Anda di halaman 1dari 9

Vol.

1 Issue (3) 2022


Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar
https://ojs.unm.ac.id/jppsd/index

Hubungan Kompetensi Sosial Guru dengan Motivasi Belajar Siswa


Kelas V Sekolah Dasar
Widya Hariani1, Abd Kadir A2, Rahmawati Patta3 , Bahar4
1,2,3
PGSD FIP UNM, 4 Pendidikan Matematika Universitas Sawerigading
Abstrak

Kata kunci: Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya kompetensi sosial guru dalam
Kompetensi Sosial Guru; prpses pembelajaran sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang berbeda-
Motivasi Belajar; Siswa beda. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional yang
bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kompetensi Sosial Guru dengan
Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Gugus III. Data hasil penelitian diperoleh
dengan membagikan angket kepada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi sosial guru dengan
motivasi belajar siswa SD Gugus III dengan nilai t hitung (5,19287) lebih besar
(>) nilai t tabel (1,65694) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial guru akan
berdampak terhadap motivasi belajar siswa. Dari kesimpulan tersebut, maka
dampak yang dihasilkan dari penelitian ini diketahui bahwa kompetensi sosial
guru akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Abstract

Keywords: The problem in this study is the lack of teacher social competence in the learning
teacher’s social process so that students have different learning motivations. This research is a
competence, learning correlational quantitative research that aims to determine the relationship
motivation, student between teacher social competence and learning motivation of fifth grade
students in SD Cluster III. The research data were obtained by distributing
questionnaires to students. The results showed that there was a significant
relationship between the teacher's social competence and the learning
motivation of elementary school students Gugus III with a value (5.19287)
greater (>) value (1.65694) which means H0 is rejected and H1 is accepted.
Based on the results of the study, it can be concluded that the social competence
of teachers will have an impact on students' learning motivation. From these
conclusions, the impact resulting from this study is known that the teacher's
social competence will increase student learning motivation.

© Universitas Negeri Makassar 2022


Alamat Penulis1:
E-mail: widyahariani95@gmail.com e-ISSN: 2807-7016

417
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

PENDAHULUAN yang berinteraksi langsung dengan siswa


Pendidikan merupakan suatu usaha dengan tujuan agar hal-hal dalam
atau kegiatan yang dijalankan dengan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai
sengaja, teratur dan berencana dengan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu,
maksud mengubah atau mengembangkan setiap guru dituntut untuk memiliki
perilaku yang diinginkan. Pendidikan kompetensi agar dapat membentuk watak
dipandang penting untuk menjadikan dan sikap siswa dengan baik.
manusia yang tidak hanya cerdas namun juga Menurut Mulyasa (Fauzi, 2018)
berakhlak mulia sebagaimana dalam kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
Undang-undang Republik Indonesia Nomor keterampilan, dan kemampuan yang
20 Tahun 2003 Bab II Pasal 1 Ayat 1 tentang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi
Sistem Pendidikan Nasional bahwa bagian dari dirinya, sehingga ia dapat
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana melakukan perilaku-perilaku kognitif,
untuk mewujudkan suasana belajar dan afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-
proses pembelajaran agar peserta didik secara baiknya (h. 144). Sedangkan menurut
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk Ashsiddiqi (2012)”Kompetensi berasal
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dari bahasa inggris competency sebagai kata
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, benda competence yang berarti kecakapan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang kompetensi, dan kewenangan”. Senada
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan dengan yang dikemukakan Mcleod (1990)
negara. Undang-undang diatas telah mendefinisikan kompetensi sebagai perilaku
mencerminkan tujuan pendidikan nasional yang rasional untuk mencapai tujuan yang
yang berakhlak mulia. dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
Sesuai dalam rangka mencerdaskan diharapkan (Suyanto & Jihad, 2013, h.1).
kehidupan bangsa ini peran pendidikan tidak Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
hanya berupaya untuk memperbaiki segi gambaran tentang apa yang harus dilakukan
aspek kognitif, kualitas, keilmuan, dan seorang guru dalam melaksanakan
pengetahuan saja, tetapi juga sebagai pekerjaannya, baik berupa kegiatan, perilaku
pendidikan karakter peserta didik dalam maupun hasil yang dapat ditunjukkan dalam
suatu bangsa itu sendiri yanf dilakukan dalam proses belajar mengajar. Dalam perspektif
proses pembelajaran (Hafid, Sultan dan kebijakan nasional (Musfah, 2011)
Rosmalah, 2019) pemerintah telah merumuskan empat jenis
Menurut Patta & Novianti (2017) kompetensi guru, sebagaimana tercantum
pendidikan adalah usaha yang dilakukan dan dalam penjelasan peraturan pemerintah
dilaksanakan secara sistematis dengan tujuan No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
untuk mengembangkan potensi siswa melalui Pendidikan, yaitu: kompetensi pedagogik,
pemberian ilmu pengetahuan, melatih kompetensi kepribadian / personal,
keterampilan dan dan menanamkan nilai- kompetensi profesional dan kompetensi
nilai sikpa yang baik. Untuk sosial (h. 30).
mengembangkan potensi diri siswa Berdasarkan PP No.19 Tahun 2005
diperlukan suatu wahana yaitu jalur dan PP No. 32 Tahun 2013 pasal 28 ayat (3)
pendidikan yang terdiri dari jalur formal dan butir d, kompetensi sosial adalah kemampuan
non formal. Jalur formal terdiri atas lembaga guru dari sebagian masyarakat untuk
persekolahan sedangkan non formal terdiri berkomunikasi dan bergaul secara efektif
atas lembaga kemasyarakatan. dengan peserta didik, sesama pendidik,
Sekolah sebagai lembaga formal tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
memiliki kedudukan penting dalam didik, dan masyarakat sekitar (Fauzi, 2015, h.
pembentukan watak dan sikap siswa. Dalam 152) Guru perlu memiliki kompetensi sosial
melakukan usaha atau proses dalam dalam rangka mendukung efektivitas
pembentukan watak dan sikap siswa, pihak pelaksanaan proses pembelajaran. Melalui
yang dianggap memegang peranan utama kemampuan tersebut, maka hubungan
adalah guru-guru yang terlibat langsung sekolah dengan masyarakat akan berjalan
dalam proses pembelajaran. Karena gurulah

