Anda di halaman 1dari 14

DIGITAL ENTREPRENEURSHIP 2

LAPORAN STUDI KASUS PERUSAHAAN APPLE

DOSEN PENGAMPU : DR. Hasniaty, SE.,M.SI

NAMA : MOHAMAD RIZKY KADIR

NIM : 2210421019

KELAS : 01 MANAJEMEN

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS FAJAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Studi Kasus Perusahaan
Apple” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Digital Entrepreneurship 2. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang enzim katalase di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu DR. Hasniaty, SE.,M.SI selaku
Dosen Digital Entrepreneurship yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………. 3

1. Latar Belakang Perusahaan/Sejarah…………………………………………………………………….. 4

2. Model Bisnis Perusahaan…………………………………………………………………………………….. 6

3. Dampak Sosial Revolusi Iphone……………………………………………………………………………. 6

4. Tantangan Dan Peluang Apple…………………………………………………………………………….. 8

a) Tantangan……………………………………………………………………………………………….. 8

b) Peluang……………………………………………………………………………………………………. 11

Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………… 14

3
Sejarah Apple
Wikipedia menulis bahwa Apple Inc. memiliki kantor pusat di Cupertino, California. Dibangun
oleh Steve Jobs, Steve Wozniak, & Ronald Wayne pada April 1976 untuk mengembangkan serta
menjual komputer personal Apple I yang dirancang oleh Steve Wozniak.
Perusahaan ini awalnya berdiri pada bulan Januari 1977 dengan menggunakan nama Apple
Computer, Inc. Namun pada bulan Januari tahun 2007, Jobs mengubah nama perusahaan dari
Apple Computer, Inc. ke Apple Inc. sebagai cermin beralihnya fokus perusahaan dari pembuat
komputer ke barang elektronik konsumen.

Pada bulan Agustus 2011, Jobs melepas jabatan CEO-nya karena masalah kesehatan. Ia
digantikan oleh Tim Cook yang sebelumnya menjabat posisi COO (Chief Operation Officer) di
Apple. Dua bulan setelah mundur, Jobs pun meninggal dunia.
Apple telah memproduksi perangkat keras yang berhasil merevolusi sejumlah produk eksisting
di pasar bahkan mampu juga membuat kategori baru produk. Produk berkelasnya mulai dari
telepon pintar iPhone, komputer tablet iPad, komputer pribadi Mac, pemutar media portabel
iPod, jam pintar Apple Watch, pemutar media digital Apple TV hingga pengeras suara pintar
HomePod.

Perusahaan ini juga memproduksi perangkat lunak sistem operasi macOS dan iOS, pemutar
media iTunes, peramban (browser) web Safari dan perangkat kreativitas & produktivitas iLife
serta iWork. Juga bermacam aplikasi untuk kalangan profesional, antara lain Final Cut Pro, Logic
Pro & Xcode. Ia juga menawarkan layanan online (daring), seperti iTunes Store, iOS App Store &
Mac App Store, Apple Music serta iCloud.

Cara Apple Berinovasi Bukan dengan Empati

Sejumlah perusahaan terbukti berkembang menjadi besar dengan berbasis empati, namun
Apple adalah suatu pengecualian yang menarik. Empati tampaknya tidak menjadi driver inovasi
di dalam Apple Inc., berbeda dengan perusahaan seperti IBM, Mercedes-Benz, Avedis Zildjian,
Harley-Davidson dan lain-lain.
Sang pendiri Apple, Steve Jobs adalah orang yang brengsek, tak pernah beramal (berbeda jauh
dari Bill Gates), menindas pegawainya dan tidak mengakui anak kandungnya sendiri[2]. Sempat
keluar dari Apple, namun kembali lagi di tahun 1997 saat Apple dipimpin oleh CEO Gil Amelio.
Dan Steve Jobs kemudian berhasil membuat Apple, yang benar-benar hampir bangkrut saat itu,
mampu bangkit lagi!

Langkah terobosan terpenting yang dilakukannya ketika itu adalah mengurangi produk Apple
hingga menjadi empat buah saja. Strategi ini berdampak signifikan karena insinyur Apple bisa
lebih fokus mengembangkan produk-produk Apple[3].

