Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR KEWIRAUSAHAAN

“ROTI KUKUS (TIKUS)”


Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas project mata kuliah
Kewirausahaan
Dosen Pengampu:
Isriyanti Afifah, M.Si
Imas Eva Wijayanti, M.Si

Disusun oleh:
Kelompok 3A
Irma Sukmawati (2282200002)
Iin Indriyati (2282200012)
Elsa Oktaviani Sopyan (2282200018)
Abdillah Nur Kuncoro Jati (2282200033)
Gita Nandini Cahyaningtyas (2282200065)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan Laporan akhir Usaha “Roti Kukus (TIKUS)” dengan sangat
baik, yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas project mata kuliah Kewirausahaan.
Shalawat beriring salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Isriyanti Afifah, M.Si; Imas Eva Wijayanti, M.Si. selaku
dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan bimbingan dan arahan
yang berharga, sehingga kami dapat menjalankan usaha roti kukus dan menyelesaikan laporan
akhir ini dengan sangat baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan laporan akhir ini. Tanpa bantuan rekan-rekan sekalian, kami tidak akan dapat
menyelesaikan tugas ini dengan sangat baik. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Baik dari segi penyusunan, Bahasa ataupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Khususnya dari Dosen Mata Kuliah Kewirausahaan guna menjadi acuan dan bekal pengalaman
bagi kami untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Serang, 22 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
D. Struktur Organisasi 2
E. Konsep Usaha 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Deskripsi Produk 4
B. Jenis dan Kulaitas Produk 4
C. Komposisi dan Peralatan Produk 6
D. Cara Pembuatan Produk 6
E. Progres Kendala Usaha 7
BAB III ASPEK KEUANGAN 9
A. Kebutuhan Modal Awal 9
B. Laporan Keuangan 9
BAB IV PENUTUP 11
A. KESIMPULAN 11
B. SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era revolusi industri 4.0 saat ini cukup memberikan dampak pada berbagai
bidang, salah satu yang sering sekali kita temui pada bidang pangan. Salah satu dampak
yang dirasakan yaitu dengan berkembangnya sektor wirausaha. Kewirausahaan di
bidang pengembangan alternatif pangan di Indonesia akhir-akhir ini melaju dengan
pesat sehingga mengakibatkan ketatnya persaingan dalam usaha kuliner membuat para
pelaku usaha saat ini harus pintar membuat terobosan dan inovasi baru agar tetap
terdepan dalam berbisnis kuliner. Salah satu usaha yang masih menjanjikan adalah
usaha Roti Kukus.
Roti merupakan salah satu produk makanan yang terbuat dari tepung terigu
yang diberi ragi dan kemudian dipanggang. Seiring berjalannya waktu, roti menjadi
salah satu produk pangan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Menurut Handewi
(2010), data survei sosial ekonomi nasional menunjukkan tingkat konsumsi roti tawar
di Indonesia pada tahun 2005 sekitar 460 juta bungkus, dan pada tahun 2008 mengalami
peningkatan menjadi sekitar 742 juta bungkus. Masyarakat biasa mengkonsumsi roti
sebagai menu sarapan atau sebagai pengganti nasi. Kini roti juga telah mengalami
perkembangan seperti dengan adanya penambahan bahan lain yang dapat menambah
varian rasa dan aroma, bahkan dapat meningkatkan nilai gizi dari roti tersebut.
Roti menjadi salah satu camilan yang dapat dinikmati dengan berbagai macam varian
rasa maupun isi. Meskipun roti bukan termasuk makanan pokok, namun bagi sebagian
besar orang roti cukup sering dibutuhkan saat tidak mempunya waktu yang cukup
banyak untuk mencari makanan pokok. Seiring perkembangan zaman yang juga diikuti
perubahan gaya hidup, bisnis roti menjadi tren dan berkembang pesat karena roti tidak
hanya dinikmati saat acara tertentu, namun kini bisa dinikmati setiap saat ketika orang
membutuhkan makanan yang mudah didapatkan dimana saja dan kapan saja dengan
harga yang relatif terjangkau.
Melihat adanya potensi yang cukup besar terhadap minat masyarakat dalam
mengonsumsi roti, menghasilkan peluang usaha pada bidang ini yaitu adanya produk
TIKUS (Roti Kukus) atau merupakan roti yang dikukus dengan isian cokelat, keju, dan
matcha. Selain itu, produk TIKUS (Roti Kukus) menggunakan gula yang rendah karena
isian dari roti kukus sudah tergolong manis. Penamaan TIKUS (Roti Kukus) bertujuan
agar lebih menarik dan mudah diingat oleh masyarakat maupun konsumen. Dengan

1
harapan produk ini dapat memberikan dampak positif yang meliputi berbagai macam
aspek baik aspek ekonomi, aspek kesehatan, dan aspek inovasi masa kini. Selain itu,
harga yang ekonomis membuat produk TIKUS (Roti Kukus) dapat dijangkau oleh
berbagai kalangan masyarakat.
B. Tujuan
1. Membuat produk TIKUS (Roti Kukus) menjadi usaha yang menguntungkan.
2. Mendesain kemasan produk TIKUS (Roti Kukus) dapat menarik minat konsumen.
3. Menyusun strategi yang efektif dalam pemasaran produk TIKUS (Roti Kukus).
C. Manfaat
1. Menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi di
bidang kewirausahaan.
2. Menciptakan alternatif produk pangan inovatif dengan harga terjangkau
3. Menciptakan produk dengan nama yang menarik minat masyarakat
D. Struktur Organisasi
NO. Nama/NIM Program Bidang Studi Alokasi Waktu Uraian Tugas
Studi (Jam/Minggu)
Admin Media
Sosial,
Irma
Pendidikan Merekap
1. Sukmawati/ Kewirausahaan 5 Jam/Minggu
Kimia Pesanan dan
2282200002
Produksi serta
Persiapan
Pembuat
Gita Nandini
Pendidikan Konten,
2. Cahyaningtyas/ Kewirausahaan 5 Jam/Minggu
Kimia Produksi serta
2282200065
Persiapan
Pengantar,
Iin Indriyati/ Pendidikan
3. Kewirausahaan 5 Jam/Minggu Produksi serta
2282200012 Kimia
Persiapan
Pembuat
Abdilah Nur
Pendidikan Konten,
4. Kuncoro Jati/ Kewirausahaan 5 Jam/Minggu
Kimia Produksi serta
2282200033
Persiapan

2
Elsa Oktaviani Kasir,
Pendidikan
5. Sopyan/ Kewirausahaan 5 Jam/Minggu Permasaran
Kimia
2282200018 serta Persiapan

E. Konsep Usaha
Adapun produk yang akan dibuat yaitu TIKUS (Roti Kukus). Penggunaan nama
tikus hanyalah sebagai nama produk yang cukup kreatif. Karena nama yang cukup
mudah untuk diingat dan relatif mudah terbayang oleh calon konsumen. Pengelohaan
roti yakni dengan cara dikukus selama 5 menit lalu roti diberi isian sesuai permintaan
konsumen. Isiannya seperti cokelat, keju, matcha dan rasa lainnya. TIKUS akan
dikemas dengan menggunakan mika berbentuk persegi agar roti terlindungi ketika
berada di perjalanan hingga sampai untuk dikonsumsi. TIKUS akan dipasarkan melalui
pre order sebanyak satu kali dalam seminggu dengan target 30 porsi TIKUS, dan akan
ditambahkan targetnya jika permintaan pasar bertambah. Produk dipasarkan melalui
media sosial seperti Instagram, dan WhatsApp. Penjualan akan berfokus di Kota
Serang. Karena jika dilakukan diluar Kota Serang, kualitas roti akan berkurang atau
bahkan tidak bisa dimakan karena rasa yang sudah berubah.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Produk
Roti Kukus (TIKUS) merupakan olahan kue basah terbuat dari roti premium
yang dimasak dengan cara dikukus. Dengan tekstur lembut, halus dan elastis serta
taburan topping kekinian (coklat, keju, dan matcha) menambah cita rasa dan
membangkitkan suasana. Cocok untuk dinikmati saat santai bersama keluarga dan
orang special. Roti kukus berbentuk setengah bola disediakan dengan berbagai warna
roti, sehingga dapat menarik minat pembeli. Cita rasanya yang enak dan khas membuat
olahan roti kukus digemari oleh seluruh masyarakat dari berbagai kalangan. Dikemas
dengan kemasan praktis dan ramah lingkungan (Eco-driendly) yang terbuat dari ampas
tebu sehingga tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Packaging yang
praktis dan ramah lingkungan inilah yang membedakan produk roti kukus kami dengan
roti kukus yang dijual dipasaran. Dengan keunikan dan cita rasanya yang sangat enak
menjadi daya Tarik bagi para pembeli.
Disamping cita rasa dan keunikannya, roti kukus memiliki berbagai manfaat
saat dikonsumsi, karena mengandung energi, serart, protein, karbohidrat, lemak,
kalsium, fosfor, dan zat besi. Selain itu, di dalam makanan ini juga terkandung vitamin
A, B1, dan C yang semuanya sangat dibutuhkan oleh tubuh. Adapun Teknik
pengolahannya yang dilakukan dengan metode mengukus dapat menjaga nutrisi
(kandungan) di dalam roti, rendah kalori, rendah kolestrol, mengurangi penggunaan
pengawetan makanan serta menurunkan resiko kanker. Untuk dapat menikmati Roti
Kukus (TIKUS) yang kaya manfaat hanya dengan mengeluarkan uang sebesar 10.000-
15.000 untuk berbagai varian menu. Harga tersebut relatif murah dan sangat terjangkau
di semua kalangan masyarakat khsusunya mahasiswa.
B. Jenis dan Kualitas Produk
Usaha yang akan kami kelola yaitu usaha produk non pendidikan yang
memproduksi berupa makanan yaitu toti kukus dengan berbagai isian rasa.
- Jenis Produk : Produk Non Pendidikan
- Bidang usaha : Kuliner
- Nama Usaha : Tikus (Roti Kukus)
- Produk Usaha : Roti yang di kukus dan diberi berbagai rasa selai.

4
Banyaknya camilan atau jajanan kekinian yang digemari oleh remaja sekolah maupun
mahasiswa yang dimana menjadi target pasar yang tepat, lalu sedikitnya penjual roti
kukus yang beredar di Kota Serang sehingga produk ini bisa bersaing dengan penjual
camilan atau jajanan lainnya. Lalu untuk analisis pemasarannya adalah sebagai berikut
yaitu :
1. Strength (Kekuatan
 Produk TIKUS (Roti Kukus) merupakan roti yang dikukus dengan isian
cokelat, keju, susu, matcha dan tiramisu.
 Penggunaan gula yang rendah dikarenakan isian dari roti kukus sudah
tergolong manis.
 Memiliki harga yang ekonomis sehingga dapat dijangkau oleh berbagai
kalangan masyarakat.
2. Weakness (Kelamahan)
 Kuliner roti kukus belum dikenal luas oleh masyarakat Kota Serang,
sehingga memungkinkan masyarakat akan merasa asing dan ragu untuk
mencoba.
 Roti kukus merupakan produk yang tidak tahan lama karena tidak
mengandung bahan pengawet dan pengolahan roti dengan cara dikukus.
Yang dimana makanan basah yang dikukus tidak akan tahan lama.
 Kuliner yang mengandalkan isian sebagai rasa utama yang dapat
mempengaruhi keinginan konsumen untuk membelinya. Isian rasa yang
tidak bervariatif menyebabkan masyarakat akan ragu karena tidak ada
pilihan lain.
3. Opportunity (Peluang)
 Roti kukus yang belum dikenal luas oleh masyarakat bisa menjadi peluang
besar.
 Belum banyak penjual lain yang menjual roti kukus ini.
 Roti kukus sebagai produk yang berpeluang untuk dipantenkan.
 Penjualan dapat dikembangkan yang sebelumnya dilakukan dengan cara pre
order hingga bisa menjadi kedai atau tempat makan langsung.
4. Threat (Ancaman)
 Produk roti kukus dapat ditiru dengan mudah, sehingga akan ada persaingan
dengan produsen lain.

5
 Jika produk tidak memiliki karakteristik dan branding yang cukup baik,
ketertarikan terhadap produk roti kukus akan berkurang.
C. Komposisi dan Peralatan Produk
- Komposisi :
Roti kukus, susu kental manis, keju, selai tiramisu, selai matcha, dan selai coklat.
- Peralatan :
Kompor portabel, tabung gas portabel, pisau, sendok, wadah, kuas pengoles
mentega, parutan keju, stiker, panci dan pengukus serta karton packaging.
D. Cara Pembuatan Produk
Pembuatan produk Roti Kukus (TIKUS) cukup mudah dengan menggunakan
alat dan bahan yang sering digunakan dalam pembuatannnya. Berikut ini cara roti
kukus:

6
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Dipotong roti agar terbuka, namun jangan sampai terbagi dua

Dikukus roti selama 10-15 menit

Diangkat roti dari dalam kukusan menggunakan capitan,


kemudian tiriskan

Di isi bagian dalam roti sesuai dengan variant yang diinginkan

Ditambahkan parutan keju di dalamnya

Roti kukus siap disajikan

Gambar 1. Cara Pembuatan Roti Kukus


E. Progress dan Kendala Usaha
Dalam proses menjalani usaha, terdapat progress dan kendala yang harus
dihadapi. Adapun progress dan kendala yang dihadapi dalam proses produksi roti
kukus:
1. Progres Usaha

7
Progres atau kemajuan usaha roti kukus yang dilakukan cukup
signifikan. Pada minggu pertama merupakan minggu persiapan. Dimana
penjual mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama proses
produksi, membagi jobdesk setiap anggota, membuat akun media social
Instagram (@tikusrotikukus) serta mempersiapkan konten berupa flayer
promosi. Pada minggu kedua usaha merupakan tahap uji coba yang dilakukan
dengan melakukan uji coba (trial eror) pembuatan roti kukus. Disamping itu,
penjual melakukan cetak sticker brand roti kukus, melakukan promosi
penjualan roti kukus ke berbagai media social masing-masing anggota
kelompok, serta melakukan revisi media yang diperlukan. Pada minggu ketiga
dan ke empat merupakan tahap penjualan produk roti kukus. Penjualan
dilakukan pada minggu ketiga dengan system Pre-Order (PO) batch 1.
Kemudian, membuat pesanan pembeli, mengantarkan pesanan dengan system
Cash on delivery (COD). Penjualan roti kukus pada batch 1 minggu ketiga
menghabiskan sebanyak 36 roti sekaligus. Selanjutnya, pada minggu ke empat
dilakukan pembukaan pesanan batch 2 dengan system yang sama yakni Pre-
Order (PO). Pada minggu ke empat hampir sama dengan minggu ketiga.
Namun, pada minggu ke empat dilakukan pembuatan laporan keuangan hasil
penjualan roti kukus dan perhitungan keuntungan. Disamping itu, pada setiap
minggu kami selalu membuat live report progress yang diunggah melalui
snapgram @tikusrotikukus serta membuat laporan progress yang diunggah
melalui spade.
2. Kendala
Kendala yang dialami selama menjalani usaha roti kukus ialah pada
pembelian roti. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, usaha rori kukus di
daerah serang sangat jarang ditemukan. Oleh karena itu, bahan utama yakni roti
yang digunakan untuk membuat roti kukus pun sulit ditemukan di daerah
serang. Dengan demikian, penjual memilih untuk membeli roti secara online,
dengan ongkir yang lumayan besar. Akan tetapi, kendala tersebut dapat
ditangani dengan baik, sehingga tidak memberikan pengaruh buruk terhadap
penjualan roti kukus.

8
BAB III
ASPEK KEUANGAN
A. Kebutuhan Modal Awal
No Kebutuhan Awal Jumlah Harga
1. Roti Kukus 36 pcs Rp. 134.000
2. Roti Burger 8 pcs Rp. 11.000
3. Box Roti Kukus 50 pcs Rp. 34.000
4. Susu kental manis 1 pcs Rp. 15.000
5. Stiker 50 pcs Rp. 15.000
6. Selai coklat ½ Kg Rp. 18.000
7. Selai Matcha ½ kg Rp. 18.000
8. Selai Tiramisu 1 kg Rp. 36.000
9. Keju 1 pcs Rp. 16.000
10. Tabung gas 1 pcs Rp. 28.000
11 Transportasi - Rp. 25.000
Total Kebutuhan Modal Awal Rp. 350.000
Iuran Anggota setiap individu = Rp. 70.000 x 5 orang = Rp. 350.000
B. Laporan Keuangan
Laporan Pemasukan Dan Pengeluaran Keuangan Roti Kukus 2023
No Tanggal Keterangan Pemasukan Pengeluaran
1 18-28 Iuran Anggota (Modal) Rp. 350.000 -
April
2 18 April Belanja Box Roti - Rp. 34.000
Kukus
3 28 April Belanja Isian - Rp. 62.000
4 28 April Roti Burger - Rp. 11.000
5 28 April Stiker - Rp. 15.000
6 03 Mei Selai Tiramisu - Rp. 36.000
7 03 Mei Roti Kukus - Rp. 134.000
8 04 Mei Keju - Rp. 15.000
9 04 Mei Tabung Gas - Rp. 27.000
10 04 Mei Tisu - Rp. 6.000
11 04 Mei Hasil dagang Rp. 180.000 -

9
12 05 Mei Selai Coklat - Rp. 16.000
13 05 Mei Hasil dagang Rp. 85.000
15 12 Mei Beli roti Rp. 50.000
16 12 Mei Transportasi Rp. 20.000
14 12 Mei Hasil Dagang Rp. 306.000
15 25 Mei Roti Kukus Rp. 61.000
16 26 Mei Hasil Dagang Rp.108.000
Total Rp. 1.029.000 Rp. 487.000
Saldo Akhir Rp. 542.000
Keuntungan 542.000 – 350.000 = 192.000

10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Roti Kukus (TIKUS) merupakan olahan kue basah terbuat dari roti premium
yang dimasak dengan cara dikukus. Dengan tekstur lembut, halus dan elastis serta
taburan topping kekinian (coklat, keju, tiramisu dan matcha) menambah cita rasa
dan membangkitkan suasana. Berdasarkan hasil penjualan yang telah
dilakukan selama 2 minggu, didapat keuntungan sebesar Rp.145.000. Dan dapat
disimpulkan bahwa mayoritas pembeli menyukai roti kukus yang diperjualbelikan
dengan kisaran harga pada rentang Rp.10.000 – Rp.15.000. Hal ini menunjukkan
bahwa roti kukus dapat menjadi suatu alternatif usaha yang cukup menguntungkan
dalam bidang pangan.
B. Saran
Dalam mendirikan usaha sebaiknya dipersiapkan segala sesuatunya dengan
matang dan tepat sehingga usaha yang akan dijalankan dapat berjalan dengan baik.
Juga, dalam berwirausaha kita memerlukan keyakinan, percaya diri, dan keuletan,
kreatif, inovatif juga selalu mengikuti trend dan selera konsumen sehingga
pelanggan tidak akan mudah bosan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Divianto. (2011). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung
Handewi. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta

12
LAMPIRAN

Gambar 2. Progress minggu ke-1

Gambar 3. Progress minggu ke-2

13
Gambar 4. Progress minggu ke-3

Gambar 5. Progress minggu ke-4

14

Anda mungkin juga menyukai