DISUSUN OLEH :
1. ELVAN NAHRUL HAYAT
2. ENDRAMAYA SUKATNO PUTRA
3. FAJRI AHMAD NURRAMDHANI
4. FERI HENDIKA
5. I KADEK GANGGA KRISNA YUDA
6. I KADEK GITA ANGGRAYANA
7. I NYOMAN ANTON SETIA
8. I PUTU JULIANA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktek kerja lapangan, sebagai rangkaian kegiatan Diklat Petugas Penimbangan Kendaraan
Bermotor Angkatan I. Adapun permasalahan yang diangkat Penulis adalah penindakan
terhadap pelanggar kendaraan bermotor di UPPKB Cekik. Dengan segala kerendahan hati
dalam kesempatan ini tidak lupa penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Efendhi Prih Raharjo, S.T., S.Si.T., M.T selaku direktur Politeknik
Transportasi Darat Bali yang telah memfasilitasi kegiatan Pendidikan dan pelatihan
petugas penimbangan kendaraan bermotor Angkatan I;
2. Bapak dan Ibu Dosen, selaku pengajar yang telah membimbing dan memeberikan
ilmu selama Pendidikan dan pelatihan Petugas penimbangan kendaraan bermotor
Angkatan I;
3. Bapak dan ibu Wali Kelas yang telah mengarahkan kami selama kegiatan Pendidikan
dan pelatihan petugas penimbangan kendaraan bermotor Angkatan I;
4. Rekan – rekan Peserta Pendidikan dan Pelatihan Petugas Penimbangan Kendaraan
Bermotor Angkatan I yang sudah sama – sama berjuang dalam melaksanakan
Pendidikan dan Pelatihan Petugas Penimbangan Kendaraan Bermotor Angkatan I
Tahun 2023;
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek lapangan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang sangat membangun bagi
kesempurnaan penulisan laporan praktek kerja lapangan ini.
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
Pengawasan terhadap sarana dan prasarana pada sistem transportasi merupakan hal
yang harus dilakukan pemerintah untuk menunjang proses perkembangan ekonomi rakyat.
Salah satu upaya pemerintah dalam melakukan pengawasan tersebut adalah dengan
mengoperasikan Unit Pelaksana Jembatan Timbang. Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan
Bermotor disebut UPPKB adalah unit kerja di bawah Kementerian Perhubungan yang
melaksanakan tugas pengawasan muatan barang dengan menggunakan alat penimbangan yang
dipasang secara tetap pada setiap lokasi tertentu, dan juga meminimalisir pelanggaran Over
Dimensi & Overload.
UPPKB Cekik merupakan salah satu satuan pelayanan yang berada dibawah naungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dalam lingkup kerja wilayah BPTD kelas II Bali.
UPPKB Cekik terdiri dari 33 Pegawai yang terdiri dari satu korsatpel atau penanggung jawab,
dua PPNS tiga Ketua team dimana masing-masing Ketua Team membawahi delapan atau
sembilan anggota.
UPPKB memiliki tugas sebegai berikut, melakukan pengawasan muatan barang dengan
menggunakan alat penimbangan. melakukan pencatatan: tata cara pemuatan barang; dimensi
kendaraan angkutan barang; penimbangan tekanan seluruh sumbu dan/atau setiap sumbu
kendaraan angkutan barang; persyaratan teknis dan laik jalan; dokumen angkutan barang. Dan
Melakukan penindakan berdasarkan Undang-Undang yang berlaku terhadap kendaraan
angkutan barang yang melakukan pelanggaran pada batas muatan, dimensi kendaraan, tata cara
muat jalan, dan masa uji kendaraan angkutan barang.
Sedangkan untuk fungsi UPPKB adalah sebagai berikut : Melakukan pengawasan,
penindakan, dan pencatatan angkutan barang yang melintas sehingga kondisi prasarana jalan
menjadi terjaga kualitasnya dan mampu menjamin keselamatan lalu lintas, meminimalisir
pelanggaran Over Dimensi & Overload di wilayah Kerja. Dan mencegah terjadinya kerusakan
jalan yang diakibatkan oleh kendaraan yang memiliki beban muatan melebihi kapasitas berat
jalan.
Pengawasan jembatan timbang di UPPKB Cekik selama ini dilakukan dengan cara
manual, yaitu dengan menempatkan petugas pencatat berat kendaraan pada jembatan timbang.
Sejauh ini penggunaan jembatan timbang masih mempunyai banyak kendala. Adapun definisi
dari overloading merupakan suatu kondisi kerusakan jalan akibat kendaraan yang membawa
muatan lebih dari batas muatan yang telah ditetapkan baik ketetapan dari kendaraan maupun
jalan. Tingkat kerusakan jalan akibat pembebanan muatan lebih (excessive overloading) dan
sistem penanganan yang belum memadai berakibat pada hancurnya jalan sebelum umur teknis
jalan tercapai, sehingga hal ini akan membutuhkan biaya tambahan untuk mempertahankan
fungsi jalan tersebut.
Aturan mengenai batasan muatan maksimal bagi kendaraan yang melintas di jalan
sudah jelas, Penetapan beban sumbu standar kendaraan di jalan raya dapat diinterpretasikan
dalam bentuk Muatan Sumbu Terberat (MST) dalam Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 1993
tentang prasarana dan lalulintas jalan, Pasal 11, jalan raya Indonesia diklasifikasi berdasarkan
MST terberat dari kendaraan yang boleh melintasi jalan tersebut. Dimana kelas jalan paling
tinggi adalah kelas jalan I Arteri dengan muatan sumbu terberat yang diizinkan adalah 10 Ton,
sedangkan kelas jalan paling rendah adalah III C, yaitu jalan lokal dengan muatan sumbu
terberat yang diizinkan adalah 8 Ton. Overloading merupakan salah salah satu penyebab
kerusakan sarana dan prasarana pada sistem transportasi, bahwa “rusaknya sarana transportasi
diantaranya diakibatkan dari adanya kendaraan dengan muatan berlebih (overloading)
sehingga banyak berdampak terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas”.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, laporan ini bermaksud untuk
menganalisa kendala-kendala yang terdapat pada UPPKB Cekik baik yang telah diketahui dan
yang potensial terjadi di jembatan timbang yang mengakibatkan proses penimbangan menjadi
terhambat kemudian membuat usulan perbaikan jembatan timbangan di UPPKB Cekik.
BAB II
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
b. Sistem penindakan yang tidak sesuai dengan dasar hukum yang tertera dalam PM nomor
18 Tahun 2021 tentang Pengawasan Muatan Angkutan Barang dan Penyelenggaraan
Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan pasal 7 ayat 1,2,3,4,5 dan 6. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya SDM PPNS dan prasarana seperti gudang
untuk menyimpan barang-barang yang disita dari hasil penindakan.
Gambar. Printer E-tilang yang tidak Gambar. LCD computer untuk JTO yang tidak
berfungsi berfungsi
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor di Cekik Provinsi Bali dilihat secara
keseluruhan manajemen sumber daya manusia masih belum memadai serta perlu adanya
evaluasi kembali. Peningkatan sistem operasional pada jembatan timbang berbasis aplikasi
sehingga memudahkan pencetakan penindakan dan peringatan. Terintegrasinya aplikasi JTO
terbaru dengan database UPPKB Cekik agar memudahkan saat penginputan data dari buku uji
kendaraan. Perlu adanya Gudang di area kantor UPPKB Cekik disaat kendaraan dilakukan
penindakan maka muatan bisa di simpan di Gudang sambil menunggu pihak
pengemudi/Perusahaan untuk melakukan transfer muatan. Perlu adanya pemahaman Kembali
terkait penindakan terhadap pelanggaran muatan di UPPKB Cekik agar pelanggaran sesuai
dengan klasifikasi pelanggaran.
b. Saran
Melakukan evaluasi terkait kebutuhan sumber daya manusia di lingkungan UPPKB
Cekik. Melakukan pelaporan untuk peningkatan aplikasi JTO terbaru sehingga database
UPPKB Cekik akan terintegrasi dengan database pusat. Melaksanakan bimbingan teknis terkait
penyelenggaraan penimbangan di jalan.
DOKUMENTASI KEGIATAN