Anda di halaman 1dari 3

Keperawatan

4 Jenis Diagnosis Keperawatan (NANDA-I)

12 Oktober 2020 Gustinerz Artikel Keperawatan, diagnosis, diagnosis keperawatan, intervensi

ilustrasi perawat dalam menganalisa hasil pengkajian | Google Image

FacebookWhatsAppTelegramMessengerLineEmail

Seorang perawat memiliki tugas penting yakni memberikan asuhan keperawatan kepada klien/pasien
baik individu, kelompok, keluarga atau masyarakat. Dalam pemberian asuhan keperawatan perawat
diwajibkan mengikuti proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Diagnosis keperawatan merupakan komponen yang sangat penting dalam
proses tersebut.

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respons manusia terhadap kondisi
kesehatan/proses kehidupan. Diagnosis keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang harus dipertanggungjawabkan oleh perawat. Diagnosis
keperawatan dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh selama asesmen keperawatan dan
memungkinkan perawat mengembangkan rencana asuhan.

Diagnosa keperawatan memiliki tujuan:

Membantu mengidentifikasi prioritas keperawatan dan membantu mengarahkan intervensi


keperawatan berdasarkan prioritas yang diidentifikasi.

Membantu mengidentifikasi bagaimana klien merespo proses kesehatan dan kehidupan untuk
mencegah atau menyelesaikan masalah.
Menyediakan bahasa yang sama dan membentuk dasar untuk komunikasi dan pemahaman antara
profesional keperawatan dan tim perawatan kesehatan.

Memberikan evaluasi dasar untuk menentukan apakah asuhan keperawatan bermanfaat bagi klien.

Bagi mahasiswa, diagnosis keperawatan adalah alat pengajaran yang efektif untuk membantu
mempertajam keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis.

Baca Juga:

Perbedaan Diagnosa Keperawatan dengan Diagnosa Medis

Cara Merumusukan Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan NANDA Internasional diagnosis keperawatan dibedakan mejadi 4 jenis, yakni

Diagnosis Keperawatan Aktual

Diagnosis aktual adalah masalah klien yang muncul pada saat asesmen keperawatan. Diagnosis ini
didasarkan pada adanya tanda dan gejala terkait. Diagnosis keperawatan aktual pada prinsipnya tidak
bisa dipandang lebih penting daripada diagnosis risiko, karena pada beberapa kasus diagnosis risiko
memiliki prioritas lebih tinggi daripada diagnosis aktual.

Diagnosis keperawatan aktual memiliki tiga komponen yakni diagnosis keperawatan, faktor terkait, dan
karakteristik yang menentukan. Contoh diagnosis keperawatan aktual.

Pola napas tidak efektif

Kecemasan/Ansietas

Nyeri akut

Integritas kulit terganggu.

Diagnosis Keperawatan Risiko

Jenis kedua dari diagnosis keperawatan adalah diagnosis keperawatan risiko yakni penilaian klinis bahwa
masalah tidak ada, tetapi adanya faktor risiko menunjukkan bahwa masalah kemungkinan besar akan
berkembang kecuali jika perawat melakukan intervensi. Individu atau kelompok memiliki rentan
perkembangan masalah karena adanya faktor risiko. Misalnya, pada klien lansia dengan diabetes dan
vertigo mengalami kesulitan berjalan atau ambulasi sehingga dapat didiagnosis dengan Risiko Cedera.

Komponen diagnosis keperawatan risiko meliputi: (1) label diagnostik risiko, (2) faktor risiko. Contoh
diagnosis keperawatan risiko adalah:

Risiko jatuh terkait dengan keluhan kelemahan otot

Risiko cedera terkait dengan perubahan mobilitas

Anda mungkin juga menyukai