Anda di halaman 1dari 4

ARIF FURQHAN

2310822015

DASAR-DASAR PENELITIAN SOSIAL

KELAS A, 10.10 – 12.30 WIB

TEMA: POLA PIKIR PADA MAHASISWA

PENGARUH POLA PIKIR TERBUKA (GROWTH MINDSET) TERHADAP


KESEHATAN PSIKOLOGIS MAHASISWA

A. Latar Belakang
Pola pikir—juga dikenal dengan istilah mindset adalah cara otak dan akal
menerima, memproses, menganalisis, mempersepsi, dan membuat kesimpulan
terhadap informasi yang masuk melalui indra kita. Pola pikir itu bekerja bagaikan
ramalan bintang di kepala kita. Sewaktu kita hanyut dalam samudra informasi maka
pikiran mencari arah dengan berpegangan pada pola pikir yang sudah terbentuk
sebelumnya. Pola pikir itu untuk menjaga pikiran agar tetap berada pada jalur yang
sudah menjadi keyakinan kita dan mendukung pencapaian tujuan yang menjadi
pilihan kita.” (M.Yunus S.B., Mindset Revolution: Optimalisasi Potensi Otak Tanpa
Batas: 2014)

Pola pikir menjadi salah satu konsentrasi yang berusaha dibangun oleh dunia
pendidikan terhadap peserta didik. Jika kita menjadikan defenisi dari mindset itu
sendiri sebagai parameter dalam memaknai pentingnya membangun pola pikir
terhadap individu, sejatinya tidak ada yang memegang peran lebih penting antara
dibangunnya pola pikir terhadap siswa maupun mahasiswa. Namun pada mahasiswa,
pengaruh mindset akan cenderung lebih krusial, karena mahasiswa telah berada pada
suatu kondisi simulasi atau “bayang-bayang” terhadap lingkungan sosial yang lebih
jelas dalam masyarakat, sehingga output dari pola pikir itu terasa lebih cepat
memberikan timbal balik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti peran
mahasiswa yang lebih berpengaruh dan mendapatkan harapan yang lebih besar dari
masyarakat, atau; mahasiswa sendiri yang telah merasakan bahwa dirinya harus
memberikan pengaruh besar kepada masyarakat.

Salah satu buku yang paling terkenal yang membahas tentang mindset adalah
Mindset, The New Psychology of Success karya Carol Dweck. Buku ini memaparkan
bahwasanya ada dua pola pikir pada manusia, yaitu fixed mindset dan growth mindset.
Kedua pola pikir ini saling bertolak belakang – yang mana fixed mindset dianggap
sebagai pola pikir yang salah dalam mencapai kesuksesan, sedangkan growth mindset
adalah sebaliknya. Pemaparan ini membentuk sebuah pola yang linear dengan pola
pikir yang seharusnya dimiliki oleh seorang mahasiswa, yang diasumsikan sebagai
individu yang mempunyai peran sebagai penuntut ilmu, berpikir kritis dan diharapkan
menjadi orang-orang sukses di masyarakat yang akan membawa perubahan ke arah
yang lebih baik. Growth mindset juga merupakan pemikiran yang akan sangat
menjaga kesehatan psikologis, karena salah satu ciri-ciri yang dimiliki oleh orang-
orang berpemikiran terbuka ini adalah “berdamai dengan diri sendiri”, mengganggap
bahwa kukurangan bukanlah aib, dan menafsirkan kesalahan atau kegagalan sebagai
bagian dari proses. (Carol Dewck, Mindset; The New Psychology of Success: 2006)

[1]
https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5650448/peneliti-psikologi-ui-mahasiswa-rentan-
kecemasan-depresi-dan-rasa-stres (diakses pada 6 Maret 2024, pukul 21.30 WIB)

Dengan demikian, kita bisa menarik suatu hubungan berkesinambungan antara


mahasiswa, pola pikir dan kesehatan psikologis. Tetapi sebuah permasalahan kita
temukan di sini; mahasiswa dikenal memiliki tingkat stres akademik – istilah stres
karena tekanan akademik – yang tinggi. Sebuah riset yang dilakukan oleh Organisasi
Ruang Empati bersama Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Ahmad Yani pada
September 2021 memperlihatkan, dari 3.901 mahasiswa yang menjadi responden,
hanya 24 persen atau sekitar 933 orang yang normal tanpa gejala mental emosional.
Sementara itu, 45 persen responden mengalami stres ringan atau sebanyak 1.766
orang, dan 7 persen mengalami stres berat atau 267 orang. Riset ini juga menemukan
data tentang tingkat depresi dan kecemasan yang tinggi di lingkungan mahasiswa,
yang mana dari kedua indikator ini, tidak lebih dari 15 persen mahasiswa yang berada
dalam kondisi tanpa kecemasan dan depresi. Penelitian ini juga menggunakan
prevalensi tingkat stres mahasiswa di Indonesia pada rentang 36,7 - 71,6 persen.[1]
Ketimpangan antara pola pikir yang diharapkan terhadap mahasiswa dengan fakta
kesehatan psikologis yang terkesan bertolak belakang dengan bagian dari ciri-ciri pola
pikir itu sendiri perlu mendapatkan kajian yang lebih lanjut dalam penelitian.
Oleh karena itu, perlu dilakukan metode yang tepat untuk menemukan permasalahan
dan titik sebab-akibat serta dapat mencari tahu solusi yang sesuai dengan
permasalahan ini nantinya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apakah pola pikir terbuka (growth mindset) merata di kalangan mahasiswa?
2. Bagaimana perguruan tinggi membangun pola pikir mahasiswa secara eksternal di
lingkungan kampus?
3. Bagaimana mahasiswa menyikapi proses pembangunan pola pikir yang dilakukan
oleh kampus?
4. Mengapa pola pikir terbuka tidak disertai dengan kesehatan psikologis yang baik
di kalangan mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Melakukan pengujian terhadap asumsi masyarakat mengenai pemikiran terbuka
dengan fakta sebenarnya terhadap pola pikir mahasiswa
2. Menemukan bagaimana pola pikir mahasiswa dibentuk oleh lingkungan kampus
3. Menemukan bagaimana mahasiswa menyikapi proses pembangunan pola pikir
yang mungkin dilakukan oleh lingkungan kampus
4. Menemukan permasalahan utama dari ketidaksesusaian antara kesehatan
psikologis dengan pola pikir yang baik di kalangan mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai