishway pada tipe pool passes yaitu antara 1:7 hingga 1:15, yang dapat
Walaupun tipe ini merupakan variasi dari tipe pool passes, akan tetapi tipe ini lebih baik
dihitung menggunakan rumus: dibandingkan pool passes. Resiko lubang tersumbat kecil karena lubang bukaan
Δh direncanakan menerus dari atas hingga dasar saluran. Akan tetapi debit yang mengalir
I = (2-12)
Ib
pada tipe ini besar, sehingga daya yang disebabkan oleh debit juga besar. (Anonim 1,
Dengan nilai Ib yaitu panjang tiap kolam pool passes. Dan tinggi muka air minimum pada 2002: appendix)
setiap kolam dapat dihitung dengan:
Δh
hm =h+ (2-13)
2

21 22

Gambar 2.14. fishway tipe slot passes dengan dua slot


Sumber: Anonim 1, 2002:78 Gambar 2.16. Detail baffle slot passes
Sumber: Anonim 2, 2010:88
Tabel 2.2. Rekomendasi dimensi untuk fishway tipe slot passes untuk satu slot menurut
Gebler (1991) dan Larinier (1992a) Perhitungan hidraulik pada tipe ini yang perlu diperhatikan yaitu kedalaman air
Jenis Ikan tepat di bawah sekat melintang harus mencukupi untuk menanggulangi debit flushing
Dimensi Grayling, bream, chub, etc Sturgeon
pada slot yang dapat dihitung menggunakan rumus berikut, dengan kedalaman minimum
Brown trout Salmon, sea trout, huchen
Lebar slot (s) 0.15 - 0.17 0.3 0.6 air ∆h = 0,2 m (Anonim 1, 2002:80):
lebar kolam (b) 1.2 1.8 3 hm > hgr atau
Panjang kolam (Ib) 1.9 2.75 - 3.00 5
Vmax > Vgr
Panjang lekukan pada sekat 0.16 0.18 0.4
melintang ( c ) Dengan:
Jarak antara sekat melintang
dan blok penghalang (a)
0.06 - 0.1 0.14 0.3 Q2
hgr = 3 (2-15)
(gs) 2
Lebar blok penghalang (f) 0.16 0.4 0.84
Beda tinggi muka (∆h) 0.2 0.2 0.2 Vmax = 2gΔh (2-16)
Kedalaman air minimum (h) 0.5 0.75 1.3
Debit aliran (Q) 0.14 - 0.16 0.41 1.4 Vgr = gh gr (2-17)
Sumber: Anonim 1, 2002:79
Dimana:
hu : kedalaman air pada kolam tepat di hilir slot ( hu = hmin = 0,5 m)
hgr : kedalaman air kritis (m)
Vmax : kecepatan air maksimum yang melewati slot (m/det)
Vgr : kecepatan air kritis (m/det)
s : lebar slot (m)
Q : debit yang melewati slot (m/det3)
Untuk perhitungan kecepatan aliran rata-rata, jumlah kolam, kemiringan, dan peredaman
Gambar 2.15. Detail dimensi fishway tipe slot passes menurut energi volumetric pada tipe slot juga menggunakan rumus yang digunakan pada tipe pool
Rajaratman, Katopodis, dan Solanki
Sumber: Anonim 2, 2010:88
23 24

passes, yaitu rumus (2-9), (2-11), (2-12), dan (2-14). Sedangkan untuk menghitung debit
pada slot dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Anonim 2, 2010:87):
Q = Cd x b x h x 2gΔh (2-18)

Dimana:
Q : debit pada slot passes (m3/det)
Cd : koeffisien debit (0,65)
h : kedalaman air pada slot passes (m)
g : percepatan gravitasi (m/dt2)
∆h : beda tinggi muka air pada kolam
Gambar 2.18. Detail baffle denil passes
Sumber: Anonim 1, 2002:87
2.3.2.3 Fishway Tipe Denil Passes
Konstruksi fishway tipe denil terdiri dari saluran lurus dan sekat penghalang Seperti pada tipe sebelumnya, dimensi tipe denil passes juga bergantung pada
melintang yang dipasang miring dalam jarak pendek. Aliran diantara baffle akan ditahan spesies ikan yang akan melewatinya. Baffle dipasang berjajar dengan sudut 45o dari dasar
sehingga mengalami kehilangan energi. Tipe denil passes sesuai digunakan untuk saluran kearah hulu dengan bentuk U. Sedangkan untuk dimensi lainnya pada baffle,
bangunan melintang sungai yang sudah ada dan belum memiliki fishway (Maryono, seperti ba, c1, dan c2 bergantung pada lebar saluran (Maryono, 2008:117).
2008:114). Untuk tinggi baffle (ha) dapat dhitung menggunakan rumus:
Debit yang mengalir pada fishway tipe denil passes cukup besar, akan tetapi tipe 0,7
ha = + 0,2 + 0,1 (2-19)
ini tidak sesuai untuk ikan dengan kemampuan berenang lemah atau ikan berukuran kecil sin α
karena formasi baffle yang berbentuk U (Anonim 1, 2002: appendix) Ikan yang bermigrasi melalui fishway ini harus mampu berenang secara menerus,
oleh karena itu panjang alur fishway harus dipilih berdasarkan karakteristik ikan dengan
kemampuan berenang paling lemah. Selain itu juga perlu dibangun kolam istirahat.
Perhitungan dimensi kolam istrahat dapat menggunakan rumus:
0,5ρQv 2
E = < 25 – 50 W/m3 (2-20)
bmh mIm

Dimana:
E : peredaman energy volumetric (W/m3)
ρ : massa jenis air
Q : debit yang mengalir pada saluran (m3/det)
Gambar 2.17. Fishway tipe denil passes v : kecepatan aliran (m/s)
Sumber: Anonim 1, 2002:87
bm : lebar kolam istirahat (m)
hm : tinggi kolam istirahat (m)
Im : panjang kolam istirahat (m)

25 26

Debit pada saluran dapat dihitung menggunakan rumus: terlalu tinggi. Dengan berbagai macam peralatan mekanik yang terdapat pada fish lock,

Q = 1,35 ba 2,5
gI []
h * 1, 584
ba (2-20a) maka biaya operasional dan pemeliharaan tipe ini akan membutuhkan biaya yang cukup
tinggi (Anonim 1, 2002:97).
h* = 1,5.ba (2-20b)
Dan kecepatan aliran pada saluran dapat dihitung menggunakan rumus:
Q
v = * (2-21)
h .ba

Gambar 2.19. Potongan memanjang denil passes Gambar 2.20. Ilustrasi operasional fish lock
Sumber: Anonim 1, 2002:90 Sumber: Anonim 1, 2002:97

Tabel 2.3. Lebar dan kemiringan fishway tipe denil passes menurut Larinier (1983)
2.3.2.5 Fishway Tipe Fish Lift
Lebar Kemiringan Debit Tipe fishway ini sesuai untuk bangunan melintang sungai cukup tinggi dan tidak
Jenis Ikan
3
(m) (%) 1:n
(m /det) memiliki lahan cukup di sekitar untuk tipe fishway yang lain. Karena tipe ini
membutuhkan peralatan mekanik seperti tipe fish lock, maka biaya yang dibutuhkan
0,6 20,0 1:5 0,26
untuk operasional dan pemeliharaan juga akan tinggi (Anonim 1, 2002:100).
Brown trout, Cyprinade, 0,7 17,0 1 : 5,88 0,35
dan lainnya
0,8 15,0 1 : 6,67 0,46
0,9 13,5 1 : 7,4 0,58
0,8 20,0 1:5 0,53
Salmon, Sea trout, 0,9 17,5 1 : 5,7 0,66
Huchen
1,0 16,0 1 : 6,25 0,82
1,2 13,0 1 : 7,7 1,17
Sumber: Anonim 1, 2002:89

2.3.2.4 Fishway Tipe Fish Lock


Fish lock merupakan alternative tipe fishway yang dapat dipilih jika pada lokasi Gambar 2.21. Ilustrasi operasional fish lift
tidak terdapat ruang yang cukup untuk tipe lain dan beda muka air antara hulu dan hilir Sumber: Anonim 1, 2002:100
27 28

2.4 Bangunan Pelengkap Fishway g : percepatan gravitasi (m/dt2)


Pada perencanaan fishway juga dibutuhkan bangunan pelengkap untuk
Y0 : tinggi muka air di depan pintu (m)
mendukung agar fishway dapat bekerja secara optimal. Ada beberapa macam bangunan
Cd : koeffisien Henry, yang dapat dilihat pada tabel berikut
pelengkap fishway, diantaranya yaitu kolam istirahat, pengaman dari aliran debris, pintu
Tabel 2.4. Nilai Cd menurut Henry
air, perangkap, saluran transisi, dan lain-lain. yg/yo Cd
Pemilihan bangunan pelengkap untuk fishway ini disesuaikan dengan kebutuhan pada 0.00 0.610
0.05 0.600
saat perencanaan fishway. 0.10 0.600
2.4.1 Bangunan Pengatur Muka Air 0.20 0.605
Bangunan pengatur muka air yang digunakan pada studi perencanaan ini yaitu 0.30 0.605
berupa sluice gate. Sluice gate ini berfungsi untuk mengatur debit yang masuk pada 0.40 0.607
0.50 0.620
saluran fishway, sehingga tinggi muka air yang dibutuhkan fishway terjaga. Bukaan pintu
0.60 0.640
minimum untuk fishway yaitu 0,3 m dan lebar pintu 0,3 m, dengan kecepatan aliran tidak 0.70 0.660
melebihi 3 m/det. Selain itu pintu untuk fishway disarankan tidak terdapat halangan di
bawah pintu, sehingga ikan yang akan masuk ke fishway tidak akan kesulitan (Beach, Pada pintu sluice gate untuk fishway disarankan terjadi penurunan elevasi pada
1984:10-11). hilir pintu, sehingga akan terjadi loncatan hidrolis dan dapat menaikkan tinggi muka air.
Maka perhitungan loncatan hidrolis pada turunan miring dapat dihitung menggunakan
rumus berikut (Chow, 1992:387):

