Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN FIELD TRIP

MATKUL TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN DI DESA BATAKAN


BARU KECAMATAN PANYIPATAN KABUPATEN TANAH LAUT
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KELOMPOK I :
SARI CAHYATI (19542430015)
DODI ABDURRAHIM (19542430005)

FAKULTAS PERTANIAN PRODI BUDIDAYA PERAIRAN


UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan

Rahmat dan karunia_Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini

dengan tepat waktu. Laporan “KUNJUNGAN (Field Trip)” ini disusun berdasarkan

hasil kunjungan ke Batakan Baru Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut,

Provinsi Kalimantan Selatan Kegiatan kunjungan tersebut dilaksanakan pada mata

kuliah Teknologi Penangkapan Ikan

Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Ibu Ir. Elrifadah, MS

selaku dosen pengampun mata kuliah Teknologi Penangkapan Ikan dan para

Nelayan dan Kelompok Nelayan yang telah memberikan kami berbagai macam

informasi yang tentunya sangat bermanfaat untuk kami.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu diharapkan kritik dan saran yang konstruktif guna kesempurnaan

pembuatan laporan kedepannya.

Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi diri saya sendiri

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Banjarbaru, 24 Desember 2022

Penyusun
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Tanah Laut kaya akan sejarah, dapat dibuktikan dengan

banyaknya pusara tokoh-tokoh terkemuka seperti pejuang dan ulama. Salah satunya

adalah pusara keramat yang berada di Desa Tabanio, Kecamatan Takisung. Tak

seperti makam ulama terkemuka masa selam lainnya, makam keramat yang berada

di Desa Tabanio itu justru kurang banyak diketahui masyarakat, karena

keberadaanya kurang terawat. Sekadar diketahui, di daerah ini setidaknya ada lima

makam ulama ternama, yaitu Makam Datu Insad di Desa Sambangan Kecamatan

Bati-Bati; Pangeran Ahmad di Kelurahan Karang Taruna, Kecamatan Pelaihari;

Datu Pamulutan di Desa Tanjung Dewa, Kecamatan Panyipatan; Syekh

Mohammad Nafis di DesaUjung Batu, Pelaihari dan DatuBungur di Desa Asam-

Asam, Kecamatan Jorong.

Sedangkan Pelaihari, dahulu bernama TAJAU PECAH, yang pasti kata itu

adalah nama sebuah ibukota Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi

Kalimantan Selatan. Sejarah Pelaihari tidak dapat dipisahkan dari komunitas Cina

yang merupakan keturunan dari 12 ahli penambangan Cina. Lokasi ini pada tahun

1976/1977 dibuka dan dikembangkan menjadi sebuah Desa. Dari Ibukota Provinsi

Kalimantan Selatan di Banjarmasin ke Tajau Pecah berjarak sekitar 75 km. Jarak

yang cukup jauh bila ukurannya di Pulau Jawa. Namun, bagi masyarakat

Kalimantan, jarak itu dianggap dekat, jika media massa Ibukota memberitakan

adanya konflik antara penduduk asli dan pendatang di Kalimantan. Realitas di Tajau

Pecah mungkin lain, kehadiran pendatang transmigrasi sejak tahun 1976


justru dirasakan sebagai rahmat, lantaran sejak itu desa kecil Tajau Pecah mulai

merebak maju. Bahkan kinitak kentara lagi mana pendatang dan mana yang asli,

karena diantara mereka telah menyatu terintergrasi secara alami. Berkeluargaantara

yang asli dan pendatang adalah biasa, dan bahkan anak-anaknya tak mengenal

istilah lagi Jawa atau Kalimantan. Mereka semua adalah putra daerah Tajau Pecah.

Budaya yang berkembang pun sulit dibedakan mana budaya Jawa, Bali, Sunda atau

Banjar, karena beberapa budaya ketoprak dan wayang yang sudah termodifikasi,

sudah menjadi bagian dari budaya Tajau Pecah.

Kabupaten Tanah Laut termasuk daerah beriklim tropis basah karena tidak

terdapat perbedaan musim yang jelas. Hujan turun merata sepanjang tahun dengan

bulan-bulan relative basah antara bulan Desember – Februari dan bulan-bulan

relative kering antara bulan Juni – Agustus. Berdasarkan hasil penelitian, curah

hujan bagian timur/pantai sebesar 2,324 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 150

hari/tahun dan di bagian barat sampai dengan perbatasan kabupaten curah hujan

berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun dan di wilayah timur berkisar antara

2.00 – 2.500 mm/tahun berdasarkan data curah hujan rata-rata bulanan dan

perhitungan evapotranspilasi bulanan, maka Kabupaten Tanah Laut setiap bulannya

tidak mengalami kekurangan air. Kabupaten Tanah Laut memiliki suhu maksimum

rata-rata berkisar antara 34,0º C sampai 35,0º C dan suhu minimum rata-rata

berkisar antara 20,1º C sampai 22,2º C dengan ratarata temperatur udara setiap

bulan berkisar antara 26,0º C sampai 27,3º C.


II. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan fieldtrip bagi mahasiswa dapat diajak untuk berpikir kreatif,

memiliki pengalaman baru, serta dapat mengetahui permasalahan secara langsung

di lapangan, kemudian dapat mendapatkan informasi mengenai penangkapan di

daerah terebut. Tidak itu saja, fieldtrip juga terbukti mampu mengasah kemampuan

teknis atau aplikasi bagi mahasiswa di lapangan.


III. PEMBAHASAN

Pantai Batakan Baru terletak di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan

Kabupaten Tanah Laut provinsi Kalimantan Selatan. Pantai ini lokasinya persis

berdekatan dengan Pantai Batakan Lama, yang membedakan hanya

pengelolaannya. Kalau pantai Batakan baru dikelola oleh BKSDA provinsi

Kalimantan Selatan, sedangkan pantai Batakan Lama dikelola oleh Dinas

Pariwisata Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Jarak dari

Pelaihari ibukota kabupaten Tanah Laut sekitar 49 km, atau sekitar 109 km kalau

kita dari Banjarmasin. Akses jalan cukup lancar, dengan kondisi aspal yang cukup

mulus sehingga perjalanan menuju pantai Batakan Baru ini sangat menyenangkan

Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja

menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolom maupun permukaan

perairan. Perairan yang menjadi daerah aktivitas nelayan ini dapat merupakan

perairan tawar, payau maupun laut. Masih banyak nelayan yang menggunakan

peralatan yang sederhana dalam menangkap ikan. Nelayan di negara-negara maju

biasanya menggunakan peralatan modern dan kapal yang besar yang dilengkapi

teknologi canggih.

Kelompok nelayan Didesa Batakan Baru berjumlah 31 sudah masuk

kekelompok usaha bersama atau tingkat kelas utama.

Menurut Bapak Abdul Hakim (45 tahun) beliau merupakan nelayan paruh

waktu jadi selain melakukan pengkapan beliau juga bertani. Didesa Batakan Baru

memiliki alat tangkap lempara dasar pancing, jaring hanyut (rengge) dengan

menggunakan jenis kapal penangkapan hutate pantai dengan alat tangkap lempara

dan pancing dengan lama penangkapan sekitar 8-10 jam dan sedangkan kapal
pengangkapan hutate lepas pantai dengan menggunakan alat tangkap jaring hanyut

dengn waktu penangkapan 7- 15 hari tergantung cuaca dan ketersediaan bahan

pokok.

Alat tanggkap yang dipakai saat mengoperasikan penagkapan :

a. Lempara dasar

Dengan cara ditarik oleh kapal nelayan

b. Pancing

Suatu alat penangkap ikan yang terdiri dari mata pancing dan tali atau

tanpa umpan dengan memancing ikan target sehingga tertangkap pada

mata pancing.

c. Rengge

merupakan alat tangkap berbahan dasar jaring dengan prinsip

penangkapan

membelit atau menjerat bagian insang ikan.

Jumlah pengoperasin alat tangkap

a. Lempara 2-3 orang, Ukuran kapal 2-4 GT

b. Pancing 1-2 orang

c. Rengge 5-7 orang, Ukuran kapal 10 GT

Ukuran mata jaring

a. Lempara, 1,5 inch

b. Rengge, 6 inch
Ikan yang di tangkap dan alat tangkapnya :

a. Rengge : Ikan Tenggiri, Ikan Hiu , Ikan Bawal dan Ikan ikan besar lainnya

b. Lemparan dasar : Undang dan Ikan kecil-kecil

c. Pancing : Ikan Tenggiri dan Ikan Kakap

Mengetahui adanya ikan bisa dengan cara alat bantu dan juga secara

tradisional, mengetahui adanya ikan secara tradisional bisa diliihat dari permukaan

perairan berwarna kehijauan, agak gelap, adanya gelembung/buih. Adapun dengan

alat bantu seperti menggunakan alat fish finder.

Hasil penangkapan ikan di jual ke pengepul (pemilik kapal penangkapan),

bisa juga dipasarkan ke luar daerah seperti di Pelaihari sampai ke Jawa.


IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok nelayan Didesa Batakan Baru berjumlah 31 sudah masuk

kekelompok usaha bersama atau tingkat kelas utama. Menurut Bapak Abdul Hakim

(45 tahun) beliau merupakan nelayan paruh waktu jadi selain melakukan pengkapan

beliau juga bertani. Didesa Batakan Baru memiliki alat tangkap lempara dasar

pancing, jaring hanyut (rengge) dengan menggunakan jenis kapal penangkapan

hutate pantai dengan alat tangkap lempara dan pancing dengan lama penangkapan

sekitar 8-10 jam dan sedangkan kapal pengangkapan hutate lepas pantai dengan

menggunakan alat tangkap jaring hanyut dengn waktu penangkapan 7- 15 hari

tergantung cuaca dan ketersediaan bahan pokok.


DOKUMENTASI

Kapal Penangkapan Kapal Pemancingan Ikan

Alat Tangkap lempara Alat GPS

Fish Finder

Anda mungkin juga menyukai