Anda di halaman 1dari 4

Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

PENDAHULUAN

Manusia sangat bergantung pada sumber daya alam (SDA) sehingga masyarakat
harus cerdas dalam memanfaatkan sumber daya alam, masyarakat tidak boleh hanya
menggunakan sumber daya alam yang ada secukupnya untuk kebutuhan sehari-hari,
karena konservasi sumber daya alam menentukan nasib dari generasi berikutnya juga
membutuhkan sesuatu yang serupa.

Pesatnya pertumbuhan wilayah perkotaan akan berdampak besar terhadap


pemanfaatan sumber daya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan sosial dan
dampak lingkungan bagi masyarakat. Penggunaan sumber daya (flow resources) seperti
air, kertas dan plastik sangat dipengaruhi oleh life style masyarakat.

Masih banyak masyarakat di dunia yang mengonsumsi bahkan kebutuhan pokoknya


belum bisa dikatakan layak. Mengurangi limbah makanan global per kapita oleh
pedagang dan konsumen hingga setengahnya juga penting untuk menciptakan produksi
dan rantai pasokan yang lebih efisien. Hal ini dapat membantu menjaga ketahanan
pangan dan membawa kita ke ekonomi yang efisien sumber daya.

Pengelolaan yang efisien dari penggunaan sumber daya alam bersama dan cara kita
membuang limbah beracun dan polusi adalah tujuan penting untuk mencapai tujuan ini.
Sama pentingnya untuk mendorong industri, bisnis dan konsumen untuk mendaur ulang
dan mengurangi limbah, serta membantu negara-negara berkembang bergerak menuju
pola konsumsi yang lebih berkelanjutan.
ISI

Konsumsi berkelanjutan merupakan hasil dari proses pengambilan keputusan oleh


konsumen sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan sesuai dengan
kebutuhannya. Menerapkan konsumsi berkelanjutan berarti menjadi konsumen yang
beretika, yaitu merasa bertanggung jawab atas masalah sosial dan lingkungan di dunia
dan memerangi masalah tersebut dengan pola perilaku Anda sendiri.

Pola produksi berkelanjutan adalah model atau mekanisme sistematis yang mengatur
konsumsi suatu produk secara ketat mengikuti aturan yang menjamin keseimbangan
ekosistem dan keberlanjutan, khususnya sumber daya alam (Roni Kastaman dan
Nurpilihan, 2004).

Produksi suatu produk atau komoditas berjalan seiring dengan konsumsi atau produk
atau komoditas itu sendiri. Sebagai bahan baku utama, terdapat dua jenis sumber daya
alam, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) dan tidak
dapat diperbarui (non-renewable resources), yang artinya dalam jangka waktu tertentu
ketersediaannya akan habis. atau dihancurkan oleh permukaan bumi.

Grant et. al (1999) (1999) menyatakan bahwa penelitian di negara maju menunjukkan
bahwa penggunaan konsep 3R (reduce, reuse and recycle) dalam proses produksi dan
konsumsi suatu produk dapat menghemat biaya dan lebih melindungi lingkungan.
Konsep 3R (reduce, reuse, and recycle) yaitu:

1.Mengurangi sampah berarti berusaha membiasakan hidup dengan ketelitian, kehati-


hatian dan pengendalian yang maksimal sehingga sampah yang dihasilkan sesedikit
mungkin.

2.Penggunaan kembali berarti menggunakan objek yang sama lebih dari sekali,
sebaiknya beberapa kali, daripada harus membuangnya setelah satu kali digunakan.
3.Daur ulang berarti mengembalikan limbah atau limbah ke pabrik yang dapat
digunakan kembali sebagai bahan baku untuk membuat produk yang sama atau produk
lain.

Pola konsumsi berkelanjutan yang aman bagi kesehatan konsumen dan berwawasan
lingkungan sehingga manusia dapat mencapai tujuan bertahan hidup di bumi untuk anak
cucunya melalui pola konsumsi yang berkelanjutan dan kehidupan yang berkelanjutan.

Hal ini dapat dicapai melalui bagaimana pemerintah mendorong pola konsumsi yang
berkelanjutan, khususnya melalui pendidikan yang dapat meningkatkan daya tawar
konsumen, memberikan konsumen akses terhadap produk yang tidak berbahaya,
mendorong pembangunan ekonomi dan sosial yang adil, adil dan berkelanjutan serta
perlindungan terhadap lingkungan dengan memberikan informasi dan kemudahan akses
terhadap informasi yang memadai untuk memungkinkan konsumen untuk membuat
pilihan informasi berdasarkan keinginan dan kebutuhan individu.

KESIMPULAN

Konsumsi berkelanjutan adalah kesadaran konsumen untuk memenuhi kebutuhannya


sesuai dengan apa yang diperlukan dan untuk memastikan bahwa pemenuhan
kebutuhannya tidak merusak lingkungan. Kesadaran ini muncul, ketika banyak
konsumen yang sudah mulai menikmati pendidikan dari berbagai disiplin ilmu, muncul
pula kesadaran untuk memuaskan kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan.

Konsumen juga mulai merasakan bagaimana menjadi obyek usaha produsen, karena
banyak konsumen yang mengalami kerugian baik dari segi kesehatan maupun dari
konsumen yang sadar akan ketidakseimbangan terestrial dari semua barang yang
digunakan selama ini yang tidak aman bagi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai