Anda di halaman 1dari 2

PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI ERA PANDEMI COVID-19

Tessalonika Sherly Yunianta


Fakultas Hukum
Universitas Negeri Semarang

Indonesia merupakan Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Negara kesatuan cenderung
memilih praktik penyelenggaraan pemerintahan menggunakan asas sentralisasi dan desentralisasi.
Pelaksanaan asas sentralisasi dan desentralisasi ini sering kita ketahui dengan adanya otonomi daerah.
Otonomi daerah di Indonesia sejatinya sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dengan
dikeluarkannya Decentralisatiewet S 1903/329 oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1903. Namun,
sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengetahui hal tersebut. Era otonomi daerah yang diketahui
oleh sebagian masyrakat Indonesia dimulai sejak tahun 1999 dengan dikeluarkannya UU No 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah. 1

Di era pandemi covid-19 ini. Setiap daerah di Indonesia tentunya terkena dampak di berbagai
sector yaitu kesehatan, ekonomi, pendidikan, pangan dan sector lainnya. Namun pada awal adanya
kasus Covid-19 di Indonesia adanya keterlambatan dari pemerintah pusat dalam mengambil keputusan
terkait adanya virus ini menyebabkan pemerintah daerah yang memutuskan kebijakannya sendiri tanpa
ada keseragaman. Pemerinntah daerah menyikapi situasi Covid-10 dengan membuat kebijaknnya
masing-masing, yaitu dengan menerapkan karantina wilayah dengan skala yang berbeda-beda.
Didaerah Tegal kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah Tegal yaitu menerapkan “Local
Lockdown” yaitu dengan tidak memperbolehkan adanya aktivitas keluar masuk dari Kabupaten
Tegal.2Dengan itu maka setiap desa juga mengambil kebijakannya dengan menutup setiap akses masuk
ke desa mereka dengan portal. Tidak hanya di kota Tegal, tetapi dibeberapa daerah lain juga
menerapkan hal yang sama yaitu di Solo, Bali, Papua, dan Maluku. Namun pada tanggal 16 Maret 2020,
pemerintah pusat menegaskan bahwa tidak adanya kebijakan Lockdown baik wilayah maupun nasional.
Yang mana hal tersebut merupakan kewenangan dari pemerintahan pusat yang termasuk dalam urusan
kesehatan

Selain hal tersebut, inkonsistensi antara pemerintah pusat dan daerah juga terjadi dalam upaya
pelarangan mudik pada Tahun 2021. Anies Baswedan mengatakan bahwa “ Dari tahun lalu, kami di DKI

1
Dadang Sufianto. “PASANG SURUT OTONOMI DAERAH DI INDONESIA”. Jurnal Academia Praja, Vol,3 No,2 (2020).
Hal 273
2
Siti Chadijak, “HARMONISASI KEWENANGAN PENANGANAN PANDEMI COVID-19 ANTARA PEMERINTAH PUSAT
DAN DAERAH”. Jurnal Kertha Semaya. Vol,8 No,6 (2020). Hal 863.
sudah punya aturan. Pada masa Lebaran ada pengendalian pergerakan penduduk dalam Pergub nomor
47 Tahun 2020”. Sementara disisi lain Menhub Budi Karyadi Sumadi menjelaskan adanya rencana
pelonggaran mobilitas masyarakat dengan tetap memperbolehkan mudik Lebaran 2021. Namun hal itu
mengalami perubahan oleh Menko PMK Muhadjir Effendy memutuskan untuk melarang kegiatan mudik
Lebaran 2021.

Adanya perbedaan dalam mengenai penanganan yang dikeluarkan antara pemerintah pusat dan
daerah ini menunjukkan bahwa lemahnya koordinasi antara pusat dan daerah. relasi pusat dan daerah
seringkali diwarnai permasalahan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jika kita
berkaca pada penanganan pandemic di Negara lain Pemerintah daerah merupakan pemerintah yang
dekat dengan masyarakat. Maka dari itu pemerintah daerah memiliki potensi yang cukup kuat untuk
mengatasi covid-19. Pemerintah daerah lebih mengetahui seberapa kemampuan dari daerahnya untuk
menangani kasus covid-19 melalui ketersediaan rumah sakit, tenaga kesehatan, tracing, dan kebiasaan-
kebiasaan masyarakat yang memicu loncakan kasus covid-19.3

Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terbentang dari sabang sampai merauke.
Maka dari itu peran pemerintah daerah sangat penting untuk melakukan upaya penanganan Covid-19.
Peran pemerintah semakin besar terkait penyaluran dana bantuan social yang diberikan oleh
pemerintah kepada masyarakat untuk mengurangi dampak pandemic di bidang perekonomian. Menurut
saya, di era pandemic ini kesuksesan terhadap penanganan Covid-19 berada di tangan pemerintah
daerah dalam mempertegas kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat kepada masyarakat
daerahnya. Sedangkan menurut saya peran pemerintah pusat lebih kepada kebijakan yang berada di
level nasional.

3
Tulus Santosa. “RELASI PUSAT-DAERAH DALAM MENANGANI COVID-19 DI INDONESIA The Relationship Between
Center and Local Government in Dealing with COVID19 in Indonesia”. Jurnal Ilmu Administrasi. Vol,17 No, 2 (2020).
Hal 168-170

Anda mungkin juga menyukai