Hasilnya, pada dasawarsa pertama abad ke-21, berbagai inovasi terbesar dalam dunia bisnis
dilahirkan oleh Apple. Produk yang belum pernah ada sebelumnya seperti iPod, iTunes/Apple

4
Store, iPhone dan iPad terjual hingga 100 miliar dolar AS. Bahkan pada tahun 2016, Apple yang
cuma menguasai 14,5 persen pasar smartphone(telepon pintar), bisa meraih 79 persen dari

total keuntungan seluruh penjualan telepon pintar sedunia! Bandingkan dengan Samsung yang
menguasai 20,8% pangsa pasar dunia, namun hanya memperoleh 14,6% saja dari total
keuntungan [2].
Namun di balik kesuksesan luar biasa dari Apple itu, menurut Dr. Indrawan Nugroho
sebenarnya ada peran besar dari para pemimpin dan karyawan di level menengah (middle
management) yang seringkali terlupakan karena tertutupi oleh sihir sang pendiri[4]. Salah
seorang leader di middle management itu bernama Jonathan “Jony” Ive yang memimpin
departemen desain di Apple.

Perannya dalam menyelamatkan Apple dari kebangkrutan sangat signifikan. Dialah otak yang
mendesain iMac (1998), iBook (1999), iPod (2001), iPhone (2007), MacBook Air (2008), iPad
(2010), iOS 7 (2013), Apple Watch (2014)[5]. Seluruhnya merupakan produk-produk yang
sukses luar biasa. Bisa dibilang Apple selamat dari kehancuran karena peran sentral Jony Ive
dan timnya.

Steve Jobs bersama Jony Ive berhasil membangun kembali Apple dengan budaya terpimpin-
desain (design-led culture). Departemen desainnya Jony Ive pun menjelma menjadi
departemen paling berkuasa di Apple, tentunya setelah Steve Jobs sendiri[6].
Evolusi perusahaan Apple ini pun menarik perhatian Scott Galloway, seorang profesor di Stern
School of Business New York University, AS. Ia berpendapat bahwa Apple sebenarnya adalah
sebuah merek mewah (luxury brand). Katanya, banyak penulis dan pengamat yang luput
memperhatikan hal itu. Padahal Apple telah berevolusi dari sebuah perusahaan teknologi di
masa-masa awal menjadi sebuah merek mewah belakangan ini.

Buktinya, kata Scott, jika Anda pergi ke Manhattan maka Anda akan menjumpai Apple IOS.
Namun bila Anda pergi ke New Jersey atau Bronx, akan ada Android di sana. Di Los Angeles,
apabila Anda tinggal di Malibu, Beverly Hills atau Palisades maka Anda adalah pemilik iPhone.
Namun sebaliknya, South Central, Oxnard atau Inland Empire adalah tempatnya para pemilik
Android.

Scott Galloway sendiri pernah menjadi konsultan untuk beberapa merek mewah dunia selama
25 tahun lamanya. Ia berkesimpulan bahwa setiap merek mewah memiliki 5 ciri khas:
mempunyai pendiri yang ikonik, berkeahlian artisan (artisanship), integrasi vertikal dengan
toko-toko retailnya yang mewah, jangkauan global dan berharga premium. Dan memang benar,
kelima ciri itu juga dipunyai oleh Apple[2].

Para pembaca yang budiman, selanjutnya silakan ditonton video berikut ini yang begitu
inspiratif mengenai pelajaran yang dapat diambil (lessons learned) dari kisah sukses Apple
melakukan inovasi yang dicetuskan oleh para pemimpin di middle management, diambil dari
kanal Youtube Dr. Indrawan Nugroho dengan video berjudul “Kekuatan Yang Bikin Ford Mampu
Taklukkan Ferrari. Hail Middle Managers!”:

5
Model Bisnis Perusahaan
Model Bisnis Apple berfokus terutama pada penjualan produknya dan menawarkan layanan
melalui langganan. Penjualan produk Apple seperti iPhone, iPad, Apple Watch, dan MacBook
menyumbang sebagian besar pendapatan Apple, sementara layanannya mencakup Apple TV+,

Apple Fitness+, Apple Music, iCloud+, dan Apple Arkade, meskipun persentasenya kecil dari
pendapatannya. , menghasilkan rata-rata $13 miliar per kuartal.

Pernyataan misi Apple:

Pernyataan Misi Apple adalah: “Memberikan pengalaman pengguna terbaik kepada pelanggan
melalui perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan yang inovatif.”

