Anda di halaman 1dari 1

JUMAI/ RADAR JEMBER

JUJUGAN: Dermaga yang ada di TPI Puger, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, menjadi tempat yang
sering dikunjungi warga saat malam hari.

Dermaga Puger Jadi Wisata Malam

Sedot UMKM Untuk Berjualan

PUGER KULON, Radar Jember - Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger yang berada di Desa Puger Kulon,
Kecamatan Puger, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi tempat wisata. Sebab, tampak ada
yang menarik dalam proses pelelangan. Bahkan, saat malam, dermaga di TPI pun banyak warga
berdatangan hingga menyedot UMKM berjualan di sana.

Pada siang hari, TPI Puger identik dengan aktivitas jual-beli ikan. Tawar-menawar ikan secara langsung itu
juga dinilai bisa menjadi potensi yang menarik wisatawan. Sebab, tidak semua tempat memiliki TPI.
Selain itu, ada kekhasan dalam menawar ikan yang baru selesai di tangkap dari laut.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, walau aktifitas jual beli ikan tidak ada. Namun, keramaian TPI di Puger
itu belum habis. Beberapa pedagang cilok dan pedagang lainnya juga mulai masuk ke TPI. Mereka
membuka lapak, karena banyaknya warga yang menghabiskan waktu malamnya di dermaga TPI Puger.
“Ternyata bagus juga kalau malam hari. Bisa melihat perahu dan jukung yang ada lampunya,” kata
Samsul warga Gumukmas yang datang ke TPI pada malam hari bersama istri dan anaknya.

Dia datang ke dermaga TPI Puger pada malam hari dari cerita tetangganya. “Tetangga cerita kalau malam
hari ke TPI itu bagus. Bisa lihat lampu perahu yang berada di laut. Apalagi semakin malam, banyak
nelayan mulai berdatangan,” tuturnya.

Hal serupa disampaikan, Dwi Retno, 32 warga yang mengaku asal Kecamatan Balung. Dia menyempatkan
diri datang ke TPI pada malam hari. Apalagi lokasi dermaga juga banyak lampu dan bisa kulineran.
Bahkan, saat malam minggu lokasi dermaga TPI Puger lebih banyak lagi warga berdatangan.

Dia mengaku, TPI Puger ini bisa dikembangkan jadi jujugan wisata. Sebab, bagi orang luar kota ataupun
daerah yang tidak memiliki TPI tentu asyik melihat lansung proses tawar menawar ikan. “Ada nilai yang
khas dengan bahasa daerah yang khas pula,” tuturnya.

Dwi Retno mengatakan hal seperti itu, karena keluarganya dari kota saat diajak ke TPI sangat senang dan
menjadi pengalaman baru. Walau begitu, TPI Puger perlu ada penataan tentang sampah. Agar tidak
terkesan kumuh dan kotor bila dijadikan destinasi wisata. (jum/dwi)

Anda mungkin juga menyukai