Y1 =
1
2 g
(
Y 1 + 8Fg2 sin 2 β -1 ) (2-23)

Dimana:
Y1 : tinggi muka air pada terjunan (m)
Yg : tinggi bukaan pintu (m/det)
Frg : nilai froude pada bukaan pintu
β : derajat kemiringan terjunan
Sehingga aliran setelah loncatan hidrolis dapat diketahui dengan menggunakan
Gambar 2.22. Perencanaan sluice gate untuk fishway rumus berikut:
Sumber: Beach, 1984:11
V1 = Vg sin β (2-24)
V1
Perhitungan hidraulika pada perencanaan sluice gate dapat dihitung F1 = (2-25)
gY1
menggunakan rumus berikut (Chow, 1992:457):
1
Q = CdLYg 2gy o (2-22) Y2 =
2 1
(
Y 1 + 8F12 -1 ) (2-26)

Dimana: Q
V2 = (2-27)
Q : debit yang mengalir pada pintu (m3/dt) bY2
L : lebar pintu (m) Dimana:
Yg : tinggi bukaan pintu Vg : kecepatan aliran pada bukaan pintu (m/det)

29 32

V1 : kecepatan aliran pada terjunan (m/det)


Fr1 : nilai froude pada terjunan
Y2 : tinggi muka air setelah loncatan (m)
V2 : kecepatan aliran setelah loncatan hidrolis (m/det)
Q : debit yang masuk pada pintu (m3/det)
b : lebar saluran (b)
Untuk nilai Froude (Fr) pada tinggi muka air setelah terjadi loncatan hidrolis
Keterangan Gambar :
dapat dihitung menggunakan persamaan (2-25). Pemukiman

Hutan
Maka tinggi terjunan dapat ditentukan menggunakan grafik hubungan antara Frg dan
Tegalan/Ladang

Y2/Y1. Sungai

Batas Kecamatan
Jalan Lokal
Jalan Lain

Kontur
60
0

Gambar 3.3. Lokasi Bendung Tempuran


Sumber: Dinas Pengairan Kab. Pasuruan

3.1.3 Kondisi Klimatologi


Kabupaten Pasuruan yang beriklim tropis, menurut klasifikasi iklim Schimdth-
Ferguson, sebagian besar wilayah kecamatannya memiliki tipe iklim C, dan selebihnya
tipe B. Temperatur sebagian besar wilayah Kabupaten Pasuruan antara 24o-32oC,
sedangkan wilayah dengan ketinggian >2000 m dpl, temperatur bisa mencapai 5o C.

3.2 Pengumpulan Data


Data-data yang perlu dikumpulkan untuk studi ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.23. Grafik hubungan antara Frg dan Y2/Y1 untuk terjunan tiba-tiba Tabel 3.1. Data, fungsi, dan sumber data yang digunakan
Sumber: Chow, 1992:373 Data Fungsi Sumber Data
Eksisiting Bendung Dinas Pengairan dan
2.4.2 Kolam Istirahat (Resting Pool) Untuk menentukan debit rancangan fishway
-Debit banjir Pertambangan
Pada hilir pintu sluice gate, sebelum air memasuki fishway, air terlebih dahulu dan menentukan tipe fishway yang sesuai
rancangan bendung Kabupaten Pasuruan
dengan kondisi bendung
melalui saluran transisi. Saluran transisi terletak di hulu dan hilir fishway, apabila saluran -Dimensi bendung
Badan Meteorologi
ini cukup panjang, maka di dalamnya perlu ditambah kolam penenang. Data klimatologi Untuk mengetahui kemampuan berenang
Klimatologi dan
Panjang kolam istirahat untuk ikan berukuran kecil yaitu < 2,5 m dan lebar -Suhu ikan
Geofisika
minimal sama dengan lebar fishway. Pada studi perencanaan ini direncanakan desain Ekosistem Sungai : Dinas Perikanan dan
-Jenis ikan Untuk menentukan dimensi yang sesuai Kelautan Kabupaten
kolam istirahat sama seperti desain kolam pada fishway. Dengan jarak antar kolam pada perencanaan fishway
-Ukuran ikan Pasuruan
penenang untuk panjang ikan > 0,6 m yaitu 1,8-2,4 m dan ikan dengan panjang < 0,6 m
-Perilaku migrasi
yaitu 1,2 – 1,5m (Anonim 2, 2010:196-197).
Data topografi Untuk mengetahui elevasi lahan di sekitar Dinas Pengairan dan
33 34

Data Fungsi Sumber Data Ukuran Karakter


Jenis Ikan Spesies Habitat
bendung untuk perhitungan rancangan Pertambangan (dewasa) Migrasi
anggaran biaya Kabupaten Pasuruan
Daftar Harga Satuan Untuk menghitung rancangan anggaran
Dinas Pengairan dan Sepat Trichogaster
Alat, Bahan dan biaya konstruksi fishway 10 cm Potamodromus
Pertambangan Mutiara Leerii
Material, dan Satuan Rawa, danau, sawah,
Kabupaten Pasuruan
Pekerjaan saluran irigasi, dan
Trichogaster sungai
Sepat Rawa 12 cm Potamodromus
Trichopterus
3.2.1 Data Teknis Bendung Tempuran
Data teknis Bendung Tempuran adalah sebagai berikut: Sumber: fishbase.org (diakses pada 14 Januari 2015)
 Lebar efektif bendung (Be) = 18 m
3.3 Langkah-langkah Pengolahan Data
 Debit rencana (Q100th) = 29,91 m3/dt Pada studi ini penulis akan merencanakan tiga alternatif fishway yang sesuai
 Elevasi dasar sungai = +644,20 m dengan kondisi Bendung Tempuran. Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai
 Elevasi puncak bendung = +645,00 m berikut :
 Elevasi sawah tertinggi = +643,50 m 1. Menganalisa Perencanaan fishway
 Luas sawah = 10 Ha a. Menentukan jenis ikan yang akan diperkirakan melewati fishway.
 Tinggi bendung (P) = 0,8 m b. Menghitung kemampuan berenang ikan dan jarak yang dapat ditempuh,
 Hd = 0,70 berdasarkan ukuran ikan dan suhu di daerah tersebut.
 He = 0,86 c. Menghitung tinggi muka air, kecepatan, dan sifat aliran untuk perencanaan inlet
 Tipe mercu = Ogee tipe II dan outlet fishway.
 Panjang apron = 20,6 m d. Menentukan inlet dan outlet fishway.
 Lebar intake = 0,5 m e. Menentukan tipe fishway yang sesuai dengan kondisi bendung.

 Tinggi intake = 1,6 m f. Menghitung dimensi fishway, kedalaman air, dan debit pada setiap tipe fishway

 Lebar pintu penguras = 0,8 m sesuai dengan syarat.

 Tinggi pintu penguras = 2,2 m 2. Menganalisa Rancangan Anggaran Biaya Setiap Alternatif fishway
a. Menentukan harga alat, bahan, dan material yang digunakan sesuai dengan
 Slope sungai = 0,015
daerah studi.
b. Menentukan analisa harga satuan pekerjaan yang akan digunakan sesuai dengan
3.2.2 Data Ekosistem Sungai Tempuran
Pada Sungai Tempuran hidup beberapa jenis ikan sebagai berikut: daerah studi.

