Hampir setiap orang kenal dengan si perusahaan yang berlogo buah “apel
kegigit” ini tak terkecuali bocah sekolah dasar sekalipun. Bahkan dalam beberapa
tahun bekangan ini, Apple udah jadi brand gadget paling ikonik di Indonesia
bahkan dunia. Brand ini dipersepsikan masyarakat sebagai brand teknologi
dengan produk-produknya yang mewah, revolusioner, dan juga mahal bahkan
sebagian ada yang bilang bahwa produk Apple itu seni. Tapi, apa bener yah
popularitas yang didapat mereka benar-benar karena kualitas produknya itu
sendiri yang unggul atau justru Apple hanya sekedar simbol layaknya tanda
pengenal untuk status sosial tertentu ? tulisan ini akan membahas dan menggali
sampe puas dari dua sisi layaknya koin tentang persepsi masyarakat terhadap
brand Apple, lets goo!
Sang pendiri, Steve Jobs, pernah berpendapat bahwa kuaitas lebih penting
daripada kuantitas, maksudnya adalah tentang produk berkualitas tinggi akan jauh
dihargai sekalipun jumlahnya sedikit daripada jumlahnya banyak tapi kualitasnya
rendah. Hal itupun sejalan dengan kebiasaan Apple yang hanya merilis Produk-
produk falghsipnya setahun sekali khususnya pada bulan September yang di sebut
sebagai Apple Event yang didalamnya dirilis beberapa gadget seperti iPhone,
iPad, dan MacBook sebagai jajaran produk yang rutin mendapat penyegaran.
Kesederhanaan atau simpelnya desain, serta kombinasi yang bisa dibilang hampir
sempurna antara perangkat keras tercanggihnya dan juga perangkat lunak
terbarunya, yang terkadang hal tersebutlah yang menjadi pemicu antusiasme
konsumen hingga rela antri berhari-hari untuk menjadi “sipaling pertama” sebagai
pemilik produk Apple.
Salah satu hal yang patut kita acungi jempol dari Apple adalah selalu ada
inovasi diluar nurul, eh maksudnya nalar dari segi apapun pada produknya.
Mereka hampir bisa dibilang sering menjadi pelopor dalam berbagai macam
teknologi serta fitur-fitur baru, seperti pada tahun 2017 misalnya Apple membawa
inovasi layar Retina dengan notch atau “Poni” unik sebelumnya tidak pernah ada
di brand manapun, kemudian pemindai sidik jari, Hingga kamera Wide Angle
yang hadir pada Iphone 11. Dan tentu sesuai skenario, inovasi-inovasi tersebut
langsung banyak di “jiplak” oleh banyak pesaing tak terkecuali brand sebelah
yang besar itu. Dan tentunya, adanya kompetisi ini ada hal positif yang
diharapkan seperti memicu pengembangan teknologi yang semakin canggih
hingga semakin menaikkan “derajat” Apple atau persepsi di masyarakat sebagai
brand inovator dari banyak teknologi tersebut.
Apple terkenal karena sistem operasi mereka yang stabil dan perangkat
lunak yang super aman melalui ssitem Icloud-nya. Bahkan Apple Fanboy (sebutan
untuk Fans Produk Apple) sering membangga-banggakan sistem operasi yang
mudah serta sistem keamanannya yang canggih dimana tetap dapat memberikan
informasi lokasi ketika gadget tersebut dalam kondisi hilang atau dicuri melalui
fitur find my phone. Makanya, tidak jarang orang yang sangat loyal dengan brand
ini selalu mengganti gadgetnya dengan yang baru setiap tahunnya.
Perdebatan setiap tahun yang tidak pernah luput ketika pelaksanaan Apple
Event adalah harga rilisan produk Apple terbaru yang membuat kantong bergetar
untuk sebagian orang. Apple terkenal dengan harganya yang mahal namun hal itu
diimbangi dengan update-annya yang “terlihat” selalu baru. Namun, apakah event
ini memang benar-benar menunjukkan inovasi masa kini yang membuat
kompetitor berdecak, atau hanya gimmick semata untuk menaikkan harga dan
kasta yang berujung pada afrimasi sosialita ? pertanyaan akan beneran dijawab
kali ini.
Sudah rahasia umum, siapa yang gadgetnya berlogo buah apel, dia yang
terlihat lebih di tongkrongan. Ya, “penyakit” ini sering menjangkiti kaum muda
milenial dan gen z, entahlah karena memang bangga akan kualitas yang
sesungguhnya atau hanya bangga karena telah mampu mengeluarkan uang banyak
untuk memiliki barang itu. Semua kembali kepada subjektivitas, ngga masalah
jika mengeluarkan uang banyak untuk sebuah benda kecil itu jika nantinya
dikonversi sebagai investasi untuk menghasilkan return atau income yang lebih
banyak lagi seperti yang di bahas sebelumnya. Yang bahaya justru adalah
mengeluarkan uang yang banyak tersebut hanya untuk bergaya, terlihat lebih,
bahkan jadi ajang merendahkan yang lain. Lebih parahnya lagi adalah uang yang
dihabiskan adalah uang hasil berutang tanpa memikirkan apakah bisa terlunasi
dengan baik atau tidak.
Pertanyaan akhir yang perlu dijawab adalah apakah Apple sekedar merek
sosialita atau benar-benar berkualitas. Jawabannya mungkin tergantung pada
sudut pandang masing-masing orang ya. Apple sudah kita ketahuan bahwa mereka
adalah merek yang menonjol dimasyarakat karena produk-produknya yang
inovatif dengan kualitas bukan kaleng-kaleng walaupun kadang harganya tidak
masuk akal.
Sumber : https://id.quora.com/Di-2020-masih-banyakah-orang-beranggapan-
logo-Apple-adalah-simbol-status-sosial-tertentu
https://www.geckoandfly.com/14333/13-memorable-quotes-steven-paul-steve-
jobs-creative-designers/