Bagaimana Apple menghasilkan uang

Apple memanfaatkan kemampuan uniknya untuk merancang dan mengembangkan sistem


operasi, perangkat keras, perangkat lunak aplikasi, dan layanannya sendiri untuk menyediakan
produk dan solusi dengan desain inovatif, kemudahan penggunaan yang unggul, dan integrasi
tanpa batas kepada pelanggannya — 10-K 2017 .

Apple menghasilkan uang dengan merancang, memproduksi, dan menjual ponsel cerdas,
tablet, komputer pribadi, perangkat yang dapat dikenakan, dan aksesori. Produk utama mereka
meliputi iPhone, MacBook, iPad, Apple Watch, AirPods, dan Apple TV. Mereka juga
menghasilkan pendapatan dengan menawarkan layanan berlangganan seperti layanan cloud
iCloud, langganan Apple TV+, Apple Arkade, dan iTunes. Perusahaan baru-baru ini
mengumumkan rencananya untuk memulai layanan berlangganan perangkat keras untuk
produknya.

Dampak Sosial Revolusi Iphone


Jurnalis dan sejarawan CHM John Markoff membahas dampak iPhone terhadap masyarakat
dengan Cindy Cohn, direktur eksekutif Electronic Frontier Foundation; Jean-Louis Gassée, mitra
ventura di Allegis Capital; dan Judy Wajcman, Profesor Sosiologi Anthony Giddens di London
School of Economics dan Anggota Mellon Foundation 2017-18 di Pusat Studi Lanjutan Ilmu
Perilaku di Universitas Stanford selama “Menempatkan Dunia Baru di Tangan Anda,” 18
Oktober, 2017. Diproduksi oleh Pusat Eksponensial di Museum Sejarah Komputer.

Itu akan merusak mata Anda, membuat otak Anda menjadi kacau, dan anak-anak akan melihat
hal-hal yang tidak seharusnya mereka lihat. Semua konten hanya dirancang untuk menjual
barang. Ini akan menghancurkan hubungan—orang tidak akan lagi berinteraksi dengan keluarga
dan teman secara langsung. Inovasi apa yang memicu prediksi buruk ini? Televisi ketika Apple
6
telah melampaui angka kapitalisasi pasar triliunan dolar melalui model bisnisnya,
menjadikannya perusahaan pertama yang berhasil mencapai prestasi tersebut.

pertama kali muncul pada tahun 1950an. Dan kami mengajukan pertanyaan dan kekhawatiran
yang sama tentang ponsel pintar saat ini. Teknologi baru cenderung memberikan dampak
seperti itu pada manusia, yang sudah terprogram untuk takut terhadap hal-hal baru dan
khawatir akan konsekuensi yang tidak diinginkan. Mereka memerlukan waktu untuk belajar
bagaimana memahami dan mengintegrasikan teknologi baru ke dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Salah satu smartphone paling ikonik—iPhone—baru berusia 10 tahun. Manusia masih
belajar beradaptasi dengan dunia baru yang dibawanya.

Pembicaraan CHM Live ini mengeksplorasi dampak iPhone terhadap masyarakat. Dimoderatori
oleh penulis teknologi pemenang Penghargaan Pulitzer dan sejarawan Museum John Markoff,
panelis Cindy Cohn, direktur eksekutif Electronic Frontier Foundation; Jean-Louis Gassée, mitra
ventura di Allegis Capital; dan Judy Wajcman, Profesor Sosiologi Anthony Giddens di London
School of Economics dan Anggota Mellon Foundation 2017−18 di Pusat Studi Lanjutan Ilmu
Perilaku di Universitas Stanford, optimis terhadap kemampuan manusia untuk

beradaptasi. Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian empat acara pemrograman langsung
yang berlangsung di Museum sepanjang tahun 2017. Panel sebelumnya mengeksplorasi
prasejarah iPhone dan desain serta pengembangan perangkat keras dan perangkat lunaknya
serta dampaknya terhadap perekonomian.

Pada tahun 2007, ketika iPhone diluncurkan pertama kali, orang-orang menyambutnya dengan
antusias, kata sosiolog Judy Wajcman. Di dunia yang jam kerjanya lebih panjang, penghasilan
keluarga ganda, dan perekonomian 24/7 telah menghabiskan waktu pribadi selama bertahun-
tahun, hal ini dipandang, sama seperti telepon seluler sebelumnya, sebagai cara lain yang
bermanfaat untuk melakukan sinkronisasi dengan keluarga, teman, dan orang lain. masyarakat.
Namun, apakah batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi semakin terkikis karena
perangkat tersebut? Dan apakah hal ini menjadi pengganti yang buruk untuk hubungan
“nyata”? Seperti halnya teknologi baru lainnya, ulasannya beragam. Panel memaparkan
argumen pro dan kontra.