Tabel 3.2. Jenis ikan di Sungai Tempuran c. Menghitung setiap volume pekerjaan.
Ukuran Karakter d. Menghitung nilai rancangan anggaran biaya.
Jenis Ikan Spesies Habitat
(dewasa) Migrasi
3. Menentukan tipe fishway yang akan dipilih, dinilai dari segi teknis dan nilai
Wader Danau, parit, sungai rancangan biaya konstruksi.
Puntius Binotatus 10 cm Potamodromus
Bintik Dua berbatu, pantai

Rasbora hingga daerah dengan


Wader Pari 12 cm Potamodromus
Argyrotaenia ketinggian 2000 mdpl

42 43

4.2 Faktor Ekologi Pada Perencanaan Fishway Menurut Zhou (1982) kemampuan berenang ikan dapat ditentukan berdasarkan
Pada Kali Tempuran terdapat beberapa jenis ikan yang hidup seperti yang
ukuran ikan dan suhu di daerah tersebut. Di daerah Tempuran, diketahui suhu rerata
ditampilkan pada tabel berikut:
bulanan pada tahun 2014 sebagai berikut:
Tabel 4.4. Jenis ikan yang hidup di Kali Tempuran
Tabel 4.6. Suhu rerata bulanan tahun 2014 pada elevasi +650 di Kab.Pasuruan
Ukuran Suhu
Jenis Ikan Spesies Genus Family Habitat
(dewasa)
Bulan (ᵒC)
Danau, Januari 23.6
Wader Bintik Puntius
Puntius Cyprinadae 10 cm parit,
Dua Binotatus
sungai
Februari 23.8
berbatu, Maret 23.7
pantai, April 23.8
hingga
Rasbora Mei 24.2
Wader Pari Rasbora Cyprinadae 12 cm daerah
Argyrotaenia Juni 23.7
dengan
ketinggian Juli 22.4
2000 mdpl Agustus 22.0
Trichogaster Rawa, September 22.6
Sepat Mutiara Trichogaster Osphronomidae 10 cm danau,
Leerii Oktober 24.6
sawah,
November 24.8
Trichogaster saluran
Sepat Rawa Trichogaster Osphronomidae 12 cm irigasi, dan Desember 23.7
Trichopterus
sungai Rerata 23.58
Sumber: Wikipedia.org, Fishbase.org, diakses pada 14 Januari 2015 Sumber: BMKG
Diketahui suhu rerata tahun 2014 di Kecamatan Tempuran yaitu sebesar 23,58 oC,
Tabel 4.5. Perilaku ikan yang hidup di Kali Tempuran maka dapat diketahui kecepatan maksimum ikan berenang.
Karakter
Jenis Ikan Spesies Suhu (ᵒC) Perilaku Pada jenis ikan wader bintik dua, diketahui untuk ukuran dewasa memiliki panjang 10
Migrasi
Berenang pada dasar cm. Maka kemampuan berenang ikan wader bintik dua yaitu:
Wader
Puntius Binotatus 24 - 26 sungai dengan kisaran 1. t = 0,17L0.4288 + 0,0028logeT – 0,0425L0.4288 x LogeT – 0,0077
Bintik Dua
suhu 22-24 C
Potamodromus = (0,17 x 0.10.4288 ) + (0,0028loge 23.58) - (0,0425 x 0.10.4288 ) x Loge 23,58-0,0077
Wader Rasbora Bermigrasi pada
20 - 26 perubahan musim hujan = 0,0142
Pari Argyrotaenia
ke kemarau 0,7L
2. U =
Sepat Trichogaster 2t
24 - 28
Mutiara Leerii Menggunakan 14,8% 0,7x0,1
Potamodromus waktu untuk kegiatan dan = = 2,42 m/det
2x0,0142
Sepat Trichogaster sisanya untuk istirahat
22 - 28 3. Pc = 0,9751 x e-0.00522T x U2.8 x L-1.15
Rawa Trichopterus

Sumber: Wikipedia.org, Fishbase.org, diakses pada 14 Januari 2015 = 0,9751 x e-0.00522 x 23,58 x 2,422,8 x 0,1-1,15
= 145,15
Perencanaan fishway sangat bergantung pada jenis, ukuran, dan perilaku ikan 4. Pr = 4,44 x 10,836L2,964
yang diprediksi akan melalui fishway. Salah satu perilaku ikan yang ditinjau untuk = 4,44 x 10,836 x 0,12,964
perencanaan fishway yaitu kemampuan berenang ikan. = 0,052 W
5. E = 1790 x 10,836L2,964
44

= 1790 x 10,836 x 0,12,964


= 21,07 J/kg
E
6. tm =
Pc - Pr

21,07
= = 0,15 detik
145,15 - 0,052
7. Uc = 1,009 x e0.001904T x L0,4107 x Pr0,357
= 1,009 x e0.001904 x 23,58 x 0,10,4107 x 0,0520,357 45

= 0,143 m/s
Tabel 4.7. Kemampuan berenang ikan di Sungai Tempuran
U-v L T U E tm Uc D
8. D = Jenis Ikan t Pc Pr
tm (m) (ᵒC) (m/s) (J/kg) (s) (m/s) (m)
Wader Bintik Dua 0.10 23.58 0.0144 2.42 145.15 0.052 21.07 0.15 0.143 2.914
2,42 - 2 Wader Pari 0.12 23.58 0.0155 2.71 160.21 0.090 36.18 0.23 0.187 3.122
= = 2,914 m Sepat Mutiara 0.12 23.58 0.0155 2.71 160.21 0.090 36.18 0.23 0.187 3.122
0,15 Sepat Rawa 0.10 23.58 0.0144 2.42 145.15 0.052 21.07 0.15 0.143 2.914
Sumber: Hasil perhitungan
Untuk kemampuan berenang pada jenis ikan lainnya dapat dilihat pada tabel 4.7. berikut:
Dengan:
t = muscle twitch contraction time
U = kecepatan berenang maksimum (m/s)
Pc = chemical power
Pr = power from oxygen uptake (W)
E = energi total ( J/kg)
tm = lama ikan berenang dengan kecepatan maksimum (s)
Uc = kecepatan berenang normal (m/s)
D = jarak tempuh maksimum ikan dengan kecepatan maksimum (m)

46 47

4.3 Analisa Perencanaan Inlet dan Outlet Fishway yang keluar dari fishway tidak tersapu kembali ke hilir. Berikut tabel perhitungan pada
Inlet fishway terletak pada bagian hilir bendung, sedangkan outlet fishway terletak
lokasi perencanaan outlet fishway:
di hulu bendung. Kecepatan aliran pada di inlet dan outlet sebaiknya tidak beraliran kritis.
Tabel 4.10. Perhitungan aliran pada perencanaan outlet fishway dengan muka air maksimum
Inlet perencanaan fishway pada Bendung Tempuran direncanakan 24,6 meter (patok 5 ke Elevasi
Kala Elevasi
Q L Muka H Area V Kondisi
patok 16) dari kaki hulu bendung, dengan pertimbangan jarak tersebut tidak terlalu jauh Ulang Patok Dasar Fr
Air Aliran
(Tr)
dari bendung sehingga ikan dapat dengan mudah menemukan inlet tersebut. Berikut tabel (m3/s) (m) (m) (m) (m) (m2) (m/s)
perhitungan pada perencanaan inlet: 17 644.2 4.5 645.30 1.100 9.17 1.28 0.41 sub kritis
Q2th
Q2th 18 644.2 9.0 645.30 1.100 9.21 1.28 0.41 sub kritis
Tabel 4.8. Perhitungan aliran pada perencanaan inlet fishway dengan muka air maksi- 11.78
19 644.2 13.5 645.31 1.110 9.25 1.27 0.40 sub kritis
mum
Sumber: Hasil perhitungan HEC RAS
Elevasi
Kala Elevasi
Q L Muka H Area V Kondisi Dengan:
Ulang Patok Dasar Fr
Air Aliran
(Tr) 3 2
L = jarak rencana outlett, dihitung dari kaki hulu bendung ke hulu (m)
(m /s) (m) (m) (m) (m) (m ) (m/s)
1 642.8 32.6 643.59 0.790 5.98 1.97 0.74 sub kritis (jarak patok 16 sampai 17 = 4,5 meter)
2 642.8 30.6 643.61 0.810 6.17 1.91 0.70 sub kritis H = tinggi muka air (m)
Q2th
Q2th 3 642.8 28.6 643.63 0.830 6.33 1.86 0.68 sub kritis
11.78 A = luas penampang basah (m2)
4 642.8 26.6 643.65 0.850 6.48 1.82 0.66 sub kritis
5 642.8 24.6 643.66 0.860 6.60 1.78 0.64 sub kritis V = kecepatan aliran (m/s)
Sumber: Hasil perhitungan HEC RAS Fr = bilangan Froude
Tabel 4.9. Perhitungan aliran pada perencanaan inlet fishway dengan muka air minimum
Elevasi
Kala Elevasi
L Muka H Area V Kondisi 4.4 Analisa Perencanaan Bangunan Pengatur Muka Air Pada Fishway
Ulang Patok Dasar Air Fr Untuk menjaga agar debit dan tinggi muka air pada fishway terjaga, dibutuhkan
Aliran
(Tr)
(m) (m) (m) (m) (m2) (m/s) bangunan pengatur muka air. Maka pada bagian hulu fishway atau outlet fishway
1 642.8 32.6 642.99 0.190 1.37 1.58 0.91 sub kritis
2 642.8 30.6 643.02 0.220 1.59 1.06 0.73 sub kritis
direncanakan bangunan pengatur muka air berupa pintu sorong (sluice gate). Sehingga
Q2th 3 642.8 28.6 643.04 0.240 1.75 0.96 0.63 sub kritis debit dan kedalaman air pada saluran transisi sebelum mencapai fishway dapat terpenuhi.
4 642.8 26.6 643.06 0.260 1.87 0.90 0.57 sub kritis Menurut Beach (1984), bukaan minimum pada pintu sorong untuk fishway yaitu
5 642.8 24.6 643.07 0.270 1.96 0.86 0.53 sub kritis
Sumber: Hasil perhitungan HEC RAS 30 cm dan lebar 30 cm. Lebar pintu pada outlet fishway Sungai Tempuran direncanakan
Dengan: sebagai berikut:
L = jarak rencana inlet, dihitung dari kaki hulu bendung ke hilir (m)  Q2th = 11,78 m3/det
(jarak patok 1 sampai 16 = 32,6 m)  Y0 = 1,11 m
H = tinggi muka air (m)  b pintu = 0,8 m
A = luas penampang basah (m2) Maka pada perencanaan bukaan pintu 0,3 m, aliran pada sluice gate dapat dihitung
V = kecepatan aliran (m/s) sebagai berikut:
Fr = bilangan froude Yg 0,3
1. =
Sedangkan outlet fishway direncanakan terletak pada jarak 13,5 meter (patok 16 Yo 1,11
ke patok 19) dari kaki hulu bendung dengan kondisi aliran yang tenang, sehingga ikan = 0,270
48 49

𝑌 Frg = bilangan froude


2. Dengan nilai 𝑔⁄𝑌 sebesar 0,27 maka sesuai tabel 2.4. didapat koefisien debit (Cd)
𝑜
Pada hilir sluice gate, direncanakan terjadi penurunan dengan kemiringan (α)
menurut Henry sebesar 0,605.
sebesar 45ᵒ dan β sebesar 90ᵒ. Pada bagian ini akan terjadi loncatan hidrolis. Dengan
3. Q = Cd.b.yg. 2gy o
menggunakan rumus perhitungan loncatan hidrolis miring, maka pada bukaan pintu 0,3
= 0,605 x 0,8 x 0,3 x 2x9,81x1,1 1 m, kondisi aliran dapat dihitung sebagai berikut:
= 0,678 m3/det 1. Sin β = sin 90o
4. A = b x yg =1
= 0,8 x 0,3 = 0,24 m2 2. V1 = Vq x sin β
Q = 2,823 x 1 = 2,823 m/s
5. V=
A
0,678
3. Y1 =
1
2 g
(
Y 1 + 8Fg2 sin 2 β -1 )
= = 2,823 m/det
0,24
=
1
2

x0,3x 1 + 8x1,646 2 xsin 2 90 -1 
v
6. Fr =
gy g = 0,564 m
v1
2,823 4. Fr1 =
= = 1,646 gy g
9,81x0,3
Untuk perhitungan dengan mengubah tinggi bukaan pintu lainnya dapat dilihat pada tabel 2,823
= = 1,20
9,81x0,3
4.11.
Tabel 4.11. Perhitungan aliran pada sluice gate dengan Q2th
Cd Frg
5. Y2 =
1
2

Y1 1 + 8Fr12 -1 
Yg b Yo Q Vo A Vg

 
Yg/Yo
(m) (m) (m) (m3/det) (m/det) (m2) (m/det) 1
= x0,564 x 1 + 8x1,2 2 -1
0.30 0.8 1.11 0.270 0.605 0.678 1.27 0.240 2.823 1.646 2
0.35 0.8 1.11 0.315 0.605 0.791 1.27 0.280 2.825 1.524 = 0,716 m
0.40 0.8 1.11 0.360 0.606 0.905 1.27 0.320 2.829 1.428
Untuk perhitungan dengan mengubah tinggi bukaan pintu lainnya dapat dilihat pada tabel
0.45 0.8 1.11 0.405 0.608 1.021 1.27 0.360 2.836 1.350
0.50 0.8 1.11 0.450 0.614 1.145 1.27 0.400 2.863 1.293 4.12.
Sumber: Hasil perhitungan
Tabel 4.12. Perhitungan loncatan hidrolis miring pada hilir sluice gate
Dengan: Yg Vg V1 Y1 Y2
Frg β sin β Fr1
yg = tinggi bukaan pintu (m) (m) (m/det) (m/s) (m) (m)
b = lebar pintu (m) 0.30 2.823 1.646 90 1.000 2.823 0.564 1.200 0.716
0.35 2.825 1.524 90 1.000 2.825 0.600 1.165 0.732
yo = tinggi muka air pada hulu pintu (m)
0.40 2.829 1.428 90 1.000 2.829 0.632 1.136 0.748
Cd = koefisien debit menurut Henry 0.45 2.836 1.350 90 1.000 2.836 0.663 1.112 0.763
Q = debit yang melalui pintu (m3/det) 0.50 2.863 1.293 90 1.000 2.863 0.698 1.094 0.786
Sumber: Hasil perhitungan
Ag = luas penampang basah pada pintu (m2)
Vg = kecepatan aliran pada pintu (m/det)

50 51

Dengan: Yg b Yo Cd Q Vo A Vg Frg
Yg/Yo
Yg = tinggi bukaan pintu (m) (m) (m) (m) (m3/det) (m/det) (m2) (m/det)
Vg = kecepatan aliran pada pintu (m/det) 0.275 0.5 1.38 0.199 0.605 0.433 1.92 0.138 3.148 1.917
0.270 0.5 1.38 0.196 0.605 0.425 1.92 0.135 3.147 1.934
Frg = bilangan froude
0.265 0.5 1.38 0.192 0.605 0.417 1.92 0.133 3.146 1.951
β = kemiringan muka gelombang Sumber: Hasil perhitungan
V1 = kecepatan aliran pada permukaan miring (m/det) Pada Q25th agar debit yang mengalir pada pintu sebesar 0,424 m3/det pintu harus dibuka
Y1 = kedalaman aliran pada permukaan miring (m/det) setinggi 0,270 meter.
Fr1 = bilangan froude Tabel 4.15. Perhitungan aliran pada sluice gate dengan Q50th
Y2 = kedalaman aliran setelah loncatan (m/det) Yg b Yo Cd Q Vo A Vg Frg
Yg/Yo
(m) (m) (m) (m3/det) (m/det) (m2) (m/det)
Untuk mengendalikan loncatan hidrolis yang terjadi maka kedalaman kemiringan
0.300 0.5 1.46 0.205 0.605 0.486 2.07 0.150 0.000 0.000
pada hilir sluice gate dapat ditentukan berdasarkan tinggi bukaan pintu, tinggi muka air 0.295 0.5 1.46 0.202 0.605 0.478 2.07 0.148 0.000 0.000
pada hilir pintu, dan bilangan Froude dibawah pintu. Pada perencanaan fishway, 0.290 0.5 1.46 0.199 0.605 0.469 2.07 0.145 3.238 1.920
0.285 0.5 1.46 0.195 0.605 0.461 2.07 0.143 3.237 1.936
direncanakan bukaan pintu sebesar 0,3 m , karena dengan tinggi bukaan tersebut tinggi
0.280 0.5 1.46 0.192 0.605 0.453 2.07 0.140 3.236 1.952
muka air di hilir pintu telah memenuhi untuk fishway. 0.275 0.5 1.46 0.188 0.604 0.445 2.07 0.138 3.235 1.970
Maka, dengan Yg = 0,3 m , Y2 = 0,716 m, dan Frg = 1,646 berdasarkan grafik Hsu pada 0.270 0.5 1.46 0.185 0.604 0.437 2.07 0.135 3.234 1.987
0.265 0.5 1.46 0.182 0.604 0.428 2.07 0.133 3.233 2.005
gambar 2.22. didapat tinggi terjunan mendadak sebesar 0,3 m.
0.260 0.5 1.46 0.178 0.604 0.420 2.07 0.130 3.232 2.024
Pada saat debit banjir sungai berada pada kala ulang Q5th, Q25th, Q50th, juga akan Sumber: Hasil perhitungan
mempengaruhi bukaan pada pintu. Maka perhitungan bukaan pintu pada kala ulang Pada Q50th agar debit yang mengalir pada pintu sebesar 0,424 m3/det pintu harus dibuka
tersebut dengan kontrol debit sebesar 0,424 m3/det dapat dilihat pada tabel berikut: setinggi 0,265 meter.
Tabel 4.13. Perhitungan aliran pada sluice gate dengan Q5th Karena menurut Beach (1984) bukaan minimal pintu untuk fishway yaitu 0,3
Yg b Yo Cd Q Vo A Vg Frg
Yg/Yo meter, maka pada saat terjadi banjir dengan kala ulang Q5th, Q25th, Q50th, sebaiknya pintu
3 2
(m) (m) (m) (m /det) (m/det) (m ) (m/det)
ditutup. Dan untuk menghindari rusaknya fishway karena air yang mengalir melebihi
0.300 0.5 1.23 0.244 0.605 0.446 1.54 0.150 0.000 0.000
0.295 0.5 1.23 0.240 0.605 0.438 1.54 0.148 2.972 1.747 kapasitas yang telah direncanakan.
0.290 0.5 1.23 0.236 0.605 0.431 1.54 0.145 2.972 1.762
0.285 0.5 1.23 0.232 0.605 0.424 1.54 0.143 2.972 1.777
4.5 Analisa Perencanaan Saluran Transisi Pada Hulu Fishway
Sumber: Hasil perhitungan
Air yang telah melewati pintu, sebelum masuk ke dalam fishway direncanakan
Pada Q5th agar debit yang mengalir pada pintu sebesar 0,424 m3/det pintu harus dibuka
melalui saluran transisi terlebih dahulu. Maka aliran pada saluran transisi dapat dihitung
setinggi 0,285 meter.
sebagai berikut:
Tabel 4.14. Perhitungan aliran pada sluice gate dengan Q25th
4.5.1 Saluran Transisi Hulu Pool Passes
Yg b Yo Cd Q Vo A Vg Frg
Yg/Yo Direncanakan dinding pada kanan-kiri saluran transisi berbentuk persegi dan
(m) (m) (m) (m3/det) (m/det) (m2) (m/det)
terdiri dari pasangan batu dan semen, maka nilai n berdasarkan Chow (1992: 100) sebesar
0.300 0.5 1.38 0.217 0.605 0.472 1.92 0.150 0.000 0.000
0.295 0.5 1.38 0.214 0.605 0.464 1.92 0.148 0.000 0.000 0,025. Saluran transisi pool passes direncanakan selebar 0,8 m. Dengan menggunakan
0.290 0.5 1.38 0.210 0.605 0.456 1.92 0.145 3.148 1.866 kontrol debit yang mengalir pada saluran transisi pada tinggi muka air sama dengan Y2,
0.285 0.5 1.38 0.207 0.605 0.449 1.92 0.143 3.148 1.883
maka:
0.280 0.5 1.38 0.203 0.605 0.441 1.92 0.140 3.148 1.899
52 53

