Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT PENDIDIKAN

ESENSIALISME
DI SUSUN OLEH :
1. SRI FAJAR RINI 2017.122.017 P
2. WINDA ALMA SONIA PUTRI 2017.122.010
3. NUR ARISA 2017.122.001
PENGERTIAN ESENSIALISME
• Secara etimologi esensialisme berasal dari bahasa Inggris yakni
essential (inti atau pokok dari sesuatu), dan isme berarti aliran,
mazhab atau paham.

• Menurut Brameld bahwa esensialisme ialah aliran yang lahir dari


perkawinan dua aliran dalam filsafat yakni idealisme dan realisme.
Aliran ini menginginkan munculnya kembali kejayaan yang pernah
diraih, sebelum abad kegelapan.
PERKEMBANGAN ATAU SEJARAHNYA
• Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang
berbeda dengan progresivisme, yaitu yang tumbuh dan berkembang disekitar
abad 11, 12, 13 dan ke 14 Masehi. Didalam zaman Renaissance itu telah
berkembang dengan megahnya usaha-usaha untuk menghidupkan kembali ilmu
pengetahuan dan kesenian serta kebudayaan purbakala, terutama dizaman
Yunani dan Romawi purbakala.
• Renaissance itu merupakan reaksi terhadapa tradisi dan sebagai puncak
timbulnya individualisme dalam berpikir dan bertindak dalam semua cabang dari
aktivitas manusia.14 Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930 dengan
beberapa orang pelopornya seperti William C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick
Breed dan Isac L. Kandell. Pada tahun 1938 mereka membentuk suatu lembaga
yang disebut dengan “the essensialist committee for the advancement of
American Education” sementara Bagley sebagai pelopor esensialsme adalah
seorang guru besar pada “Teacher College” Colombia University. Bagley yakin
bahwa fungsi utama sekolah adalah mentransmiskan warisan budaya dan sejarah
kepada generasi muda.
• Aliran ini populer pada tahun 1930 an dengan populernya Wiliam Bagley
(1874-1946). Pada awal abad ke-20 aliran ini dikritik sebagai aliran kaku
untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia dewasa. Namun, dengan
suksesnya Ui Sopiet dalam meluncurkan Sputnik pada tahun 1957, minat
pada aliran ini kembali hidup. Pada tahun 1983 The President’s
Commission on Excellence in Education di AS menerbitkan laporan, A
Nation at Risk, yang memperlihatkan kehidupan penganut aliran esensialis
PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT
ESENSIALISME
• Pendidikan haruslah dilakukan melalui usaha keras tidak begitu saja timbul dari
dalam diri siswa
• Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru bukan pada siswa.
• Inisiatif proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan
• Sekolah harus mempertahankan metode-metode tradisional yang bertautan dengan
disiplin mental
• Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum
merupakan tuntutan demokrasi yang nyata
• Metode-metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental merupakan
metode yang diutamakan dalam pendidikan di sekolah
KARAKTERISTIK ALIRAN
ESENSIALISME
• Esensialisme percaya bahwa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Kebudayaan
yang mereka wariskan kepada kita hingga sekarang, telah teruji oleh segala
zaman, kondisi dan sejarah. Kebudayaan demikian, ialah essensia yang mampu
pula mengemban hari kini dan masa depan umat manusia. Kebudayaan sumber
itu tersimpul dalam ajaran para filosof ahli pengetahuan yang agung, yang
ajaran dan nilai-nilai ilmu mereka bersifat kekal dan monumental.
Ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme yang disarikan oleh William C.
Bagley adalah sebagai berikut:

• minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-
upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan
karena dorongan dari dalam diri siswa.

• pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa adalah


melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan
ketergantungan yang khusus pada spsies manusia.
PANDANGAN ESENSIALISME TERHADAP
PENDIDIKAN

• Pandangan mengenai pengetahuan


Pada kacamata realisme masalah pengetahuan ini, manusia adalah sasaran
pandangan sebagai makhluk yang padanya berlaku hukum yang mekanistis
evolusionistis. Sedangkan menurut idealisme, pandangan mengenai
pengetahuan bersendikan pada pengertian bahwa manusia adalah makhluk
yang adanya merupakan refleksi dari Tuhan dan yang timbul dari hubungan
antara makrokosmos dan mikrokosmos.
• Pandangan Mengenai Belajar
 Idealisme, sebagai filsafat hidup, memulai tinjauannya mengenai pribadi
individual dengan menitikberatkan pada aku, menurut idealisme, seseorang
belajar pada taraf permulaan adalah memahami akunya sendiri, terus bergerak
keluar untuk memahami dunia obyektif. Dari mikrokosmos menuju
kemakrokosmos.
 Sebagai contoh, dengan landasan pandangan diatas, dapatlah dikemukakan
pandangan Immanuel Kant (1724-1804). Dijelaskan bahwa segala pengetahuan
yang dicapai oleh manusia lewat indera memerlukan unsur a priori, yang tidak
didahului oleh pengalaman lebih dahulu.
• Pandangan Mengenai Kurikulum

Herman Harrell Horne menulis dalam bukunya yang berjudul This New Education mengatakan bahwa
hendaknya kurikulum itu bersendikan atas fundamental tunggal, yaitu watak manusia yang ideal dan
ciri-ciri masyarakat yang ideal. Kegiatan dalam pendidikan perlu disesuaikan dan ditujukan kepada
yang serba baik tersebut. Atas dasar ketentuan ini berarti bahwa kegiatan atau keaktifan anak didik
tidak terkekang, asalkan sejalan dengan fundamen-fundamen itu.

Bogoslousky, dalam bukunya The Ideal School, mengutarakan hal-hal yang lebih jelas dari Horne.

Disamping menegaskan supaya kurikulum dapat terhindar dari adanya pemisahan mata pelajaran

yang satu dengan yang lain, kurikulum dapat diumpamakan sebagai sebuah rumah yang mempunyai

empat bagian, ialah : universum,sivilisasi, kebudayaan, dan kepribadian


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai