Anda di halaman 1dari 2

Elion menarik kedua sudut bibir ketika netranya berhasil menangkap

gadis yang tengah tertidur pulas di kamarnya. Langkahnya maju menghampiri


gadis itu seraya melepas jaket yang sempat ia kenakan dan meletakkannya pada
sofa di sudut kamar.
Tempat tidur yang masih menyisakan tempat di sebelah Naya, kini
diambil alih oleh Elion. Tangannya bergerak untuk membawa surai kecokelatan
Naya yang menutupi sebagian wajahnya ke belakang telinga. Senyumnya
semakin mengembang ketika ia amati satu persatu bagian wajah cantik Naya.
Mulai dari mata dengan bulu lentik yang tengah terpejam, lalu menuju hidung
mancung yang membuat Naya terlihat cantik di setiap sisi, dan berakhir pada
bibir ranum gadisnya yang selalu menjadi kesukaan Elion.
"Cantik banget, sumpah!" ujarnya gemas sendiri pada Naya. Ia gigit bibir
bawah untuk menahan agar suaranya tak terdengar bising. Ia tak ingin gadisnya
itu terbangun karena merasa tak nyaman akan kehadirannya. Meski sebelumya
Naya sudah meminta Elion untuk membangunkannya ketika tertidur, namun
Elion jelas tak sampai hati untuk menganggu tidur pulasnya.
Merasa begitu gemas dengan bibir Naya yang sedikit terbuka, Elion pun
mendaratkan satu kecupan lembut tepat pada ranumnya. Kecupan itu
berlangsung cukup lama tanpa balasan dari Naya yang masih terlelap.
Ia mengurai bibir yang sempat bertaut dengan ranum gadisnya. Lalu
netranya kembali beralih mengamati lamat-lamat wajah Naya dari jarak dekat.
"Thank you for having me," bisiknya tepat pada telinga Naya sebelum dirinya
kembali mendaratkan beberapa kali kecupan di kening gadisnya.
Seperkian detik kemudian, Elion membenarkan posisinya sedikit naik
agar dadanya sejajar dengan kepala Naya. Perlahan dan dengan hati-hati ia
bawa kepala gadisnya untuk disandarkan pada dada bidangnya.
Pergerakan gelisah dari Naya sempat membuat Elion sedikit takut jika
gadisnya akan terbangun karena merasa tak nyaman. Rengekan kecil yang
keluar dari bibir mungilnya membuat tangan Elion kembali mengusap surai
gadis itu. Membelai tiap helainya dengan penuh kasih sayang.
"Sssttt... nggak apa-apa, tidur lagi aja," tutur Elion lembut seolah tengah
menenangkan bayi yang sedang bermimpi buruk.
Hembusan napas lelah Elion yang terasa menggelitik leher jenjang Naya
membuat keningnya mengernyit mulai tersadar dari alam mimpi. Namun
matanya masih tertutup rapat seolah tak mau terbuka. Naya hanya menggumam
ketika merasakan tiap usapan lembut yang Elion berikan pada surainya.
"Kamu udah pulang, ya?" tanya Naya lebih terdengar seperti gumaman
tak jelas.
"Iya, barusan." Tak ada sahutan lagi yang dapat Elion dengar dari
gadisnya. Naya yang belum sepenuhnya terbangun dari tidur itu masih berusaha
mencerna keadaan. Atau sepertinya gadis itu masih ingin terlelap dalam
tidurnya hingga tak berminat membuka mata.
"Aku udah baca tweet kamu, you are so sweet. Makasih, ya, udah mau
ngetik sepanjang itu. I feel loved." Naya hanya berdehem dan mengangguk kecil
menanggapi kalimat Elion. Masih dengan mata terpejam, kini tangannya mulai
meraba sekitar tempat tidur yang kosong di sebelahnya.
"Tanganmu yang satu mana? Kok nggak dipake buat meluk aku?" protes
Naya dengan bibirnya yang mengerucut.
Elion tertawa gemas hingga reflek mencubit pelan pipi Naya. Gadis itu
menggeleng-gelengkan kepala sebagai bentuk penolakan untuk Elion yang suka
sekali mencubit pipinya tanpa meminta izin lebih dulu. "Ish, sakit! Jangan
kebiasaan nyubit pipiku. Aku cuman mau nyari tangan kamu." Naya
menggerutu sebal seraya menutupi pipinya dengan satu tangan.
"Ini tanganku, nih, udah meluk kamu." Tangan kiri Elion ia gunakan
untuk merengkuh tubuh gadis di sebelahnya. Naya mengulas senyum senang
ketika kemauannya diindahkan oleh Elion dengan cepat tanpa harus memohon
lagi.
"Seneng?" Naya mengangguk, masih tak ingin membuka mata karena
rasa kantuknya tak kunjung hilang dan justru semakin datang untuk
mengajaknya kembali masuk ke alam mimpi. "Kamu tidur di sini aja, jangan di
sofa," pinta Naya pada Elion. tiap ujung kalimatnya terdengar lebih rendah dan
semakin samar bersama dengan matanya yang semakin terpejam kembali
terlelap dalam tidur.
"Tidur lagi, ya?" Jelas tak ada lagi jawaban dari Naya. Sekalipun itu
hanya dengan anggukan atau gelengan. Lelaki itu tertawa kecil melihat
gadisnya yang kembali terlelap dalam tidur panjangnya hingga esok hari.
Bahkan Elion yakin, jika keesokan hari Naya akan menganggap apa yang terjadi
malam ini hanya mimpinya saja.
Setelah memastikan bahwa gadisnya sudah benar-benar kembali terlelap,
Elion mengecup kening Naya dengan penuh rasa sayang. "Kamu harus tau, aku
sesayang itu sama kamu. Sampai kadang bingung mau ngungkapin pakai cara
apalagi biar kamu tau kalau aku sesayang itu sama kamu. Yang aku butuhin
semuanya udah ada di kamu, jadi tenang aja, ya? Cowokmu nggak bakal ke
mana-mana kok. Aku bakal tetap stay di sini sama kamu. Sayang kamu, Nay."
Elion menarik selimut untuk menutupi setengah bagian tubuh Naya. Tangan
yang sempat merengkuh tubuh gadisnya, Elion uraikan bersama kepala Naya
yang ia sandarkan pada bantal. Mengusap sejenak surai kecokelatan itu sebelum
dirinya beranjak pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Anda mungkin juga menyukai