 Q = 0,424 Dari hasil perhitungan dipilih tinggi muka air untuk perencanaan saluran transisi sebesar
 Y2 = 0,716 m 0,716 m dengan slope 0,0021.
 A =bxh 4.5.2 Saluran Transisi Hulu Slot Passes
Pada saluran transisi tipe slot passes direncanakan lebar saluran yaitu 1,36 m.
= 0,8 x 0,716 = 0,573 m2
Maka perhitungan aliran pada saluran transisi sebagai berikut:
 P = b + (2 x h)
 Q = 0,424
= 0,8 x ( 2 x 0,716) = 2,232 m
 Y2 = 0,716 m
A
 R =  A =bxh
P
0,573 = 1,36 x 0,716 = 0,974 m2
= = 0,257
2,232  P = b + (2 x h)

1 2 3 0,5 = 1,36 + ( 2 x 0,716) = 2,792 m


 V = R S
n A
 R =
Dengan cara coba-coba, didapat nilai S = 0,0021 P

1 2 0,974
V = x0,257 3 x0,0021 0,5 = = 0,349
0,025 2,792

= 0,740 1 2 3 0,5
 V = R S
Maka tinggi muka air pada saluran transisi sebesar 0,716 dengan slope 0,0021. Untuk n

tinggi muka air lainnya dapat dilihat pada tabel 4.16. Dengan cara coba-coba, didapat nilai S = 0,0005

Tabel 4.16. Perhitungan aliran pada saluran transisi pool passes 1 2


V = x0,349 3 x0,0005 0,5
B Y A P R S V Q 0,025
(m) (m) (m2) (m) (m/det) (m3/det) = 0,436
0.800 0.716 0.573 2.232 0.257 0.0021 0.740 0.424
Maka tinggi muka air pada saluran transisi sebesar 0,716 dengan slope 0,0005. Untuk
0.800 0.700 0.560 2.200 0.255 0.0022 0.756 0.423
0.800 0.600 0.480 2.000 0.240 0.0033 0.883 0.424
tinggi muka air lainnya dapat dilihat pada tabel 4.17.
Sumber: Hasil perhitungan Tabel 4.17. Perhitungan aliran pada saluran transisi slot passes
Dimana: b Y A P R S V Q
(m) (m) (m2) (m) (m/det) (m3/det)
b = lebar saluran transisi (m)
1.360 0.716 0.974 2.792 0.349 0.0005 0.436 0.424
Y = tinggi muka air (m)
1.360 0.700 0.952 2.760 0.345 0.0005 0.446 0.424
A = luas basah (m2) 1.360 0.600 0.816 2.560 0.319 0.0008 0.520 0.424
P = keliling basah (m) Sumber: Hasil perhitungan
Dimana:
S = slope
b = lebar saluran transisi (m)
V = kecepatan aliran (m/det)
Y = tinggi muka air (m)
Q = debit yang melalui saluran (m3/det)
A = luas basah (m2)
P = keliling basah (m)
R = jari-jari hidrolis

54 55

S = slope  Elevasi muka air = +643,66 meter


V = kecepatan aliran (m/det)  Panjang kolam (Ib) = 1,3 meter
Q = debit yang melalui saluran (m3/det)  Lebar kolam (b) = 0,8 meter
 Kedalaman air (h) = 0,6 meter
Dari hasil perhitungan dipilih tinggi muka air untuk perencanaan saluran transisi sebesar  Lebar lubang (bs) = 0,2 meter
0,716 m dengan slope 0,0005.  Tinggi lubang (hs) = 0,2 meter
 Lebar lubang (ba) = 0,2 meter
4.6 Analisa Perencanaan Dimensi Fishway
 Tinggi lubang (ha) = 0,2 meter
4.6.1 Fishway Tipe Pool Passes
Fishway tipe pool passes merupakan salah satu fishway tipe teknis. Pada tipe ini  ∆h = 0,15 meter
ketinggian dan peredaman energi potensial air dibagi secara bertingkat. Ikan yang  d = 0,1 meter
bermigrasi melalui tipe ini akan melewati lubang bukaan yang direncanakan pada sekat  hw = 0,05 meter
melintang antar kolam. Lubang pada sekat dapat direncanakan pada bagian atas dan Maka dapat dihitung:
bawah, atau hanya memilih salah satu, bergantung pada jenis ikan yang melewatinya. 1. htot = elevasi outlet – elevasi inlet minimum
= 644,62 – 643,07
= 1,55 meter
h tot
2. n = -1
Δh
1,55
= - 1 = 9,3
0,15
Sehingga jumlah kolam pada tipe pool passes yaitu 9 kolam.
Δh
3. I =
Ib
Gambar 4.3. Dimensi fishway tipe pool passes
Sumber: Anonim 1, 2002:71 0,15
= = 0,115
1,3
Perencanaan fishway pada bendung Tempuran memilih tipe ini karena tipe ini
Sehingga slope pada tipe pool passes yaitu 1 : 8,67
sesuai untuk semua jenis ikan dan bentos invertebrata. Selain itu tidak membutuhkan
4. Kecepatan aliran pada lubang bukaan bawah (Vs) dan atas (Va)
lahan yang luas dan tidak akan mengganggu fungsi bendung.
V = 2gΔh
Dengan menggunakan dimensi yang disyaratkan oleh Anonim 1 (2002) pada tabel
2.1. dan Q2th, maka dimensi fishway pool passes dapat direncanakan sebagai berikut: = 2x9,81x0,15 = 1,716 m/det < 2 m/det

 H outlet = 0,716 meter 5. Debit yang mengalir pada bukaan bawah (Qs) yaitu:
 Elevasi muka air = +644,62 meter Qs = ψAs 2gΔh
 H minimum inlet = 0,27 meter Untuk nilai koefisien lapisan dasar saluran (ψ), diambil nilai 0,65 karena tepi slot
 Elevasi muka air = +643,07 meter direncanakan siku-siku, maka:
 H maksimum inlet = 0,86 meter Qs = 0,65 x 0,2 x 0,2 2x9,81x0,15
56 57

Qs = 0,0446 m3/det Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan rencana fishway tipe pool
6. Debit yang mengalir pada bukaan atas (Qa) passes sebagai berikut:
2 3  Itot pool passes = 11,7 m
Qs = μσb a 2g h w 2
3  Jumlah kolam =9
Nilai koefisien debit (µ) yaitu 0,6 dan faktor reduksi (σ) yaitu 1 karena ∆h > hw
 Slope = 1 : 8,67
Maka nilai Qa pada saat kondisi muka air di hilir rendah yaitu:
V = 1,716 m/det
2 3
Qs = x0,6x1x0,2 x 2x9,81x0,05 2  Qtot = 0,049 m3/dt
3
3  hm = 0,675 m
Qa = 0,004 m /det
E = 110,284 W/m3
7. Q total yang mengalir pada kolam saat muka air di hilir rendah yaitu:
 hw inlet = 1,480 m
Qtot = Qs + Qa
= 0,0446 + 0,004 = 0,049 m3/det  hw outlet = 1,088 m

8. Kedalaman air di setiap kolam (hm)  hw sekat = 1,233 m

Δh 4.6.2 Fishway Tipe Slot Passes


hm = h + Tipe slot passes merupakan variasi dari tipe pool passes, yang membedakan yaitu
2
lubang pada sekat. Lubang bukaan pada tipe slot tidak berupa bukaan atas atau bawah,
0,15
= 0,6 + = 0,675 m melainkan dari puncak sekat hingga dasar saluran.
2
9. Kerapatan tenaga (E) pada setiap kolam yaitu: Pada perencanaan fishway di bendung Tempuran, dimensi kolam menggunakan rumus

ρgΔhQ dimensi menurut Rajaratman, Katopodis, dan Solanki yang berdasarkan lebar slot
E =
bh m (I b - d ) rencana.

1000x9,81x 0,15x0,049
E = = 110,284 W/m3 < 200 W/m3
0,8x0,675x 1,3 - 0,1
10. Ketebalan lapisan dasar kolam direncanakan setinggi 10 cm, maka dimensi untuk
tinggi sekat dapat dihitung dengan:

hw inlet = hhilir maksimum + d + ∆h + ( 1 x (hhilir + ∆h ))


3

= 0,86 + 0,1 + 0,15 + ( 1 x (0,86 + 0,1 + 0,15) ) = 1,480 m


3

hw outlet = hhulu + d + ( 1 x hhulu ) Gambar 4.4. Dimensi kolam slot passes menurut Rajaratman,
3
Katopodis, dan Solanki
= 0,716 + 0,1 + ( 1 x (0,716 + 0,1) ) = 1,088 m Sumber: Anonim 2, 2010:88
3

hw antar kolam = h + d + ∆h + ( 1 x (h + d + ∆h ))
3

= 0,675 + 0,1 + 0,15 + ( 1 x (0,675 + 0,1 + 0,15)) = 1,233 m


3

58 59

 fb = 0,49 x bo
= 0,49 x 0,17 = 0,083 meter
 a = 0,091 meter
 Kedalaman air (h) = 0,6 meter
 d = 0,1 meter
 ∆hmax = 0,15 meter
Maka tipe slot passes dapat dihitung:
1. htot = elevasi outlet – elevasi inlet
= 644,62 – 643,07
Gambar 4.5. Detail baffle slot passes = 1,55 meter
Sumber: Anonim 2, 2010:88
h tot
2. n = -1
Dengan menggunakan dimensi yang disyaratkan oleh Anonim 1 (2002) pada Δh
tabel 2.2. dan Q2th, dimensi kolam slot passes pada fishway bendung Tempuran 1,55
= - 1 = 9,3
0,15
direncanakan sebagai berikut:
Sehingga jumlah kolam pada tipe slot passes yaitu 9 kolam.
 H outlet = 0,716 meter
Δh
 Elevasi muka air = +644,62 meter 3. I =
Ib
 H minimum inlet = 0,27 meter
0,15
 Elevasi muka air = +643,07 meter = = 0,088
1,7
 H maksimum inlet = 0,86 meter
Sehingga slope pada tipe slot passes yaitu 1 : 11,3
 Elevasi muka air = +643,66 meter
4. Kedalaman air di kolam (hm)
 Lebar slot (bo) = 0,17 meter
Δh
 Panjang kolam (Ib) = 10 x bo hm = h +
2
= 10 x 0.17 = 1,7 meter 0,15
= 0,6 + = 0,675 m
 Lebar kolam (b) = 8 x bo 2
= 8 x 0.17 = 1,36 meter 5. Debit yang mengalir pada fishway slot passes dapat dihitung sebagai berikut:
 Lebar sekat (ba) = 4,8 x bo Q = Cd x b x h x 2gΔh
= 4,8 x 0.17 = 0,816 meter Nilai Cd diambil 0,65 karena baffle direncanakan memiliki tepi siku-siku. Maka debit
 Ca = 0,49 x bo dapat dihitung:
= 0,49 x 0,17 = 0,083 meter
Q = 0,65 x 0,17 x 0,675 x 2x9,81x0,15
 Cb = 2 x bo
= 0,128 m3/det
= 2 x 0,17 = 0,34 meter
 fa = 1,6 x bo
= 1,6 x 0,17 = 0,272 meter
60 61

6. Kedalaman kritis pada kolam  Vgr = 1,331 m/s

Q2  Q = 0,128 m3/dt
hgr = 3
(gs) 2  hm = 0,675 m

0,128 2  hgr = 0,181 m


= 3 = 0,181 m < hm
(9,81x0,17 ) 2  E = 128,191W/m3
7. Kecepatan aliran pada fishway yaitu:  hw inlet = 1,480 m

V= 2gΔh  hw outlet = 1,088 m


 hw sekat = 1,233 m
= 2x9,81x0,15 = 1,716 m/det < 2 m/det
4.6.3 Fishway Tipe Bypass Channel
8. Kecepatan aliran kritis (vgr) Tipe bypass channel merupakan salah satu tipe fishway alamiah yang dipilih
Vgr = gh gr karena sesuai dengan kondisi bendung Tempuran. Tipe ini tidak akan mengganggu fungsi
utama bendung yang digunakan untuk irigasi.
= √9,81 x 0,181 = 1,33 m/s < 1716 m/s
Tipe bypass channel memiliki berbagai macam tipe pengaturan batu. Pada
9. Kerapatan tenaga (E) pada setiap kolam yaitu:
perencanaan ini dipilih tipe pengaturan batu acak untuk memudahkan fauna yang berupa
ρ.g.Δh.Q
E= benthos vertebrata dapat bermigrasi dengan mudah. Pada perencanaan ini juga
b.hm .(Ib − 𝑑)
1000. 9,81. 0,15. 0,128 direncanakan tiga kemiringan yang berbeda, sehingga kecepatan aliran yang seragam
E= = 128,191 W/m3 > 200 W/m3
1,36. 0,675. (1,7−0,1)
dapat digunakan fauna yang menggunakan fishway ini untuk beristirahat.
10. Ketebalan lapisan dasar kolam direncanakan setinggi 10 cm, maka dimensi untuk
tinggi sekat dapat dihitung dengan:

hw inlet = hhilir maksimum + d + ∆h + ( 1 x (hhilir + ∆h ))


3

= 0,86 + 0,1 + 0,15 + ( 1 x (0,86 + 0,1 + 0,15) ) = 1,480 m


3

hw outlet = hhulu + d + ( 1 x hhulu )


3

= 0,716 + 0,1 + ( 1 x (0,716 + 0,1) ) = 1,088 m


3

hw antar kolam = h + d + ∆h + ( 1 x (h + d + ∆h )) Gambar 4.6. Penataan batu pada bypass channel


3
Sumber: Anonim 1, 2002:62
= 0,675 + 0,1 + 0,15 + ( 1 x (0,675 + 0,1 + 0,15)) = 1,233 m Pengaturan batu untuk bypass channel direncanakan sebagai berikut:
3
 Diameter batu (ds) = 0,2 m
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan rencana fishway tipe slot
 Ax = 3 x ds
passes sebagai berikut:
= 3 x 0,2 = 0,6 m
 Itot slot passes = 15,3 m
 Ay = 3 x ds
 Jumlah kolam =9
= 3 x 0,2 = 0,6 m
 Slope = 1 : 11,33
Ay – ds = 0,6 – 0,2 = 0,4 m > 0,3 m
 V = 1,716 m/s

62 63

Maka dimensi fishway bypass channel bendung Tempuran direncanakan sebagai Dimana:
berikut: B : lebar saluran (m)
1. Saluran 1 Y : tinggi muka air (m)
Pada saluran 1 yang berada pada hilir pintu, dengan menggunakan perhitungan A : luas penampang basah (m2)
kontinuitas, maka didapat tinggi muka air dan slope saluran yang sesuai dengan P : keliling basah (m)
syarat bypass channel sebagai berikut: R : jari-jari hidrolis
Q = 0,424 m3/det S : slope saluran
B = 0,8 m (direncanakan) V : kecepatan aliran (m/det)
Y = 0,716 m (tinggi air dengan bukaan pintu 0,3 m) Q : debit (m3/det)
A =bxy Pada saluran 1 bypass channel dipilih tinggi muka air 0,5 m dengan slope
= 0,8 x 0,716 0,0102, karena syarat slope bypass channel yaitu 1:20 hingga 1:100. Maka
= 0,573 m2 perhitungan selanjutnya pada saluran 1 dengan panjang 5 madalah sebagai berikut:
P = b + (2 x y)  Qtersedia = 0,424 m3/det
= 0,8 + (2 x 0,716)  hm = 0,5 m
= 2,232 m  hs = 13 x0,5 + 0,5
A = 0,67 m
R =
P
hm
0,573 hm/hs =
= = 0.257 hs
2,232
0,5
1 2 3 0,5 = = 0,75 m < 1,5 m
V = R S 0,67
n
1
Dengan cara coba-coba, didapat nilai S = 0,0041  hs’ = x0,67
3
1 2
V = x0,257 3 x0,00410,5 = 0,22 m
0,038
 htot batu = hs + hs’
= 0,74 m/det
= 0,67 + 0,22 = 0,89 m
Untuk tinggi muka air lainnya dapat dilihat pada tabel 4.18.
 As = ds x h m
Tabel 4.18. Perhitungan aliran kontinuitas pada saluran 1 bypass channel
B Y A P R S V Q = 0,2 x 0,5 = 0,1 m2
(m) (m) (m2) (m) (m/det) (m3/det)  A = hm x b m
0.800 0.716 0.573 2.232 0.257 0.0041 0.740 0.424 = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2
0.800 0.700 0.560 2.200 0.255 0.0044 0.757 0.424
0.800 0.600 0.480 2.000 0.240 0.0064 0.883 0.424  Iu = bm + ( 2 x hm)
0.800 0.500 0.400 1.800 0.222 0.0102 1.060 0.424 = 0,8 + ( 2 x 0,5 ) = 1,8 m
0.800 0.400 0.320 1.600 0.200 0.0184 1.325 0.424
A
0.800 0.300 0.240 1.400 0.171 0.0197 1.766 0.424  rhy =
Sumber: Hasil perhitungan Iu
64 65

0,5  Qtersedia = 0,424 m3/det


= = 0,222 m
1,8  hm = 0,32 m
 λtot = λs + λo  hs = 13 x0,32 + 0,32
 4A s 
= Cw   + λo = 0,43 m
 
 a xa y  hm
hm/hs =
Dengan nilai Cw sebesar 1,5 dan nilai λo diabaikan, maka: hs

 4x0,1  0,32
λtot = 1,5  +0 = = 0,75 m < 1,5 m
 0,6x0,6  0,43
= 1,667 1
 hs’ = x0,43
1 3
 Vm = 8gr hy I so
λ total = 0,14 m
 htot batu = hs + hs’
1
= 8 x9,81x0,222 x0,0102 = 0,43 + 0,14 = 0,57 m
1,667
 As = ds x h m
= 0,327 m/det
= 0,2 x 0,32 = 0,064 m2
Vm
 Vmax = 
∑A s
A = hm x b m
1- = 0,32 x 0,8 = 0,256 m2
A tot
 Iu = bm + ( 2 x hm)
0,327
= = 0,653 m/det < 2 m/det = 0,8 + ( 2 x 0,32 ) = 1,441 m
3x0,1
1-
0,4 A
 rhy =
 Qbypass = Vm x A Iu

= 0,327 x 0,4 = 0,131 m3/det 0,256


= = 0,178 m
Q 1,441
 q =
b  λtot = λs + λo
0,131
= 0,163 m3/det.m > 0,1 m3/det.m  4A s 
= = Cw   + λo
0,8 a a 
 x y 
v 2m b Dengan nilai Cw sebesar 1,5 dan nilai λo diabaikan, maka:
 Fr2 =
gA
 4x0,064 
λtot = 1,5  +0
0,327 2 x0,8  0,6x0,6 
= = 0,148
9,81x0,4
= 1,068
2. Saluran 2
1
Pada saluran 2 bypass channel direncanakan memiliki panjang 30 meter dengan  Vm = 8gr hy I so
λ total
slope 0,0335 maka perhitungan saluran pada saluran 2 adalah sebagai berikut:

66 67

1  As = ds x h m
= 8 x9,81x0,178 x0,0335
1,068 = 0,2 x 0,504 = 0,101 m2
= 0,662 m/det  A = hm x b m
Vm = 0,504 x 0,8 = 0,403 m2
 Vmax =
∑A s  Iu = bm + ( 2 x hm)
1-
A tot = 0,8 + ( 2 x 0,504 ) = 1,809 m
0,662 A
= = 1,324 m/det < 2 m/det  rhy =
3x0,064 Iu
1-
0,256
0,403
= = 0,223 m
 Qbypass = Vm x A 1,809
= 0,662 x 0,256 = 0,265 m3/det  λtot = λs + λo
Q
 q =  4A s 
b = Cw   + λo
a a 
 x y 
0,265
= = 0,331 m3/det.m > 0,1 m3/det.m Dengan nilai Cw sebesar 1,5 dan nilai λo diabaikan, maka:
0,8
 4x0,101 
v 2m b λtot = 1,5 + 0
 Fr2 =  0,6x0,6 
gA
= 1,681
0,662 2 x0,8
= = 0,373 1
9,81x0,256  Vm = 8gr hy I so
λ total
3. Saluran 3
Pada saluran 3 bypass channel direncanakan memiliki panjang 4,4 meter dengan 1
= 8 x9,81x0,223 x0,01
slope 0,01 maka perhitungan saluran pada saluran 3 adalah sebagai berikut: 1,681

 Qtersedia = 0,424 m3/det = 0,323 m/det

 hm = 0,504 m  Vmax =
Vm

 hs = 13 x0,504  + 0,504 ∑A s


1-
A tot
= 0,67 m
0,645
hm = = 0,645 m/det < 2 m/det
hm/hs = 3x0,101
hs 1-
0,403
0,504
= = 0,75 m < 1,5 m  Qbypass = Vm x A
0,67
= 0,323 x 0,403 = 0,129 m3/det
1
 hs’ = x0,67 = 0,22 m Q
3 q =
b
 htot batu = hs + hs’
0,129
= 0,67 + 0,22 = 0,90 m = = 0,161 m3/det.m > 0,1 m3/det.m
0,8
68 69

v 2m b kelelahan melewatinya, oleh karena itu pada saluran transisi direncanakan kolam istirahat
 Fr2 =
gA yang berdimensi sama dengan tipe fishway.

0,323 2 x0,8 Kolam istirahat pada perencanaan ini hanya didesain untuk fishway tipe teknis,
= = 0,145
9,81x0,403 yaitu pool passes dan slot passes, sedangkan untuk fishway bypass channel tidak
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan rencana fishway tipe bypass channel memerlukan kolam istirahat karena sepanjang saluran telah dipasang bebatuan, celah
sebagai berikut: antar bebatuan tersebut dapat digunakan sebagai tempat istirahat ikan.
Tabel 4.19. Rekapitulasi perhitungan rencana fishway bypass channel 4.7.2.1 Kolam istirahat pada pool passes
Perhitungan Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3 Perencanaan kolam istirahat pada saluran transisi hulu pool passes adalah sebagai
L 5m 30 m 4,4 m berikut:
Slope 1 : 97,83 1 : 29,85 1 : 100
 Panjang saluran = 14 m
B 0,8 m 0,8 m 0,8 m
hm 0,5 m 0,32 m 0,504 m  Lebar saluran = 0,8 m
htot batu 0,89 m 0,57 m 0,9 m  Panjang kolam = 1,3 m
Vm 0,327 m/det 0,662 m/det 0,323 m/det  Jumlah kolam =4
Vmax 0,653 m/det 1,324 m/det 0,645 m/det  Jarak antar kolam = 1,5 m
Qbypass 0,131 m3/dt 0,265 m3/dt 0,129 m3/dt
 h = 0,716 m
Q 0,163 m3/dt.m 0,331 m3/dt.m 0,161 m3/dt.m
Fr 0.148 0.373 0.145  h sekat = 1,088 m
Sumber: Hasil perhitungan Sedangkan pada hilir pool passes kolam istirahat direncanakan sebagai berikut:
4.7 Analisa Perencanaan Bangunan Pelengkap Fishway  Panjang saluran = 13,7 m
4.7.1 Pintu Sluice Gate
Pada perencanaan fishway di bendung Tempuran ini direncanakan letak pintu  Lebar saluran = 0,8 m
berada di hulu fishway atau outlet fishway. Seperti hasil perhitungan pada sub bab 4.4.  Panjang kolam = 1,3 m
pintu untuk fishway di bendung Tempuran direncanakan sebagai berikut:  Jumlah kolam =4
 Tinggi pintu =2m  Jarak antar kolam = 1,5 m
 Elevasi = +646,2 m  h = 0,86 m
 Lebar pintu = 0,5 m  h sekat = 1,480 m
 Tinggi bukaan (Yg) = 0,3 m 4.7.2.2 Kolam istirahat pada slot passes
Perencanaan kolam istirahat pada saluran transisi hulu slot passes adalah sebagai
 Elevasi dasar pintu = +644,2 m berikut:
 Tinggi terjunan tiba-tiba = 0,3 m  Panjang saluran = 14 m
 Elevasi hilir terjunan = +643,9 m  Lebar saluran = 1,36 m

 Debit (Q) = 0,424 m3/dt  Panjang kolam = 1,7 m


4.7.2 Kolam Istirahat (Resting Pool)  Jumlah kolam =4
Pada bagian hulu dan hilir fishway terdapat saluran transisi yang cukup panjang.
 Jarak antar kolam = 1,5 m
Apabila saluran transisi hanya dibuat seperti saluran biasa, dikhawatirkan ikan akan
 h = 0,716 m
 h sekat = 1,088 m

70 131

Sedangkan pada hilir slot passes kolam istirahat direncanakan sebagai berikut: Jumlah Harga Rp 14,910,143.875
Terbilang: PPN 10 % Rp 1,491,014.387
 Panjang saluran = 10,66 m
Enam belas juta Total Rp 16,401,158.262
 Lebar saluran = 1,36 m empat ratus satu ribu
seratus rupiah
 Panjang kolam = 1,7 m Dibulatkan Rp 16,401,100.000
 Jumlah kolam =2 Sumber: Hasil perhitungan

