Anda di halaman 1dari 34

ANLISIS EVIDENCE BASED NURSING

EVIDENCE BASED NURSING


“TEKNIK BENSON UNTUK MENGURANGI RASA NYERI
PADA PASIE POST OPERASI FRAKTUR”

Diajukan Untuk Memennuhi Tugas Kelopok Mata Kuliah


Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :
1. Bayu Shoichin [R.23.04.17.057]
2. Estefaniah Apriyanti [R.23.04.17.040]
3. Laelatul Khoriyah [R.23.04.17.054]
4. Siti Rahma [R.23.04.17.003]
5. Yeni Lidya [R.23.04.17.041]
6. Zihan Fauziah [R.23.04.17.030]

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
CIREBON
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fraktur atau yang disebut patah tulang, biasanya disebabkan karena trauma.

Fraktur adalah patah atau gangguan kontinuitas tulang (Insani, 2014). Fraktur

dapat dibagi menjadi 3 jenis (Wiarto,2017). Menurut Badan Kesehatan Dunia

World Health Organization (WHO) pada tahun 2020 mencatat bahwa peristiwa

fraktur semakin meningkat, tercatat kejadian fraktur kurang lebih 13 juta orang

dengan angka prevalensi sebesar 2,7%. Menurut data Riskesdas tahun 2018

menemukan ada sebanyak 92.976 kejadian terjatuh yang mengalami fraktur

adalah sebanyak 5.144 jiwa (Depkes RI. 2018) (Baskara, 2022).

Fraktur dapat menyebabkan banyak masalah jika tidak segera ditangani,

seperti trauma pada saraf, trauma pembuluh darah, komplikasi pada tulang, dan

dapat menimbulkan emboli tulang. Selain itu masalah yang akan muncul antara

lain terjadinya rasa nyeri yang mengganggu dan perdarahan (Nurhayati, 2022).

Dampak fisik dari nyeri yaitu pernafasan yang cepat, terjadinya peningkatan nadi,

peningkatan pada tekanan darah, terjadi peningkatan hormon stres, menghambat

penyembuhan dan menurunnya fungsi imun. Nyeri juga memiliki dampak

psikologis yaitu gangguan perilaku seperti cemas, stres, gangguan pada tidur dan

takut. Penatalaksanaan pada masalah nyeri dapat dilakukan secara farmakologi

dan non-farmakologi. Kombinasi antara teknik farmakologi dan non-farmakologi

merupakan cara yang cukup efektif untuk mengurangi rasa nyeri. Teknik non-

farmakologi yang dapat dilakukan salah satunya adalah teknik relaksasi. Teknik
relaksasi dapat mengurangi ketegangan pada otot akhibat nyeri. Salah satu contoh

teknik relaksasi ini adalah teknik relaksasi Benson. Teknik relaksasi Benson

merupakan pengembangan dari teknik nafas dalam dengan faktor keyakinan

pasien. Teknik relaksasi Benson merupakan pengalihan rasa nyeri pasien dengan

lingkungan yang tenang dan badan yang rileks (Morita, 2020). Teknik relaksasi

Benson dapat dilakukan tidak hanya untuk pasien post operasi Fraktur, namun

juga dapat dilakukan untuk mengurangi rasa cemas, stress serta dapat dilakukan

pada pasien pasca operasi Caesarea (Nurhayati, 2022), karena teknik relaksasi

Benson ini dapat menghambat aktivitas saraf simpatik yang dapat menyebabkan

terjadinya penurunan terhadap konsumsi oksigen pada tubuh serta otot-otot tubuh

menjadi rileks dan menimbulkan rasa nyaman pada pasien fraktur. Aktivitas saraf

simpatik yang menurun dapat berpengaruh terhadap penurunan rasa nyeri

(Nurhayati, 2022). Jika penerapan Benson ini tidak diterpakan memungikan

lambatnya penurunan rasa nyeri dan akan menibulkan kecemasan.

B. TUJUAN

Tujuan dalam penerapan EBN ini untuk membuktikan keefektifan terapi

relaksasi Benson terhadap penurunan skala nyeri

C. MANFAAT

Pemberian terapi relaksasi Benson iharapkan dapat memberikan outcome

positif pada penderita diabetes melitus, diantaranya:

1. Menurunkan skala nyeri

2. Mengrangi kecemasan
BAB II

PENELUSURAN EVIDENCE BASED

A. PENYATAAN KLINIS

P Populasi yang akan diakukan penerpan EBN ini adalah pasien Post OP Faktur - Terapi relaksasi Benson
(Population) - Pasien Post OP Fraktur
I SOP Relaksasi Benson - Terapi relaksasi Benson
(Intervention) - Penurunan Skala Nyeri
Pengertian : Relaksasi menggunakan teknik pernapasan yang biasa digunakan di rumah
sakit pada pasien yang sedang mengalami nyeri atau mengalami kecemasan. Dan pada
relaksasi Benson ada penambahan unsur keyakinan dalam bentuk kata-kata yang
merupakan rasa cemas yang sedang pasien alami.

Tujuan :
1. Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologi.
2. Menghilangkan nyeri.
3. Menurunkan rasa cemas yang dialami pasien.

Prosedur :
A. Persiapkan alat dan bahan
1. Alat pelindung diri
B. Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Perawat mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
3. Atur pasien dalam posisi duduk. Jika tidak bisa, dapat di atur dengan posisi
semi fowler.
4. Posisikan pasien senyaman mungkin.
5. Instruksikan pasien untuk melakukan teknik menarik nafas sedalam mungkin
melalui hidung hingga memenuhi paru-paru.
6. Instruksikan pasien untuk menghembuskan nafas melalui mulut secara
perlahan sampai habis.
7. Ketika pasien menghembuskan nafas Instruksikan pasien untuk meyakinkan
dirinya bahwa dia akan sembuh dari penyakitnya .
8. Instruksikan pasien untuk mengulang langkah di atas sebanyak 3 kali.
9. Evaluasi tindakan.
10. Petugas melepas alat pelindung diri dan cuci tangan
11. Dokumentasi
C Tidak ada perbandingan
(Compasion)
O Terapi Benson dapat menurukan skala nyeri pada pasien post OP fraktur - Terapi relaksasi Benson
(Outcome) - Penuruanan skala nyeri
- kecemasan
- Pasien pos OP fraktur

B. SUMBER PENELUSURAN DAN KATA KUNCI

Sumber Penelusuran
NO Kata Kunci
Science Direct Google Scholar
Ditemukan sekitar 3.098 jurnal, Ditemukan sekitar 137.000
kemudian dibatasi 5 tahun dalam jurnal, kemudian dibatasi 5
rentan 2019-2023 ditemukan tahun dalam rentan 2019-2023
1 Fraktur
sebanyak 793 jurnal ditemukan sebanyak 16.300
jurnal

Ditemukan sekitar 109.564 Ditemukan sekitar 2.690 jurnal,


jurnal, kemudian dibatasi 5 kemudian dibatasi 5 tahun dalam
2 Terapi relaksasi Benson tahun dalam rentan 2019-2023 rentan 2019-2023 ditemukan
ditemukan sebanyak 14.625 sebanyak 1.950 jurnal
jurnal
Dari pencarian jurnal dengan berbagai macam search engine, didapatkan satu jurnal utama dan beberapa jurnal pendukung oleh

penulis yang dapat dijadikan sebagai referensi

C. TEMUAN PENELUSURAN

Jumlah dan Kekuatan


Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
1 Nurhayati, PEMBERIAN Jenis penelitian Populasi pada Penelitian ini Tingkat nyeri paling Belum adanya
Dewi RELAKSASI yang digunakan penelitian ini adalah menggunakan banyak saat pre-test penjelasan
Marianthi, BENSON dalam penelitian seluruh pasien post rancangan kelompok intervensi berapakali
Desiana, TERHADAP ini adalah Quasi operasi fraktur nonequivalent adalah skala 7 yaitu dilaksanakan
Raima PENURUNAN Eksperimen femur yang dirawat control group sebanyak 3 teknik
Maulita NYERI PASIEN dengan desain di ruang Rawat design. Sebelum responden (42,9%). relaksasi
(2022) POST OPERASI penelitian One- Bedah di Rumah diberi intervensi, Untuk nyeri paling benson
FRAKTUR group pra-post Sakit Umum baik pada kelompok tinggi yaitu skala 7
FEMUR DI test. Penelitian ini Daerah Meuraxa intervensi dan dan nyeri paling
RUMAH SAKIT menggunakan Banda Aceh kelompok kontrol rendah yaitu skala 4.
UMUM rancangan Penelitian ini diberi test yaitu Sedangkan skala
DAERAH nonequivalent diakukan pada 14 pretest, dengan nyeri yang paling
MEURAXA control group sampel maksud untuk banyak pada saat
BANDA ACEH design. menggunkan teknik mengetahui post-tes kelompok
pengambilan keadaan kelompok intervensi adalah
sampel yang sebelum intervensi. pada skala 4 yaitu
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
digunakan adalah Kemudian setelah sebanyak 3
purposive sampling. diberikan responden (42,9%).
intervensi, Nyeri yang paling
kelompok tinggi yaitu skala 5
intervensi dan dan nyeri paling
kelompok kontrol rendah yaitu skala 2.
diberi test yaitu
posttest, untuk Tingkat nyeri paling
mengetahui banyak saat pre-test
keadaan kelompok kelompok kontrol
setelah intervensi adalah skala 5, 6
dan 7 yaitu masing
masing sebanyak 2
responden (28,6%).
Untuk nyeri paling
tinggi yaitu skala 7
dan nyeri paling
rendah yaitu skala 4.
Sedangkan skala
nyeri yang paling
banyak pada saat
post-tes adalah pada
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
skala 4, 5, dan 6
yaitu masing-
masing sebanyak 2
responden (28,6%).
Nyeri yang paling
tinggi yaitu skala 7
dan nyeri paling
rendah yaitu skala 4.

hasil analisis
statistik dari paired
sample t-test pada
kelompok intervensi
yaitu p=0,000 dan
pada kelompok
kontrol p=0,078.
Nilai p < 0,05
menunjukkan
adanya perbedaan
yang signifikan dari
hubungan antar
variabel dalam satu
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
kelompok. Karena
nilai kelompok
intervensi adalah
(sig.=0,000 < 0,05)
maka Ho ditolak.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa
terjadi perbedaan
yang signifikan
pada kelompok
intervensi dari pre-
test dan post-test.

nilai post-test
kelompok intervensi
dan post-test
kelompok kontrol
yaitu p < 0,05 yaitu
0,010 < 0,05 maka
dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak.
Artinya ada
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
perbedaan yang
signifikan antara
kelompok intervensi
dan kelompok
kontrol.
2 Cornelia TERAPI Desain penelitian Sampel yang rosedur Pada hari pertama Sudah
Permatasari, RELAKSASI yang digunakan digunakan dalam pengambilan data sebelum dilakukan mencakup
Ignasia BENSON pada penelitian penelitian ini adalah dengan intervensi di semu aspek
Yunita Sari UNTUK ini adalah metode 1 pasien dengan menggunakan dapatkan hasil peneliian,
(2022) MENURUNKAN penelitian fraktur di ruang VI teknik wawancara bahwa pasien kekurangan
RASA NYERI deskriptif studi Rumah Sakit yang berisi tentang mengatakan nyeri akan jumlah
PADA PASIEN kasus. Analisa Bethesda identitas klien, skala 8, nyeri terasa responden
FRAKTUR data yang Yogyakarta tahun keluhan yang seperti cenut-cenut
FEMUR digunakan 2022. dirasakan klien, pada bagian kaki
SINISTRA: menggunakan 3 riwayat penyakit kiri. Setiap malam
STUDI KASUS tahapan yaitu, sekarang maupun saat tidur, klien
reduksi data yaitu terdahulu yang terbangun karena
data yang turun temurun dari tiba-tiba kaki terasa
berfokus pada keluarga, sumber nyeri seperti
penyederhanaan data dari klien, serta berdenyut. Hasil
data, penyajian anggota keluarga pemeriksaan
data, yaitu lainnya, rontgen Pelvis
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
menampilkan menanyakan skala didapatkan hasil
data dalam nyeri sebelum dan fraktur completa os
bentuk uraian sesudah dilakukan femur sinistra 1/3
singkat yang terapi relaksasi tengah, Apossisi dan
disajikan Benson, observasi alignment tidak
diantaranya pada klien dari baik, TD :
adalah data ujung rambut 120/90mmHg,
senjang dari hasil sampai ujung kaki Nadi : 83x/m, 36,8
pengkajian yang dengan teknik ºC, SPO2 : 99%.
dilakukan, dan inspeksi, palpasi, Setelah dilakukan
kesimpulan yaitu perkusi, auskultasi. intervensi Terapi
kesimpulan Pemeriksaan fisik Relaksasi Benson,
mengenai fokus dilakukan pasien mengatakan
masalah yang pada ekstrimitas nyeri sedikit
didapat dan bagian bawah, dan berkurang, skala
evaluasi yang studi dokumentasi nyeri 7 dengan
didapat Hasil dari pengukuran skala
pemeriksaan nyeri menggunakan
diagnostik yang Visual Analogue
telah dilakukan oleh Scale. Pada hari
klien. Klien kedua sebelum
dilakukan dilakukan Terapi
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
pemeriksaan Relaksasi Benson di
laboratorium, dapatkan hasil
rontgen Thorak, dan pasien mengatakan
rontgen Pelvis. nyeri skala 5 pada
kaki sebelah kiri,
TD : 120/80mmHg,
Nadi : 91x/m.
Setelah dilakukan
Terapi Relaksasi
Benson pasien
mengatakan lebih
rileks dan skala
nyeri 4, TD :
110/80mmHg,
Nadi : 89x/m.
Terapi Relaksasi
Benson yang
dilakukan selama
2x24 jam
didapatkan hasil
terdapat penurunan
skala nyeri dengan
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
Terapi Relaksasi
Benson pada pasien
fraktur, pasien
mengatakan lebih
rileks dan lebih
nyaman. Selama 2
hari dilakukan
intervensi, pada hari
pertama pasien
masih harus dibantu
untuk melakukan
intervensi, tetapi
pada hari kedua,
pasien sudah dapat
melakukannya
secara mandiri. Hal
ini, sama dengan
penelitian milik
(Nurhayati, 2022)
yaitu terdapat
penurunan skala
nyeri dengan Terapi
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
Relaksasi Benson.
3 Kadek Ayu ANALISIS Pada penelitian Penelitian ini nstrumen berupa Berdasarkan asuhan Tidak di
Astari ,Moc ASUHAN ini digunakan digunakan metode format keperawatan yang tonjolkan
hamad Heri, KEPERAWATA metode analisis analisis kasus keperawatan dilakukan pada pembahasan
G. Nur N PADA PASIEN kasus dengan medikal bedah pasien fraktur femur terapi relaksasi
Widya POST OPERASI sampel 1 pasien. sesuai di ruang benson
Putra, FRAKTUR Diantara rekomendasi operasi RSUD
Desak Ketut FEMUR kriteria institusi sesuai Sanjiwani Gianyar
Sugiartini DENGAN yang ditemukan dengan pasien tanggal 10 Oktober
(2023). MASALAH pada pasien yang dirawat. 2022 prosedur yang
KEPERAWATA fraktur femr Metode yang dilakukan
N NYERI AKUT pasca digunakan adalah dalam
DENGAN operasi menganalisis asuhan kepe
INTERVENSI yang mengalami pekerjaan rawatan.
INOVASI masalah ,
TERAPI manajemen keperawatan yang Pengkajian
BENSON nyeri akut yang diberikan kepada dilakukan dengan
diperoleh pasien untuk cara wawancara
satu pasien, mengetahui hasil dan observasi
yaitu Ny. S berusia perawatan dengan pasien
49 tahun . yaitu
didiagnosis yang berisikan
dengan nyeri akut identitas pasien,
setelah keterangan serta
asesmen data
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
keperawatan -
pada 10 oktober data pasien supaya
2022 menggunakan bisa mengetahui
instrumen format permasalahan
medikal pasien, kebutuhan
bedah, pasien secara itu
masalah yang fisik mental, sosial
paling serta lingkungan
terlihat ditemukan pasien, sert
pada se a catatan kesehatan
orang pasien yang dipero
wanita Ny. leh dari laporan
S nyeri akut yang laboratorium.
dialami Ny. S Diagnosa
mengganggu keperawatan
rasa aman dan Adapun pengkajian
nyaman pasien yang dilakukan
yang ditandai sebelumnya
dengan nyeri saat didapatkan
bergerak. masalah
Nyeri yang dialami keperawatan atau
Ny. S yaitu diagnosa
dibagian keperawatan yaitu:
Operasi Nyeri Akut
di ekstermitas berhubungan
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
bawah kanan dari dengan agen
paha sampai betis cedera fisik
dengan skala ditandai d
7 ,seperti disa engan pasien
yat mengeluh nyeri
- post operasi
sayat, dibagian paha kana
nyeri hilang timb n
ul dan memberat sebetis dengan skala
saat digerakkan. nyeri 7.

Intervensi dar
i diagnosa atau
masalah yang
didapatkan akan
dilakukan
perencanaan
atau intervensi
keperawat
an yaitu:
observasi dimana
dilakukan
identifikasi
karakteri
stik
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
nyeri (mis.
Pencetus, pereda,
kualitas, lokasi,
intens
itas, frekuensi,
durasi nyeri),
berikan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
seperti penggunaan
TENSI
(
Transcutaneus
Elektrical Nerve
Stimulation
) hipnosis,
akupresure, terapi
musik,
biofeedback
, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi
terbimbing,
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
kompres hangat
atau
dingin, terap
i bermain serta
terapi benson),
ajarkan pasien
teknik
nonfarmakologis d
apat
menurunkan rasa
nyeri,
k
olaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
analgetik.

Im
plementasi
atau tin
dakan yang akan
dilakukan yaitu
mengidentif
ikasi karakteristik
nyeri (misalnya
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
Pencetus, pereda,
kualitas, lokasi,
intens
itas, frekuensi,
durasi nyeri),
memberikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nye
ri (
mis TENSI(
Transcutan
eus Elektrical
Nerve
Stimulation)
hipnosis,
akupresure, terapi
musik,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing,
kompres hangat
atau
dingin, terapi
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
bermain serta
terapi benson
), mengedukasi
atau
mengajarkan pasien
teknik
nonfarmak
o
logis untuk
mengurangi rasa
nyei, m
engkolaborasi
kan
dengan dokter dan
tim
medis lainnya dalam
pemberian
obat
analgetik
(Heriyanda et al.,
2023; Sari &
Sensussiana,
2022)
.
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
Evaluasi
yaitu mengevaluasi
tindakan yang
sebelumnya
diberikan kepada
pasien
adalah
S:
pasien mengatakan
nyeri pada paha
kanan ekstermitas
bawah post o
perasi sudah
mulai berkurang,
P:post operasi
fraktur, Q: seperti
tersayat
-
sayat, R: pada
paha kanan
dibagian
ekstermitas bawah,
S: 3 (0
-
10), T: hilang
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
timbul,
O: dilihat dari
ekspresi wajah
pasien tenang dan
terkadang gelisah
ketika nyeri tiba
-
tiba kembal
i dirasakan, TTV:
TD,
120/80 mmhg, S:
36,5C, R:
20x/menit, N: 75
x/menit, SPO2:
98%.
A: masalah pasien
dapat teratasi
sebagian. P:
Lanjutkan intervensi
berikan posisi yang
nyaman kepada
pasien
dan anjurkan
menggunakan terapi
relaksasi benson
Jumlah dan Kekuatan
Penulis Metode
No Judul Penelitian Karateristik Intervensi Hasil dan
(Tahun) Penulisan
Sampel Kelemahan
untuk memberik
an perasaan tenang
dan
menurunkan nyeri
serta kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
obat anti nyeri
atau
analgetik.
BAB III

TELAAH KRITIS

A. DESKRIPSI JURNAL

Pemberian Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Nyeri

Judul : Pasien Post Operasi Fraktur Femur Di Rumah Sakit Umum

Daerah Meuraxa Banda Aceh

Penulis : Nurhayati, Dewi Marianthi, Desiana, Raima Maulita

Jourkep : Journal Keperawatan, Volume 1, Issue 1, February

Publikasi : 2022, Pages 43-53

http://jourkep.jurkep-poltekkesaceh.ac.id/index.php/jourkep

B. ANALISA JURNAL

Komponen Jurnal Hasil Analisa


Pendahuluan Fraktur merupakan patah tulang, biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price &
Wilson, 2006). Penyebab fraktur adalah peristiwa
trauma, kecelakaan, dan Terdapat 2 jenis fraktur,
yaitu fraktur tertutup (closed fracture) dan fraktur
terbuka (open fracture) (Mansjoer, 2010). Fraktur
femur disebut juga sebagai fraktur tulang paha yang
disebabkan akibat benturan atau trauma langsung
maupun tidak langsung (Helmi, 2012). Menurut
Badan Kesehatan Dunia World Health Organization
(WHO) mencatat tahun 2016 lebih dari 8 juta jiwa
meninggal dunia karena fraktur femur akibat
kecelakaan lalu lintas (WHO, 2016).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Depkes RI tahun 2013 peristiwa
terjatuh yang mengalami fraktur femur sebanyak
1.775 jiwa, kasus kecelakaan yang mengalami
fraktur femur sebanyak 1.770 jiwa (Riskesdas &
Depkes RI, 2013). Menurut Desiartama dan Aryana
(2017) di Indonesia kasus fraktur femur merupakan
yang paling sering yaitu sebesar 39% diikuti fraktur
humerus (15%), fraktur tibia dan fibula (11%),
dimana penyebab terbesar fraktur femur adalah
kecelakaan lalu lintas yang biasanya disebabkan oleh
kecelakaan mobil, motor, atau kendaraan rekreasi
(62,6%) dan jatuh (37,3%) dan mayoritas adalah pria
(63,8%).4,5% Puncak distribusi usia pada fraktur
femur adalah pada usia dewasa (15 - 34 tahun) dan
orang tua (diatas 70 tahun). Sedangkan proporsi jenis
cidera di Aceh adalah lecet/memar (66,7%), terkilir
(38,9%), luka robek (27,8%), patah tulang/fraktur
(7,4%) cidera mata (0,9%), geger otak (0,6%),
anggota tubuh terputus (0,1%), dan lainnya (1,5%)
mengalami catat fisik, (15%) mengalami stress
spikilogis seperti cemas atau bahkan depresi.
Berdasarkan data tersebut patah tulang/fraktur
merupakan jenis cedera terbanyak setelah luka lecet
dan memar (Kemenkes,2013). Proporsi jumlah
pasien yang mengalami fraktur Ruang Rawat Bedah
di RSUD Meuraxa Banda Aceh, di dapatkan jumlah
pasien fraktur selama Januari 2018 sampai dengan
Desember 2018 sebanyak 625 pasien sedangkan
pasien dengan fraktur femur pada bulan Januari
sampai dengan Desember 2018 adalah sejumlah 313
pasien (Medical Record, 2018).

Fraktur yang belum dirawat dengan baik dapat


menyebabkan banyak masalah serius seperti trauma
saraf, trauma pembuluh darah, komplikasi tulang,
stress paska traumatik, dan dapat timbul emboli
tulang. Masalah lainnya yang ditimbulkan dalam
waktu lama adalah mal union, delayed union, non
union atau bahkan perdarahan (Rendy & Margareth,
2012). Oleh karena itu, fraktur memerlukan
penanganan dengan segera dan tepat. Penanganan
yang kurang tepat atau salah akan mengakibatkan
komplikasi lebih lanjut (Lukman & Ningsih, 2013).

Salah satu penatalaksanaan yang sering dilakukan


pada kasus fraktur femur adalah tindakan operatif
atau pembedahan (Mue DD, 2013). Metode
pengobatan fraktur meliputi pembedahan dan non
pembedahan, tetapi paling banyak keunggulannya
adalah pembedahan. Pembedahan orthopedic
biasanya meliputi hal-hal berikut : reduksi terbuka,
dan fiksasi internal dan eksternal; graft tulang;
amputasi; artroplasty; menisectomy; penggantian
sendi; penggantian sendi total; transfer tendon; dan
fasiotomi; (Smeltzer & bare 2008).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sloman,


Rosen, Rom & Shir (2005) ditemukan bahwa 75%
pasien bedah mengalami nyeri sedang sampai berat
setelah operasi.Lamanya nyeri dapat berlangsung 24
sampai 48 jam, tapi dapat juga berlangsung lebih
lama tergantung dari bagaimana klien dapat menahan
dan berespon pada rasa nyeri tersebut. Nyeri pada
pasien post operasi harus segera diatasi karena dapat
berdampak pada proses penyembuhan pasien, karena
dapat mempengaruhi kondisi psikologi dan
fisiologi.Dampak fisik dari nyeri yaitu pernafasan
yang cepat dan dangkal yang dapat menyebabkan
hipoksemia dan alkalosis, ekspansi paru-paru yang
tidak memadai dan batuk yang tidak efektif sehingga
menyebabkan retensi cairan dan atelektasis,
Peningkatan denyut nadi, tekanan darah, peningkatan
produksi hormon stress (cortisol, adrenaline,
katekolamines) yang meningkatkan metabolisme,
menghambat penyembuhan dan menurunkan fungsi
imun. Ketegangan otot, kejang dan kelelahan, yang
menyebabkan keengganan untuk bergerak secara
spontan dan penolakan ambulasi, sehingga makin
menunda pemulihan dan dampak psikologis dari
nyeri yaitu gangguan perilaku seperti takut, cemas,
stress, gangguan tidur, selain itu juga mengurangi
koping, dan menyebabkan regresi perkembangan
(Twycross, S.J, & Bruce, 2009).

Secara umum penanganan nyeri terbagi dua yaitu


farmakologi dan nonfarmakologi. Pengkombinasian
antara teknik non-farmakologi relaksasi dan teknik
farmakologi adalah cara yang paling efektif untuk
menghilangkan nyeri terutama untuk nyeri yang
sangat hebat yang berlangsung selama berjam jam
atau bahkan berhari-hari. Teknik relaksasi ini
bermanfaat mengurangi ketegangan otot yang akan
mengurangi tingkat nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).
Hasil penelitian di Medan yang dilakukan oleh
Cecep Triwibowo (2016) menyatakan bahwa
kombinasi terapi relaksasi benson dan pemberian
analgesic dapat menurunkan intensitas nyeri pada
pasien pasca operasi TURP secara bermakna
dibandingkan pasien pasca operasi TURP yang
hanya diberikan analgesic.

Hasil penelitian yang juga dilakukan di Manado oleh


Crece frida dkk (2017) menyatakan bahwa terdapat
pengaruh pemberian tekhnik relaksasi benson
terhadap skala nyeri pada pasien post operasi
apendiksitis terdapat pengaruh signifikan menrunnya
ska nyeri menjadi ringan setelah diberikan tekhnik
relaksasi benson sebanyak 3 kali selama 15-30
menit.

Relaksasi benson dapat mengurangi stres,


kecemasan, rasa tidak nyaman, menurunkan
metabolisme, kontraksi jantung, tekanan darah, dan
melepas hormone epinefrin (Mahdavi dkk 2013).
Yang berpengaruh terhadap penurunan intensitas
nyeri, nyeri pasca operasi biasanya diikuti cemas,
takut dan depresi. Reaksi emosional ini akan
meningkatkan respon simpatik yaitu meningkatkan
kadar katekolamin, noradrenalin dan norepinefrin
yang akan memperparah intensitas nyeri. Teknik
relaksasi Benson ini mampu menghambat aktivitas
saraf simpatik yang mengakibatkan penurunan
terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan
selanjutnya otot-otot tubuh menjadi rileks sehingga
menimbulkan perasaan tenang dan nyaman.
Menurunnya aktivitas saraf simpatik yang
mengontrol rasa nyeri akan berpengengaruh terhadap
penurunan intensitas nyeri (Benson dan Protoc,
2000). Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Mahdavi et all (2013) bahwa
relaksasi benson dapat mengurangi stress dan
kecemasan pada pasien hemodialisa. Selain itu,
Solehati dan Rustina (2015) juga membuktikan
bahwa relaksasi benson dapat mengurangi nyeri pada
pasien pasca operasi Caesar.

Berdasarkan data di Ruang Rawat inap Raudhah 6


dan Raudhah 7 di RSUDZA Banda Aceh, di
dapatkan jumlah pasien fraktur selama Januari 2017
sampai dengan Desember 2017 sebanyak 1.078
pasien sedangkan pasien dengan fraktur femur pada
bulan Januari sampai dengan Desember 2018 adalah
sejumlah 317 pasien (Medical Record, 2018).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Quasi Eksperimen dengan desain penelitian
One-group pra-post test. Penelitian ini menggunakan
rancangan nonequivalent control group design.
Sebelum diberi intervensi, baik pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol diberi test yaitu
pretest, dengan maksud untuk mengetahui keadaan
Metode dan Proses kelompok sebelum intervensi. Kemudian setelah
Penulisan diberikan intervensi, kelompok intervensi dan
kelompok kontrol diberi test yaitu posttest, untuk
mengetahui keadaan kelompok setelah intervensi .
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien
post operasi fraktur femur yang dirawat di ruang
Rawat Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling.
Hasil Penelitian Tingkat nyeri paling banyak saat pre-test kelompok
intervensi adalah skala 7 yaitu sebanyak 3 responden
(42,9%). Untuk nyeri paling tinggi yaitu skala 7 dan
nyeri paling rendah yaitu skala 4. Sedangkan skala
nyeri yang paling banyak pada saat post-tes
kelompok intervensi adalah pada skala 4 yaitu
sebanyak 3 responden (42,9%). Nyeri yang paling
tinggi yaitu skala 5 dan nyeri paling rendah yaitu
skala 2.

Tingkat nyeri paling banyak saat pre-test kelompok


kontrol adalah skala 5, 6 dan 7 yaitu masing masing
sebanyak 2 responden (28,6%). Untuk nyeri paling
tinggi yaitu skala 7 dan nyeri paling rendah yaitu
skala 4. Sedangkan skala nyeri yang paling banyak
pada saat post-tes adalah pada skala 4, 5, dan 6 yaitu
masing-masing sebanyak 2 responden (28,6%).
Nyeri yang paling tinggi yaitu skala 7 dan nyeri
paling rendah yaitu skala 4.

Hasil analisis statistik dari paired sample t-test pada


kelompok intervensi yaitu p=0,000 dan pada
kelompok kontrol p=0,078. Nilai p < 0,05
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari
hubungan antar variabel dalam satu kelompok.
Karena nilai kelompok intervensi adalah (sig.=0,000
< 0,05) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa terjadi perbedaan yang signifikan pada
kelompok intervensi dari pre-test dan post-test.

Nilai post-test kelompok intervensi dan post-test


kelompok kontrol yaitu p < 0,05 yaitu 0,010 < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Artinya
ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.
Kesimpulan 1. Karakteristik pasien yang menjadi responden
penelitian sebagian besar jenis kelamin terbanyak
pada kedua kelompok sama yaitu perempuan sebesar
57,1%.Pendidikan responden paling banyak pada
kedua kelompok sama yaitu pendidikan SMA
(Pendidikan Menengah Atas)sebesar 57,1%. Dan
pekerjaan responden paling banyak pada kedua
kelompok sama yaitu Pelajar/mahasiswa sebesar
28,6% dan petani 28,6%.
2. Gambaran pengaruh pemberian relaksasi benson
terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi
fraktur di RSUD Meuraxa Banda Aceh didapati hasil
dari paired sample t-testnilai p < 0,05 menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan dari hubungan
antar variabel dalam satu kelompok. Karena nilai
kelompok intervensi adalah (sig.=0,000 < 0,05)
maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa
terjadi perbedaan yang signifikan pada kelompok
intervensi dari pre-test dan post-test.
3. Nilai post-test kelompok intervensi dan post-test
kelompok kontrol yaitu (nilai sig.=0,010 < 0,05),
maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol.
Rekomendasi penulis

C. VALIDITAS

Gambaran populasi dan sampel penelitian ini adalah 14 orang pasien di

ruang Rawat Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh.

distribusi jenis kelamin terbanyak pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol sama yaitu perempuan sebesar 57,1%. Usia responden terbanyak pada

kelompok intervensi dengan rentang usia 17-25 (Remaja akhir) sebesar 42,9 %,

sedangkan pada kelompok kontrol usia terbanyak pada rentang 17- 25 (Remaja

akhir) dan dewasa awal (26-35thn) yaitu masing-masing 2 responden. Pendidikan

responden paling banyak pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sama

yaitu pendidikan SMA sebesar 57,1% masing-masing 4 responden. Dan pekerjaan

responden paling banyak pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sama

yaitu Pelajar/mahasiswa sebesar 28,6% dan petani 28,6% masing-masing 2

responden.

D. KEBERMAKNAAN

Distribusi Frekuensi Nyeri pada Kelompok Intervensi Pada Pasien Post


Operasi Fraktur Femur RSUD Meuraxa Banda Aceh
Skala nyeri (Pre-test) F %
4 1 14,3
5 1 14,3
6 2 28,6
7 3 42,9
Total 7 100,0
Skala nyeri (Post-test) F %
2 1 14,3
3 2 28,6
4 3 42,9
5 1 14,3
Total 7 100,0

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat nyeri paling banyak saat

pre-test kelompok intervensi adalah skala 7 yaitu sebanyak 3 responden (42,9%).

Untuk nyeri paling tinggi yaitu skala 7 dan nyeri paling rendah yaitu skala 4.

Sedangkan skala nyeri yang paling banyak pada saat post-tes kelompok intervensi

adalah pada skala 4 yaitu sebanyak 3 responden (42,9%). Nyeri yang paling tinggi

yaitu skala 5 dan nyeri paling rendah yaitu skala 2

Distribusi Frekuensi Nyeri pada Kelompok Kontrol Pada Pasien Post


Operasi Fraktur Femur RSUD Meuraxa Banda Aceh

Skala nyeri (Pre-test) F %


4 1 14,3
5 2 28,6
6 2 28,6
7 2 28,6
Total 7 100,0
Skala nyeri (Post-test) F %
2 2 28,6
3 2 28,6
4 2 28,6
5 1 14,3
Total 7 100,0

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat nyeri paling

banyak saat pre-test kelompok kontrol adalah skala 5, 6 dan 7 yaitu masing

masing sebanyak 2 responden (28,6%). Untuk nyeri paling tinggi yaitu skala 7

dan nyeri paling rendah yaitu skala 4. Sedangkan skala nyeri yang paling banyak

pada saat post-tes adalah pada skala 4, 5, dan 6 yaitu masing-masing sebanyak 2
responden (28,6%). Nyeri yang paling tinggi yaitu skala 7 dan nyeri paling rendah

yaitu skala 4.

Hasil Uji Statistik Menggunakan Paired T-test pada Kelompok Intervensi


dan Kontrol Pasien Post Operasi Fraktur Femur RSUD Meuraxa Banda
Aceh

Kelompok Data N Std. Deviation Mean P


Pre-test 7 6,00
Intervensi 0, 535 0,000
Post-test 7 3,75
Pre-test 7 5,71
Kontrol 0,535 0,078
Post-test 7 5,29

hasil analisis statistik dari paired sample t-test pada kelompok intervensi

yaitu p=0,000 dan pada kelompok kontrol p=0,078. Nilai p < 0,05 menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan dari hubungan antar variabel dalam satu

kelompok. Karena nilai kelompok intervensi adalah (sig.=0,000 < 0,05) maka Ho

ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan pada

kelompok intervensi dari pre-test dan post-test.

Hasil Uji Statistik Menggunakan Indenpendent T-test pada Post- test


Kelompok Intervensi dan Post-test Kelompok Kontrol

Kelompok Data Mean Mean Standar error Sig- P


difference difference
Intervensi Post-test 3,75
-1,174 0, 559 0,010
Kontrol Post-test 5,29

nilai post-test kelompok intervensi dan post-test kelompok kontrol yaitu p

< 0,05 yaitu 0,010 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Artinya ada

perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.


E. APLIKABILITAS

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan terapi relaksasi bensos dapat

menurunkan tingkat nyeri pada pasien post OP fraktur terapi Benson merupakan

teknik relaksasi pernafasan dengan melibatkan keyakinan yang mengakibatkan

penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan otot-otot tubuh menjadi

rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai