Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
1.5 Luaran 2
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 3
2.1 Kondisi Lingkungan 3
2.2 Gambaran produk 3
2.3 Analisis peluang usaha 3
2.4 Analisis ekonomi dan keberlanjutan usaha 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 7
3.1 Tahap Pra Produksi 7
3. 2 Tahap Produksi 7
3.3 Tahap Pasca Produksi 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 9
4.1 Anggaran Biaya 9
4.2 Jadwal Kegiatan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan Dosen Pendamping 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 23
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas 24
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 26

1
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Biaya Tetap (FC) 4
Tabel 2.2 Biaya Penyusutan 5
Tabel 2.3 Biaya Tidak Tetap (VC) 6
Tabel 2.4 Analisis keuntungan 6
Tabel 2.5 Proyeksi Cash Flow dalam 2 tahun 6
Tabel 4.1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya 9
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan 9

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain kemasan produk Bricorn 3
Gambar 2.2 Analisis SWOT 4
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan 7
Gambar 3.2 Diagram Produksi 8

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan sektor yang memiliki prospek cukup menjanjikan
di Indonesia karena nilai jual hasil pertanian yang cukup tinggi dan kondisi
lahan di Indonesia yang sangat subur. Namun, proses budidaya tanaman banyak
menghasilkan sisa atau limbah yang seringkali kurang dimanfaatkan oleh para
petani, contohnya limbah bonggol jagung. Dikutip dari Fathuliah et al. (2022),
berdasarkan data Dinas Energi dan Mineral Jawa Tengah tahun 2021, total
potensi limbah bonggol jagung Provinsi Jawa Tengah mencapai total lebih dari
3 juta ton dengan Kabupaten Sukoharjo mencapai hampir 24 ribu ton. Limbah
ini banyak dibuang begitu saja oleh para petani atau hanya dibakar sehingga
menyebabkan pencemaran lingkungan. Padahal limbah bonggol jagung
memiliki banyak potensi salah satunya sebagai sumber daya alternatif
pengganti batu bara. Menurut Irhamni et al. (2019), sumber daya alternatif
diperlukan untuk menggantikan bahan bakar konvensional. Hal ini dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang kian menipis.
Inovasi pengolahan limbah jagung sebagai briket dapat menjadi alternatif
penggunaan sumber daya terbarukan. Briket merupakan bahan bakar padat
yang digunakan dalam pembakaran untuk memperoleh energi panas serta dapat
mempertahankan nyala api, biasanya briket berbentuk blok. Umumnya briket
berasal dari batu bara yang keberadaannya mulai menipis. Selain itu, briket
batubara juga lebih berbahaya bagi lingkungan. Menurut Setyawan dan Ulfa
(2019), batubara memiliki kandungan karbon yang tinggi sehingga berefek
pada pencemaran udara. Maka dari itu, perlu adanya inovasi untuk mengurangi
penggunaan batubara sebagai briket sekaligus upaya pengolahan limbah
jagung, yakni dengan membuat briket dari bonggol jagung.
Bonggol jagung memiliki potensi sebagai bahan bakar alternatif.
Menurut Wahyudi et al. (2022), bonggol jagung memiliki kandungan serat
kasar 33%, selulosa 44,9%, lignin 33,3% serta mampu mencapai suhu
pembakaran tinggi hingga 205%. Sebagai bahan bakar penghasil panas, kadar
air dan kadar kalor sangat menjadi penentu ketahanan briket. Berdasarkan SNI
01-6235-2000 tentang briket arang, kadar air yang layak untuk briket yakni
kurang dari 8% sedangkan kadar kalornya lebih dari 5000 kal/g. Menurut
Sukowati et al. (2019), kadar air bonggol jagung termasuk rendah yakni sebesar
3,62%. Menurut Nadjamuddin (2020), kadar kalor dalam briket jagung
5631,33% yang telah memenuhi standar SNI.
Pembuatan briket bonggol jagung relatif mudah serta bahan yang
didapatkan juga murah karena berasal dari limbah. Menurut Handayani et al.
(2020), penggunaan bonggol jagung memiliki kelebihan daripada arang lainnya
seperti tidak menimbulkan asap maupun bau dan dapat menyala lebih lama.
Briket bonggol jagung cocok untuk home industri maupun restoran yang
2

membutuhkan nyala api dalam jangka waktu lama seperti restoran barbeque
yang sedang marak. Produk briket juga banyak diminati di negara-negara Eropa
sebagai pemanas saat musim dingin serta kawasan Timur Tengah sehingga
memiliki potensi ekspor tinggi. Menurut Ladapo et al. (2020), produk briket
yang lebih tahan lama daripada briket batubara banyak diperlukan untuk
kebutuhan sehari-hari di daerah dingin.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan
dalam program ini yakni sebagai berikut :
1. Apa potensi Bricorn sebagai alternatif sumber daya terbarukan?
2. Bagaimana cara pembuatan Bricorn?
3. Bagaimana strategi pemasaran Bricorn?
1.3 Tujuan
Tujuan dari program ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui potensi Bricorn sebagai alternatif sumber daya terbarukan
2. Mengetahui cara pembuatan bricorn
3. Mengetahui strategi pemasaran bricorn
1.4 Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program ini yakni
sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat membuat produk briket dari bonggol jagung limbah bonggol
jagung menjadi produk yang memiliki nilai jual.
b. Terciptanya inovasi kegiatan berwirausaha bagi mahasiswa
2. Bagi lingkungan
a. Memanfaatkan limbah bonggol jagung menjadi produk yang memiliki
nilai jual.
b. Menjadi alternatif energi panas sebagai upaya mengurangi penggunaan
sumber daya tidak terbarukan.
3. Bagi Petani dan Masyarakat
a. Menambah pendapatan petani melalui penjualan limbah bonggol
jagung.
b. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
1.5 Luaran
1. Laporan kemajuan.
2. Laporan akhir.
3. Produk usaha.
4. Akun media sosial.
3

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2.1 Kondisi Lingkungan
Produksi jagung di Indonesia tinggi sehingga menghasilkan sisa olahan
jagung seperti bonggol jagung. Pengolahan bonggol jagung masih terbatas
menjadi pakan ternak yang memiliki daya jual rendah. Bonggol jagung dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Inovasi bonggol jagung menjadi
briket sebagai bahan bakar alternatif merupakan salah satu bentuk pemanfaatan
bonggol jagung menjadi produk yang berdaya saing. Hal ini selaras dengan
menurunnya ketersediaan bahan bakar tidak terbarukan akibat penggunaan
yang semakin meningkat. Terciptanya briket bonggol jagung sekaligus
meningkatkan taraf hidup petani jagung dengan tambahan pemasukan dari
pengolahan limbah
2.2 Gambaran produk
Bricorn merupakan briket yang berasal dari bahan baku limbah organik
pertanian yakni bonggol jagung yang diubah menjadi serbuk arang kemudian
dipadatkan menggunakan perekat. Perekat yang digunakan dalam produk juga
menggunakan bahan baku organik berupa limbah tetes tebu (molasses). Produk
dari usaha Bricorn berfokus pada bahan bakar alternatif yang ramah terhadap
lingkungan, sehingga menggunakan bahan baku yang berasal dari biomassa
untuk dimanfaatkan energinya. Bricorn dikemas dalam karton kedap udara,
sehingga kemasan 100% ramah lingkungan. Produk Bricorn hanya tersedia
satu ukuran yakni dengan berat 1 kg berisi 40 biji briket.
Gambar 2.1 Desain kemasan produk Bricorn

2.3 Analisis peluang usaha


Keunggulan produk Bricorn meliputi ketersediaan bahan yang mudah
didapatkan karena berasal dari limbah pertanian yaitu bonggol jagung. Bahan
pembuat briket berasal dari 100% bahan organik sehingga dapat menerapkan
penggunaan sumber daya terbarukan dalam menciptakan energi panas. Bricorn
dapat membuat api menyala cukup lama dan menciptakan suhu tinggi yang
stabil. Bricorn cocok digunakan untuk membakar dan memanaskan makanan.
Analisis SWOT Produk meliputi:
4

Gambar 2.2 Analisis SWOT produk


2.4 Analisis ekonomi dan keberlanjutan usaha
2.4.1 Analisis biaya
1. Biaya Tetap (FC)
a) Biaya Usaha
Tabel 2.1 Biaya Tetap (FC)
No Perlengkapan Biaya/Bulan (Rp)

1. Biaya Sewa Alat Disk Mill 700.000

2. Biaya sewa Timbangan 200.000

4. Biaya Transport 850.000

4. Biaya Promosi 400.000

6. Biaya Listrik 450.000

7. Biaya Kuota 50.000

SUBTOTAL (Bulan) 2.650.000

b) Biaya Penyusutan
Tabel 2.2 Biaya Penyusutan
No Material Jumlah Nilai Total Masa Biaya
Awal Pakai (Rp)
(bula
n)
5

1. Korek api 2 pack 30.000 60.000 3 20.000

2. Drum 2 buah 100.000 300.000 18 16,667


bekas

3. Pipa besi 6 meter 30.000 180.000 12 15.000


hollow

4. Alat 3 buah 200.000 600.000 48 12.500


pemotong

5. Oven 2 buah 500.000 1.000.00 240 4.167


0

7. Sekop 2 buah 50.000 100.000 12 8.333

SUBTOTAL (Bulan) 2.240.00 76.667


0
Biaya Tetap (FC) = Biaya Usaha + Biaya Penyusutan
Biaya Tetap (FC) = Rp2.650.000 + Rp76.667
Biaya Tetap (FC) = Rp2.726.667
2. Biaya Tidak Tetap (VC)
Tabel 2.3 Biaya Tidak Tetap (VC)
No. Bahan Habis Volume Harga satuan Nilai
Pakai (Rp.) (Rp.)

1. Bonggol Jagung 460 kg 500/Kg 230.000

2. Tetes Tebu 30 Liter 11.000/liter 330.000

3. Karton 320 2.600/Pcs 832.000

SUBTOTAL 1.392.000

Biaya Produksi (TC) : Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap


Biaya Produksi (TC) : Rp2.726.667,- + Rp1.392.000,-
Biaya Produksi (TC) : Rp4.118.667,-
3. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Produksi dalam 1 bulan = 60 karton/minggu X 4 = 240 karton
HPP = Biaya produksi/total produksi
HPP = Rp4.118.667,-/320
HPP = Rp12.871
6

2.4.2 Analisis Keuntungan


1. Analisis Keuntungan
Tabel 2.4 Analisis keuntungan
Harga Jual Produk per karton Rp18.500

HPP Produk per karton Rp12.871

Laba per unit Rp5.629,-

Laba 320 unit Rp1.801.280,-


2. Break Even Point (BEP)
BEP Produk = Biaya Produksi (TC)/Harga jual
BEP Produk =Rp4.118.667,-/Rp18.500
= 223 produk
3. B/C ratio = Harga Produk/Harga Pokok Penjualan
= Rp18.500,-/Rp12.871
= 1,44
B/C Ratio > 1, sehingga usaha produksi Bricorn layak dijalankan
4. R/C Ratio
a. R/C Ratio = Penerimaan Total (TR)/Biaya Produksi (TC)
= Rp5.920.000,-/Rp4.118.667,-
= 1,44
R/C Ratio > 1, sehingga usaha produksi Bricorn layak dijalankan
2.4.3 Analisis Keuangan Usaha 2 Tahun Kedepan
Berdasarkan analisis usaha bisnis Bricorn yang memiliki
modal Rp. 6.282.000,- dapat menghasilkan 320 produk Bricorn dan
dijual Rp. 18.500,- per produk menghasilkan omset perbulan Rp.
5.920.000,-. Sehingga omset untuk 2 tahun mencapai Rp.
142.080.000,- dengan asumsi penjualan stabil.

2.4.4 NVP (Net Present Value)

Merupakan nilai sekarang dari selisih kas masuk dan kas keluar pada awal
investasi.

Tabel 2.5 Proyeksi Cash Flow dalam 2 tahun


Tahun Net Cash Flow (Rp) D.F = 15% PV Cash Flow (Rp)

0 6.282.000 1 6.282.000

1 20.296.000 0,869565217 17.648.695,6

2 22.536.000 0,756143667 16.904.347,8


7

Total 40.835.043,4

NVP Nilai sekarang = 34.553.043,4


Nilai NVP positif maka usaha dikatakan layak.
Profiability Index (PI)
PI = NVP Nilai sekarang/Investasi Awal = 34.553.043/6.282.000
= 5,5
Nilai PI lebih dari 1, maka usaha ini layak dijalankan
2.4.5 Keberlanjutan Usaha

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

BAB 3. METODE PELAKSANAAN


3.1 Tahap Pra Produksi
1. Tempat Produksi
Jl. Kresna U7, Grogol Indah, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Kota
Surakarta, Jawa Tengah.
2. Pembelian Bahan
Jl. Krisna U7, Grogol Indah, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Kota
Surakarta, Jawa Tengah dan Pasar Grogol Sukoharjo.
3. Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan briket bonggol jagung Bricorn
meliputi disk mill, drum besi, pipa pencetak, alat pemotong, oven, dan
sekop.
4. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan briket bonggol jagung Bricorn
meliputi bonggol jagung, tetes tebu, dan karton kemasan.
8

3. 2 Tahap Produksi

Gambar 3.2 Diagram Produksi


Proses pokok dalam pembuatan briket bonggol jagung yaitu:
1. Persiapan Alat dan Bahan
2. Pembakaran Jagung
Memasukkan 460 kg bonggol jagung yang sudah dipilih ke dalam drum
besi, lalu dibakar hingga bonggol jagung menjadi arang. Saat proses
pembakaran drum besi ditutup (tetap diberi rongga) dan dibiarkan hingga
arang bonggol jagung terbentuk.
3. Penghalusan Bonggol Jagung
Setelah arang bonggol jagung dingin, dihaluskan dan diayak hingga ukuran
partikel halus dan homogen.
4. Pencampuran Bubuk dengan Tetes Tebu 30 liter
5. Pengeringan dan Pencetakan Briket
Campuran arang bonggol jagung dengan tetes tebu dimasukkan dalam
cetakan pipa galvalum yang telah ditutup pada satu sisi dan dioven pada
suhu 100 derajat hingga mengering dan memadat.
6. Pemotongan dan Pengemasan
Briket dikeluarkan dari cetakan dan hasil cetakan dipotong dengan alat
pemotong hingga berbentuk kubus dengan ukuran sisi 3 cm.
3.3 Tahap Pasca Produksi
1. Strategi Pemasaran
a. Kebijakan Harga
Harga yang ditawarkan untuk 1 karton Bricorn dengan berat bersih 1 kg
berisi 40 biji yaitu Rp18.500 sesuai dengan analisis ekonomi.
b. Kebijakan Promosi
Promosi dilakukan menggunakan teknologi aplikasi media sosial
seperti Instagram, Facebook, Youtube, Twitter, Tiktok, dll. dan menjual
pada website atau e-Commerce. Upaya menarik minat konsumen adalah
rajin membuat konten pada media sosial mengenai edukasi secara
umum yang dikaitkan dengan produk.
c. Kebijakan Distribusi
Hasil produksi Bricorn didistribusikan kepada home industry
serta usaha yang membutuhkan briket sebagai bahan energi panas
9

seperti tempat grill, sate, dan lainnya. Distribusi dilakukan dengan


menawarkan secara langsung pada mitra yang membutuhkan briket atau
menghubungi media sosial konsumen. Pengiriman produk dapat
melalui produsen atau menggunakan jasa ekspedisi.
2. Inovasi dan Evaluasi Pemasaran Produk
Evaluasi dilakukan dengan menilai kekurangan dari teknik pemasaran
produk untuk menciptakan inovasi baru mengenai produk dan teknik
pemasaran.
3. Penyusunan Laporan Akhir dan Keuangan
Menyusun laporan keuangan dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk
menganalisis laba untung dan rugi suatu produksi sehingga mengetahui
strategi yang tepat untuk produksi kedepannya. Laporan akhir dilakukan
setahun sekali setelah serangkaian kegiatan produksi terlaksana.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Sumber Besaran
Dana Dana (Rp)

Bahan habis pakai (perlengkapan, bahan) Belmawa 3.632.000,-


1
Perguruan Tinggi -

Instansi Lain -

Sewa dan jasa (sewa alat) Belmawa 900.000,-


2
Perguruan Tinggi -

Instansi Lain -

Belmawa 568.000,-
Transportasi lokal
3
Perguruan Tinggi 282.000’-

Instansi Lain -

Lain-lain (biaya listrik, biaya promosi, biaya Belmawa 900.000,-


4 kuota)
Perguruan Tinggi -

Instansi Lain (jika -


ada)

Jumlah 6.282.000,-
10

Belmawa 6.000.000,-
Rekap Sumber Dana Perguruan Tinggi 282.000,-

Instansi Lain -

Jumlah 6.282.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan Person Penanggung
No. Jenis Kegiatan Jawab

1 2 3 4 5

1. Identifikasi Usaha Yuda Aris Setiawan

2. Survei Sicilia Niken Dwi Saputri

3. Pengumpulan alat dan Thea Putri Carrissa


bahan

4. Produksi dan launching Sicilia Niken Dwi Saputri


produk

5. Pemasaran dan Thea Putri Carrissa


penjalinan Mitra

6. Evaluasi Yuda Aris Setiawan

7. Laporan Kemajuan Silvy Aqzha Zienitha

8. Laporan Akhir Silvy Aqzha Zienitha

DAFTAR PUSTAKA
Fathuliah, F., Ana, L. M., Rahayu, R. D., Kuslina, R. P., Fiqiyah, S. A., dan
Febriani, S. D. A. (2022). Digitalisasi Pemetaan Potensi Tongkol Jagung
Menjadi Bioetanol Berbasis Quantum GIS. Jurnal Teknik Terapan. 1(2): 47-
56.
Handayani, A., Rahim, A. R., Fauziyah, N., Sukaris. 2020. Miny coal si briket
bonggol jagung sebagai energi Alternatif. Journal of Community Service.
2(4): 582-589.
Irhami., Saudah., Hakim, L., Diana., Suzanni, M.A., Emilasari. 2019. PKM
Masyarakat dalam memanfaatkan bonggol jagung dan kulit durian menjadi
briket di kawasan wisata Ulee Lhee. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat.
1(2): 88-94.
Irmawati, I. 2020. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang dari Bonggol
Jagung. Journal Of Agritech Science (JASc). 4(1): 24-29.
11

Ladapo, H. L., Alli, A. A., & Dickson, P. O. (2020). Evaluation of energy


potentials of briquettes produced from maize and sawmill residues. Journal
of Research in Forestry, Wildlife and Environment. 12(3): 192-197.
Setyawan, B., dan Ulfa, R. 2019. Pengaruh Komposisi Bahan Baku dan Perekat
Terhadap Emisi Gas Briket Arang Kulit Kopi Dan Tempurung Kelapa.
Prosiding: Konferensi Nasional Matematika dan IPA Universitas PGRI
Banyuwangi. 1(1): 267-276.
Sukowati, D., Yuwono, T. A., dan Nurhayati, A. D. 2019. Analisis Perbandingan
Kualitas Briket Arang Bonggol Jagung dengan Arang Daun Jati. PENDIPA
Journal of Science Education. 3(3): 142-145.
Wahyudi, Y., Amrullah, S., dan Oktaviananda, C. (2022). Uji Karakteristik Briket
Berbahan Baku Bonggol Jagung Berdasarkan Variasi Jumlah Perekat.
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL). 4(2): 84-90.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga Total
No Jenis Pengeluaran Volume
Satuan (Rp)
(Rp)

1 Belanja Bahan (maks. 60%)

Bonggol jagung 460 kg 500,- 230.000,-

Karton 320 buah 2.600,- 832.000,-

Tetes Tebu 30 liter 11.000,- 330.000,-

Korek api 2 pack 30.000,- 60.000,-

Drum bekas 2 buah 100.000,- 300.000,-

Pipa besi hollow 6 meter 30.000,- 180.000,-

Alat pemotong 3 buah 200.000,- 600.000,-

Oven 2 buah 500.000,- 1.000.000,-

Sekop 2 buah 50.000,- 100.000,-

SUB TOTAL 2.800.000,-

2 Belanja Sewa (maks. 15%)

Sewa alat disk mill 1 buah 700.000 700.000

Sewa Timbangan 1 buah 200.000 200.000

SUB TOTAL 900.000

3 Perjalanan lokal (maks. 30 %)

Transport lokal 4 orang 212.500,- 850.000,-

SUB TOTAL 850.000,-

4 Lain-lain (maks. 15 %)

Biaya Promosi 1 buah 400.000,- 400.000,-

Biaya Listrik 1 buah 450.000,- 450.000,-

Biaya Kuota 4 orang 12.500,- 50.000,-


25

SUB TOTAL 900.000,-

GRAND TOTAL 6.282.000,-

GRAND TOTAL (Terbilang Enam Juta Dua Ratus Delapan Puluh Dua Ribu Rupiah)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Studi Bidang Alokasi Uraian Tugas


Ilmu Waktu
(jam /
minggu)

1 Yuda Aris S1 Agroteknologi Pertanian 12 Jam/ - Melakukan


Setiawan/ minggu koordinasi
H0721178 anggota
- Menggagas ide
dan identifikasi
usaha
- Membuat
Proposal
- Melakukan
evaluasi produk

2 Thea Putri S1 Agroteknologi Pertanian 12 Jam/ - Menggagas ide


Carrissa/ minggu dan studi
H0721176 literatur
- Membuat
proposal
- Merencanakan
media promosi
produk
- Melakukan
pemasaran dan
promosi

3 Sicilia Niken S1 Agroteknologi Pertanian 12 Jam/ - Menggagas ide


Dwi Saputri/ minggu dan studi
H0721153 literatur
- Membuat
proposal
26

- Mengawasi
pelaksanaan
produksi
- Melakukan
pemasaran dan
promosi

4 Silvy Aqzha S1 Agroteknologi Pertanian 12 Jam/ - Menggagas ide


Zienitha/ minggu dan studi
H0721162 literature
- Membuat
proposal
- Melakukan
rekap keuangan
- Membuat
laporan
keuangan
- Melakukan
pemasaran dan
promosi
27
28

Anda mungkin juga menyukai