 Jarak antar kolam = 1,5 m


4.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan
 h = 0,86 m Dari hasil perhitungan pada sub bab 4.2. didapatkan kecepatan berenang ikan
 h sekat = 1,480 m sebagai berikut:
Tabel 4.37. Rekapitulasi kecepatan berenang ikan berdasarkan panjang ikan
4.8 Pengaruh Fungsi Bendung Dengan Adanya Perencanaan Fishway L U
Jenis Ikan
Pada perencanaan fishway digunakan Q2th dengan debit maksimum sebesar 11,78 (m) (m/s)
Wader Bintik Dua 0.10 2.42
m3/det. Debit yang dibutuhkan untuk fishway yaitu 0,424 m3/det. Sehingga debit
Wader Pari 0.12 2.71
berkurang menjadi 11,36 m3/det. Berikut tabel aliran pada hulu bendung setelah terjadi Sepat Mutiara 0.12 2.71
penurunan hidrolis: Sepat Rawa 0.10 2.42
Sumber: Hasil perhitungan
Tabel 4.20. Perhitungan aliran pada hulu bendung setelah adanya fishway
Elevasi Hasil perhitungan teknis alternatif fishway untuk bendung Tempuran adalah sebagai
Kala Elevasi
Q L Muka H Area V Kondisi berikut:
Ulang Patok Dasar Fr
Air Aliran
(Tr) Tabel 4.38. Rekapitulasi perhitungan teknis alternatif fishway
(m3/s) (m) (m) (m) (m) (m2) (m/det)
Bypass Channel
17 644.2 4.5 645.28 1.080 9.26 1.23 0.39 sub kritis Pool Passes Slot Passes
Q= Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3
Q2th 18 644.2 9.0 645.29 1.090 9.34 1.22 0.38 sub kritis
11.36 0.2 m 0.17 m
19 644.2 13.5 645.30 1.100 9.41 1.21 0.38 sub kritis Lebar Slot - - -
Sumber: Hasil perhitungan HEC RAS Lebar 0.8 m 1.36 m 0.80 m 0.80 m 0.80 m
Panjang Kolam 1.30 m 1.70 m 5.0 m 30 m 4.4 m
Slope Fishway 1 : 8.69 1 : 11.36 1 : 98.04 1 : 29.41 1 : 100
Tinggi mercu bendung direncanakan sesuai dengan tinggi muka air yang
Kedalaman Air 0.675 m 0.675 m 0.5 m 0.320 m 0.504 m
dibutuhkan untuk mengairi lahan. Tinggi mercu bendung Tempuran yaitu 0,8 m dengan Debit Antar
0.05 m3/det 0.128 m3/det 0.163 m3/det.m 0.331 m3/det.m 0.161 m3/det.m
Kolam
elevasi +645,00. Dengan hasil yang didapat dari perhitungan HEC RAS, dapat
Kecepatan Aliran 1.716 m/s 1.716 m/s 0.653 m/s 1.324 m/s 0.645 m/s
disimpulkan bahwa dengan adanya fishway di bendung Tempuran tidak akan Sumber: Hasil perhitungan
mengganggu fungsi utama bendung utnuk mengairi lahan, karena tinggi muka air berada Untuk hasil perhitungan biaya yang dibutuhkan masing-masing tipe adalah sebagai
pada elevasi +645,30 m. berikut:
Tabel 4.39. Rekapitulasi perhitungan Rancangan Anggaran Biaya alternatif fishway
4.9 Perhitungan Rancangan Anggaran Biaya Perencanaan Fishway
Bypass Channel
Pada setiap perencanaan diperlukan Rancangan Anggaran Biaya yang digunakan Material Pool Passes Slot Passes
Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3
untuk memperkirakan biaya yang akan dibutuhkan. Rancangan Anggaran Biaya ini Dasar
Pasangan batu Pasangan batu
Saluran Tanah Tanah Tanah
bergantung pada volume konstruksi dan harga satuan pekerjaan yang akan digunakan Fishway
kali kali
sebagai pedoman dalam perhitungan. Pada studi perencanaan ini akan menghitung Kayu ulin Kayu ulin Batu 3 kg-5 Batu 3 kg-
Sekat Batu 3 kg-5 kg
borneo borneo kg 5 kg
132 133

Bypass Channel 1:100 juga sesuai dengan ketentuan slope sebesar 1:20 – 1:100. Kedalaman air
Material Pool Passes Slot Passes
Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3 minimum bypass channel yaitu > 0,2 m, sehingga kedalaman air masing-masing
Pasangan
Pasangan batu Pasangan saluran sebesar 0,5 m, 0,320 m, dan 0,504 m telah sesuai syarat. Dengan debit per
batu
Pasangan batu Pasangan batu kosong batu kosong
Tanggul kosong
kali kali satuan lebar yang > 0,10 m3/det.m yaitu sebesar 0,163 m3/det.m, 0,331 m3/det.m,
Gebalan Gebalan Gebalan
rumput rumput rumput dan 0,161 m3/det.m. Dan kecepatan aliran yang tidak > 2 m/s yaitu sebesar 0,653
Rp Rp Rp m/s, 1,324 m/s, 0,645 m/s.
Biaya 91,160,600.00 104,283,700.00 16,401,100.00
Sumber: Hasil perhitungan
Dari hasil perhitungan teknis, tipe fishway yang benar-benar sesuai dengan
Pemilihan tipe fishway ditinjau dari beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: ketentuan yaitu tipe pool passes dan bypass channel, sedangkan untuk tipe slot passes
1. Ditinjau dari segi teknis kurang memenuhi pada hasil perhitungan debit antar kolam yang dibutuhkan.
a. Hasil perhitungan fishway tipe pool passes telah memenuhi persyaratan menurut
Anonim 1 (2002:72), lebar pool passes yaitu 0,8 m sesuai dengan syarat ≥ 0,8 m, 2. Ditinjau dari segi ekonomi
panjang kolam 1,30 m juga telah memenuhi syarat > 1,0 m. Dengan lebar slot Biaya yang dibutuhkan untuk setiap alternatif fishway berdasarkan dimensi
sesuai dengan ketentuan yaitu 0,2 m. Slope pool passes sebesar 1:8,69 tidak saluran, penampang saluran, dan material yang digunakan. Fishway tipe pool passes
melebihi slope ketentuan yaitu 1:7 – 1:15. Untuk kedalaman air untuk pool passes membutuhkan biaya sebesar Rp. 91.160.600,00 karena saluran direncanakan dibuat
yaitu > 0,6 m dan hasil perhitungan yaitu 0,675 m. Debit antar kolam sebesar 0,05 dari pasangan batu kali, begitu pula dengan slot passes yang membutuhkan biaya Rp.
m3/det juga telah memenuhi persyaratan yaitu 0,05 m3/det – 0,10 m3/det. Dan untuk 104.283.700,00. Sedangkan fishway bypass channel membutuhkan biaya paling
kecepatan aliran pool passes juga tidak melebihi 2 m/s, yaitu sebesar 1,716 m/s. murah, yaitu sebesar Rp. 16.401.100,00 karena saluran direncanakan dibuat dari
b. Hasil perhitungan slot passes mengikuti perhitungan menurut Katopodis (2010) pasangan batu kosong dan gebalan rumput.
dimana hasil lebar dan panjang kolam bergantung pada lebar slot yang digunakan. Akan tetapi, walaupun bypass channel membutuhkan biaya termurah, tipe
Lebar slot yaitu 0,17 m sesuai dengan ketentuan Gebler (1991) dimana lebar slot fishway ini menurut Anonim 1 (2002) rentan terhadap bahaya erosi karena
yaitu 0,15 m – 0,17 m. Sehingga lebar slot dengan mengikuti rumus Katopodis pembuatannya memang diharuskan sealami mungkin. Berbeda dengan tipe pool
(2010) yaitu 8 x bo dan panjang kolam yaitu 10 x bo, didapat hasil lebar kolam slot passes dan slot passes walaupun membutuhkan biaya lebih besar akan terhindar dari
passes 1,36 m dan panjang kolam 1,70 m. Menurut Anonim 1 (2002:81), slope slot bahaya erosi. Dari fishway tipe pool passes dan slot passes, menurut Anonim 1 (2002)
passes yaitu ≤ 1:10, maka hasil perhitungan sebesar 1:11,36 telah memenuhi. pool passes memiliki resiko lubang tersumbat lebih besar dibandingkan dengan slot
Begitu pula dengan kedalaman air slot passes 0,675 m telah memenuhi syarat passes, akan tetapi dalam studi ini slot passes tidak akan dipilih karena debit antar
minimum kedalaman air sebesar 0,5 m. Tetapi debit yang mengalir kurang kolam yang kurang memenuhi. Sehingga tipe fishway yang dipilih adalah tipe pool
memenuhi sesuai ketentuan. Berdasarkan Anonim 1 (2002:79) debit untuk slot passes. Walaupun resiko lubang tersumbat lebih besar, akan tetapi daya yang
passes yaitu 0,14 m3/det – 0,16 m3/det, sedangkan hasil perhitungan debit hanya disebabkan oleh debit lebih kecil dibandingkan tipe slot passes sehingga aliran lebih
sebesar 0,128 m3/det, dengan kecepatan aliran yang masih sesuai dengan ketentuan tenang (Anonim 1, 2002:appendix).
< 2 m/s, yaitu sebesar 1,716 m/s.
c. Hasil perhitungan fishway tipe bypass channel, berdasarkan Anonim 1 (2002:41) 3. Ditinjau dari segi kenyamanan ikan berenang
lebar bypass channel ≥ 0,80 m maka lebar hasil perhitungan telah memenuhi Menurut Bell (1984) kecepatan aliran pada fishway tidak boleh melebihi
ketentuan yaitu 0,80 m. Slope saluran 1, 2, dan 3 sebesar 1:98,04 , 1:29,41, dan kecepatan berenang ikan terlemah yang akan diprediksi melalui fishway. Dari tabel

134

4.37. dan 4.38. dapat diketahui bahwa kecepatan aliran pada masing-masing tipe tidak
melebihi kecepatan berenang ikan. Kecepatan berenang ikan terlemah yaitu ikan
Wader Bintik Dua dan Sepat Rawa, sebesar 2,42 m/s dan kecepatan terbesar yaitu ikan
Wader Pari dan Sepat Mutiara, sebesar 2,71 m/s. Sehingga ikan dapat berenang dengan
aman tanpa perlu khawatir akan terbawa arus aliran fishway.

Dari ketiga faktor tersebut dapat dipilih fishway tipe pool passes yang paling
sesuai untuk diterapkan di Bendung Tempuran. Karena perhitungan teknis tipe ini sesuai
dengan ketentuan, walaupun membutuhkan biaya yang cukup mahal tetapi akan terhindar
dari bahaya erosi dan daya yang disebabkan oleh debit kecil. Selain itu ikan dapat
berenang melalui fishway ini dengan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai