UNIT KOAGULASI-FLOKULASI
Gerak Brown. Gerak ini adalah gerak acak dari suatu partikel koloid yang disebabkan oleh
kecilnya massa partikel.
Gaya van der Waals dan gaya elektrostatik saling meniadakan. Kedua gaya tersebut
nilainya makin mendekati nol dengan makin bertambahnya jarak antar koloid. Resultan kedua
gaya tersebut umumnya menghasilkan gaya tolak yang lebih besar (Gambar 5.1). Hal ini
menyebabkan partikel dan koloid dalam keadaan stabil.
1
Gambar 5.1 Gaya-gaya pada koloid
5.2. Koagulasi-Flokulasi
Koagulasi-flokulasi merupakan dua proses yang terangkai menjadi kesatuan proses tak
terpisahkan. Pada proses koagulasi terjadi destabilisasi koloid dan partikel dalam air sebagai
akibat dari pengadukan cepat dan pembubuhan bahan kimia (disebut koagulan). Akibat
pengadukan cepat, koloid dan partikel yang stabil berubah menjadi tidak stabil karena terurai
menjadi partikel yang bermuatan positif dan negatif. Pembentukan ion positif dan negatif juga
dihasilkan dari proses penguraian koagulan. Proses ini berlanjut dengan pembentukan ikatan
antara ion positif dari koagulan (misal Al3+) dengan ion negatif dari partikel (misal OH-) dan antara
ion positif dari partikel (misal Ca2+) dengan ion negatif dari koagulan (misal SO42-) yang
menyebabkan pembentukan inti flok (presipitat).
Segera setelah terbentuk inti flok, diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti
flok menjadi flok berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel dapat mengendap.
Penggabungan flok kecil menjadi flok besar terjadi karena adanya tumbukan antar flok.
Tumbukan ini terjadi akibat adanya pengadukan lambat. Proses koagulasi-flokulasi dapat
digambarkan secara skematik pada Gambar 5.2.
2
Larutan
koagulan
inlet
outlet
Koagulasi Flokulasi
Ca2+
Ca2+(HCO3-)2 Ca2+(HCO3-)2 Al(OH)3
Ca2+
Ca2+ Al3+
Ca2+ Al3+ Al(OH)3 Al3+
Mg2+ Al3+
Al3+ Mg2+
Na+ Al3+
Al3+ Na+
Ca2+ Al(OH)3
Al(OH)3 Al3+
Mg2+
Ca2+(HCO3-)2 Mg2+
Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit pengaduk cepat dan pengaduk lambat. Pada
bak pengaduk cepat, dibubuhkan koagulan. Pada bak pengaduk lambat, terjadi pembentukan flok
yang berukuran besar hingga mudah diendapkan pada bak sedimentasi.
Koagulan yang banyak digunakan dalam pengolahan air minum adalah aluminium sulfat
atau garam-garam besi. Kadang-kadang koagulan-pembantu, seperti polielektrolit dibutuhkan
untuk memproduksi flok yang lebih besar atau lebih cepat mengendap. Faktor utama yang
mempengaruhi proses koagulasi-flokulasi air adalah kekeruhan, padatan tersuspensi, temperatur,
pH, komposisi dan konsentrasi kation dan anion, durasi dan tingkat agitasi selama koagulasi dan
flokulasi, dosis koagulan, dan jika diperlukan, koagulan-pembantu. Beberapa jenis koagulan
beserta sifatnya dapat dilihat pada Tabel 5.2. Pemilihan koagulan dan konsentrasinya dapat
ditentukan berdasarkan studi laboratorium menggunakan jar test apparatus (Gambar 5.3) untuk
mendapatkan kondisi optimum.
Reaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah:
3
Gambar 5.3 Peralatan Jar test
Ferro sulfat membutuhkan alkalinitas dalam bentuk ion hidroksida agar menghasilkan
reaksi yang cepat. Untuk itu, Ca(OH)2 ditambahkan untuk mendapatkan pH pada level di mana ion
besi diendapkan sebagi Fe(OH)3, lihat Gambar 5.4. Reaksi ini adalah reaksi oksidasi-reduksi yang
membutuhkan oksigen terlarut dalam air. Dalam reaksi koagulasi, oksigen direduksi dan ion besi
dioksidasi menjadi ferri, di mana akan mengendap sebagai Fe(OH)3.
4
Tabel 5.2 Beberapa Jenis Koagulan dalam Praktek Pengolahan-Air
Densitas Kelarutan
Nama Berat Specific Kadar Kimia Kadar Air pH
Nama Lain Rumus Kimia Wujud bulk, dalam Air,
Kimia Molekul Gravity %w/w % w/w larutan
kg/m3 kg/m3
Putih terang, Sekitar
Alum Al2(SO4)3.14,3H2O 599,77 1000-1096 1,25-1,36 Sekitar 872 Al: 9,0-9,3
padat 3,5
Aluminium
Putih atau
sulfat
Alum cair Al2(SO4)3.49,6H2O 1235,71 terang- abu abu 1,30-1,34 Sangat larut Al: 4,0-4,5 71,2-74,5
kekuningan, cair
Besi (III)
Hijau-hitam,
klorida, Besi FeCl3 162,21 721-962 Sekitar 719 Fe: kira2 34
bubuk
triklorida
Ferri
Kuning-coklat,
klorida FeCl3.6H2O 270,30 962-1026 Sekitar 814 Fe: 20,3-21,0
Ferri klorin bongkahan
cair Coklat
FeCl3.13,1H2O 398,21 1,20-1,48 Sangat larut Fe: 12,7-14,5 56,5-62,0 0,1-1,5
kemerahan, cair
Besi (III)
Merah-coklat,
sulfat, Besi Fe2(SO4)3.9H2O 562,02 1122-1154 Fe: 17,9-18,7
Ferri bubuk
persulfat
sulfat
Ferri sulfat Coklat
Fe2(SO4)3.36,9H2O 1064,64 1,40-1,57 Sangat larut Fe: 10,1-12,0 56,5-64,0 0,1-1,5
cair kemerahan, cair
Ferro Hijau, bongkahan Fe: Sekitar
Copperas FeSO4.7H2O 278,02 1010-1058
sulfat kristal 20
Sumber: Qasim, dkk. (2000)
5
Gambar 5.4 Pengaruh pH terhadap kelarutan Fe(III) pada temperatur 25 oC
(diambil dari Fair dkk, 1981)
5.3. Pengadukan
Pengadukan merupakan operasi yang mutlak diperlukan pada proses koagulasi-flokulasi.
Pengadukan cepat berperan penting dalam pencampuran koagulan dan destabilisasi partikel.
Pengadukan lambat berperan dalam upaya penggabungan flok.
P (5.1)
G
.V
dalam hal ini:
P = suplai tenaga ke air (N.m/detik)
V = volume air yang diaduk, m3
= viskositas absolut air, N.detik/m2
Persamaan (5.1) berlaku umum untuk semua jenis pengadukan. Parameter yang
membedakannya adalah besarnya tenaga yang disuplai ke dalam air (P) yang dapat dihitung
dengan rumus-rumus yang akan dijelaskan pada subbab 5.3.2. Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai P bergantung pada metoda pengadukan yang digunakan.
6
5.3.1.1. Pengadukan Cepat
Tujuan pengadukan cepat dalam pengolahan air adalah untuk menghasilkan turbulensi air
sehingga dapat mendispersikan bahan kimia yang akan dilarutkan dalam air. Secara umum,
pengadukan cepat adalah pengadukan yang dilakukan pada gradien kecepatan besar (300 sampai
1000 detik-1) selama 5 hingga 60 detik atau nilai GTd (bilangan Champ) berkisar 300 hingga 1700.
Secara spesifik, nilai G dan td bergantung pada maksud atau sasaran pengadukan cepat.
Untuk proses koagulasi-flokulasi:
• Waktu detensi = 20 - 60 detik
• G = 1000 - 700 detik-1
Untuk penurunan kesadahan (pelarutan kapur/soda):
• Waktu detensi = 20 - 60 detik
• G = 1000 - 700 detik-1
Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat, logam berat, dan lain-lain)
• Waktu detensi = 0,5 - 6 menit
• G = 1000 - 700 detik-1
Pengadukan cepat dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Pengadukan mekanis
2. Pengadukan hidrolis
3. Pengadukan pneumatis
7
Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat, logam berat, dan lain-lain)
• Waktu detensi = 15 - 30 menit
•
G = 20 - 75 detik-1
•
GTd = 10.000 - 100.000
(a)
(b)
Gambar 5.5 Tipe paddle (a) tampak atas, (b) tampak samping
8
(a) (b) (c)
(d) (e)
Gambar 5.6 Tipe turbine dan propeller. (a) turbine blade lurus, (b) turbine blade dengan
piringan, (c) turbin dengan blade menyerong, (d) propeller 2 blade, (e) propeller 3 blade (Qasim,
dkk., 2000)
Pengadukan mekanis dengan tujuan pengadukan cepat umumnya dilakukan dalam waktu
singkat dalam satu bak (Gambar 5.6). Faktor penting dalam perancangan alat pengaduk mekanis
adalah dua parameter pengadukan, yaitu G dan td. Sekadar patokan, Tabel 5.4 dapat digunakan
dalam pemilihan nilai G dan td. Pengadukan mekanis dengan tujuan pengadukan lambat umumnya
memerlukan tiga kompartemen dengan ketentuan G di kompartemen I lebih besar daripada G di
kompartemen II dan G di kompartemen III adalah yang paling kecil (Gambar 5.7). Pengadukan
mekanis yang umum digunakan untuk pengadukan lambat adalah tipe paddle yang dimodifikasi
hingga membentuk roda (paddle wheel), baik dengan posisi horisontal maupun vertikal (Gambar
5.8).
motor
bak pengaduk
inlet outlet
impeller
9
inlet outlet
Gambar 5.8 Flokulator paddle wheel dengan blade tegak lurus aliran air (tipe horizontal shaft)
10
Pembubuhan koagulan
baffle channel
inlet
outlet
koagulan
outlet
inlet
udara
gelembung udara
11
5.3.2. Tenaga Pengadukan
Tenaga pengadukan adalah tenaga yang digunakan untuk melakukan pengadukan. Tenaga
ini dihasilkan oleh peralatan mekanis, aliran hidrolis, atau gelembung udara sebagaimana telah
dijelaskan pada subbab jenis pengadukan. Besarnya tenaga untuk operasi pengadukan
mempengaruhi besarnya gradien kecepatan (lihat kembali persamaan 5.1). Bila suatu sistem
pengadukan telah ditentukan nilai gradien kecepatannya, maka tenaga pengadukan dapat
dihitung.
Perhitungan tenaga pengadukan berbeda-beda bergantung pada jenis pengadukannya.
Pada pengadukan mekanis, yang berperan dalam menghasilkan tenaga adalah bentuk dan ukuran
alat pengaduk serta kecepatan putaran alat pengaduk. Hubungan antar variabel itu dapat
dinyatakan dengan persamaan (5.2) untuk bilangan Reynold (NRe) lebih dari 10.000 dan persamaan
(5.3) untuk nilai NRe kurang dari 20. Bilangan Reynold untuk alat pengaduk dapat dihitung dengan
persamaan (5.4).
P K L .n 2 .Di .
3
(5.3)
Di n
2
N Re (5.4)
dengan:
P = tenaga , N-m/det.
KT = konstanta pengaduk untuk aliran turbulen
n = kecepatan putaran, rps
Di = diameter pengaduk, m
= massa jenis air, kg/m3
KL = konstanta pengaduk untuk aliran laminar
μ = kekentalan absolut cairan, (N-det/m2).
Nilai KT dan KL untuk tangki bersekat 4 buah pada dinding tangki, dengan lebar sekat 10 %
dari diameter tangki diberikan pada Tabel 5.5.
12
Besarnya tenaga yang dihasilkan oleh putaran paddle wheel tergantung pada gaya drag
dan kecepatan relatif paddle wheel. Persamaan berikut digunakan untuk menghitung tenaga yang
dihasilkan oleh putaran paddle wheel:
v3
P CD A (5.5)
2
di mana:
P = tenaga, N.m/det
CD = koefisien drag (dapat dilihat pada Tabel 5.6)
A = luas permukaan paddle wheel, m2
= rapat massa air, kg/ m3
v = kecepatan relatif putaran paddle, m/det
Bila paddle wheel tersusun oleh lebih dari satu pasang paddle (dengan ukuran yang sama),
maka persamaan (5.5) berubah menjadi:
1
P CD Av i3 (5.6)
2
i = 1, 2, 3 ……..n
P Q ..g.h (5.7)
13
Nilai h dapat dihitung dengan persamaan berikut:
a. Aliran air dalam pipa :
Lv 2
hL f (5.9)
D.2.g
dimana : f = koefisien kekasaran pipa Darcy-Weisbach
L = panjang pipa, m
v = Kecepatan aliran air, m/det
D = diameter pipa, m
v2
hL k (5.10)
2.g
dimana : k = koefisien kekasaran pipa Darcy-Weisbach
v = Kecepatan aliran air, m/det
c. Aliran air pada media berbutir :
f 1 L v 2 (5.11)
hL
3 d g
1
f 150 1,75
RN
d.v .
RN
dimana : d = diameter rata-rata butiran, m
L = kedalaman media berbutir, m
= porositas butiran ( 0,4)
v = kecepatan aliran air, m/det
RN = bilangan reynold
= faktor bentuk ( 0,8)
Besarnya tenaga pada flokulator kanal bersekat (baffled channel) dapat dihitung dengan
persamaan 5.8, dengan h sama dengan headloss total sepanjang baffled channel. Besarnya
headloss dipengaruhi oleh jumlah sekat dan kanal pada bak tersebut. Jumlah kanal dapat
ditentukan dengan persamaan berikut :
14
dimana : h = head loss (m)
v = kecepatan fluida (m/det)
g = konstata gravitasi ( 9,81 m/det2)
k = konstanta empiris ( 2,5 – 4)
n = jumlah kanal
H = kedalaman air dalam kanal (m)
L = panjang bak flokulator (m)
G = gradien kecepatan (1/det)
Q = debit aliran (m3/det)
t = waktu flokulasi (det)
= Kekenatalan dinamis air (kg/m.det)
= Berat jenis air (kg/m3)
f = koefisien gesek sekat
W = lebar bak (m)
Pada pengadukan pneumatis, tenaga yang dihasilkan merupakan fungsi dari debit udara
yang diinjeksikan, yang dapat dituliskan sebagai berikut:
h 10,4
P 3904.Ga.Log (5.14)
10,4
dimana : P = power, (N.m/s)
Ga = debit udara, m3/menit
h = kedalaman diffuser, m
15
Contoh Soal 5.1.
Sebuah bak pengaduk berbentuk bujur sangkar digunakan untuk mengaduk air dengan debit 7500
m3/hari. Kedalaman air sama dengan 1,2 kali lebar. Diharapkan dalam bak tersebut terjadi
pengadukan dengan nilai gradien kecepatan 800 m/detik-m dengan waktu tinggal hidrolik td = 45
detik. Suhu air adalah 25 C dan kecepatan putaran poros alat pengaduk adalah 100 rpm.
Tentukan:
1. Ukuran bak pengaduk
2. Tenaga yang dibutuhkan
3. Diameter impeller jika digunakan vane-disc impeller 6 flat blades dan tangki memiliki 4
baffle tegak.
4. Diameter impeller jika tidak digunakan baffle tegak.
5. Tinggi jatuhan minimum jika dipergunakan sistim terjunan hidrolik
6. Udara yang dibutuhkan jika pengadukan pneumatis digunakan dan lokasi diffuser 20 cm di
atas dasar tangki.
Penyelesaian:
1. Volume tangki = Q x td
= 7500 m3/hari x 1 hari/1440 menit x 1 menit/60 detik x 45 detik
= 3,90 m3
Volume = Pb x Lb x Hb = Lb x Lb x 1,2 Lb = 3,90 m3
Maka lebar bak = 1,48 m dan kedalaman = 1,2 x 1,48 = 1,78 m
2. Tenaga yang dibutuhkan:
= 0,610 m
16
Di/Lb = 0,610/1,48 = 0,412 = 41,2 %
Cek nilai Nre:
N Re
Di n
2
0,610m2 1,667 rps 997 kg / m 3 N. det 2
0,000890 N. det/ m 2 kg. m
= 694.865 >>> 10.000 (OK)
4. Jika tanpa sekat (baffle) tegak, tenaga yang dibutuhkan adalah 75 % dari tenaga untuk tangki
bersekat. Jadi nilai KT = 0,75 X 5,75 = 4,31.
1/ 5
2221 N.m 1 1 m 3 kg.m
Di
3
det 4,31 1,667 rps 997 kg N. det
2
= 0,65 m
Di/Lb = 0,65/1,48 = 0,439 = 43,9 %
5. Jika digunakan sistem hidrolik, maka tinggi jatuhan dapat dihitung dengan rumus :
H 2,62 m
.g det m2 997 kg 9,81 m / det
2
6. Jika digunakan pengadukan pneumatis:
h = 1,78 m – 0,20 m = 1,58 m
sehingga :
17
Contoh Soal 5.2:
Sebuah IPAM mengolah air dengan debit Q = 1,8 m3/detik dengan unit koagulasi menggunakan
pengaduk cepat mekanis. Gradien kecepatan 1000/detik dan waktu detensi td = 15 detik. Untuk
pemilihan motor pengaduk, tersedia spesifikasi motor sebagai berikut:
1. Model Mix-25 n = 30 - 45 rpm Power = 0,18 kW
2. Model Mix-50 n = 30 - 45 rpm Power = 0,37 kW
3. Model Mix-75 n = 45 - 70 rpm Power = 0,56 kW
4. Model Mix-100 n = 45 - 110 rpm Power = 0,75 kW
5. Model Mix-150 n = 45 - 110 rpm Power = 1,12 kW
6. Model Mix-200 n = 70 - 110 rpm Power = 1,5 kW
7. Model Mix-300 n = 110 - 175 rpm Power = 2,24 kW
8. Model Mix-500 n = 110 - 175 rpm Power = 3,74 kW
9. Model Mix-750 n = 110 - 175 rpm Power = 5,59 kW
10. Model Mix-1000 n = 110 - 175 rpm Power = 7,46 kW
11. Model Mix-1500 n = 110 - 175 rpm Power = 11,19 kW
Tentukan ukuran dan jumlah bak pengaduk cepat dengan ketentuan tiap bak terdapat satu alat
pengaduk. Alat pengaduk dapat dipilih dari spesifikasi di atas.
Penyelesaian:
P G 2 V
1000 0,000890 N. det
30m 24030
3 N.m
24,03 kW
det m 2
det
Bila dianggap efisiensi power motor menjadi power pengadukan air adalah 80%, maka
power motor yang diperlukan adalah 24,03 kW / 0,8 = 30,0 kW.
Berdasarkan motor yang tersedia, dapat dipilih motor model Mix-1500 sebanyak tiga buah.
Jadi jumlah bak adalah tiga. Debit air untuk satu bak adalah 0,6 m 3/detik.
P 8952 N.m
V det.
10,06 10 m3
G2 . (1000 / det)2 x 0,00089 N.det
m 2
18
nilai KT = 5,75.
Gunakan persamaan (5.2):
1/ 5
P
Di
KT n
3
19
Contoh Soal 5.3:
Rancanglah suatu flokulator kanal bersekat (baffled channel) aliran horizontal untuk mengolah
air dengan kapasitas 12.000 m3/hari. Bak flokulator dibagi dalam tiga ruang dengan gradien
kecepatan masing–masing 75/detik, 35/detik, dan 20/detik. Waktu flokulasi keseluruhan 24
menit dan suhu air 25 C. Dinding kanal memiliki nilai koefisien kekasaran f = 0,3. Panjang
flokulator ditetapkan 12 m dan kedalaman kanal 1,2 m.
Penyelasian:
1. Dihitung flokulator pertama dengan gradient kecepatan, G = 75/detik dan waktu tinggal
hidrolik, td = 8 menit.
a. Total volume flokulator :
V = 24 menit x 12.000 m3/hari x 1 hari/1440 menit = 200 m3
b. Total lebar flokulator :
V 200 m 3
W 13,89 m
LxH 12 mx1,2 m
c. Lebar tiap kompartemen : W = 14 m/3 = 4,7 m
d. Pada suhu 25 C nilai = 0,89 x 10-3 kg/m.det dan =997 kg/m3
e. Jumlah kanal dalam flokulator pertama :
1/ 3
2 .t H.L.G
2
n
1,44 f Q
1/ 3
2(0,89x10 )(8)(60) (1,2)(12)(75)
3 2
n 31
9971,44 0,3 12000 / 86400
f. Jarak antar sekat = 12/31 = 0,39 m
g. Head loss pada flokulator :
20
Contoh Soal 5.4:
Sistem IPAM memiliki flokulator seperti gambar di bawah untuk mengolah air dengan debit 12.000
m3/hari. Flokulator terdiri dari tiga kompartemen dengan ukuran yang sama, panjang total 18 m
dan tinggi 4,5 m dan lebar 4,5 m. Kompartemen pertama memiliki 4 buah paddle dengan jarak
dari poros sebesar 1,9 ; 1,7 ; 1,5; 1,3 m. Kompartemen kedua memiliki 3 buah paddle dengan
jarak dari poros 1,9 ; 1,7; 1,5 m, sedangkan kompartemen ketiga memiliki 2 buah paddle dengan
jarak dari poros sebesar 1,9 dan 1,5 m. Setiap paddle memiliki ukuran lebar 0,1 m dan panjang
4,5 m. Pada suhu 25 C, hitung kecepatan putar poros agar nilai G rata–rata 25/detik.
Poros horisontal
4,5 m
18 m
Penyelasian:
1. Hitung tenaga untuk menghasilkan G = 25/detik dengan persamaan (5.1)
21
Untuk paddle dengan jarak ke poros = 1,5 m:
vi = 0,75 x (n rps) x 2 π r = 0,75 n x 2 x π x 1,5 = (7,07 n) m/detik
4. Hitung nilai kecepatan relatif tiap paddle pada kompartemen ketiga:
1
P CD Av i3
2
203 N-m/detik = (1/2) x 1,9 x (2 x 4,5 m x 0,1 m) x (997 kg/m3) x {(8,95 n)3 + (8,01 n)3 + (7,07
n)3 + (6,13 n)3 + (8,95 n)3 + (8,01 n)3 + (7,07 n)3 + (8,95 n)3 + (7,07 n)3}
m/detik
n = 0,0377 rps = 2,26 rpm
Jadi, untuk menghasilkan nilai G rata–rata 25/detik, maka paddle wheel harus diputar dengan
kecepatan 2,26 putaran per menit.
22
5.4. Soal-soal
2. Tangki pengaduk cepat berbentuk bujur sangkar dengan debit 8 x 10 3 m3/hari, memiliki
kedalaman 1,25 kali lebar. Nilai G = 1000/detik dan suhu 20C, waktu detensi 30 detik.
Pengaduk berupa vans disk impeller dengan 6 blade. Tentukanlah: Dimensi tangki, kebutuhan
power input, kecepatan impeller jika diameter impeller 50 % lebar tangki.
3. Berapa debit udara yang diperlukan untuk menjaga nilai G sebesar 500/detik dalam suatu
tangki dengan kedalaman 2,75 m dan waktu tinggal air selama 5 menit, suhu air 20 C.
4. Pada percobaan jar test digunakan gelas beaker berisi 1 liter air dengan paddle berukuran
seperti gambar berikut:
2,5 cm
8,0 cm
Pertanyaan:
a. Bila paddle diputar dengan kecepatan 100 rpm selama 1 menit, hitunglah gradien
kecepatan yang dihasilkan oleh putaran paddle tersebut.
b. Bila akan digunakan sebagai pengaduk lambat, berapakah kecepatan paddle harus
diputar?
5. Hitung kembali contoh soal 5.2 untuk pengadukan lambat tiga kompartemen dengan nilai G
masing-masing 70, 35, 20 det-1 dan td total 30 menit.
6. Buatlah rancangan alat pengaduk mekanis tipe paddle wheel untuk mengaduk air (slow
mixing) dengan debit 100 l/detik sehingga dihasilkan GTd yang menurun masing-masing
70000, 55000, dan 45000 (waktu detensi total 45 menit).
Rancangan meliputi:
- bentuk dan dimensi bak dan alat pengaduk
- kecepatan putaran
- power motor yang diperlukan
23
h1 h2
h3 h4
8. Sistem IPAM memiliki flokulator seperti gambar di bawah untuk mengolah air dengan debit
12.000 m3/hari. Flokulator terdiri dari tiga kompartemen dengan ukuran yang sama, panjang
total 18 m dan tinggi 4,5 m dan lebar 4,5 m. Kompartemen pertama memiliki 4 buah paddle
dengan jarak dari poros sebesar 1,9 ; 1,7 ; 1,5; 1,3 m. Kompartemen kedua memiliki 3 buah
paddle dengan jarak dari poros 1,9 ; 1,7; 1,5 m, sedangkan kompartemen ketiga memiliki 2
buah paddle dengan jarak dari poros sebesar 1,9 dan 1,5 m. Setiap paddle memiliki ukuran
lebar 0,1 m dan panjang 4,5 m. Pada suhu 25 C, hitung kecepatan putar poros agar nilai G
rata–rata 25/detik.
4,5 m
18 m
9. Koagulasi-Flokulasi di lakukan dalam satu sistem baffled chamel horisontal flow dengan debit
air yang diolah 150 lt/dt. = 10-6 m2/dt
G = 800 dt-1 G = 80 G = 40 G = 20
td = 1 menit I II III P
td = 7,5 menit 7,5 menit 7,5 menit
Koagulasi Flokulasi
24
a. Koagulasi
- Hitung berapa luas area (Pbx Lb) koagulasi jika kedalaman air 1 meter
- Hitung berapa headloss yang diperlukan di unit koagulasi (g = 9,81 m/dt2)
- Hitung berapa jumlah sekat horisontal
- Berapa jarak/lebar di belokan
b. Flokulasi
- Hitung berapa luas (Pbx Lb) pada unit flokulasi jika panjang bak disesuaikan dengan
bak koagulasi
- Hitung berapa headloss yang diperlukan di masing-masing bak flokulasi
- Hitung berapa jumlah sekat horisontal
- Berapa jarak/lebar di belokan
25