Anda di halaman 1dari 10

MOXIBUSTION FOR NAUSEA AND VOMITING IN PREGNANCY

(Moksibusi untuk Mual dan Muntah pada Kehamilan)

Dosen Pengampu : Dr. Lisa Trina Arlym, SST. M. Keb

Di Susun Oleh :

Salwa Fathimatuzzahroh (215401516009)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2023
Relevansi -
Peneliti Siti Raihanah, Masrifan Djamil, Sutopo Patria Jati
Sponsor -
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
moksibusi pada titik P6 dan ST36 terhadap mual dan
muntah pada kehamilan.
Rancangan / Metode Penelitian Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental yang mual dengan desain pre test post
test pada dua kelompok penelitian. Moksibusi pada
penelitian ini merupakan teknik rangsangan panas
pada titik P6 dan ST36 selama 5 hari (7 menit per
hari). Titik P6 terletak di pergelangan tangan bagian
dalam, 2-3 jari di atas pergelangan tangan antara
tendon dan titik ST36 terletak 4 jari di bawah batas
bawah patela. Pengambilan sampel dilakukan secara
acak terhadap 30 ibu hamil dengan usia kehamilan
<16 minggu yang dibagi secara acak menjadi 2
kelompok atau masing-masing kelompok berjumlah
15 ibu. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
mual dan muntah menggunakan Pregnant Unique-
Quantification of Emesis (PUQE) dan B-endorphin.
PerformancePenelitian -
Prosedur Menganalisis Data -
Hasil Penelitian Moksibusi pada titik P6 menurunkan skor PUQE
secara signifikan (8.51 vs 3.98, p<0.05). Namun
moksibusi pada titik ST36 tidak mempengaruhi skor
PUQE (7.94 vs 7.24, p>0.05, Tabel 1). Terdapat
korelasi antara skor PUQE poin P6 dengan kadar B-
Endorphin P6 (pvalue=0,028). Kekuatan korelasi
antara skor PUQE dan kadar B-endorfin adalah
sedang (r=-0,4). Arah dari korelasi antara skor PUQE
dengan kadar B-endorfin adalah negatif, artinya
semakin rendah skor PUQE dan semakin tinggi kadar
B-endorphin.
Pembahasan Mual dan muntah merupakan gejala umum yang
terjadi pada 70-80% ibu hamil. Gejala mual dan
muntah biasanya dimulai pada usia kehamilan 2-4
minggu setelah pembuahan, puncaknya terjadi pada
usia kehamilan 8-12 minggu. Gejala mual dan
muntah mulai menurun pada usia kehamilan 16
minggu dan hilang pada usia kehamilan 20 minggu.
Mual dan muntah pada kehamilan merupakan gejala
fisiologis dan sering kali dianggap sebagai efek
normal dari kehamilan. Ibu hamil yang tidak dapat
menjaga kecukupan hidrasi, keseimbangan cairan,
dan pemenuhan nutrisi selama kehamilan dapat
berubah menjadi kondisi patologis seperti
hiperemesis gravid arum (HEG). Ibu hamil dengan
HEG dapat mengalami penurunan berat badan,
dehidrasi, dan ketidakseimbangan elektrolit sehingga
perlu dirawat di rumah sakit. Penatalaksanaan mual
dan muntah yang sering dilakukan adalah dengan
pengaturan pola makan, misalnya penggunaan jahe,
akupresur, akupunktur, moksibusi dan hipnotis.
Moksibusi adalah teknik rangsangan panas pada titik
akupunktur. Moxa (alat yang digunakan untuk
moksibusi) terdiri dari dua jenis yaitu moxa kerucut
dan moxa silinder. Moxa mengandung tanaman
kering yang disebut Artemisia vulgaris. Moksibusi
untuk mual dan muntah dilakukan di titik Neiguan
(P6) dan titik Zusanli (ST 36).
Kesimpulan Moksibusi pada titik ST36 tidak efektif menurunkan
gejala mual dan muntah pada awal kehamilan
(p>0,05). Moksibusi lebih efektif pada titik P6
dibandingkan titik ST36 dalam menurunkan gejala
mual dan muntah pada kehamilan.
Keseluruhan Pernyataan
Yang dapat diambil dari artikel
Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil dengan
tersebut
usia kehamilan ≤16 minggu mengalami gejala mual
dan muntah. Gejala tersebut dapat di tangani melalui
pengobatan komplometer yaitu Moksibusi, dimana
moksibusi ini dapat mengurangi gejala mual dan
muntah pada titik P6 (terletak di pergelangan tangan
bagian dalam) yang di lakukan selama 5 hari (7 menit
per hari).

Anda mungkin juga menyukai