DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
1.4. Manfaat 2
1.5. Luaran 2
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2
2.1. Kondisi Lingkungan 2
2.2. Analisis Peluang Usaha 3
2.3. Analisis Ekonomi 3
2.4. Keberlanjutan Usaha 6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 7
3.1. Tahap Pelaksanaan 7
3.2. Tahap Produksi 7
3.3. Tahap Pasca Produksi 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 8
4.1. Anggaran Biaya 8
4.2. Jadwal Kegiatan 9
DAFTAR PUSTAKA 9
LAMPIRAN 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 21
i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rincian Biaya Usaha 4
Tabel 2.2 Rincian Biaya Penyusutan 4
Tabel 2.3 Biaya Tidak Tetap/ 1050 pcs (105 packs) 5
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-K 8
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-K 9
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Analisis Peluang Usaha dengan STP (Segmenting, Targeting,
Positioning) 3
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan 6
Gambar 3.1 Kemasan Produk 8
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kembalinya beraktivitas di luar ruangan pasca pandemi menjadikan individu
memiliki kesibukannya masing-masing dan tak jarang dari mereka rela
meninggalkan sarapan demi menjalankan aktivitas paginya yang sangat padat.
Terbiasa untuk tidak sarapan itu tidak baik, karena akan mengakibatkan daya tahan
tubuh rendah, kurang gizi, bahkan anemia zat besi (Silalahi dalam Putra et al.,
2018). Sayangnya bagi segelintir orang termasuk mahasiswa, melewatkan sarapan
itu menjadi hal yang sah-sah saja. Sering kali, mahasiswa tidak menjaga pola
makannya terkadang sampai mengalami gangguan kesehatan (Ayu, 2018). Terlebih
lagi mahasiswa yang tinggal di kos jauh dari keluarga. Pola makan anak kos
cenderung tidak sehat dan tidak teratur (Novitasari dalam Susanti et al., 2021), salah
satu faktornya dikarenakan para anak kos yang tidak sempat membuat atau membeli
makanan untuk sarapan. Padahal, salah satu faktor untuk mencapai kecerdasan
bangsa ialah status kesehatan masyarakat (Masrul, 2018).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, alternatif yang bisa diberikan yaitu dengan
memakan makanan ringan seperti cookies. Cookies mungkin dapat menjadi
makanan ringan yang tepat untuk mengganjal lapar atau untuk sarapan, dikarenakan
cookies sendiri pun dapat dimakan kapan saja dengan daya simpan yang cukup lama
sehingga cookies menjadi kegemaran dari banyak orang (Darmajana et al., 2020).
Namun, cookies yang berbahan dasar tepung terigu tentu tidak akan sehat apabila
dimakan setiap hari. Tepung terigu bila dikonsumsi secara berlebih, dapat
menyebabkan kerusakan pada usus halus yang lalu penyerapan gizi ke tubuh akan
terganggu (Kadarwati dalam Yanti, 2019). Sebuah studi juga membuktikan bahwa
penduduk yang mengkonsumsi tepung terigu ≥3 kali per minggu memiliki kadar
Hb darah lebih tinggi dibandingkan dengan yang mengonsumsi <3 kali per bulan
atau tidak pernah (Rachmalina et al., 2021). Selain itu, pengkonsumsian cookies
secara berlebih dapat menyebabkan obesitas, yang mana obesitas dapat
meningkatkan resiko terkena penyakit seperti diabetes tipe 2 (Hruby et al. dalam
Safitri et al., 2020). Maka dari itu, diperlukanlah penganekaragaman pangan untuk
memperbaiki hal tersebut (Erawati et al., 2018), yakni dengan cara mencari bahan
baku lain yang lebih banyak manfaatnya. Dalam kasus ini, tepung terigu sebagai
bahan dasar cookies diganti menjadi tepung porang dan tepung garut. Tepung
porang berasal dari umbi porang yang mana dapat dimanfaatkan dalam bidang
makanan contohnya sebagai pegembang roti (Sulastri dan Basuki, 2021), terutama
glukomanan yang terkandung di dalamnya dapat mengurangi kadar kolesterol serta
dapat menurunkan kadar gula darah (Kumar dalam Preharsini et al., 2021). Tepung
garut berasal dari umbi garut yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku cookies,
serta memiliki kandungan gizi yang baik (Amalia dalam Ilman et al., 2018). Daya
cerna pada tepung garut juga sangat baik, sehingga dapat menurunkan berat badan
dan cocok untuk mencegah obesitas (Bermadi dan Sro Palupi, 2021).
2
Tepung porang dan tepung pati garut pemanfaatannya masih belum maksimal di
saat ini, maka dari itu kami mencoba membuat mini cookies berbahan dasar kedua
tepung tersebut untuk menggantikan tepung terigu biasa. Usaha ini kami bangun
dengan tujuan untuk menciptakan camilan yang berkualitas dan sehat bagi
konsumen.
2.2. Analisis Peluang Usaha
SUBTOTAL 300.000
2) Biaya Penyusutan
Tabel 2.2 Rincian Biaya Penyusutan
No Material Nilai Awal Nilai Umur Penyusutan
(Rp) Sisa (Tahun) (Rp/Tahun)
(Rp)
Harga yang dipasarkan untuk 1 pack mini cookies berisi 10 buah adalah
Rp25.000.
b. Kebijakan Promosi
Perguruan Tinggi 0
Perguruan Tinggi 0
Jumlah
Belmawa 8.981.855
Jumlah 9.981.855
4.2. Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-K
Bulan Person Penanggung
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 Jawab
DAFTAR PUSTAKA
Rusman, A.Y.D. 2018. Pola Makan dan Kejadian Anemia pada Mahasiswi yang
Tinggal di Kos-Kosan. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan. Volume 1
(2). Doi:10.31850/makes.v1i2.141.
Bermadi, M.I.F., Palupi, S. 2021. Substitusi Tepung Garut Pada Pembuatan Canai
Ikan Patin Bumbu Rendang. Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana FT
UNY. Volume 16 (1).
10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping
12
13
14
15
16
17
18
analisis
peluang
usaha dan
strategi
pemasaran
- Membuat
jadwal
kegiatan
- Melakukan
promosi
dan
pemasaran