KELAS G
Identifikasi Masalah:
● Kurang efektifnya kebijakan kredit yang diterapkan oleh perusahaan (n/30), karena
hanya toko besar saja sebagai minoritas konsumen Hintz Company yang mampu
membayar secara konsisten dalam 60 hari.
● Pihak manajemen tidak memiliki waktu dalam melakukan credit management,
mayoritas debitur maupun konsumen Hintz Company yaitu toko kecil tidak memiliki
capital investment yang memadai, serta Manajemen tidak memberlakukan kebijakan
yang tegas terhadap salesman apabila terjadinya bad debt sehingga dapat dikatakan
bahwa manajemen kredit perusahaan tidak diterapkan dengan baik.
● Peningkatan saldo piutang perusahaan dapat berimplikasi pada perusahaan akan
membutuhkan lebih banyak pembiayaan dari bank. Hal ini terjadi karena tidak
seimbangnya antara cash inflow dan cash outflow perusahaan. Perusahaan akan
berhutang ke bank untuk memastikan bahwa operasional perusahaan tetap berjalan.
Analisis Kasus
Terdapat 3 permasalahan yang ada dalam kasus ini, yaitu:
1. Apakah peningkatan piutang akan menyebabkan peningkatan risiko kerugian atas
piutang tidak tertagih di masa depan?
2. Apakah kebijakan kredit yang saat ini diterapkan membutuhkan perubahan?
3. Apakah saldo piutang mungkin akan meningkat di masa depan di titik dimana
perusahaan akan membutuhkan pinjaman bank di masa depan?
Jawaban Kasus:
1. Apakah peningkatan piutang akan menyebabkan peningkatan risiko kerugian
atas piutang tidak tertagih di masa depan?
Bad Debt dalam kasus ini merupakan piutang yang tidak tertagih selama lebih dari
120 hari. Bad debt dapat dihitung dari total bad debt selama setahun dibagi dengan
akun piutang usaha pada akhir tahun. dalam kasus ini, disajikan gambar sebagai
berikut:
Data diatas merupakan ringkasan transaksi piutang perusahaan Hintz selama Januari
1966 - April 1967. Total Bad debts per tahun dapat dihitung seperti dibawah ini:
Bad debts 1966 = 6,3/68,3 = 9,22%
Bad debts 1967 = 2,2/93,3 = 2,36% (dalam 4 bulan).
Bad debts 1967 disetahunkan = 2,36% x 3 = 7,08%
dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa belum tentu piutang yang meningkat
menunjukkan bad debt yang juga meningkat. Terlihat bahwa walaupun pada tahun
1967 piutang perusahaan meningkat secara signifikan, namun bad debts perusahaan
pada tahun 1967 (7,08%) lebih rendah dibandingkan bad debts tahun 1966 (9,22%)
Pengelolaan kredit pada tahun 1967 juga lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya,
hal ini tercermin dari besarnya collection period pada tahun 1966 yang mencapai 73
hari, sedangkan tahun 1967 menurun menjadi 65 hari. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kredit pada tahun 1967 lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya walau mengalami kenaikan piutang yang signifikan.
3. Apakah saldo piutang mungkin akan meningkat di masa depan di titik dimana
perusahaan akan membutuhkan pinjaman bank di masa depan?
Secara teori, perusahaan perlu dana yang memadai seiring perusahaan beroperasi dan
melakukan penjualan secara kredit. Apabila perusahaan mengalami penundaan
penerimaan piutang akibat debitur yang terlambat bayar, maka tentunya hal ini
berdampak pada cash flow perusahaan karena perusahaan tetap harus menjalankan
operasionalnya dan membayar beban-beban yang ada. Apabila ada suatu saat dimana
cash flow perusahaan macet akibat penundaan pembayaran piutang, maka perusahaan
perlu untuk meminjam dari bank untuk memastikan operasionalnya kembali berjalan
dengan lancar.
Terlihat dari gambar di atas bahwa seiring terjadinya kenaikan piutang, maka pinjaman bank
juga mengalami kenaikan secara proporsional dengan kenaikan piutang. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa perusahaan perlu untuk meminjam dana dari bank untuk tetap
menjalankan operasinya apabila masih banyak piutang yang belum dibayarkan oleh debitur.
Secara jangka panjang, piutang yang meningkat tiap tahunnya akan membuat pinjaman bank
mengalami peningkatan juga untuk menutup biaya operasional yang seharusnya dapat ditutup
oleh piutang yang dibayar tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Riwayati, S. (2012). Analisis Pengendalian Piutang Terhadap Resiko Piutang Tak Tertagih
pada PT. XYZ. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim
Raja Ali Haji.