IPhone atau ponsel cerdas di saku Anda berarti Anda memiliki akses terus-menerus ke berbagai
aktivitas yang memperkaya dan memberdayakan. Alam semesta pengetahuan yang tak terbatas
tersedia melalui internet. Cara-cara inovatif untuk terhubung dan berkomunikasi dapat
membuka dunia baru, memberikan paparan terhadap orang-orang dan ide-ide yang

berbeda. Kemudahan komunikasi dapat membebaskan masyarakat yang kini tidak perlu hadir
secara fisik untuk terlibat. Kemampuan untuk mengambil foto dan berpartisipasi di media sosial
dapat memberikan kekuatan, memungkinkan seseorang untuk berbagi perspektifnya dengan
jutaan orang. Faktanya, dari lebih dari satu triliun foto digital yang diambil setiap tahunnya, 85
persennya diambil menggunakan ponsel pintar. Sejarah menunjukkan bahwa umat manusia

7
telah belajar untuk beradaptasi terhadap banyak inovasi dan kemungkinan besar mereka juga
dapat beradaptasi dengan inovasi ini. Namun apakah multitasking dengan smartphone benar-
benar seperti belajar menyetrika sambil menonton televisi?

Meskipun menawarkan banyak peluang untuk penggunaan yang positif dan bermanfaat, ada
juga dampak negatif yang jelas pada ponsel pintar. Orang bisa menjadi kecanduan koneksi
terus-menerus dan merasa tidak berdaya dan tertekan tanpanya. Ada tekanan yang tiada
habisnya terhadap anak-anak untuk berpartisipasi dalam media sosial pada saat yang sama
ketika penindasan telah menyebar dari taman bermain ke arena baru ini. Model bisnis aplikasi
ponsel cerdas, dengan pengecualian yang jarang terjadi, adalah untuk terus menarik perhatian
Anda. Cindy Cohn percaya bahwa transparansi yang lebih besar harus diberikan pada motif
orang-orang yang memasarkan aplikasi ini dan bahwa teknologi harus melayani masyarakat,
bukan sebaliknya. Kekhawatiran mengenai pengawasan, keamanan, dan privasi menjadi hal
yang terpenting saat ini karena ponsel cerdas dapat menunjukkan lokasi pengguna kapan saja
dan data pribadi dapat diakses dari perangkat tersebut. Namun, dia yakin generasi pengguna
berikutnya akan lebih baik dalam menangani teknologi sesuai kebutuhan mereka.

Sepuluh tahun bukanlah waktu yang lama bagi masyarakat untuk belajar bagaimana
mengintegrasikan teknologi baru ke dalam kehidupan sehari-hari dan ke dalam tatanan
masyarakat. Individu dan institusi masih melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang
tampaknya terjadi secepat cahaya. Masyarakat harus membuat pilihan secara sadar mengenai
keuntungan dan bahaya penggunaan perangkat mereka. Masalah etika dan hukum terkait
privasi dan keamanan harus menjadi masukan bagi kebijakan publik yang masih perlu mengejar
ketertinggalan. Namun Jean-Louis Gassée mengingatkan kita bahwa ada solusi sederhana jika
semuanya menjadi terlalu berat: matikan saja telepon.

Tantangan Dan Peluang Apple


a) Tantangan

❖ Menjadi terlalu konservatif selama perlambatan ekonomi

Apple adalah salah satu perusahaan terbesar, paling menguntungkan dan terkaya di dunia –
sebuah kemewahan yang tidak dimiliki oleh banyak pesaingnya. Perlambatan ekonomi yang
diantisipasi banyak orang pada tahun 2023 dan seterusnya tampak seperti peluang berinvestasi
untuk lebih membedakan diri dari pesaing dan meningkatkan keunggulan mereka, terutama
jika perusahaan memiliki sumber daya untuk melakukan hal tersebut, sementara banyak
perusahaan lain mengurangi investasi mereka dalam penelitian dan pengembangan serta
produk-produk yang mampu melakukan hal tersebut. tidak menjamin ROI langsung. Namun,
menurut beberapa laporan, Apple diperkirakan akan memangkas investasi dan anggaran pada
tahun 2023. Hal ini

8
terjadi di tengah beberapa gangguan terkait pandemi yang telah dialami perusahaan, serta
beban sumber daya teknis di perangkat keras dan perangkat lunak. divisi.

Jelasnya, laporan-laporan ini hanyalah spekulasi dan tidak ada seorang pun di luar Apple yang
mengetahui secara pasti bagaimana anggaran tersebut akan dipotong atau dialokasikan
kembali. Ini juga merupakan tanda manajemen yang sangat matang ketika sebuah perusahaan
berhati-hati dalam melakukan investasi dibandingkan dengan meningkatkan dan menurunkan
skala secara cepat berdasarkan lingkungan saat ini.

Tidak ada yang bisa memprediksi secara pasti bagaimana tahun 2023 akan terjadi, namun ada
harapan bahwa perlambatan ini akan berakhir cepat atau lambat. Pertanyaannya adalah,
bagaimana Apple – dan perusahaan lain mana pun – dapat memenuhi permintaan dan harapan
konsumen yang semakin meningkat terhadap produk-produk inovatif, ketika hal ini terjadi.

❖ Perlambatan inovasi silikon Apple

Jika kita melihat kembali produk dan pengumuman Apple selama beberapa tahun terakhir,
silikon Apple telah menjadi tulang punggung beberapa pembeda produk dan fitur paling
menarik di seluruh lini produk, dan tentunya dengan Mac. Tidaklah berlebihan untuk
mengatakan bahwa pekerjaan semikonduktor milik Apple kini sama pentingnya dengan
pengalaman menggunakan produk Apple seperti halnya perangkat lunak dan layanannya.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, terdapat beberapa laporan bahwa pengembangan
silikon Apple semakin menghadapi tantangan:

 Chip A16 Bionic yang terdapat pada lini produk terbaru iPhone 14 Pro mengalami sedikit
peningkatan dibandingkan A15 dalam hal kinerja GPU. Laporan berspekulasi bahwa
awalnya, tujuannya adalah untuk memperkenalkan ray-tracing ke A16, namun karena
masalah teknis, rencana ini dibatalkan sangat terlambat dalam prosesnya. Kesalahan
langkah yang dilakukan oleh tim silikon Apple disebut “belum pernah terjadi
sebelumnya”.
 Menurut laporan lain, Apple telah membatalkan pengembangan model iPhone SE yang
diperbarui yang seharusnya diluncurkan pada tahun 2023. Salah satu alasan

keputusan ini adalah kesulitan yang dihadapi Apple dalam pengembangan chip modem internal
mereka.

• Saat Tim Cook pertama kali mengumumkan peralihan jajaran Mac ke silikon Apple pada Juni
2020, dia menyebutkan bahwa proses ini akan selesai dalam dua
tahun. Sekarang kita berada di bulan Februari 2023, dan silikon Apple Mac Pro masih belum
terlihat. Menurut laporan, salah satu masalah pada produk ini adalah kinerja chip M2 Extreme
yang dikabarkan seharusnya memberi daya pada desktop kelas atas.

9
Semua ini hanyalah rumor dan kita harus menerimanya dengan hati-hati. Jelas bahwa meskipun
Apple terkenal dengan kejeniusan produksi dan logistiknya, perusahaan tersebut tidak kebal
terhadap gangguan terkait pandemi. Namun, mungkin ada alasan lain yang menyebabkan
tantangan ini, yaitu hilangnya bakat. Laporan menunjukkan tim silikon Apple kehilangan banyak
insinyur dan pemimpin karena perusahaan pesaing dan startup. Jika para insinyur tersebut
merasa bahwa bekerja di Intel, AMD, nVidia, berbagai startup, atau perusahaan lain lebih
bermanfaat dan menguntungkan, bagi saya ini sepertinya Apple memiliki masalah yang
memengaruhi inti proses pengembangan produk mereka. Beberapa tahun yang lalu, hanya
sedikit orang yang membantah dominasi Apple dalam inovasi silikon elektronik konsumen,
namun kini opini mulai berubah, karena kita melihat para pesaing mulai mengejar ketinggalan.

❖ Kehilangan pemimpin

Pergantian karyawan adalah hal yang wajar bagi perusahaan mana pun, tetapi tampaknya
dalam beberapa bulan terakhir, Apple telah kehilangan banyak talenta — termasuk banyak
pemimpin. Di antara mereka yang eksodusnya menarik perhatian pers adalah VP bidang jasa,
kepala desain industri (yang bahkan tidak akan diisi ulang), pemimpin di bidang privasi, sistem
informasi, toko online, pengadaan dan perangkat keras, rekayasa perangkat lunak, dan banyak
lagi.

Pangkat dan arsip karyawan sangatlah penting, namun para pemimpinlah yang menentukan
dan mengawasi strategi perusahaan, prioritas dan investasinya. Di saat ketidakpastian
geopolitik,

lingkungan makroekonomi yang penuh tantangan, munculnya model bisnis baru dan teknologi
disruptif, visi dan kepemimpinan menjadi lebih penting dari sebelumnya, dan jika orang-orang
dengan keahlian masing-masing keluar, hal tersebut dapat mengakibatkan pengambilan
keputusan yang salah.

Tidak jelas sejauh mana perbedaan antara kepergian kepemimpinan baru-baru ini dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya dan bagaimana hal tersebut dibandingkan dengan rekam jejak
perekrutan Apple baru-baru ini. Kami juga tidak tahu apakah ada tren yang mendasarinya atau
masing-masing penyimpangan ini hanya merupakan kasus tersendiri.

Ketergantungan yang berlebihan pada desain industri lama

Apple tidak dikenal melakukan perubahan demi perubahan yang akan membingungkan
pelanggan yang sudah ada. Apple juga beroperasi dalam skala besar sehingga membuat
perubahan apa pun pada desain industri menjadi sangat mahal dan berisiko. Oleh karena itu,
sangat masuk akal jika perusahaan akan tetap berpegang pada desain ikonik dan referensi
produk mereka selama bertahun-tahun. Namun, meskipun hal ini rasional, pelanggan jangka
panjang mungkin bosan dengan kategori produk yang hampir tidak mengalami perubahan
desain apa pun dalam jangka waktu lama, sehingga menghambat peningkatan atau membuat
peningkatan tersebut menjadi kurang menarik:

10
 Desain ulang MacBook Pro dan MacBook Air yang cukup baru memang bagus, tetapi
tidak menawarkan kasus penggunaan yang sangat baru (misalnya sebesar Touch Bar
yang sekarang sudah tidak digunakan lagi) dibandingkan desain lama.
 Jajaran iPad tetap menggunakan bahasa desain yang sama atau serupa yang
diperkenalkan oleh iPad Pro pada tahun 2018 (dan bahkan pembeda utama desain lama
dibandingkan desain lama terutama adalah pengurangan bezel). Apple Pencil juga tidak
berubah sejak 2018.
 Meskipun model iPhone yang lebih baru telah mengalami perubahan pada ukuran bezel,
tepian, dan takik, pada dasarnya desainnya masih sangat mirip dengan iPhone

X dari tahun 2017. iPhone SE didasarkan pada desain industri eksterior iPhone 6 asli yang sudah
ada sejak dulu. kembali ke tahun 2014.

Peningkatan ke model produk Apple yang lebih baru semakin terasa seperti memiliki
pengalaman yang sangat mirip dibandingkan dengan model lama, hanya saja lebih cepat dan
lebih cepat. Kami jarang melihat perubahan desain industri yang memungkinkan kasus
penggunaan yang benar-benar baru (seperti tombol Aksi Apple Watch Ultra, misalnya),
dibandingkan dengan mengoptimalkan kasus penggunaan yang sudah ada. Dan jika kasus
penggunaan seperti itu muncul, sebagian besarnya didorong oleh perangkat lunak dan
komponen — hal-hal seperti Stage Manager, Apple Pencil Hover, pemrosesan suara cerdas
AirPods, dan lainnya. Sementara itu, terdapat desain baru yang sangat menarik pada produk
pesaing yang memungkinkan penggunaan baru, khususnya pada layar lipat dan layar ganda
pada laptop dan ponsel pintar, misalnya.

