Anda di halaman 1dari 10

Arti Penting Teori Akuntanal

Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah-masalah praktis dan profesional.
Beberapa pertanyaan berikut merupakan contoh masalah yang dihadapi praktik akuntansi:

Apakah selisih kurs valuta asing dibiayakan atau dikapitalisasi? Manakah istilah yang tepat untuk
padan kata cost of goods sold: harga pokok penjualan, beban pokok penjualan, atau kos barang
terjual? Apa kriteria kapitalisasi sewaguna yang seharusnya di Indonesia?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas dan berbagai masalah praktik lainnya dapat diberikan
atas dasar taktik cerdik (shrewd tact) belaka atau atas dasar penalaran yang sehat (sound theory).
Kalau praktik yang baik dan sebat harus dicapai, pemecahan masalah atas dasar pengalaman saja
tidak cukup. Po mecahan masalah praktik harus juga dilandasi oleh teori yang baik dan sehat. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikatakan Kam (1990) berikut ini:

Behind every practice is a rationale. Good practice is based on good theory whether we are aware of
the theory or not. If we can formulate "good" theory, then we will have "good" practices if the theory
is followed (hlm. 45-46)

Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Pemahamannya oleh praktisi dan penyusun
standar akan sangat mendorong pengembangan serta per- baikan menuju praktik yang sehat. Teori
akuntansi menjadi landasan untuk me mecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralusan atau
bernalar yang secars etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Apa yang dikatakan Kam di atas
memberi isyarat bahwa kalau masalah akuntansi dipecahkan semata-mata atas alasan pragmatik
atau taktik cerdik, dapat dipastikan bahwa hasilnya tidak akan memadai dan tidak akan menuju ke
praktik yang sehat.

Taktik cerdik memang memadai untuk menangani masalah yang sederhana. Untuk masalah-masalah
yang kompleks dan berimplikasi luas, pemecahan masalah akan makin bergantung pada kearifan
(wisdome) dan tilikan (insights) yang terkandung dalam teori yang sehat. Pengetahuan tentang teori
akan mengimbangi keterbatasan pengalaman dan kepentingan praktis (kepentingan jangka pendek).
Dengan teori, orang akan melihat masalah dengan perspektif yang lebih luas dan bebas dari hal-hal
yang teknis atau rinci. Wright (1984) meng- ibaratkan makna teori sebagaimana makna melihat dari
atas dalam suatu teater. Melihat dari atas bertujuan untuk menemukan pola, hubungan, konsep,
atau prinsip yang melandasi suatu sistem atau keadaan yang kompleks tanpa terbawa atau terkecoh
oleh kompleksitas itu sendiri. Sebagai ilustrasi, kalau orang melihat suatu kota dari sebuah helikopter,
orang akan kehilangan pandangan terhadap hal-hal yang kecil tetapi dia akan mampu melihat prinsip
kerja (teori) tentang tata kota itu: batas-bataanys, pengkawasannya (roning), jaringan jalan lalu-
lintasnya, pusat-pusat kegiatan, dan keterkaitan antara unsur-unsur tersebut.

Pengembangan Akuntansi

Seperangkat pengetahuan akuntansi (accounting body of knowledge) dapat dipan- dang dari dua sisi
pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktikkan di dunia nyata dan
sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Dari segi profesi,
akuntansi sering dipandang semata-mata sebagai serangkaian prosedur, metoda, dan teknik tanpa
memperha tikan teori di balik praktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan dan
penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Dari sudut profesi/praktisi ini,
akuntansi berkepentingan dengan aspek bagaimana (how to account). Prinsip akuntansi berterima
umum/PABU (generally accepted ac counting principles/GAAP) dianggap sebagai sesuatu yang berian
(given). PABU merupakan pedoman yang lebih luas daripada standar akuntansi karena tidak se mua
perlakuan akuntansi secara eksplisit diatur dalam standar akuntansi. PABU berisi standar akuntansi
ditambah dengan sumber-sumber acuan lain yang didukung berlakunya (mempunyai authoritative
support)

Peran Riset Akuntansi

Dalam dua dasawarsa terakhir, ada kecenderungan bahwa akademisi berusaha lebih jauh untuk
membawa akuntansi menjadi suatu ilmu pengetahuan ilmiah atau sains (science) yang makin
menjauhkan antara dunia praktik dan dunia aka- demik. Penempatan akuntansi sebagai sains
membawa konsekuensi bahwa teori

"Resistenal-akan lebih mungkin terjadi kalau gagasan berasal dari orang yang dianggap tidak
mempunyal autoritas akademik yang tinggi betapapun valld dan kustnya argumen yang diajukan.
Dalam dunia akademik, kadang-kadang masih berlaku pemeo yang mengatakan bahwa orang lebih
banyak mengagumi penyanyi daripada lagunya (the singer not the song) akuntansi harus bebas dari
pertimbangan nilai (value-judgment) dan bersifat deskriptif. Atas dasar argumen ini, subjek/fononens
bahasan di tingkat akademik cenderung bergeser dari opa dan bagaimana suatu kejadian/transaksi
harus dics- tat/dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial tertentu (teori norma tike apa
yang nyatanya dilakukan para pelaku ekonomi (termamık akuntan) dan mengapa mereka berbuat
demikian (teori positif atou deskriptif).

Pengertian Akuntansi

Teori akuntansi sangst erat kaitannya dengan akuntansi keuangan bahkan teori skuntansi dijumpai
khususnya dalam konteks akuntansi keuangan. Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada
pengertian atau pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Artinya, kedudukan
akuntansi dalam tatanan (taksonomi) pengetahuan jugs akan monentukan pengertian dan lingkup
teori skuntansi. Perdebatan di tingkat akademik yang belum mencapai titik temu adalah jawaban stas
pertanyaan apakah pengetahuan akuntansi dapat dikategori sebagai seni, saint, atau teknologi,
Status yang jelas memudahkan pengembangan pengetahuan akuntansi untuk pencapaian tujuan
sosial dan ekonomik tertentu. Lagi pula, kejelasan status akuntansi mempunyai implikasi terhadap
arah studi dan praktik akuntansi.

Accounting is the body of knowledge and functions concerned with systematic originating,
authenticating, recording, classifying, processing, summarizing, snalyzing, Interpreting, and supplying
of dependable and significant inferma tion voering transactions and events which are, in part at
least, of a financial character, required for the management and operation entity and for reports that
have to be submitted thereon is meel Aduciary and other responsibil operation of an ities

Accounting is a service activity. lis function is is provide quantitative infor matten, primarily financial
in nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisiona."

Stander protional Iduodaan dalam Stand Austral engar den Standar


Profesional Akurtas Publik yang diterbitkan siah Dhalen Akuntan Indonesia (JA). Masalah la‫ العال‬bukan
merupakan masalah yang mele Grail karvos istilah membawa perilaku dan manajemkan pemahaman
suatu k

Pal Grady "mary of Generally acepted Accounting Prinsiples for Business Enterprises, Amunting
Remark Saly Ne. (New York: AICPA, 1965), hlm. 3. 'rosbalan huruf alsh penulis.

Seni, Sains, atau Teknologi

Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan (art) karena orang yang
akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia
praktik dan mengerjakan magang (apprentice-ship) pada praktisi. Dalam perkembangan selanjutnya,
pengetahuan dan kete- rampilan akuntansi dapat diidentifikasi dengan jelas sehingga membentuk
seperangkat pengetahuan uluh yang dapat diajarkan melalui institusi pendidikan. Mereka yang
menguasai seperangkat pengetahuan tersebut bahkan dapat menyebut dirinya profesional. Dengan
argumen tersebut dan perkembangan akuntansi dewasa ini, tidaklah tepat kalau akuntansi
dimasukkan sebagai bidang kerajinan apalagi kalau art dikaitkan dengan inasalah estetika.
Penyebutan akun- tansi sebagai seni sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam
praktiknya akuntansi melibatkan banyak pertimbangan nilai (value-judgment) yang menuntut
keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan yang terbaik. Rubenstein mendeskripsi
pertimbangan subjektif dalam akuntansi berikut ini:"

The practitioners of our profession apply a skill acquired by long experience. They independently
observe the facta, display uncanny sense of the relevant, interpret and apply general conventions to
specific client situations and make overall judgments concerning the fairness of economic
information (hlm. 33).

"Perskayaman di sini hendaknys diartikan dalem konotaal positif bukan dalan arti manipulaat
Purekayasan adalah padan kate engineering. Bebagai proses penalaren istilah Ini penggunaannya
tidak Ingi terbatas pada bidang taknik dan permesinan tetapi mencakup pula bidang sosial, skonomi,
bahasa, staupun kedokteran. Misalnya, language engineering (perekayasaan bahasa) digunak akan
untuk me juk bidang pengetahuan bahasa yang berkaitan dengan proses penalaran untuk
pembekuan baha dan pengembangan istilah, Lihat Anton M. Mosliano, "Pranodarnan Bahasa
Indornsala" dalam Kambaru Bahasa Kumpulan Karangan Tereber (Jakarta: PT Gramedia, 1989), hlm.
188 dan "Sikap Bertaat Aane dan Kelantan dalam Santur Bahasa (Jakarta: PT Gramedia, 1980), him.
37.

Daniel Blake Rubenstain, "Artist, Bolentiator Communicator? Our Crisis of Identity The Accountants
Digal (1967), him. 31-34. Lihat lebih lanjut pembahasan akuntanal sebagai seni dalam Walk, Tharney,
dan Dodd (2001), hlm. 36-41

Jadi, kalau akuntansi dikatakan sebagai sani maka yang dimaksud adalah cara menerapkannya bukan
sifatnya sebagai saporangkat pengetahuan. Sebagai seperangkat pengetahuan, akuntansi lebih dari
sekadar seni.

Kalau akuntansi bukan merupakan seni, apakah akuntansi itu merupakan ilmu atau sains (science)
Untuk menjawab portanyaan ini tentu saja harus di jawab dahulu apakah sains itu. Bangat sulis untuk
mendefinisi pengertian sains dengan tuntas den memuaskan. Meskipun demikian, sifat-sifat sainą
dapat diiden tifikasi untuk dijadikan kriteria spakah seperangkat pengetahuan dapat dimasuk kan
sebagal sains. Pengertion sains atau ilmu oleh Surisaumantri berikut ini dijadikan titik tolak
pembahasan.

Akuntansi Sebagal Teknologi

Kalau akuntansi tidak dapat dikarakterisasi sebagai kerajinan tetapi juga bukan sebagai sains, lalu
apakah status seperangkat pengetahuan akuntansi itu? Ber- kaitan dengan hal ini, Sudibyo
menegaskan bahwa seni dan sains bukan merupa kan dua kutub yang kontinum. Kutub yang
dimaksud di sini adalah status atau klasifikasi (kelas) seperangkat pengetahuan dalam taksonomi
atau pohon penge tahuan. Karena kedua kutub tersebut bukan suatu kontinum, tidak selayaknyalah
akuntansi dipandang sebagai gabungan antara seni dan saina. Kutub atau kelas yang masih terbuka
untuk mengklasifikasi status akuntansi adalah teknologi. Teknologi didefiniai sebagai berikut:

The body of knowledge that is applicable to the production of goods. In its use, the term technology
has a broader meaning and its nse is not limited in physical engineering. While technology is
generally embodied in tangible products, it may be also manifested in the form of a skill, a practice or
even a 'technology culture' which finally becomes so diffuse that it is no longer noticed. Technology
is, in fact, the use of scientific knowledge by a given society at a given moment to resolve concrete
problema facing its development, drawing mainly on the means at its disposal, in accordance with its
culture and sonle of value" (him. 17-18).

Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu (goods) yang


bermanfaat dan pengertian teknologi tidak terbatas pada teknologi fisis (hard technology) tetapi juga
teknologi lunak (soft technology). Teknologi merupakan sarana untuk memecahkan masalah nyata
dalam lingkungan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, teknologi
bermuatan bu- daya dan nilai tempat teknologi berkembang atau diterapkan.

Sudibyo menegaskan bahwa dengan mengenali karakteristik akuntanai, se- perangkat pengetahuan
akuntansi sebenarnya lebih merupakan suatu teknologi (paling tidak teknologi lunak) dan oleh
karenanya harus dikembangkan sesuai.

dengan sifat teknologi tersebut agar lebih bermanfaat dan mempunyai pengaruh nyata dalam
kehidupan sosial tertentu. Teknologi digunakan untuk mengendali- kan variabel-variabel alam dan
sosial untuk mencapai kehidupan tertentu yang lebih baik. Selanjutnya ditegaskan bahwa pada
kanyataannya akuntansi tidak mempunyai sifat-sifat schagai sains. Karena akuntansi masuk dalam
bidang pengetahuan teknologi, akuntanal dapat didefinisi sebagai "rekayasa informasi dan
pengendalian keuangan." Sebagai teknologi, akuntansi dapat memanfaatkan teori-teori dan
pengetahuan yang dikembangkan dalam disiplin ilmu yang lain untuk mencapai tujuan tertentu
tanpa harus mengembangkan teori tersendiri.

Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Melekat dalam tiap teknologi adalah masalah penentuan cara yang terbaik untuk mengerjakan atau
mencapai sesuatu. Proses untuk menentukan cara yang terbaik untuk mendapatkan produk (hasil)
terbaik dalam penerapan suatu teknologi disebut perekayasaan (engineering)." Perekayasaan adalah
proses teren- cana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan (ex-
ercise of judgment) untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia (available
knowledge), konsep, metoda, teknik, serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkret
atau konseptual). Perekayasaan akuntansi tingkat mikro (perusahaan). Yang dimaksud akuntansi
dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai sustu sistem pelaporan keu
angan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi (tentang struktur, mekanisma, pihak yang
terlibat, dan standar pelaporan) dalam suatu wilayah negara tertentu. Pelaporan keuangan adalah
struktur dan proses tentang bagai mana informasi keuangan untuk semua unit usaha dan
pemerintahan harus dine- diakan dan dilaporkan dalam suatu negara untuk tujuan pengambilan
keputusan ekonomik. Sebagai teknologi, Sudibyo menggambarkan proses ini dalam bentuk struktur
rekayasa akuntansi yang disajikan dalam Gambar 1.3. di bawah ini.

Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan penge tahuan dan sains dari
berbagai disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa
akuntansi karena tujuan tersebut akan di gunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan
keefektifan produk yang di- hasilkan. Pada tingkat makro, produk perekayasaan akuntansi adalah
semacam konstitusi yang disebut rerangka konseptual (conceptual framework) yang akan dibahas
lebih lanjut di bab lain buku ini. Bila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, akan mudahlah untuk
mendefinisi apa yang disebut teori .

Teori Akuntanal Sebagai Sains

Untuk memahami pengertian teori akuntanai, perlu dibahas dahulu pengertian teori. Banyak buku
akuntansi yang judulnya memuat kata teori akuntansi men- definisi teori akuntansi sesuai dengan
tujuan pembahasan dalam buku, tersebut. Oleh karena itu, pengertian teori dalam buku yang satu
dapat berbeda dengan pengertian teori dalam buku yang lain. Pengertian teori akuntansi juga
bervariasi bergantung pada pengertian teori dan sifat disiplin pengetahuan yang ditumpu.

Teori sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu bersifat abstrak atau
sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan dikerjakan dalam dunia nyata. Makna
teori diasosiasi dengan apa yang di- harapkan atau apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan
senyatanya dan tidak bersifat praktis. Teori di sini diartikan tidak lebih dari peraturan, ketentuan,
tata-tertib, tata-cara, atau pedoman tentang bagaimana mengerjakan sesuatu yang ideal (bersifat
normatif). Dengan pengertian ini, teori akuntansi sering diar- tikan sebagai sekumpulan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku dan harus di- anut dalam lingkungan tertentu. Karena itu,
mempelajari teori akuntansi sering disalahartikan sebagai mempelajari standar akuntansi (misalnya
buku Standar Akuntansi Keuangan) dan cara penerapannya. Teori akuntansi mempunyai pengertian
lebih dari sekadar standar akuntansi.

Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang
diajukan untuk menjelaskan dan mempredikai fenomena atau fakta. Teori akan berisi pernyataan-
pernyataan asumsi dan hipotesis (propo- sisi). Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan
teoretis konsep-konsep (vari- abel-variabel) yang diteorikan. Konsep adalah makna atau karakteristik
yang berkaitan dengan kejadian, objek, kondisi, atau perilaku. Suatu proposisi misalnya berbunyi:
"Asas akrual lebih bermanfaat daripada asas tunai." Dalam hal ini, "asas akrual" dan "asas tunai"
merupakan konsep sedangkan "lebih bermanfaat daripada merupakan hubungan teoretis konsep-
konsep tersebut. Agar menjadi teori yang kuat proposisi harus dimungkinkan untuk diuji secara
ilmiah dan didukung oleh apa yang nyatanya diamati (data empiris). Sebagai sains, kegiatan
penjelajahan dan riset akuntansi lebih diarahkan untuk menguji secara ilmiah teori-teori tersebut
yang diajukan sebagai penjelasan fenomena akuntansi, alam, atau sosial.
Bila diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering dimaksudkan sebaga suatu penalaran logis
yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakua

"Robert R. Sterling, "Positive Accounting: An Assessment, Abarua (Vol. 26, No. 2, 1990), him. 9

136 "Charles Christensen, "The Methodology of Positive Accounting." The Accounting Review (Janary,
1983), him. 1-22

"Imam Wahyudi, "Mainstream Accounting and lia Paradign: A Critical Analysis, Gadjah Ma
International Journal of Business (September 1992), him. 99-112

akuntansi tertentu (baik menurut standar akuntansi atau menurut tradisi) dan tentang struktur
akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Teori akuntansi membahas proses pemikiran
atau penalaran untuk menjelaskan kela- yakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah
berjalan atau untuk memberi landasan konseptual dalam penentuan standar atau praktik yang baru.
Pengertian seperti ini sesuai dengan pengertian teori yang didefinisi Hendriksen seperti berikut ini.

accounting theory may be defined as logical reasoning in the form of a set of brood principles that
(1) provide a general frame of reference by which account- ing practice can be evaluated and (3)
guide the development of new practices and procedures (hlm, 11.

Paton dan Littleton mengemukakan bahwa tujuan teori akuntansi adalah menyediakan gagasan-
gagasan mendasar (fundamental ideas) yang menjadi basis atau fundasi dalam proses perekayasaan
pelaporan keuangan. Hasil perekayasaan tersebut berupa seperangkat doktrin (body of doctrin) yang
berkaitan secara logis, terkoordinasi, dan konsisten yang mempunyai fungsi sebagai landasan untuk
penurunan standar akuntansi. Pengertian teori akuntansi seperti itu dinyatakan Paton dan Littleton
sebagai berikut

We have attempted to weave together the fundamental ideas of accounting rather than to state
standards as such. The intention has been to build a framework within which a subsequent
statement of corporate accounting standarde could be erected. Accounting theory is here conceived
to be a coherent, coordinated, con- eistent body of doctrine which may be compactly expressed in
the form of stan darda if desired (hlm. ix).

Bila akuntansi dipandang sebagai teknologi, teori akuntansi dapat dipandang sebagai penjelasan atau
pemikiran untuk menentukan apa dan bagaimana cara terbaik untuk memperlakukan (mendefinisi,
mengukur, mengakui, dan menyaji- kan) suatu objek akuntansi. Penjelasan atau pemikiran seperti itu
sangat diperlu kan karena terdapat banyak cara yang tersedia baik secara teoretis maupun praktis
untuk mencapai tujuan akuntansi. Hasil pemikiran tersebut dituangkan dalam suatu dekumen yang
berisi konsep-konsep atau gagasan-gagasan (ideas) yang saling berkaitan secara logis. Dein
menjelaskan secara rinci pengertian teori semacam itu sebagai berikut:"

Accounting is a technology that has developed very recently. With accounting, as with any
technology in the prizes of development, there has been of necessity a good deal of uncertainty as to
the best way to do things, and indeed what are the

Zidon B. Hendriken, Accounting Theory (Homewood, III: Richard D. Irwin Ine, 1982), hlm. 1. A. Paton
and A. C. Littleton, An Introduction to Corporate Accounting Standards (New York:

AAA Monograph No. 3, 1970). "Raymond C. Dein, "The Future Development of Accounting Theory"
The Accounting Review (July 1958).
precise things that accounting can be expected to do.... The explanations which are developed in this
process of determining the "what" and the "how" become the literature of the technology.... these
explanations are called the theory of the subject, (hlm. 389)

accounting theory is a scheme of interrelated and internally consistent idens on the manner and the
devices by which the function of accounting can be real- ized. The formulation of accounting theory
would improve the service that accounting is prepared to render in our business and social structure
by provid ing the structure by which to test and improve present practices of accounting and to serve
as a guide to the solution to those new problems which are certain to intrude themselves (hlm. 400).

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teori akuntansi meru- pakan penalaran logis
(logical reasoning), gagasan-gagasan mendasar (fundamen- tal ideas), atau gagasan-gagasan yang
berkaitan dan konsisten (iriterelated and internally consistent ideas) yang semuanya dapat disebut
sebagai penalaran logis saja. Karena akuntansi diperlakukan asbagai teknologi, proses penalaran logis
tersebut dapat disebut sebagai perekayasaan. Hasil perekayasaan dalam hal ini dapat berupa
seperangkat prinsip umum (a set of broad principles), seperangkat doktrin (a body of doctrine), atau
suatu struktur/rerangka konsep-konsep yang ter- padu (a structure or scheme of interrelated ideas).
Prinsip umum, doktrin, atau rerangka tersebut berfungsi untuk: acuan pengevaluasian praktik
akuntanai yang berjalan (a frame of reference by which accounting practice can be evaluated)
pengarah pengembangan praktik dan prosedur akuntansi baru (a guide the development of new
practices and procedures) hasis penurunan standar akuntansi (expressed in the form of standarda)
titik tolak pengujian dan perbaikan praktik berjalan (to teat and improve present practices) pedoman
pemecahan masalah potensial (a guide to the solution to those new problems.

Perspektif Teori Akuntansi

Pembahasan sebelum ini membedakan pengertian teori atas dasar taksonomi akuntansi sebagai
sains atau teknologi. Bila akuntansi diperlakukan sebagai sains, teori akuntansi akan merupakan
penjelasan ilmiah. Bila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, teori akuntansi diartikan sebagai
penalaran logis. Manapun perlakuan yang dianut, teori akuntansi akan berisi pernyatan-pernyataan
yang berupa baik penjelasan ataupun pembenaran (justifikasi) tentang suatu fenomena atau
perlakuan akuntansi. Contoh fenomena atau perlakuan akuntansi antara lain adalah adanya
bermacam metoda akuntansi, penggunaan sistem berpasangan (debit-kredit), keharusan menyusun
statemen aliran kas, pernyataan bahwa akun- tansi ka sekarang lebih relevan dari akuntansi kos
historis, dan adanya reaksi pasar modal terhadap penerbitan informasi laba. Selain perspektif (aspek)
tak- sonomi yang membagi teori akuntansi menjadi penjelasan ilmiah dan justifikasi, teori akuntansi
juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tu- juan atau penekanan pembahasan.

Aspek Sasaran Teori

Aspek sasaran (goal) teori akuntansi telah disinggung dalam beberapa uraian se- belum ini. Aspek
assaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif dan normatif.
Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains
atau teknologi. Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan teknologi
akan meng- hasilkan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang ber- beda
yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi.
Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan, atau perbuatan) seperti apa
adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif
diarahkan untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah (true or false)
atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan normatif berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apa-
kah sesuatu itu baik atau buruk (good or bad) atau relevan atau takrelevan (rele- vant or irrelevant)
dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan normatif diarahkan
untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan
(policy making).

Aspek Tataran Semiotika

Akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi se bagai sarana


komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa bisnis (the language of business):
Bahasa merupakan bagian penting dalam komu- nikasi. Pesan atau makna yang ada di benak
pengirim disimbolkan dalam bentuk ungkapan bahasa yang tepat agar makna tersebut ditafsirkan
sama persis seperti yang dimaksudkan. Apa yang terkandung dalam simbol bahasa itulah yang
menja- di informasi bagi penerima (pembaca). Efek komunikatif menjadi sasaran penyam palan
gagasan atau informasi dari pengirim (penyedia informasi) kepada penerima (pemakai Informasi).
Tanda atau simbol bahasa (gambar-gambar ambar dan kata-kata) dan tata bahasa membentuk
ungkapan bahasa yang menjadi media komunikasi. Dalam ilmu bahasa, sistem komunikasi dan efek
komunikatif (teori komunikasi) dipelajari dalam tiga bidang kajian yaitu semiotika, linguistika, dan
logika.

Teori Akuntansi Semantik

Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau
realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntana (elemen statemen keuangan)
sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung
menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menjawab apakah elemen-elemen
statemen keuangan benar-benar merepresentasi apa yang memang dimaksudkan dan untuk
meyakinkan bahwa makna yang terkandung dalam simbol pelaporan, tidak disa- lahartikan oleh
pemakai. Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan makna-makna penting pelaporan
keuangan. Oleh karena itu, teori ini banyak membahas pendefinisian makna elemen (objek),
pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai bahan pendefinisian, dan penentuan
jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu atribut.

Teori Akuntansi Sintaktik

Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang
bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-
elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Simbol-simbol tersebut
(misalnya aset, utang, pendapatan, dan lainnya) harus berkaitan secara logis sehingga sehingga
informa- si semantik dapat dikandung dalam statemen keuangan. Cakupan teori akuntansi sintaktik
lebih luas dari sokadar menentukan hubungan struktural antarelemen statemen keuangan. Teori
sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang membentuk struktur pelaporan keuangan
atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, entitas pelapor (pelaporan), pemakai
infor- masi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan laporan (prinsip akuntansi berterima umum
atau generally accepted accounting principles).

Teori Akuntansi Pragmatik

Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan
perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini mem- bahas reaksi pihak yang dituju oleh
informasi akuntansi. Apakah informasi sam- pai ke yang dituju dan diinterpretasi dengan tepat
merupakan masalah keefektifan komunikasi. Apakah akhirnya pihak yang dituju informasi memakai
informasi tersebut untuk dasar pengambilan keputusan merupakan masalah ke- bermanfaatan
(usefulness) informasi. Pada gilirannya, kebermanfaatan informasi akan menentukan keefektifan
pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Dalam mengukur kebermanfaatan informasi laba (earnings),
Lev (1989) mengidentifikasi konsep manfaat informasi sebagai berikut:"

"Baruch Lev, "On the Usefulness of Earnings and Earnings Research: Lessons and Directions from Two
Decades of Empirical Research," Journal of Accounting Research (Supplement, 1989), him. 163-190.
Penulisan huruf tebal oleh penulis.

Aspek Pendekatan Penalaran

Telah disebut sebelumnya bahwa teori akuntansi dapat diartikan sebagai penalar- an logis yang
memberikan penjelasan dan alasan tentang perlekuan akuntansi ter- tentu. Penjelasan ilmiah juga
memerlukan suatu penalaran logis. Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau penjelasan.
Peranan logi ka sangat penting dalam penalaran. Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu
kejadian alam atau sosial. Teori (penjelasan) yang disusun dengan penalaran yang baik akan
mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting dalam rangka menerima atau
menolak kebenaran (validitas) suatu teori. Proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau
penjelasan sobagai teori dapat bersifat deduktif maupun induktif.

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu per- nyataan ursum yang
disepakati (disebut premis) ke pernyataan khusus sebagni simpulan (konklusi). Pernyataan umum
yang disepakati dan menjadi basis pena- laran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, stau
norma yang dianggap benar, baik, atau relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan
situasi khusus yang dibahas. Oleh karena itu, pernyataan umum tersebut dapat saja me- muat nilai-
nilai etika, moral, ideologi, keyakinan, atau budaya.

Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap
kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Misalnya, akun- tansi menyajikan aset sebesar kos historis
karena akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca adalah untuk
menunjukkan sisa potensi jasa dan bukan menunjukkan nilai jual sehingga kos historis merupakan
pengukur yang paling tepat. Menganut konsep kontinuitas usaha merupakan premis sedangkan
penilaian aset atas dasar kos historis merupakan konklusi.
Penalaran Induktif

Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal dari suatu
pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan
generalisasi (perampatan) dari keadaan khusus tersebut.

Berbeda dengan penalaran deduktif, hubungan antara premis dan konklusi dalam penalara induktif
tidak langsung dan tidak sekuat hubungan dalam pe- nalaran dedukt'f. Dalain penalaran deduktif,
kebenaran premis menjamin kabe- naran konklusi asal penalarannya logis. Dalam penalaran induktif,
kebenaran premis tidak selalu menjamin kebenaran konklusi yang bersifat perampatan atau
generalisasi. Kebenaran konklusi hanya dapat dijamin dengan tingkat keyakinan (confidence level
atau coefficient) tertentu, misalnya 95% atau 99%.

Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk meng hasilkan pernyataan
umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejale akun tansi tertentu. Pernyataan-pernyataan
umum tersebut biasanya berasal dari hipotesis yang diajukan dan diuji dalam suatu penelitian
empiris. Hipotesis meru- pakan generalisasi yang dituju oleh penelitian akuntansi. Bila bukti empiris
(atas dasar pengamatan terhadap sampel) konaisten dengan atau mendukung genera lisasi tersebut
maka dapat dikatakan bahwa generalisasi tersebut menjadi teori yang valid dan mempunyai daya
prediksi yang tinggi.

Contoh berikut menunjukkan aplikasi penalaran induktif: "Pongamatan menunjukkan bahwa voluma
saham beberapa perusahaan yang dijual-belikan be berapa hari setelah penerbitan statemen
keuangan meningkat dengan tajam. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan
tertentu bahwa informa- si akuntansi bermanfaat bagi investor di pasar modal." Pengamatan
beberapa pe- rusahaan merupakan suatu keadaan khusus yang menjadi premis sedangkan
pernyataan bahwa informasi bermanfaat merupakan generalisasi. Secara statistis, generalisasi berarti
menyimpulkan karakteristik populasi atas dasar karakteristik sampel melalui pengujian statistis.

Anda mungkin juga menyukai