Anda di halaman 1dari 2

Circular Economy Mengubah Limbah Menjadi Peluang

Dari sekian banyak masalah global, sampah menjadi salah


satu yang solusinya belum terpecahkan. Diperkirakan ada
sekitar 8 juta ton sampah plastik yang dibuang ke lautan setiap
tahun di dunia. Jambeck, et.al (2015) pernah
mempublikasikan penelitiannya yang berjudul Plastic Waste
Inputs From Land Into The Ocean.
Di tahun 2019, kita tercatat sudah membuang sampah plastik sebanyak 300 juta ton. Dimana sebagian
mengalir sampai ke laut, yang diperkirakan tahun 2050 banyaknya akan melebihi ikan dan hewan laut
lain. Di sektor elektronik saja, kita telah membuang hingga sebanyak 50 juta ton! Dan, ironisnya
disaat jutaan orang kelaparan diluar sana, kita justru menyia-nyiakan sepertiga dari semua bahan baku
dalam industri makanan. Model ekonomi linier ( beli – pakai – buang) yang selama ini kita jalankan,
terbukti membawa banyak limbah yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Untuk itu
mengatasi isu sampah yang semakin mengkhawatirkan menjadi-jadi, Circular
Economy bisa dijadikan salah satu cara mengubah limbah menjadi peluang.

Konsep ini mendasarkan diri pada prinsip penggunaan kembali, daur ulang, dan
pemulihan sumber daya sehingga menciptakan suatu sistem yang berkelanjutan
secara ekologis dan ekonomis.

Banyak pemerintah di seluruh dunia telah mengadopsi kebijakan dan regulasi yang
Penerapan model Circular
mendukung transisi menuju circular economy.
Economy perlu didukung oleh semua pihak agar Indonesia mendapat peluang besar
dari pengelolaan limbah. Prinsip yang dianut model ekonomi ini, yakni 5R
RETHINK, REDUCE, REUSE, RECYCLE, RECOVERY (memikirkan kembali,
mengurangi, menggunakan kembali, mengolah kembali, mengembalikan),
memposisikan peran masyarakat menjadi penting sebab model ini ingin
masyarakat melihat sebuah value pada barang yang telah tidak digunakan.
Circular Economy pun ingin membangun paradigma di masyarakat bahwa sampah
memiliki value, sehingga kesadaran masyarakat bisa tumbuh serta membantu
penurunan biaya produksi dan mengurangi sumber daya alam yang tidak
terbarukan. Dengan mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru, ekonomi lingkaran
dapat membantu mengurangi emisi karbon dan dampak negatif lainnya terhadap
lingkungan.

Pendidikan juga memainkan peran penting dalam mengubah paradigma konsumen dan
menciptakan kesadaran akan pentingnya circular economy. Banyak yang percaya bahwa
pendidikan dan kesadaran akan pentingnya circular economy dalam menjaga lingkungan
akan membawa perubahan positif dalam perilaku konsumen dan industri karena individu
dapat membuat pilihan yang lebih bijaksana dalam kehidupan sehari-hari, seperti memilih
produk yang mudah didaur ulang, menggunakan kembali barang-barang, atau mengurangi
konsumsi bahan yang tidak ramah lingkungan. Semakin banyak konsumen yang sadar akan
pentingnya praktik berkelanjutan, semakin besar pula dorongan untuk mengadopsi circular
economy.
Sistem circular economy bisa pula menjadi peluang ekonomi baru yang dapat menciptakan
lapangan kerja, meningkatkan efisiensi bisnis, dan menciptakan nilai tambah bagi
masyarakat. Oleh karena itu peluang yang ditawarkan oleh ekonomi lingkaran, baik
pemerintah maupun sektor swasta dapat bekerja sama untuk menciptakan ekonomi yang
lebih berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing tinggi. sehingga akan memberikan manfaat
jangka panjang bagi masyarakat, lingkungan, dan ekonomi secara keseluruhan.

Konsep circular economy ini sangat positif karena konsep ini memberikan solusi yang
inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah lingkungan yang semakin mendesak.
Dengan mendorong praktik penggunaan ulang, daur ulang, dan pemulihan sumber daya,
ekonomi lingkaran tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga menciptakan
peluang ekonomi baru, meningkatkan efisiensi bisnis, dan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. Penerapan circular economy oleh masyarakat global, diharapkan dapat
membawa perubahan positif yang signifikan bagi keberlanjutan planet kita.

Anda mungkin juga menyukai