Anda di halaman 1dari 10

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) TERHADAP PEMBERIAN TANAH


MINERAL DAN BIO 7 PADA MEDIA GAMBUT DI POLIBAG

Murdhiani
Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Samudra, Langsa

Abstrak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tanah mineral sebagai bahan amelioran tanah
terhadap media gambut di polibag terhadap peubah amatan tinggi tanaman umur 2 MST pada
media tanah gambut 100% (M4) dengan tinggi tanaman 27 cm, sedangkan untuk pH media
tanam yang tertinggi terdapat pada penambahan tanah mineral sebanyak 75% dari berat
media (M3) yaitu 6,71. Pemberian pupuk Bio 7 sebagai pupuk tanaman jagung manis
terhadap peubah amatan berat tongkol tanpa klobot per tanaman sampel diperoleh pada
pemberian pupuk Bio 7 sebanyak 4% (B2) dengan produksi 318,75 g, produksi tongkol
berklobot per plot yang tertinggi terdapat pada pemberian pupuk Bio 7 sebanyak 4% (B2)
yaitu 1,56 kg, sedangkan untuk pH media tanam yang tertinggi terdapat pada pemberian
pupuk Bio 7 sebanyak 4% (B2) yaitu 6,55. Interaksi antara pemberian tanah mineral dan
pupuk Bio 7 terhadap peubah amatan berat tongkol tanpa klobot per plot yang tertinggi
adalah 1,37 kg yang terdapat pada perlakuan M4B2 dan M2B1. Produksi tongkol berklobot per
plot yang tertinggi adalah 1,75 kg yang terdapat pada perlakuan M2B1.

Kata Kunci : Jagung Manis, Tanah Mineral, Bio 7

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1 Jan – Juni 2016

47
I. PENDAHULUAN Berdasarkan hal tersebut maka
dilakukan penelitian tentang respon
1.1. Latar Belakang
Tanah gambut di Asia Tenggara pertumbuhan dan produksi tanaman
terdapat 70 % dari total gambut tropik jagung manis (Zea mays saccharata
dunia terutama di Indonesia dan Malaysia, Sturt.) terhadap pemberian tanah mineral
di Indonesia lahan gambut tersebar di dan bio 7 pada media gambut di polibag.
empat pulau besar yaitu Sumetera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Tanah II. BAHAN DAN METODE
gambut merupakan lahan alternatif sebagai
lahan bukaan baru walaupun dari segi
2.1. Tempat dan Waktu
pemanfaatannya baik untuk tanaman
Penelitian ini dilaksanakan di
hortikultura maupun tanaman perkebunan
Kelurahan Kisaran Naga, Kecamatan
memiliki berbagai kendala serta
Kisaran Timur, Kabupaten Asahan,
dibutuhkan biaya yang relatif mahal
Propinsi Sumatera Utara.
dibandingkan dengan tanah mineral.
Namun lahan gambut mempunyai potensi
2.2. Bahan dan Alat
yang cukup besar mengingat arealnya yang
Bahan yang digunakan dalam
cukup luas tersebar di seluruh Indonesia.
percobaan ini antara lain : benih jagung
Tanah gambut merupakan tanah dengan
manis sweet boy, pupuk organik cair Bio
tingkat kesuburan yang rendah. Tanah ini
7, tanah mineral, tanah gambut, Insektisida
memiliki kandungan bahan organik yang
bahan aktif Lamda sihalotrin (Matador 25
tinggi tetapi sangat bertolak belakang
EC), Fungisida bahan aktif Mankozed
dengan kandungan unsur hara tanahnya.
(Dithane M-45) dan Air.
Hal ini diakibatkan belum sempurnanya
Alat yang digunakan selama
proses dekomposisi bahan organik
percobaan ini adalah cangkul, polibag
sehingga hara-hara tersebut terbentuk tidak
warna hitam ukuran 0,12 mm × 40/20 cm
tersedia bagi tanaman (Rahmadhani,
× 40 cm, patok, tugal, gembor, tali rapia,
2007).
meteran, jangka sorong, penggaris,
Tanah mineral dapat berfungsi
timbangan, alat tulis, dan buku untuk
sebagai media tumbuh ideal, tanah mineral
pencatatan data.
merupakan tanah yang yang terbentuk dari
pelapukan batuan, media tempat tumbuh
2.3. Metode Penelitian
perakaran tanaman dan menyediakan unsur
Penelitian dilakukan dengan
hara seperti hara makro dan mikro.
menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Sebagian besar tanah mineral terdiri atas
(RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 taraf
unsur oksigen (O), silikat (Si) dan
dengan 4 level perlakuan untuk faktor
aluminium (Al) (Hanafiah, 2005).
pertama dan 3 level perlakuan untuk faktor
Pupuk Organik Cair Bio7 adalah
kedua, yaitu:
kultur campuran dari beragam mikroba
1. Faktor pemberian tanah mineral
menguntungkan (probiotik) seperti bakteri
terhadap media tanam gambut di
pelarut fosfat, bakteri penambat N2,
polibag ukuran 5 kg, terdiri dari 4 taraf :
Lactobacilus sp, Sacharomices sp, (yeast)
M1 = 25% (1,25 kg tanah mineral +
dan berbagai hormon seperti auksin,
3,75 tanah gambut)
giberelin, dan sitokinin serta enzim
M2 = 50% (2,50 kg tanah mineral +
senyawa bioaktif untuk pertumbuhan
2,50 tanah gambut)
tanaman (www.pupuk organik cair bio7,
M3 = 75% (3,75 kg tanah mineral +
2013).
1,25 tanah gambut)
M4 = 100% (5,00 kg tanah gambut)
AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1 Jan – Juni 2016

48
2. Faktor pemberian konsentrasi Pupuk ditutup secara hati–hati dengan tanah
Organik Cair Bio 7, terdiri dari 4 taraf gembur.
Bo = 0 % (0 ml/ l lar/kontrol)
B1 = 2 % (20 ml/ l lar) 4. Pemeliharaan
B2 = 4% (40 ml/l lar) a. Penyulaman
Setelah minggu penanaman,
D. Pelaksanaan Penelitian tanaman diamati untuk melihat
1. Pembuatan plot dan penyusunan bibit yang mati atau tumbuh
polibag abnormal, bibit yang mati harus
Setelah dilakukan pengolahan segera disulam.
tanah dilanjutkan dengan pembuatan b. Penyiraman
plot penelitian. Ukuran plot Penyiraman harus dilakukan
penelitian 80 cm x 150 cm dengan secara rutin dengan selang waktu
tinggi plot 30 cm. Polibag disusun 1 hari sekali. Jika hujan turun atau
diatas plot, dengan jarak antar tanah sudah lembab (basah)
polibag yaitu 37,5 cm × 20 cm, penyiraman tidak dilakukan.
dengan jumlah 4 polibag per plot. c. Pengendalian hama dan penyakit
Polibag disusun rapi, kemudian Pengendalian hama yang
dasar polibag ditanam bersamaan sering menyerang tanaman jagung
pemuatan plot agar polibag tidak manis seperti penggerek batang
mudah tumbang saat tanaman sudah jagung, lalat bibit, ulat pemotong
berbuah. dan penyakit seperti penyakit
2. Aplikasi tanah mineral dan Bio7 bulai (down mildew), bercak daun
Aplikasi tanah mineral yaitu (leaf bligh), gosong bengkak
bersamaan dengan pengisian tanah (corn smut) dilakukan dengan
gambut di polibag, tanah mineral dan menggunakan pestisida.
tanah gambut dicampur secara rata Pengendalian hama dilakukan
sesuai dengan perlakuan. Kemudian dengan menggunakan insektisida
campuran tanah mineral dengan Matador 25 EC dengan
tanah gambut dimasukkan kedalam konsentrasi 0,2% (2 ml/l air).
polibag. Untuk mengendalikan penyakit
Aplikasi pupuk organik cair seperti bercak daun digunakan
Bio7 dilakukan setelah polibag fungisida Dithane M-45 80 WP.
disusun di plot, kemudian disemprot Pengendalian hama dan penyakit
kembali pada 2 MST sampai 8 MST dilakukan dengan melihat
tiap 7 hari sekali, pemberiannya intensitas dan gejala serangan
dengan cara disemprotkan pada pada tanaman.
tanah di polibag, sesuai dengan dosis 5. Pemanenan
perlakuan secara merata Panen dilakukan pada saat
dipermukaan plot. tanaman berumur 75 hari dimana
3. Penanaman jagung masih muda (pada
Penanaman dilakukan satu pematangan fase milk). Ciri-ciri
minggu setelah pengisian media morfologinya yaitu; daunnya sudah
tanam di polibag, penanaman dengan mulai kuning, kelobot berwarna
menggunakan tugal sedalam 3 cm hijau kekuningan, rambut tongkol
yang sudah diberi kayu pembatas, berwarna kecoklatan.
benih dimasukkan ke dalam lubang
tanam dengan jumlah 2 butir per
lubang, kemudian lubang tanam

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1 Jan – Juni 2016

49
E. Peubah Amatan pH tanah gambut diukur
1. Tinggi tanaman jagung (cm) sebelum tanam dan setelah panen
Pengukuran tinggi tanaman dengan menggunakan alat soil tester.
dilakukan dari batas yang telah
ditentukan pada tanda patok yang
berada disebelah tanaman dengan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
cara meluruskan daun ke atas.
Pengukuran dilakukan pada umur 2, 1. Tinggi Tanaman (cm)
4, dan 6 MST. Tinggi tanaman merupakan
2. Diameter batang (mm) gambaran pertumbuhan pada tanaman.
Pengukuran diameter batang Pengukuran dilakukan setiap minggunya
dilakukan pada tanaman berumur 2, yaitu umur 2 MST, 4 MST, dan 6 MST.
4 dan 6 MST. Pengukuran diameter Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
batang dilakukan pada pangkal menunjukkan bahwa pemberian tanah
batang dengan cara meluruskan dua mineral berpengaruh nyata terhadap tinggi
arah yang saling tegak lurus dengan tanaman jagung umur 2 MST. Pemberian
menggunakan sclohter pada tanah mineral berpengaruh tidak nyata
ketinggian 15 cm dari lebar akar. pada umur 4 MST, dan 6 MST terhadap
3. Umur berbunga tanaman (hari) tinggi tanaman jagung. Interaksi antara
Umur berbunga tanaman kedua perlakuan tidak memperlihatkan
ditetapkan apabila lebih 75 % dari pengaruh yang nyata pada tanaman jagung
populasi tanaman dari tiap plot setelah pemberian tanah mineral dan
penelitian telah mengeluarkan pupuk Bio 7.
bunga jantan. Pemberian tanah mineral terhadap
4. Berat tongkol tanpa klobot per parameter tinggi tanaman yang paling
tanaman sampel (g) tinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu
Berat tongkol diambil dari tanpa pemberian tanah mineral. Tinggi
masing-masing tanaman sampel dari tanaman jagung pada perlakuan M4 adalah
tiap plot dengan cara menimbang 27 cm. Pemberian tanah mineral terhadap
berat tongkol basah yang sudah parameter tinggi tanaman yang terendah
dikelupas kelobotnya. terdapat pada perlakuan M2 yaitu dengan
5. Produksi tongkol jagung tanpa penambahan 2,5 kg tanah mineral. Tinggi
kelobot per plot (kg/1,2 m2) tanaman jagung pada perlakuan M2 adalah
Produksi tongkol per plot 25,06 cm. Pengaruh pemberian tanah
dihitung dengan cara menimbang mineral terhadap parameter tinggi tanaman
seluruh berat tongkol basah yang jagung pada 2 MST dapat dilihat pada
sudah dikelupas kelobotnya dari tiap Gambar berikut ini
plot. Pengamatan dilakukan setelah
tanaman dipanen.
6. Produksi tongkol jagung
berkelobot per plot (kg/1,2 m2)
Produksi tongkol per plot
dihitung dengan cara menimbang
seluruh berat tongkol basah yang
sudah dikelupas kelobotnya.
Pengamatan dilakukan setelah
tanaman dipanen.
7. pH tanah gambut

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1 Jan – Juni 2016

50
4. Berat Tongkol Tanpa Klobot Per
Tanaman Sampel (g)
Hasil pengamatan terhadap
parameter berat tongkol tanpa klobot per
tanaman menunjukkan bahwa pemberian
tanah mineral tidak berpengaruh nyata
terhadap berat tongkol tanpa klobot per
tanaman sampel. Pemberian pupuk Bio 7
menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap parameter berat tongkol tanpa
klobot per tanaman sampel. Interaksi
antara pemberian tanah mineral dan pupuk
Bio 7 juga memperlihatkan pengaruh yang
nyata terhadap berat tongkol tanpa klobot
Gambar 1. Pengaruh Pemberian Tanah Mineral
Terhadap Parameter Tinggi Tanaman
per tanaman sampel pada tanaman jagung.
Jagung Pada Umur 2 MST (cm) Interaksi antara perlakuan
pemberian tanah mineral dan pemberian
2. Diameter Batang (mm) pupuk Bio 7 terhadap parameter berat
Seperti halnya tinggi tanaman, tongkol tanpa klobot per tanaman sampel
diameter batang juga menunjukkan yang tertinggi pada perlakuan M4B2 yaitu
gambaran baik tidaknya pertumbuhan tanpa pemberian tanah mineral dan
tanaman. Berdasarkan hasil analisis sidik pemberian pupuk Bio 7 sebanyak 4%.
ragam menunjukkan bahwa pemberian Berat tongkol tanpa klobot per tanaman
tanah mineral pada tanaman jagung tidak sampel pada perlakuan M4B2 adalah
berpengaruh nyata pada parameter 365,83 g. Interaksi antara perlakuan
diameter batang pada setiap minggu pemberian tanah mineral dan pupuk Bio 7
pengamatan. Begitu juga dengan terhadap parameter berat tongkol tanpa
pemberian pupuk Bio 7 tidak klobot per tanaman sampel yang terendah
menunjukkan pengaruh yang nyata terdapat pada perlakuan M3B1 yaitu
terhadap parameter diameter batang. pemberian tanah mineral sebanyak 3,75 kg
Interaksi antara pemberian tanah mineral dan pemberian pupuk Bio 7 sebanyak 2%.
dan pupuk Bio 7 juga tidak Berat tongkol tanpa klobot per tanaman
memperlihatkan pengaruh yang nyata sampel pada perlakuan M3B1 adalah
terhadap diameter tanaman jagung. 223,33 g. Interaksi antara pengaruh
perlakuan pemberian tanah mineral dan
3. Umur Berbunga (hari) pupuk Bio 7 terhadap parameter berat
Berdasarkan hasil analisis sidik tongkol tanpa klobot per tanaman sampel
ragam menunjukkan bahwa pemberian dapat dilihat pada Gambar berikut ini :
tanah mineral pada tanaman jagung tidak
berpengaruh nyata pada parameter umur
berbunga pada setiap minggu pengamatan.
Begitu juga dengan pemberian pupuk Bio
7 tidak menunjukkan pengaruh yang nyata
pada parameter umur berbunga. Interaksi
antara pemberian tanah mineral dan pupuk
Bio 7 juga tidak memperlihatkan pengaruh
yang nyata terhadap umur berbunga
tanaman jagung.

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1 Jan – Juni 2016

51
tongkol tanpa klobot per plot yang
tertinggi terdapat dua perlakuan yaitu pada
perlakuan M4B2 yaitu tanpa pemberian
tanah mineral dan pemberian pupuk Bio 7
sebanyak 4% dan pada perlakuan M2B1
yaitu pemberian tanah mineral sebanyak
2,5 kg dan pemberian pupuk Bio 7
sebanyak 2%. Berat tongkol tanpa klobot
per plot terdapat dua perlakuan yaitu pada
perlakuan M4B2 dan M2B1 adalah 1,37 kg.
Interaksi antara perlakuan pemberian tanah
mineral dan pupuk Bio 7 terhadap
parameter berat tongkol tanpa klobot per
plot yang terendah terdapat pada perlakuan
M1B0 yaitu pemberian tanah mineral
sebanyak 1,25 kg dan tanpa pemberian
pupuk Bio 7,dan pada perlakuan M3B1
yaitu pemberian tanah mineral sebanyak
3,75 kg dan pemberian pupuk Bio 7
sebanyak 2%. Berat tongkol tanpa klobot
per plot pada perlakuan M1B0 dan M3B0
adalah 0,90 kg. Interaksi antara pengaruh
perlakuan pemberian tanah mineral dan
pupuk Bio 7 terhadap parameter berat
tongkol tanpa klobot per plot dapat dilihat
pada Gambar dibawah ini :
Gambar 2. Interaksi Pemberian Tanah Mineral dan
Pupuk Bio 7 Terhadap Tongkol Tanpa
Klobot Per Tanaman Sampel (g)

5. Berat Tongkol Tanpa Klobot Per Plot


(kg/1,2 m2)
Hasil pengamatan terhadap
parameter berat tongkol tanpa klobot per
plot pada tanaman jagung yang
menunjukkan bahwa pemberian tanah
mineral tidak berpengaruh nyata terhadap
berat tongkol tanpa klobot per plot.
Pemberian pupuk Bio 7 juga menunjukkan
pengaruh yang tidak nyata terhadap berat
tongkol tanpa klobot per plot. Interaksi
antara pemberian tanah mineral dan pupuk
Bio 7 tanah mineral memperlihatkan
pengaruh yang sangat nyata terhadap berat
tongkol tanpa klobot per plot pada
tanaman jagung.
Interaksi antara perlakuan
pemberian tanah mineral dan pemberian
pupuk Bio 7 terhadap parameter berat

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1 Jan – Juni 2016

52
parameter berat tongkol berklobot per plot
dapat dilihat pada Gambar berikut ini :

Gambar 3. Interaksi Pemberian Tanah Mineral dan


Pupuk Bio 7 Terhadap Tongkol Tanpa
Klobot Per Plot (kg)
6. Produksi Tongkol Berklobot Per Plot
(kg/1,2 m2)
Hasil pengamatan terhadap
parameter berat tongkol berklobot per plot
pada tanaman jagung menunjukkan bahwa
pemberian tanah mineral tidak
berpengaruh nyata terhadap berat tongkol
berklobot per plot. Pemberian pupuk Bio 7
menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap berat tongkol berklobot per plot.
Interaksi antara pemberian tanah mineral
dan pupuk Bio 7 memperlihatkan
pengaruh yang nyata terhadap berat
tongkol berklobot per plot pada tanaman
jagung. Gambar 4. Interaksi Pemberian Tanah Mineral dan
Interaksi antara perlakuan Pupuk Bio 7 Terhadap Produksi
pemberian tanah mineral dan pemberian Tongkol Berklobot Per Plot (kg)
pupuk Bio 7 terhadap parameter berat
tongkol berklobot per plot yang tertinggi Produksi hasil tongkol berklobot
terdapat pada perlakuan M2B1 yaitu per plot setelah pemberian tanah mineral
pemberian tanah mineral sebanyak 2,5 kg dan pupuk Bio 7 terdapat pada perlakuan
dan pemberian pupuk Bio 7 sebanyak 2%. M2B1 yaitu pemberian tanah mineral 2,5
Berat tongkol berklobot per plot pada kg dan pupuk Bio 7 dengan dosis tinggi
perlakuan M2B1 adalah 1,75 kg. Interaksi dari perlakuan lain dapat meningkatkan
antara perlakuan pemberian tanah mineral produksi yaitu 1,75 kg. Jika produksi ini
dan pupuk Bio 7 terhadap parameter berat dibandingkan dengan deskripsi tanaman
tongkol berklobot per plot yang terendah jagung manis sweet boy maka produksi
terdapat pada perlakuan M1B0 yaitu yang didapat mendekati produksi jagung
pemberian tanah mineral sebanyak 1,25 kg manis sweet boy. Menurut Deptan (2010)
dan tanpa pemberian pupuk Bio 7. Berat produksi jagung manis varietas sweet boy
tongkol berklobot per plot pada perlakuan adalah 18 ton/ha.
M1B0 adalah 1,30 kg. Interaksi antara Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh perlakuan pemberian tanah tanaman jagung membutuhkan pemberian
mineral dan pupuk Bio 7 terhadap tanah mineral pada media gambut pada

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1 Jan – Juni 2016

53
fase generatif. Peningkatan kejenuhan basa
tanah gambut dapat dilakukan dengan
pencampuran tanah mineral yang
dikombinasikan dengan pengapuran,
karena penambahan tanah mineral dapat
menurunkan kapasitas tukar kation tanah
(IPB, 1998). Menurut Sagiman (2001)
memperbaiki sifat-sifat gambut melalui
peningkatan KB dengan pencampuran
gambut dengan tanah mineral dan
penambahan basa-basa (pengapuran).
Dolomit dan tanah mineral dapat Gambar 5. Pengaruh Pemberian Tanah Mineral
memperbaiki kesuburan tanah gambut, Terhadap Parameter pH Tanah
dengan peningkatan pH, peningkatan Gambut
ketersediaan kation Ca dan Mg, kejenuhan
basa gambut. Berarti tanah mineral dan pH tanah gambut sebelum
dolomit dapat meningkatkan hasil penambahan tanah mineral adalah 4,18.
produksi tanaman jagung manis yang Pemberian tanah mineral terhadap
ditanam pada lahan gambut. parameter pH tanah gambut yang paling
tinggi adalah 6,71 yang terdapat pada
7. pH Tanah Gambut perlakuan M3. Hal ini menunjukkan bahwa
Hasil pengamatan terhadap dengan penambahan tanah mineral pada
parameter pH tanah gambut setelah tanah gambut dapat menaikkan pH tanah
dilakukan penambahan tanah mineral gambut sehingga media tanam yang
menunjukkan bahwa pemberian tanah digunakan cocok dalam budidaya tanaman
mineral berpengaruh sangat nyata terhadap jagung manis. Menurut BPPP (2009)
pH tanah gambut. Pemberian pupuk Bio 7 bahwa tanaman jagung tumbuh baik pada
menunjukkan pengaruh yang nyata tanah dengan pH antara 6,5-7,0, tetapi
terhadap pH tanah gambut. Interaksi antara masih cukup toleran pada tanah dengan
pemberian tanah mineral dan pupuk Bio 7 tingkat kemasaman yang relatif tinggi, dan
memperlihatkan pengaruh yang tidak nyata dapat beradaptasi pada keracunan Al.
terhadap pH tanah gambut.
Pemberian tanah mineral terhadap V. KESIMPULAN DAN SARAN
parameter pH tanah gambut yang paling
tinggi terdapat pada perlakuan M3 yaitu A. Kesimpulan
dengan penambahan 3,75 kg tanah 1. Pemberian tanah mineral sebagai
mineral. pH tanah gambut pada perlakuan bahan amelioran tanah terhadap
M3 adalah 6,71. Pemberian tanah mineral media gambut di polibag sebanyak
terhadap parameter pH tanah gambut yang 25% sampai 75% berat media (M1
terendah terdapat pada perlakuan M4 yaitu sampai M4) menunjukkan adanya
tanpa penambahan tanah mineral. pH tanah respon terhadap peubah amatan
gambut pada perlakuan M4 adalah 6,18. tinggi tanaman umur 2 MST dan
Pengaruh pemberian tanah mineral perubahan pH media tanam setelah
terhadap parameter pH tanah gambut dapat panen. Dosis untuk tinggi tanaman
dilihat pada Gambar dibawah ini : jagung manis tertinggi diperoleh
pada media tanah gambut 100%
(M4) dengan tinggi tanaman 27 cm,
sedangkan untuk pH media tanam

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1 Jan – Juni 2016

54
yang tertinggi terdapat pada liter air) agar produksi tanaman
penambahan tanah mineral sebanyak jagung dan pH media tanam dapat
75% dari berat media (M3) yaitu meningkat.
6,71. pH media meningkat bila 2. Sebaiknya dalam penambahan tanah
dibandingkan dengan pH tanah awal. mineral dalam budidaya tanaman
2. Pemberian pupuk Bio 7 sebagai (khususnya tanaman jagung manis)
pupuk tanaman jagung manis pada lahan gambut dianjurkan
sebanyak 2% sampai 4% (B0 sampai menggunakan dosis 75% tanah
B2) menunjukkan adanya respon mineral agar pH media tanam sesuai
terhadap perlakuan berat tongkol dengan pH yang diingikan oleh
tanpa klobot per tanaman sampel, tanaman jagung.
produksi tongkol berklobot per plot, 3. Jika dalam budidaya tanaman jagung
dan perubahan pH media tanam manis pada tanah gambut
setelah panen. Dosis untuk berat menggunakan pemberian tanah
tongkol tanpa klobot per tanaman mineral dan pupuk Bio 7, dianjurkan
sampel diperoleh pada pemberian melakukan penambahan tanah
pupuk Bio 7 sebanyak 4% (B2) mineral sebanyak 50% dari jumlah
dengan produksi 318,75 g, produksi tanah gambut dan pupuk Bio 7
tongkol berklobot per plot yang diberikan pada tanaman jagung
tertinggi terdapat pada pemberian sebanyak 2% (20 ml/1 liter air).
pupuk Bio 7 sebanyak 4% (B2) yaitu
1,56 kg, sedangkan untuk pH media DAFTAR PUSTAKA
tanam yang tertinggi terdapat pada
pemberian pupuk Bio 7 sebanyak Aksi Agrasis Kanisius (AAK). 2009.
4% (B2) yaitu 6,55. Tanaman Jagung. Kanisius.
3. Interaksi antara pemberian tanah Yogyakarta. Hal : 47.
mineral dan pupuk Bio 7 Badan Penelitian Pengembangan Pertanian
menunjukkan adanya respon (BPPP). 2009. Jagung Teknik
terhadap berat tongkol tanpa klobot Produksi dan Pengembangan.
per tanaman sampel, berat tongkol Badan Penelitian Tanaman
tanpa klobot per plot, dan produksi Serealia. Sulawesi Selatan Hal :16
tongkol berkelobot per plot. Berat - 29/www.litbang.go.id. Diakses
tongkol tanpa klobot pertanaman 18 September 2013.
sampel yang tertinggi adalah 365, 83
g yang terdapat pada perlakuan Departemen Pertanian (Deptan). 2010.
M4B2. Berat tongkol tanpa klobot per Deskripsi Jagung Manis Varietas
plot yang tertinggi adalah 1,37 kg Sweet Boy. Jakarta. Diakses 18
yang terdapat pada perlakuan M4B2 September 2013.
dan M2B1. Produksi tongkol
berklobot per plot yang tertinggi Hanafiah, K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu
adalah 1,75 kg yang terdapat pada Tanah. Raja Grafindo Persada.
perlakuan M2B1. Jakarta. Hal: 11-57.

B. Saran Institut Pertanian Bogor (IPB). 1998.


1. Sebaiknya dalam pemberian pupuk Pupuk dan Pemupukan.
Bio 7 dalam budidaya tanaman Departemen Ilmu Tanah. Fakultas
(khususnya tanaman jagung manis) Pertanian. Institut Pertanian
pada lahan gambut dianjurkan Bogor. Bogor.
menggunakan dosis 4% (40 ml/1

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1 Jan – Juni 2016

55
Ipteknet. 2008. Jagung Manis (Sweet
Corn). www.iptek.net.id/sweet-
corn. Diakses 22 Juni 2013.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan


Nutrisi Tanaman. IPB Press.
Bogor. Hal 29-36.

Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut,


Potensi dan Kendala. Kanisius,
Yogyakarta. 174 Hal.

Rahmadhani, F. 2007. Pengaruh


Pemberian Pupuk Rock Fosfat
dan Berbagai Jenis Isolat
Mikoriza Vesikular Arbuskula
Terhadap Produksi Tanaman
Kedelai (Glycine max. L.
Merill) Pada Tanah Gambut
Ajamu, Labuhan Batu. Skripsi,
Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Sagiman. 2001. Manfaat Dolomit Untuk


Padi dan Palawija.
www.dolomitsuper.com, Diakses
8 September 2013.

Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan


Percobaan Praktis Untuk Bidang
Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Hal : 115.

Suprapto, Hs. 2001. Bertanam Jagung.


Penebar Swadaya. Jagung. Hal :
4- 9.

Suprapto, H.S,. Marzuki, R. 2002.


Bertanam Jagung Edisi Revisi.
Penebar Swadaya. Jakarta. Hal :
5-10.

www.pupuk organik cair bio7, 2013/ POC


bio7 _ pupuk organik cair
bio7.htm. Diakses 22 Juni 2013.

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1 Jan – Juni 2016

56

Anda mungkin juga menyukai