418
Vol, 1. No, 3. Tahun 2022

dengan harmonis, sehingga hubungan saling dalam pembelajaran. Selain itu, faktor yang
menguntungkan antara sekolah dan memengaruhi motivasi siswa yaitu cara guru
masyarakat dapat berjalan secara sinergis. berinteraksi dengan siswa baik dari perlakuan
Kompetensi sosial perlu dibangun beriringan maupun perkataan.
dengan kemampuan guru dalam Hal ini sejalan dengan penelitian
berkomunikasi, bekerjasama, bergaul Ardianti (2012) tentang hubungan
simpatik dan mempunyai jiwa yang kompetensi sosial guru dengan motivasi
menyenangkan. belajar pada Madrasah Aliyah Pekanbaru
Guru harus memiliki kompetensi bahwa terdapat hubungan signifikan yang
sosial dalam mengajar, karena guru harus positif antara kompetensi sosial dan motivasi
membangun hubungan yang baik, dengan belajar, dan semakin tinggi kompetensi sosial
memberikan perhatian, nasehat dan guru maka motivasi belajar siswa juga
masukan-masukan yang positif dalam semakin tinggi. Hasil penelitian yang serupa
mengembangkan motivasi belajar siswa. oleh Wardani (2018) pada kelas XI Jurusan
Motivasi adalah kondisi yang mendorong Akuntasi SMK Negeri 7 Pontianak bahwa
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk kompetensi sosial guru memberikan
mencapai tujuan tertentu. Hal ini dipertegas pengaruh yang positif terhadap motivasi
oleh: Hani Handoko (2017) motivasi adalah belajar siswa. Siswa senang diberikan
keadaaan pribadi seseorang yang mendorong kesempatan dalam mengemukakan pendapat,
keinginan individu untuk melakukan perhatian dari guru jika kesulitan dalam
kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. pembelajaran, empati terhadap masalah yang
Sedangkan motivasi belajar merupakan dihadapi siswa sehingga kompetensi sosial
aktivitas yang lahir dalam diri peserta didik yang tinggi maka motivasi belajar siswa juga
untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya tinggi.
dengan pencapaian tujuan (Wahab, 2015, h. Tujuan dari penelitian ini untuk
120) mengetahui ada tidaknya hubungan yang
Sardiman (2011) mendefinisikan signifikan antara Kompetensi Sosial Guru
bahwa ”Motivasi dapat dikatakan sebagai dengan motivasi belajar siswa Gugus III
serangkaian usaha untuk menyediakan Kecamatan Tanete Riattang Timur.
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang Berdasarkan tujuan tersebut, dirumuskan
itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila hipotesis dari penelitian ini yaitu tidak ada
ia tidak suka maka akan berusaha hubungan yang signifikan antara Kompetensi
meniadakan perasaan tidak suka itu” (h. 75). Sosial Guru dengan motivasi belajar siswa
Sebagaimana yang dinyatakan oleh MC Gugus III Kecamatan Tanete Riattang Timur
Donald (Djamarah, 2020) bahwa dan ada hubungan yang signifikan antara
“Motivation is a energy change within the Kompetensi Sosial Guru dengan motivasi
person characterizet by affective arousal and belajar siswa Gugus III Kecamatan Tanete
anticipatory goal reactions”. Motivasi adalah Riattang Timur.
suatu perubahan energi di dalam diri Berdasarkan uraian-uraian yang
seseorang yang ditandai dengan timbulnya telah dikemukakan, maka peneliti tertarik
afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. untuk melakukan penelitian dengan judul
Berdasarkan hasil wawancara yang “Hubungan Kompetensi Sosial Guru dengan
telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25 Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Gugus III
Januari 2021 dengan narasumber beberapa Kecematan Tanete Riattang Timur
siswa dan guru di SD Gugus III Kecamatan Kabupaten Bone”.
Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone.
Diketahui bahwa salah satu faktor lemahnya METODE PENELITIAN
motivasi belajar siswa adalah peran guru Penelitian ini menggunakan
dalam memotivasi siswa. Guru sebagai pendekatan kuantitatif, jenis korelasi.
individu sosial tidak hanya bertujuan untuk Penelitian korelasi atau korelasional
menuntaskan pembelajaran tetapi juga merupakan suatu penelitian untuk
kepedulian, empati, bersikap adil, terhadap mengetahui hubungan dan tingkat hubungan
masalah yang dihadapi siswa khususnya antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya

419
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

untuk mempengaruhi variabel tersebut HASIL PENELITIAN DAN


sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. PEMBAHASAN
Maka dari itu, dalam melihat hubungan Hasil penelitian diperoleh dari perhitungan
variabel terhadap objek yang diteliti lebih hasil angket kemampuan kompetensi sosial
bersifat sebab dan akibat (kausal). guru di SD Gugus III
Penelitian ini dilakukan di SD Gugus Analisis Statistik Deskriptif
III Kecamatan Tanete Riattang Timur Kompetensi Sosial Guru
Kabupaten Bone yang terdapat tiga SD yaitu Pengumpulan data kompetensi sosial
SD Inpres 12/79 Lonrae, SD Inpres 12/79 guru diperoleh melalui angket yang diberikan
Toro, dan SD Negeri 20 Panyula. kepada 129 siswa yang menjadi responden
Teknik analisis data adalah cara yang dengan jumlah pernyataan sebanyak 20 butir
digunakan untuk membuktikan hipotesis. yang terdiri dari empat alternatif jawaban
Pada penelitian ini, ada dua variabel yaitu yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak
kompetensi sosial guru dan motivasi belajar pernah dengan urutan skor 1-4, sehingga
siswa. Analisis data yang digunakan dalam kemungkinan skor tertinggi yang bisa dicapai
penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif responden yaitu 4 x 20 = 80 dan skor terendah
dan analisis statistik inferensial. Analisis yaitu 1 x 20 = 20.
statistik deskriptif digunakan dengan teknik Sebelum diadakan analisis rata-rata
analisis rata-rata dan analisis persentase. dan analisis persentase, terlebih dahulu
Sedangkan analisis statistik inferensial dibuat tabel distribusi frekuensi untuk
digunakan dengan teknik korelasi pearson memudahkan dalam perhitungannya. Adapun
product moment dan uji-t. tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Sosial Guru
Interval (𝑥𝑖 ) (𝑓𝑖 ) fiXi
60– 64 62 2 124
65– 69 67 0 0
70– 74 72 6 432
75– 79 77 4 308
80– 84 82 29 2378
85– 89 87 58 5046
90– 94 92 26 2392
95– 99 97 4 388
129 11068
Sumber: Hasil Angket Penelitian, 2021

Secara singkat tabel dan gambar 1 di = 85,79


atas menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi Selanjutnya, analisis persentase
ada pada rentang nilai 85-89 dengan jumlah dilakukan setelah memperoleh analisis rata-
58 responden dengan nilai tengah 87 dan nilai rata dan diketahui jumlah skor yang diperoleh
perkalian sebesar 5046, sedangkan frekuensi keseluruhan, n = ∑FX yaitu 11068. Nilai
terendah berada pada rentang nilai 65-69 yang diharapkan (N) yaitu jumlah responden
dengan jumlah 0 responden dengan nilai dikali skor maksimal yakni 129 x 95 = 12255.
tengah 67 dan nilai perkalian sebesar 0. Sehingga:
𝑛
Hasil pengolahan data yang terdapat P = 𝑁 x 100%
pada tabel distribusi frekuensi di atas, 11068
diketahui bahwa ∑f = N = 129 dan ∑fx = = x 100%
12255
11068 dengan demikian skor rata-rata ( X ) = 90,31%
dari data yang terkumpul adalah sebagai Hasil analisis persentase tersebut
berikut: kemudian dikonsultasikan pada pedoman
∑fx kriteria interpretasi yang diadaptasi dari tabel
X = 𝑁 Arikunto & Jabar (2014) yaitu tabel konversi
11068
=
129

420
Vol, 1. No, 3. Tahun 2022

keberhasilan siswa yang disajikan pada tabel


berikut
Tabel 2. Konversi Keberhasilan Siswa
Tingkat Pencapaian Kategori
80% - 100% Sangat Baik
66% - 79% Baik
56% - 65% Sedang
41% - 55% Kurang
0% - 40% Sangat Kurang
Sumber: Arikunto & Jabar, 2014

Setelah dikonsultasikan dengan tabel dari empat alternatif jawaban yaitu selalu,
2 di atas, maka diperoleh bahwa kompetensi sering, kadang-kadang, dan tidak pernah
sosial guru berada pada kategori sangat baik dengan urutan skor 1-4, sehingga
karena terletak pada rentang 80% - 100%. kemungkinan skor tertinggi yang bisa dicapai
responden yaitu 4 x 20 = 80 dan dan skor
Motivasi Belajar Siswa terendah yaitu 1 x 20= 20.
Data motivasi belajar siswa diperoleh Sebelum diadakan analisis rata-rata
melalui angket yang dibagikan kepada 129 dan analisis persentase, terlebih dahulu
siswa yang menjadi responden dengan dibuat tabel distribusi frekuensi untuk
jumlah pernyataan sebanyak 20 butir terdiri memudahkan dalam perhitungannya. Adapun
tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Siswa


Interval (𝑥𝑖 ) (𝑓𝑖 ) fiXi
73– 75 74 7 518
76– 78 77 16 1232
79– 81 80 10 800
82–84 83 20 1660
85– 87 86 18 1548
88– 90 89 32 2848
91– 93 92 14 1288
94– 96 95 12 1140
129 11034
Sumber: Hasil Penelitian, 2021

Secara singkat tabel 3 dan gambar 2 = 85,53


di atas menunjukan bahwa ada pada kelas Selanjutnya, analisis persentase
interval 88-90 dengan jumlah 32 responden, dilakukan setelah memperoleh analisis rata-
sedangkan frekuensi terendah berada pada rata dan diketahui jumlah skor yang
kelas interval 73-75 dengan jumlah 7 diperoleh keseluruhan, n = ∑FX yaitu 11034
responden. Histogram berguna untuk Nilai yang diharapkan (N) yaitu jumlah
mengetahui distribusi atau penyebaran data. responden dikali skor maksimal yakni 129 x
Hasil pengolahan data yang terdapat 95 = 12255. Sehingga:
𝑛
pada tabel distribusi frekuensi di atas, P = 𝑁 x100%
diketahui bahwa ∑f = N = 129 dan ∑fx = 11034
= x 100%
11034 dengan demikian skor rata-rata ( X ) 12255
dari data yang terkumpul adalah sebagai = 90,03%
berikut. Hasil analisis persentase tersebut
∑fx kemudian dikonsultasikan pada pedoman
X = 𝑁 kriteria interpretasi pada tabel 2, maka
11034
= diperoleh bahwa motivasi belajar siswa
129

421
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

kelas V Gugus III berada pada kategori


sangat baik karena terletak pada rentang 𝑁 ∑𝑋𝑌 − (∑𝑋). (∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
80% - 100%. √(𝑁. ∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 ). (𝑁 ∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 )
238476
𝑟𝑥𝑦 =
√(601836) . (539328)
Analisis Statistik Inferensial 238476
Berdasarkan hasil perhitungan pada 𝑟𝑥𝑦 = 569725,378
lampiran, maka diperoleh besaran-besaran 𝑟𝑥𝑦 = 0,4185
statistik: N = 129, ∑X = 11040, ∑Y = Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,
11043, ∑X2 = 949484, ∑Y2 = 949513, ∑ diperoleh 𝑟𝑥𝑦 sebesar 0,4185. Hasil
XY= 946924. Untuk mengetahui nilai perhitungan tersebut dikonsultasikan pada
koefisien korelasi, maka digunakan rumus tabel interpretasi koefisienkorelasi berikut:
korelasi pearson product moment sebagai
berikut:
Tabel 4. Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2019
Setelah nilai r dikonsultasikan, maka guru di SD Gugus III Kecamatan Tanete
diperoleh bahwa tingkat hubungan kedua Riattang Timur berada pada kategori sangat
variabel tergolong sedang karena berada baik yaitu 90,31%. Hal tersebut diperoleh
pada rentang 0,40 – 0,599. Selanjutnya melalui pemberian angket pada 129 siswa
untuk pengujian signifikansi korelasi dapat yang dijadikan responden menunjukkan skor
dihitung dengan menggunakan Uji-t dengan tertinggi sebesar 95, skor terendah sebesar
rumus sebagai berikut: 60, rata-rata sebesar 85,79 dan persentase
𝑟 √𝑛−2 sebesar 90,31%. Hal ini dikarenakan dalam
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = proses pembelajaran guru menyampaikan
√1−𝑟 2
0,4185 √129−2 informasi dengan baik seperti menggunakan
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = bahasa yang mudah dipahami siswa,
√1−0,41852
0,4185 𝑥 11,26942 menciptakan suasana pembelajaran yang
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 0,17514225 menyenangkan, menggunakan media
4,71625227 pembelajaran, serta memberikan peluang
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
0,90821679 kepada siswa untuk berkomunikasi baik
antara siswa dengan guru ataupun dengan
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 5,19287
siswa lainnya.
Hasil thitung tersebut selanjutnya Motivasi belajar siswa di SD Gugus
dibandingkan dengan ttabel. Setelah melihat III Kecamatan Tanete Riattang Timur
tabel distribusi t pada lampiran , untuk berdasarkan penelitian termasuk kategori
kesalahan 5 % dan dk = n – 2 sehingga dk sangat baik yaitu 90,03%. Hasil ini diperoleh
= 129 – 2= 127 diperoleh nilai ttabel = melalui pemberian angket pada 129 siswa
1.65694. Ternyata hasil thitung lebih besar yang dijadikan responden menunjukkan skor
dari ttabel, sehingga hipotesis alternatif (H1) tertinggi sebesar 95, skor terendah 73, rata-
diterima sedangkan hipotesis nol (H0) rata sebesar 85,53 dan persentase sebesar
ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan 90,03%. Hal ini dikarenakan siswa memiliki
bahwa terdapat hubungan yang signifikan hasrat dan keinginan berhasil dalam dirinya,
antara kompetensi sosial guru dengan memiliki harapan dan cita-cita, lingkungan
motivasi belajar siswa kelas V SD Gugus III belajar yang baik, serta proses pembelajaran
Kecamatan Tanete Riattang Timur. yang menarik sehingga meningkatkan
Berdasarkan penelitian, diperoleh motivasi belajar siswa.
hasil bahwa kemampuan kompetensi sosial

422
Vol, 1. No, 3. Tahun 2022

Pengujian hipotesis penelitian dapat memengaruhi munculnya motivasi


dengan statistik inferensial dalam hal ini belajar siswa.
korelasi pearson product moment, untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan SIMPULAN DAN SARAN
kompetensi sosial guru dengan motivasi Kompetensi yang harus dimiliki
belajar siswa SD Gugus III dengan analisis guru umumnya ada empat, yaitu kompetensi
statistik inferensial diperoleh thitung sebesar pedagogik, kompetensi professional,
5,19287 sedangkan ttabel sebesar 1.65694. kompetensi personal, dan kompetensi sosial.
Hasil perhitungan rxy bila dikonsultasikan Dari keempat kompetensi guru yang
dengan tabel interpretasi koefisien korelasi dikemukakan, kompetensi sosial merupakan
maka pengaruh kedua variabel tergolong salah satu faktor yang paling memengaruhi
sedang karena berada pada rentang 0,40- motivasi siswa. Kompetensi sosial guru
0,59. Hasil koefisien kedua variabel setelah adalah kompetensi sosial dalam proses
dianalisis menggunakan Uji-t diperoleh pembelajaran yang berkaitan dengan
harga t hitung> harga t tabel ini berarti interaksi guru dan siswa yang bertindak dan
terdapat hubungan yang signifkan antara bersikap objektif, beradaptasi di lingkungan
kompetensi sosial guru dengan motivasi kelas, dan berkomunikasi efektif, santun,
belajar siswa di SD Gugus III. Ketika guru dan empati.
memiliki kompetensi sosial yang baik maka Dalam pembelajaran guru harus
dapat membantu siswa dalam meningkatkan selalu berkomunikasi dengan siswa yang
motivasi belajarnya. Selain itu, ketika guru sifatnya membangun proses pembelajaran
memiliki kompetensi sosial yang baik yang menyenangkan agar terjadi komunikasi
diharapkan proses pembelajaran dapat multi arah antara guru dan siswa yang akan
berlangsung dengan baik dan sesuai dengan menjadikan siswa termotivasi dan aktif
tujuan yang ingin dicapai. dalam pembelajaran.
Hasil penelitian yang diperoleh Berdasarkan hasil penelitian yang
diperkuat oleh pendapat Ardianti (2012) dilakukan di SD Gugus III Kecamatan
yang mengemukakan bahwa ketika guru Tanete Riattang Timur dapat disimpulkan
memiliki kompetensi sosial yang baik akan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
membuat siswa semakin serius dan antara kompetensi sosial guru degan
termotivasi untuk memahami materi motivasi belajar siswa. Dibuktikan dengan
pelajaran. Hal ini berarti bahwa kompetensi hasil nilai thitung lebih besar dari ttabel.. Guru
sosial guru merupakan salah satu faktor yang diharuskan untuk memiliki kompetensi
dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. sosial yang baik agar siswa dapat termotivasi
Dalam proses belajar akan lebih baik jika dalam belajar dan proses pembelajaran dapat
siswa memiliki motivasi dalam dirinya berlangsung dengan baik dan sesuai yang
karena akan menentukan keaktifan dan hasil diharapkan.
belajar siswa. Meskipun hubungan kedua Disarankan kepada Pihak sekolah
variabel hanya berada pada kategori sedang, khususnya guru dapat mempertahankan
tetapi bukan berarti kompetensi sosial guru kompetensi sosialnya demi menunjang
tidak memiliki hubungan dengan motivasi ketercapaian tujuan pembelajaran dan
belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan pada peningkatan motivasi belajar siswa. Siswa
uji hipotesis yang telah dilakukan diharapkan dapat mempertahankan motivasi
menyatakan bahwa H1 diterima dan H0 belajarnya agar tercapai hasil belajar yang
ditolak. H1 dalam penelitian ini adalah optimal sehingga cita-cita yang dimilikipun
terdapat hubungan yang signifikan antara dapat tercapai. Peneliti yang berminat
kompetensi sosial guru dengan motivasi mengkaji masalah yang relevan dengan
belajar siswa di SD Gugus III Kecamatan penelitian ini hendaknya melakukan
Tanete Riattang Timur Hubungan yang penelitian yang lebih seksama dan
dikategorikan sedang menandakan bahwa pembahasan yang lebih mendalam untuk
bukan hanya kompetensi sosial guru yang mendapatkan informasi ilmiah mengenai
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
namun masih terdapat berbagai faktor yang

423
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

pentingnya kompetensi sosial guru untuk Purnomo, P. & Palupi, M. S. 2016.


meningkatkan motivasi belajar siswa. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Matematika Materi Menyelesaikan
DAFTAR RUJUKAN Masalah yang Berkaitan dengan
Ardianti. 2012. Hubungan Kompetensi Waktu, Jarak dan Kecepatan untuk
Sosial Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V. Jurnal Penelitian
Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahun (Edisi Khusus PGSD)., 20 (2), 151–
Sosial pada Mata Pelajaran Ekonomi di 157.
Sekolah Madrasa Aliyah Darul
Hikmah Pekanbaru. Skripsi. Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi
Pekanbaru: Universitas Islam Neger Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Sultan Syarif Kasim riau. Grafindo Persada.

Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2014). Sugiyono. 2019. Metode Penelitian


Evaluasi Program Pendidikan: Kuantitatif Kuantitatif dan R&D.
Pedoman Teoritis Praktis bagi Bandung: Alfabeta.
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Suyanto, & Jihad, A. 2013. Menjadi
Guru Profesional Strategi
Ashsiddiqi, H. 2012. Kompetensi Sosial Meningkatkan Kualifikasi dan
Guru dalam Pembelajaran dan Kualitas Guru di Era Global.
Pengembangannya. Jurnal Ta’dib, Jakarta: Esensi Erlangga Group.
17(1), 61–67.
UU RI No. 20 Tahun 2003. Undang-Undang
Djamarah, S. B. 2020. Psikologi Belajar. Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Rineka Cipta.
Wahab, R. 2016. Psikologi Belajar. Jakarta:
Fauzi, I. 2018. Etika Profesi Keguruan. PT Raja Grafindo Persada.
Jember: IAIN Jember Press.
Wardani, S. F. 2018. Pengaruh Kompetensi
Hafid, Sultan, & Rosmalah. (2019). Sosial Guru terhadap Motivasi Belajar
Efektifitas Penerapan Pendidikan Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi
Karakter Pada Kurikulum 2013 SMK Negeri. Skripsi. Pontianak:
Pembelajaran Tematik Di Sekolah Universitas Tanjungpura.
Dasar Inpres 6/75 Ta' Tanete Riattang
Kabupaten Bone. JIKAP PGSD:
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 3(3),
284.

Musfah, J. 2011. Peningkatan Kompetensi


Guru Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Patta, R & Novianti, D.R. 2017. Penerapan


Model Pembelajaran Inkuiri untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas V SD Inpres 6/75 Ta' Kecamatan
Tanete Riattang Kabupaten Bone.
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, 1 (1), 40-49.

424
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

425

Anda mungkin juga menyukai