Anda di halaman 1dari 6

Pendidikan di Barat

Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dari sebuah peradaban. Muslimin
dalam rentang ribuan tahun merawat bumi ini dengan peradabannya. Konsep Pendidikan
yang dihadirkan menjadi ‘mesin’ untuk menghadirkan orang terbaik dengan segala kebutuhan
ilmu untuk memakmurkan bumi ini. Rasulullah sallahu alaihiwasalm dengan sentuhan
Pendidikan nya kepada para sahabat menjadi prototipe untuk generasi setelah nya mengikuti
dan banyak mengambil Pelajaran dari apa yang dicontohkan. Sebagaimana kalimat Imam
Malik ‫( لن تصلح هذه األمة إال بما صلح به أولها‬Generasi ini tidak akan pernah bisa baik kecuali dengan
cara yang pernah dipakai untuk memperbaiki generasi awal).

Abad 20 sejarah kebesaran itu hilang dari ruang-ruang Pendidikan generasi muslimin.
Tidak ada kebesaran para sahabat dengan kisah heroik nya. Para tabiin dan generasi
setelahnya dengan segudang karya yang sampai hari ini dinikmati oleh miliaran manusia tiba-
tiba hilang tanpa bekas dan tercabut semua akar Sejarah. Walau dengan yakin di Tengah-
tengah muslimin juga pasti ada yang sedang terengah-engah mengembalikan Sejarah yang
tercabut itu. Abad 20 adalah gambaran hasil dari kelemahan muslimin dalam peradabannya
dan memang peradaban sudah tidak ditangan muslimin. Allah pergilirkan peradaban ini
ditangan orang-orang kafir dan Pendidikan sudah barang tentu hal yang sangat di fokuskan
dalam membangun peradaban mereka. Karena itu hilang sudah kebesaran muslimin di
bangku-bangku akademik bahkan Sebagian sudah di angap tidak relevan dalam ruang-ruang
ilmiah. Akhirnya Sebagian besar muslimin tidak berdaya dengan hilangnya kebesaran mereka
dan berganti dengan konsep dan tokoh-tokoh yang datang bukan dari seorang muslim dan
kita benar-benar hanya menjadi pengekor tanpa menelaah dan keluar dari lingkaran konsep
dan tokoh-tokoh mereka, ‫َاَف اَل َتَتَف َّك ُرْو َن‬.

Dalam sejarahnya Pendidikan dibagi menjadi 2 bagian yaitu;

A. Pendidikan Klasik
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, yang memandang bahwa
pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan
budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada prosesnya.
Isi pendidikan atau bahan pengajaran diambil dari sari ilmu pengetahuan yang telah
ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli di bidangnya dan disusun secara logis dan
sistematis. Misalnya teori fisika, biologi, matematika, bahasa, sejarah dan sebagainya.
Ada 4 aliran yang berbeda pada fase Pendidikan klasik yaitu

1. Teori Pendidikan Empirisme


Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi ekternal
dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung
kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Tokoh perintis pandangan ini
adalah seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori
“Tabula Rasa”, yakni anak lahir kedua bagaikan kertas putih yang bersih.

2. Teori Pendidikan Nativisme


Aliran Nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam
diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh
terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang
sudah diperoleh sejak lahir.

3. Teori Pendidikan Konvergensi


erintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman
yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik
maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang
dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat
tersebut. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak
yang optimal kalau memang dalam dirinya tidak terdapat bakat yang diperlukan dalam
mengembangkan bakat tersebut. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia
berbahasa dengan kata-kata adalah juga hasil konvergensi.

Dari penjelasan di atas jelas kita melihat Mereka untuk mendefinisikan anak perlu
ratusan tahun. Betapa lelahnya mereka karena konsekuensinya adalah cara memposisikan
Pendidikan anak menggunakan definisi yang ada di setiap zaman. Dan setiap zaman berubah
maka berubah juga pendekatan Pendidikan mereka. Panduannya bukan wahyu maka hadirnya
adalah asumsi-asumsi dari para ilmuan dan filsuf. Pada fase Pendidikan klasik, mereka
mengangap zaman itu dan sebelumnya adalah peradaban yang kelam untuk eropa sehingga di
literatur apapun memulai selalu dari sebelum masehi dan loncat di abad 17.
B. Pendidikan modern
Pendidikan modern adalah pendidikan yang sejalan dengan usaha manusia sejak dilahirkan
hingga meninggal, dengan sadar membimbing dan menuntun kondisi jiwa khususnya agar
dapat menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang baik sejak awal pertumbuhan dan
perkembangannya, hingga mencapai masa pubertas, agar terbentuk kepribadian yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Tokoh Pendidikan modern;
1. Jan Amos Komenski Bapak Pendidikan modern
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Jerman, Comenius kembali ke tanah airnya.
Belakangan, pada usia 24 tahun, ia dilantik menjadi pastor dari Persatuan Bruder.
Saat itu para kaum gereja tidak ada yang memfokuskan pendidikan sebagai bagian dari
kegiatan gereja. Akhirnya dengan kesadarannya komensky mengikhlaskan dirinya untuk
focus dalam dunia itu. Kurikulumnya:
a. Segala sesuatu perlu dipelajari berdasarkan metode ilmiah
b. Jika tidak paham dengan ilmu berkaitan maka berfikir rasional
c. Jika tidak ditemui juga, maka dia harus memanfaatkan ayat Allah di dalam alkitabnya
Comenius juga menulis bahwa kegiatan belajar-mengajar hendaknya "benar-benar praktis,
benar-benar menyenangkan, dan sedemikian rupa sehingga sekolahbenar-benar bagaikan
permainan, yakni awal yang menyenangkan dari seluruh kehidupan kita".

2. Jean Jacques Rousseau ( 1712 -1778)


Bapak Perkembangan anak Modern
Usia 16 menjadi pengembara untuk mencari uang, dia sanggup memperoleh bebrapa wanita
bangsawan untuk memelihara hidupnya, tinggal dengan seorang madame, menjadi penganut
katolik untuk mendapat perlindungan, Usia 33 tahun menghamili Therese ( seorang tukang
cuci) menghasilkan 5 anak dan semua bayinya dibuang di depan Hospital baru kemudian
diletakkan di panti negara. Dia adalah seorang bapak perkembangan yang hari ini ilmu itu
cukup penting. Salah satunya untuk mengetahui usia perkembangan manusia
Konsep ini telah menginspirasi banyak pakar salah satunya adalah Montessori, piaget, dsb.

3. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)


Bapak Pendidikan beljar modern
Nasrani (sebenarnya ayahnya berharap dia menjadi pendeta). Mula-mula dia belajar ilmu faal
hewan, kemudian ilmu kedokteran di Universitas St.Petersburg. Dia menolak disebut ahli
psikologi, bahkan beliau terlihat anti terhadap psikologi karena dianggapnya kurang ilmiah.
Sekalipun demikian, studinya mengenai reflex-refleks menjadi dasar berkembangnya
psikologi behaviorisme. Pavlov melakukan penelitian yang akhirnya menemukan konsep
stimulus respon itu kepada seekor anjing yang menyoroti air liur anjing saat diberikan
stimulus dengan makanan dan lampu.
Sebenarnya dari awal Pavlov tidak ingin penelitian ini dialihkan ke dunia psikologi dan
pendidikan, karena tujuan awalnya hanya untuk dunia fisiologis. Namun Watson yang
membawa konsep ini ke dunia psikologi dan pendidikan.

4. Heinrich Pestalozi (1746 – 1827 )


Pendiri Sekilah Dasar (SD)
Pestalozzi dilahirkan di Zurich, Swiss. Ia sangat dipengaruhi oleh Rousseau khususnya buku
Emile. Ia juga sangat terkesan pada konsep back to nature dan ia membeli sebidang tanah
yang maksudnya akan dijadikan pusat penelitian dari metode pertanian yang baru. Pestalozzi
makin tertarik pada bidang pendidikan. Pada tahun 1774 ia mulai dengan sekolah yang
disebut Neuhof di tanah pertaniannya. Di tempat inilah ia mengembangkan idenya yang
merupakan integrasi dari kehidupan rumah, pendidikan vokasional dan pendidikan untuk
membaca serta menulis.
Pestalozi adalah orang yang tidak suka dengan hafalan, motto dia: learning by head, hand and
heart. Belajar dari pengalaman, alam dan dikait dengan tuhan.

5. Friederich Wilhelm August Fröbel (1782-1852)


Pendiri Kindergarten
Ia adalah salah satu tokoh pendidikan yang karya dan pemikirannya masih dijadikan acuan
bagi dunia pendidikan modern hingga saat ini. Ayahnya seorang pendeta, karena kesibukan
menjadi pendeta sehingga Froebel tidak maksimal di urus. Bahkan ayahnya cenderung
mengekang aktifitas-aktifitasnya di dalam rumah atau di sekeliling gereja. Akhirnya setelah
itu dia hidup bersama pamannya. Kehidupan di rumah pamannya penuh dengan kasih sayang.
Setelah dewasa nanti Froebel mengajar di sekolah yang menerapkan konsep Pestalozi.
Sebagian konsep kindergarten yang di rancang oleh Froebel sebenarnya menggambarkan rasa
traumanya saat dia kecil dulu diasuh oleh ayahnya yang sangat keras dan protektif dalam
kegiatan-kegiatannya. Froebel juga menekankan mengenai bermain dan menarik hubungan
antara bermain dengan pengalaman pendidikan. Menurut Froebel, bermain merupakan proses
dimana perkembangan pendidikan sedang terjadi. Disini salah satu yang mengawali konsep
“bermain sambil belajar” dan “Belajar melalui bermain”.

6. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)


Bapak Pendidikan Belajar Modern
Nasrani (sebenarnya ayahnya berharap dia menjadi pendeta). Mula-mula dia belajar ilmu faal
hewan, kemudian ilmu kedokteran di Universitas St.Petersburg. Dia menolak disebut ahli
psikologi, bahkan beliau terlihat anti terhadap psikologi karena dianggapnya kurang ilmiah.
Sekalipun demikian, studinya mengenai reflex-refleks menjadi dasar berkembangnya
psikologi behaviorisme. Pavlov melakukan penelitian yang akhirnya menemukan konsep
stimulus respon itu kepada seekor anjing yang menyoroti air liur anjing saat diberikan
stimulus dengan makanan dan lampu.
Sebenarnya dari awal Pavlov tidak ingin penelitian ini dialihkan ke dunia psikologi dan
pendidikan, karena tujuan awalnya hanya untuk dunia fisiologis. Namun Watson yang
membawa konsep ini ke dunia psikologi dan pendidikan.

Di awal abad 19 John D Rockefeller masuk dalam dunia Pendidikan. Seorang


pengusaha tambang miyak yang kemudian membutuhkan banyak sekali pekerja untuk
bekerja di usaha miliknya dan kebutuhan yang paling mendasar adalah para pekerja dididik
siap bekerja sebagaimana kerja di pabrik. Saat itu Pendidikan di prusia (german) sedang
memperbaharui kurikulumnya dan menghadirkan Pendidikan yang taat, nurut, disiplin dan
memiliki jiwaz kenegaraan. Melihat perubahan itu yang sejalan dengan apa yang dia
harapkan untuk menjadi pekerja di usahanya maka Pembiayaan langsung di tangani oleh John
D Rockefeller karena kepentingannya dalam dunia industry tambang minyak. Ada satu
ungkapan yang disampaikan “I don’t want a nation of thinkers I want a nation of workers”.
Rockofeller Tidak akan menjadikan anak-anak sebagai filsuf, ilmuan bahkan pengusaha. Dia
menjadikan Pendidikan sama seperti pabrik; 8 jam. Bel tanda masuk, istirahat dan pulang.

Di abad 19 kemudian banyak sekali bermunculan konsep Pendidikan yang hadir dan
menjadi kepanjangan dari ilmu-ilmu sebelumnya dan digunakan hingaga hari ini. Yang lebih
mengerikan lagi adalah hadirnya kerusakan di dunia Pendidikan disebabkan oleh rencana
zionis yahudi yang ingin menghadirkan generasi yang lemah dan jauh dari agama khususnya
muslimin. Pembahasan detail sebagaimana yang pernah kita pelajari dari tulisannya Dr.
Majid Irsan Al kailani dengan judul Pendidikan dan masa depan Masyarakat islam dalam
kendali perencanaan Israel.
Ya Allah bimbinglah kami

Galan Nurrahman

Anda mungkin juga menyukai