OLEH KELOMPOK 3
KUPANG
2023
RETIKULUM ENDOPLASMA
Tujuan :
Soal :
Jawaban :
Tujuan :
Soal :
Jawaban :
Struktur Badan Golgi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sakula, vesikel sekretoris,
dan mikrovesikel atau disebut dengan vesikel transfer. Berikut ini penjelasan struktur
Badan Golgi dan bagian-bagiannya lebih lengkap:
1. Sakula
Sakula adalah gelembung yang bentuknya gepeng mirip cakram dan bertumpuk-
tumpuk yang bisa dipisahkan oleh celah yang sempit. Pada Badan Golgi, kedua
permukaan Sakula tidak sama, salah satunya cembung, dan sisi lainnya cekung.
Di Sakula terdapat gelembung-gelembung yang nantinya akan dilepaskan menjadi
butir-butir sekresi dari permukaan cekung dari sakula.
2. Vesikel Sekretoris
Bagian Badan Golgi selanjutnya adalah vesikel sekretoris. Ini adalah gelembung
dari sakula yang ada di bagian tepi. Bagian ini adalah vesikel besar yang langsung
berhadapan dengan membran plasma. Nantinya, vesikel sekretoris akan
memproses protein pada lumen sakulus yang tersangkut.
Adapun fungsi badan golgi yang terdapat pada hewan dan tumbuhan
Tujuan :
Soal :
Jawaban :
C. Pengertian Meiosis
Meiosis merupakan proses pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel kelamin dari
organisme yang melakukan reproduksi secara generative atau seksual. Pada dasarnya
meiosis terdiri dari sekali duplikasi kromosom yang diikuti oleh dua kali pembelahan,
sehingga pada akhirnya dihasilkan sel-sel haploid.
Berdasarkan saat terjadinya, peristiwa pembelahan terhadap pembentukan gamet
dibedakan menjadi :
1. Meiosis termal atau gametik
Terjadi dekat sebelum terbentuk gamet, berlangsung pada hewan, manusia dan
tumbuh-tumbuhan rendah.
2. Meiosis intermedier
Terjadi diantara pembentukan gamet dan pembuahan.Terjadi pada tumbuh-tumbuhan
tingkat tinggi.
3. Meiosis initial atau zigotik
Terjadi segera setelah pembuahan.
a. Pembelahan meiosis I
1) Profase I
Pada pembelahan I ini terjadi proses yang ditandai dengan profase yang lama
dengan berlangsungnya proses berpasang-pasangan kromosom yang homolog
dan pertukaran bahan-bahan herediter. Tahap ini secara rinci dibedakan atas
beberapa tahap yaitu:
a) Proleptonema; Proleptonema merupakan awal profase meiosis.
kromosom masih tampak sangat tipis sehingga masih sukar diamati
dengan mikroskop cahaya, kecuali kromosom kelamin yang agak
menonjol.
b) Leptonema; pada tahap ini benang kromosom mulai tampak sebagai
benang panjang halus dengan penebalan pada beberapa tempat.
Penebalan ini disebabkan adanya kromomer. Kromosom terdiri atas dua
kromatid yang belum dapat dibedakan dengan mikroskop cahaya.
c) Zygonema; Pada tahap ini, kromosom yang homolog akan berpasang-
pasangan secara rapi yang berarti bahwa antara tiap kromomer yang
homolog akan berdampingan dengan hanya dipisahkan oleh celah yang
berjarak sekitar 0,2 mikron.
d) Pachynema; Pada tahap ini merupakan tahap yang paling lama pada
profase karena dapat berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu
bahkan bertahun-tahun sedangkan leptonema dan sigonema hanya
berlangsung beberapa jam saja.
e) Diponema: fase ini ditandai dengan adanya kiasma diantara kromatid
tempat terjadinya kontak (lilitan) antara dua kromatid.
f) Diakinesis: kromosom menjadi pendek dan tebal selubung inti dan
nucleolus menghilang.
2) Metafhase I
Pada fase ini benang gelendong mulai terbentuk dan pada akir fase ini
semua kromosom telah berada dibidang ekuator. Penempatan kromosom
ini akibat tarikan melalui masing-masing sentromernya oleh spindle
fibers.
3) Anafhase I
Pada awal fase ini pasangan kromosom homolog diekuator mulai bergerak
memisakan diri satu sama lain menuju kutup yang berlawanan (pergerakan
kromosom tergantung pada panjang pendeknya kromosom tersebut dimana
kromosom yang pendek pergerakannya lebih cepat dan sebaliknya). Setiap
kutup menerima campuran acak kromosom induk, tetapi hanya satu
anggota dari tiap pasangan yang berada dikutup.
4) Tolefase
Pada tahap ini kromosom berubah menjadi benang kromatin, dinding inti
dan nucleolus terbentuk kembali, sentriol mengganda menjadi dua, dan
serat gelendong menghilang.
b. Pembelahan meiosis II
Tahapan pembelahan meiosis II antara lain:
1) Profase II : Pada fase ini terbentuk nucleolus dan pada akir fase selubung
inti dan nucleolus menghilang.
2) Metafhase II : Pada tahap ini gelendong mulai terbentuk dan kromosom
mengatur diri dibidang ekuator selnya masing-masing. Pada metaphase II
kromatid dikelompokan dua-dua.
3) Anaphase II : Pada fase ini sentromer membelah dan kromatid terpisah
sempurna, selanjutnya kromatid bergerak kekutup yang berlawanan.
4) Tolefase II : Pada fase ini kromosom berubah menjadi benang-benang
kromatin kembali , nucleus dan anak inti terbentuk dan serat gelendong
menghilang yang kemudian terbentuk kromosom.
D. Gamet
Gametogenesis adalah proses pembentukkan sel-sel gamet, yang terjadi secara
meiosis di dalam alat perkembangbiakan. Gametogenesis terjadi pada organisme dewasa.
Pada hewan dan manusia gametogenesis terjadi di testis dan ovarium.
Gamet adalah sel kelamin pada reproduksi seksual.
1. Organ reproduksi pria terdiri dari organ reproduksi luar (penis dan skrrotum) dan
organ reproduksi dalam (testis, saluran kemi epidermis, fas deferens, saluran
ejakulasi dan uretra) dan kelenjer kelamin (vasikula seminalis, kelenjer prostat,
kelenjer bulbouretra atau kelenjer Cowper)
2. Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi luar ( vulva dan labium)
dan alat reproduksi dalam ovarium (indung telur) dan saluran kelamin yang terdiri
dari sel telur (tubah falopi), Rahim (uterus), dan vagina (liang peranakan)
E. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan telur. Sel telur atau ovum
adalah sel kelamin betina. Bentuknya lebih besar dari pada sperma dan tidak dapat
bergerak (pasif). Sel telur dihasilkan oleh sepasang ovarium atau kelenjar telur, kiri dan
kanan. Berbeda dengan testis yang berada di luar tubuh, ovarium berada di dalam rongga
tubuh, di sekitar pinggang. Proses oogenesis berlangsung di dalam ovarium dan didahului
oleh pembelahan mitosis sel induk ovum (oogonium). Hasil pembelahan adalah oosit
primer.
Pada proses meiosis I. Oosit primer membelah menjadi dua sel yang tidak sama,
yaitu satu sel berukuran besar disebut oosit sekunder dan satu sel lagi berukuran kecil,
disebut badan kutub pertama.
Pada proses meiosis II, oosit sekunder (n) membelah menjadi dua sel yang tidak
sama besarnya. Satu sel berukuran besar disebut ootid yang mengandung nukleus, kuning
telur dan sitoplasma sel. Sedangkan satu sel yang lain berukuran kecil dan hanya
mengandung nukleus dan disebut badan kutub kedua. Badan kutub pertama juga
mengalami meiosis II membentuk dua sel kecil badan kutub ke dua. Dengan demikian
pada akhir meiosis II berbentuk 4 buah sel, yaitu satu sel besar yang disebut ootid, dan
tiga sel kecil yang disebut dengan badan kutub(polosit).
Ootid dapat tumbuh menjadi ovum dewasa tanppa mengalami pembelahan sel
lagi. Sementara itu tiga sel badan kutub yang berukuran kecil mengalami degenerasi
(penyusutan) dan tidak berfungsi. Sehingga pada akhir proses oogenesis hanya satu
tinggal satu sel ovum yang fungsional. Satu sel ovum tersebut mengandung nukleus,
kuning telur, sitoplasma, ribosom, dan organel sel lainnya dalam jumlah yang cukup.
Keadaan demikian penting untuk proses pertumbuhan zigot kelak dikemudian hari.
Berbeda dengan individu jantan yang setiap kali dapat mengeluarkan sperma
dengan jumlah banyak, individu betina biasanya hanya menghasilkan satu ovum dalam
setiap ovulasi. Pada bebarapa mamalia misalnya tikus , kelinci, dan kambing, individu
betina dapat menghasilkan ovum lebih dari satu. Ovulasi lebih dari satu dapat terjadi pada
ovarium sebelah kiri dan atau kanan atau secara bersamaan.
Selain berbeda dalam ukuran, sel mani masih mempunyai beberapa perbedaan
mendasar lain dengan sel telur yaitu:
1. Organela dalam sitoplasma, kecuali mitokondria tidak dimiliki oleh sel mani.
2. Bagian kepala dari sel mani merupakan susunan padat inti haploid.
3. Jumlah sitoplasma sangat sedikit, memiliki ekor yang berstruktur flagellum.
Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tublus seminiferus. Dinding
tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium
terdapat sel-sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi member nutrisi pada
spermatozoa. Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang
mengsekresikan hormone testosterone yang berperan pada proses spermatogenesis.
Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus
terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang
disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus
membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
G. Fertilisasi
Istilah fertilisasi berasal dari bahasa Latin Fertilis yang berarti "subur".Fertilisasi
adalah suatu proses pembuahan sel telur (ovum) oleh sel mani (sperma) untuk
menghasilkan zigot, yang kemudian berkembang menjadi embrio atau janin suatu
organisme (makhluk hidup).Proses pembuahan ini umum terjadi pada hampir semua jenis
organisme.
Tahap yang terpenting dalam fertilisasi yaitu awal persatuan antara sel mani dan
sel telur. Proses yang harus dilewati oleh sel mani dinamakan kapasitas. Pada saat
kapasitas terjadi perubahan susunan kimia membrane sel mani sehingga pada saat bersatu
dengan sel telur, membrane plasma mani terikat dengan molekul glikoprotein.
dari zona pellucida sel telur. Adanya ikatan antara membran plasma sel mani dengan
zona pellucida, menyebabkan picuan terhadap gelembung akrosom yang terdapat pada
ujung kepala sel mani. Enzim hidrolisis yang terkandung oleh gelembung akrosom akan
dilepaskan, sehingga mempermudah pertemuan antara membran plasma sel mani dan
membran plasma sel telur yang sebelumnya diliputi oleh zona pellucida.
Dengan adanya spesifikasi ikatan sel mani dengan permukaan sel telur didukung
oleh kenyataan adanya molekul khas pada permukaan sel mani ubur-ubur laut yang
dinamakan bidin. Bidin yang telah dapat diisolasi mengikat secara khas pada permukaan
sel telur ubur-ubur. Apabila membrane plasma pada ujung sel mani telah dapat kontak
dengan membrane plasma sel telur maka bersatulah kedua membrane plasma tersebut
yang diikuti oleh masuknya bahan inti sel mani kedalam sel telur.
