Anda di halaman 1dari 1

NAMA : Kezia Lilienasanti Pariyanto

NIM : 22/496937/SA/21530
Dosen Pengajar : Dr. Yulianti, B.A., M.A.
ASSIGNMENT 1
1. Kondisi sosial dan tata pemerintahan pada periode Mughal Empire
Kerajaan Mughal didirikan pada tahun 1526 oleh Zahiruddin Babur dan sempat
mengalami ekspansi serta konsolidasi hingga tahun 1707. Sher Shah yang berkuasa tahun
1540-1545 berhasil menyatukan wilayah kerajaan di sebagian besar India utara dan
membentuk rangka administrasi yang kemudian dikembangkan oleh Akbar. Dalam
perkembangan Mughal, Akbar memiliki peran yang besar, pada tahun 1572 Akbar
melangsungkan kampanye untuk melawan Gujarat yang akhirnya berhasil berkuasa atas
pelabuhan Surat di Gujarat. Tahun 1574 Akbar berhasil menaklukkan Bengal,
penaklukannya atas Gujarat dan Bengal menjadikan Mughal kerajaan yang memegang
kendali atas sektor agraria dan perdagangan di India.
Ketika abad ke-17, terjadi pertumbuhan pertanian yang dinamis sehingga mulai
mengembangkan sektor maritim dan menjadi terlibat dalam ekonomi internasional.
Mughal menciptakan sistem peradilan yang sesuai dengan syariat Islam namun tetap
memberikan ruang bagi penguasa dan pejabat untuk melakukan inovasi administratif. Di
India, wilayah luar Mughal, masyarakat dengan keyakinan lain membuat peradilan sesuai
dengan hukum agama masing-masing. Dalam perkembangannya, Kerajaan Mughal
menghasilkan karya manuskrip sebagai peninggalan kebudayaannya, otobiografi yang
ditulis dalam bahasa Persia. Arsitektur juga merupakan pencapaian dari seni Mughal,
diantaranya Taj Mahal di Agra. Kerajaan Mughal berakhir ketika kaisar terakhirnya,
Bahadur Shah Zafar diadili oleh Inggris saat terjadinya pemberontakan 1857.

2. Hubungan wilayah Asia Selatan dengan Asia Tenggara pada abad 16-17
(aspek mobilitas, komoditas, dan perdagangan oleh pedagang India.)
Malaka sebagai pintu masuk perdagangan bangsa India, Cina dan Jawa. Tujuan
utama bangsa India dan Cina datang ke Malaka adalah untuk membeli rempah-rempah
dari Indonesia, namun bangsa India juga membawa pulang porselen dan sutra Cina,
sementara tekstil India adalah komoditi India yang dijual kepada masyarakat
Kepualauan kala itu. India juga mengekspor produksi bahan makanan seperti kacang-
kacangan, gandum, dan minyak yang menerima banyak permintaan.
Tahun 1640-an lada menempati posisi tertingginya, ketika itu Asia Tenggara
berhasil mengekspor lebih dari enam ribu ton lada. Dalam periode yang sama, Maluku
pun berhasil mengekspor sekitar empat ratus ton cengkih dengan harga dua kali lipat
dari pasaran Asia Tenggara.

Anda mungkin juga menyukai