Sebagai perusahaan gadget premium, Apple berhasil membuat setiap orang untuk rela
antre panjang demi mendapatkan iPhone seri terbaru. Di belakang layar kesuksesan itu, para
karyawan Apple memiliki budaya kerja yang mengharuskan karyawannya untuk terus
berinovasi. Setiap individu harus bekerja sebaik mungkin agar mereka bisa terus maju dan
bertahan diantara persaingan global.
Bagaimana budaya organisasi itu sendiri dirumuskan oleh Apple ? Pada awalnya Apple
membentuk tim budaya, selanjutnya mereka melakukan assesment budaya dan membuat
rumusan value dan slogan baru. Kemudian perusahaan mulai melakukan kampanye internal atas
hal tersebut, dan untuk itu Apple sering mengundang pakar atau motivator handal guna berbicara
di depan karyawannya tentang budaya baru dan perubahan.
Dari tagline tersebut kemudian dikembangkan ke dalam sepuluh budaya organisasi yang
diyakini oleh semua karyawan Apple dan hal tersebut adalah :
Ketika reporter CBS bertanya kepada satu sumber mengapa karyawan Apple
selalu tampak bersemangat dalam bekerja, dia menjawab memang kedengarannya aneh,
tapi dalam hal ini memang leinginan dari Steve Jobs sendiri. Dia mengatakan bahwa
mereka dapat membuat perbedaan, dan dengan cara seperti menganggapnya dewa
teknologi dan mereka mempercayainya. Membuat sesuatu yang benar-benar baru di
dunia memang merupakan cita-cita yang sangat tinggi dan tidak masuk akal, tapi untuk
Jobs dan Apple hal tersebut sepenuhnya adalah realitas. Walaupun keinginan tersebut
akan bisa mengguncangkan alam semesta.
Dalam sebuah reportase dari BNET menyebutkan bahwa proses bekerja di Apple
adalah sebuah perpaduan antara dunia industri hi-tech dengan karya seni lukisan dari
Leonardo da Vinci. untuk itu manajemen Apple selalu mensupply input berkualitas tinggi
kepada grup tertentu dengan sangat cermat, sehingga mereka nantinya dapat
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Dengan demikian karyawan yang paling
berharga dan produktif – adalah salah satu aset perusahaan yang paling tangguh.
Hal ini sebenarnya bertentangan dengan budaya organisasi, yang ada pada
sebagian besar perusahaan teknologi di masa lalu. Dimana semuanya terdapat pada
hirarki organisasi secara vertikal. Apple justru melakukan hal sebaliknya karena semua
hal yang penting bagi perusahaan ditempatkan dalam satu lokasi. Mulai dari desain
industri, sistem operasi, desain perangkat keras, bahkan untuk bagian marketing, dan
Apple berhasil melakukannya dengan memusatkan perhatian pada produk yang jauh lebih
sedikit daripada perusahaan elektronik konsumen konvensional.
5. Memperkuat Pemasaran.
Pemasaran adalah salah satu kelemahan besar industri teknologi. Untuk beberapa
alasan, CEO berteknologi tinggi tidak memahaminya, atau bahkan kurang menghargai
nilainya sebagaimana mestinya. Apple menghabiskan banyak riset untuk
memprediksikan keinginan konsumen dan membuatnya menjadi sebuah produk yang
disukai oleh banyak orang. Apple selalu mencari tahu apa yang orang inginkan, bahkan
ketika mereka sendiri belum pernah memikirkan secara spesifik. Apple tidak
menggunakan kelompok fokus atau penelitian khusus yang melibatkan pihak luar, fokus
mereka adalah keinginan mereka sendiri.
6. Mengontrol Informasi.
Kemampuan ini telah membuat banyak perusahaan teknologi iri, karena Apple
mampu melakukan kontrol yang ketat atas segala informasi mengenai produk barunya.
Walaupun banyak konsumen antusias dan menantikan informasi mengenai produk dari
Apple yang akan datang, mereka tetap tidak akan bisa mendapatkannya hingga saat
terakhir ketika Steve Jobs mengumumkannya sendiri. untuk mengontrol hal ini bahkan
Apple tidak segan untuk memecat semua pihak yang terbukti melakukan pembocoran
informasi, bahkan di level manajer sekalipun.
Steve Jobs dalam sebuah wawancara pernah mengatakan bahwa tugasnya adalah
membuat hidup mereka lebih nyaman saat melakukan aktivitasnya. Untuk itu dirinya
akan mengumpulkan mengambil orang-orang hebat yang dimiliki oleh Apple, kemudian
memotivasi mereka dengan visi yang lebih agresif tentang bagaimana hal itu bisa terjadi.
Sehingga akhirnya mereka bisa membuat sesuatu yang bisa membuat hidupnya lebih
nyaman dan berarti. para karyawan menyetujuinya dan bahkan sangat menikmati proses
ini.
Cara kerja Apple saat ini bukanlah ditentukan oleh beberapa desain besar yang
diciptakan oleh Jobs atau tim manajemennya. para karyawan sebenarnya menemukan
jalan mereka sendiri secara bertahap, selangkah demi selangkah. Bedanya ada pada cara
Apple mengaturnya, bagaimana mereka bisa cepat beradaptasi dengan ide atau proses
baru yang berhasil. Setelah berpuluh tahun lamanya Apple hanya bisa memberika
kontribusi berkisar satu digit saja setiap tahun, namun setelah launching iPod / iTunes
mereka telah menemukan formula kemenangan yang gemilang. Kemduian hal tersebut
menjadi template bagi keberhasilan Apple pada saat melakukan launching iPhone dan
iPad
Dalam melakukan launching produknya Apple tidak melakukan hal yang seperti
dijalankan oleh perusahaan teknologi lainnya, bahkan memilih hari porses pengumuman
yang tidak lazim. Seperti menghindari waktunya yang bersamaan dengan
penyelenggaraan Consumer Electronic Show (CES) sebuah pameran bergengsi tingkat
dunia yang banyak menjadi panutan perusahaan elektronik terkemuka. Apple memiliki
pertimbangan sendiri yang berbeda mengenai bagaimana hal-hal yang harus dilakukan
atau dilakukan di tempat lain. Apple selalu menemukan caranya sendiri. Seperti kata Jobs
dalam sebuah pidato di Universitas Stanford, jangan biarkan opini orang lain
menenggelamkan suara hati kita sendiri.