Ada garis tipis antara melakukan penelitian dan pengembangan di depan umum dengan desain
yang liar dan fitur yang menarik perhatian, dan menjadi terlalu konservatif dengan terlalu lama
berpegang pada apa yang telah dicoba dan diuji. Yang pertama bertentangan dengan budaya
dan merek Apple, namun bahayanya adalah menjadi membosankan dan tidak mengikuti
perkembangan zaman di mata konsumen.

b) Peluang

❖ Mixed Reality dan implikasinya terhadap ekosistem yang lebih luas

Rahasia terburuk di dunia adalah bahwa Apple akan membuat terobosan besar dalam bidang
MR dengan headset yang dirumorkan – dan ini mungkin akan terjadi paling cepat pada tahun
ini. Ada banyak pertanyaan — dan bahkan skeptisisme — seputar langkah ini, termasuk
perdebatan mengenai kurangnya kasus penggunaan yang cukup menarik untuk pasar
mainstream, kurangnya investasi Apple pada game AAA pihak pertama (yang sejauh ini telah
menghadirkan VR), dan rumor yang beredar. poin harga tinggi. Beberapa analis berpendapat
bahwa hal ini masih terlalu dini dan teknologinya belum siap — dengan demikian, bukankah

Apple kehilangan disiplin dan kesabarannya yang legendaris karena terburu-buru


memasarkannya terlalu cepat?

11
Terlepas dari semua kekhawatiran yang valid ini, MR semakin terasa seperti sebuah terobosan
baru yang menjanjikan dalam komputasi personal, dan keahlian unik Apple dalam perangkat
keras, perangkat lunak, dan layanan bisa menjadi sangat penting tidak hanya untuk membuka
pasar konsumen yang lebih luas, namun juga untuk mengembangkan ekosistem Apple yang
lebih luas. Saya tertarik dengan apa yang dikabarkan dapat dilakukan oleh headset Apple
terhadap aksesibilitas (khususnya bagi orang-orang dengan gangguan penglihatan) dan
bagaimana headset tersebut dapat membuat teknologi menjadi lebih personal, pribadi, dan
membebaskan — tanpa dibatasi oleh iPhone, apalagi Apple Watch, yang berukuran kecil. layar.
Aplikasi tidak terbatas dan menarik — mulai dari Apple Maps yang terhampar di depan mata
kita, dan bekerja atau berkolaborasi di mana saja menggunakan layar 2D dan 3D virtual tanpa
batas, hingga hal-hal yang bahkan belum dapat kita bayangkan.

Karena semua platform perangkat keras dan perangkat lunak Apple merupakan bagian dari
teka- teki ekosistem yang lebih besar, pengenalan faktor bentuk perangkat keras baru dan OS
yang benar-benar baru akan mendorong platform Apple yang sudah ada ke arah yang baru
juga. Aplikasi untuk macOS, iOS, dan iPadOS akan dirancang dengan mempertimbangkan

“xrOS”. Hal yang sama berlaku untuk layanan — FaceTime dan iMessage harus berfungsi di
semua produk mulai dari Watch hingga headset, konten Apple TV+ harus menyenangkan di MR,
dll. Ekosistem perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan yang ada — di luar inovasi apa
pun pada produk MR itu sendiri — adalah sesuatu yang benar-benar membedakan produk ini
dan merupakan sesuatu yang tidak dimiliki pesaing.

❖ Memikirkan kembali pendekatan Apple dalam memikirkan kembali transportasi

Ketika Apple memperkenalkan Mac pada tahun 1984, Apple tidak menciptakan mainframe
khusus yang premium — melainkan menciptakan kategori komputer pribadi baru yang akan
mengganggu mainframe. Apple kemudian melakukan hal serupa dengan iPhone dan iPad yang
memberikan akses ke komputasi personal dengan biaya lebih murah ke pasar pengguna baru.
Ini adalah contoh utama inovasi disruptif. Dengan Apple Watch, perusahaan telah menciptakan

kategori baru yang tidak bersaing dengan jam tangan tradisional — pesaing utamanya adalah
jam tangan non-konsumsi. Bisa dibilang, produk MR Apple akan melakukan hal yang sama.
Pasar baru sedang diciptakan.

Segala rumor baru-baru ini tentang pengerjaan mobil Apple membuat saya (dan analis seperti
Horace Dediu) semakin bingung tentang tujuannya. Jika hipotetis Apple Car akan berharga
mahal, bagaimana hal itu dapat mengganggu industri otomotif yang ada? Jika otomatisasi level
5 sulit dicapai dalam waktu dekat (jika pernah), bagaimana Apple Car – yang masih terhambat
oleh kebutuhan akan roda kemudi dan pedal – dapat membedakannya dari mobil yang sudah

ada? Pasar baru apa yang dapat diciptakan oleh produk tersebut? Pasti ada jawaban atas apa
yang dimaksud dengan “cara Apple” di sini, tapi saya kesulitan untuk melihatnya. Ya, banyak

12
perusahaan semikonduktor yang berinvestasi besar-besaran di bidang ini — tetapi apa
perbedaan unik Apple di sana?

Mungkin “Apple Car” bukanlah sebuah produk melainkan layanan yang akan membebaskan
pelanggan seperti saya, yang tidak ingin bersusah payah mendapatkan SIM dan mengemudi,
bahkan tidak ingin memiliki dan menyervis mobil. Namun ada pertanyaan mengenai
keekonomian dan keberlanjutan layanan tersebut. Sementara itu, mobil semakin terlihat
seperti jawaban yang salah terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat dan bumi. Kita
perlu membangun kembali komunitas kita agar lebih nyaman untuk dilalui dengan berjalan
kaki, dan berinvestasi pada transportasi umum. Mungkin perjuangan Apple yang sedang
berlangsung dalam mencari arti mobilnya, serta kemunduran dalam perangkat lunak self-
driving, bisa menjadi sebuah peluang – hal ini mungkin memberi insentif kepada perusahaan
untuk mempertimbangkan investasi pada mikromobilitas serta infrastruktur dan layanan yang
berdekatan. Dan untuk mobil jadul dan kehadiran Apple di sana, CarPlay sudah berjalan dengan
baik.

❖ Aksesori menarik dan layanan baru

Ini sangat pribadi, namun saya semakin tertarik pada aksesori dan layanan Apple daripada
pembaruan pada kategori produk utama mereka yang sedang berlangsung — yang pertama
biasanya lebih menarik. Meskipun beberapa rumor baru-baru ini melemahkan ekspektasi saya

untuk tahun 2023, saya masih berharap kita akan melihat tambahan baru yang menarik pada
ekosistem dalam waktu dekat.

 Saya adalah penggemar berat HomePod asli dan sangat terkejut karena produk tersebut
dihentikan beberapa tahun yang lalu — jadi saya sangat bersemangat karena HomePod
besar yang diperbarui kini sedang dijual. Ada pertanyaan tentang bagaimana HomePod
baru ini seharusnya berkinerja lebih baik di pasar dibandingkan dengan yang lama,
meskipun harga dan fungsinya hampir sama, tetapi fakta bahwa Apple tidak menyerah
pada suara premium di rumah membuat saya bahagia. . Ini juga merupakan pertanda
baik bagi peningkatan investasi Apple di bidang rumah pintar, yang sudah terlambat.
 Demikian pula, saya menyukai AirPods Max saya dan berharap kami akan segera melihat
pembaruannya. Bahkan hal-hal seperti warna yang diperbarui dan chip seri H yang lebih
baru akan sangat membantu dalam menanamkan kepercayaan pada minat Apple
terhadap ruang tersebut. Saya juga percaya bahwa kita harus memperhatikan evolusi
lini AirPods untuk mempelajari ambisi Apple di bidang MR.
 Pujian apa yang lebih baik untuk HomePod dan AirPods baru selain pembaruan untuk
Apple Music? Ada sejumlah peningkatan besar yang terlihat baru-baru ini, dan ada
rumor tentang pengenalan layanan musik klasik — semoga pada tahun 2023?
 Saya tetap berharap — meski tidak terlalu berharap — kita akan melihat evolusi Apple
Arkade dan lebih banyak investasi ke dalam game AAA atau setidaknya game non-
kasual. Saya percaya ini hanya masalah waktu sampai Apple menyimpulkan bahwa
mereka perlu menjadi pemain utama di bidang ini.

13
KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang saya dapatkan dari perusahaan Apple adalah bahwa perusahaan ini
adalah salah satu perusahaan terbesar dan paling berpengaruh di dunia, dengan berbagai
inovasi teknologi yang terus berkembang.Beberapa tegnologi yang tercanggih dan terlaris di
dunia yang bisa dibilang popularitas terbanyak dari tegnologi lainnya.Dari tahun ke tahun Apple
selalu memberikan kejutan kepada dunia dari tegnologi-tegnologi yang diciptakannya.

14

Anda mungkin juga menyukai