Persatuan membrane plasma sel mani dan sel telur juga akan memicu aktivasi sel telur
yang dimulai dengan peningkatan metabolisme sintesis DNA sehingga terjadilah
pembelahan sel telur. Perubahan pada membrane plasma sel telur dapat diamati pada sel
telur ubur-ubur laut yaitu, adanya :
a. Peningkatan permeabilitas ion Na+ menyebabkan depolarisasi membrane.
b. Peningkatan kadar ion Ca++ dalam sitosol dalam waktu 20 detik.
c. Peningkatan pH dalam sel telur karena keluarnya ion H+
a. Sel telur tidak dapat ditembus oleh sel mani lain untuk menghindari kejadian
polispermi (lebih dari satu sel mani yang menyatu dengan sel telur).
b. Diperlukan untuk memulai tahap-tahap program pengembangan sel telur.
H. Embryogenesis
Embriogenesis merupakan proses perkembangan menuju pembentukan individu
baru. Hampir semua hewan multiseluler adalah kumpulan sel-sel yang berasal dari
keturunan sebuah sel tunggal, yaitu sel telur yang telah dibuahi oleh sel mani. Dengan
demikian sel-sel yang membentuk organisme multiseluler tersebut seharusnya secara
genetic sama. Tetapi secara fenotipik sel-sel tersebut berbeda : beberapa akan mengalami
pengkhususan sebagai sel otot, lainnya menjadi sel saraf, lainnya sebagai sel-sel darah.
Walaupun organisme multiseluler seringkali sangat kompleks, tetapi mereka
dibangun oleh aktivitas seluler yang sangat terbatas. Sel-sel tumbuh dan membelah diri,
kemudian mati. Mereka membuat pertautan mekanik dan membangkitkan tenaga untuk
pergerakan sel dan deformasi. Mereka dapat berfungsi yang berbeda satu sama lain.
Mereka berdiferensiasi dengan sandi yang dimiliki genom. Bahan-bahan yang disintesis
disekresikan pada permulaan membrane sel sehingga dapat mempengaruhi aktivitas sel-
sel didekatnya.
J. Polaritas Embrio
Hewan yang berkembang dari telur yang dibuahi akan memiliki kepala dan ekor,
punggung dan perut dan bidang simetri tengah yang membagi tubuh hewan menjadi sisi
kanan dan sisi kiri. Atas dasar hal tersebut, sering sangat berguna dalam menjelaskan
struktur hewan yang mengacu pada tiga sumbu: antero-posterior, dari kepala keekor,
dorso ventral, dari punggung keperut, dan medio lateral, dari bidang tengah keluar kanan
atau kiri. Polaritas ini telah dimulai sejak dini.
Telur amfibi walaupun berbentuk bulat simetris, namun dalan susunan kimianya
tidak bulat simetris. Sel-sel yang terbentuk dari pembelahan pada kutub animal berbeda
dengan yang terdapat pada kutub vegetal. Sel-sel vegetal akan berperan dalam
pembentukan usus, sedangkan sebagian besar jaringan lain berasal dari sel-sel kutub
animal.
Dari permulaanya, sel-sel embrio tidak saja terikat secara mekanik, tetapi juga
dihubungkan melalui hubungan “Gap Junction” sehingga molekul-molekul kecil dapat
berpindah dari sel yang satu ke sel yang didekatnya.
Disamping hubungan “Gap Junction”, antara sel-sel yang berdekatan
dihubungkan melalui “ Tight Junction” sehingga ruangan dalam blastula benar-benar
terpisah dari ruangan diluar embrio. Dengan adanya pemompaan ion Na + melintasi
membrane masuk kedalam ruangan blastula, maka arus ini diikuti oleh air. Dengan
bertambahnya air dalam ruangan, maka bertambah besarlah ruangan sehingga terbentuk
ruangan yang dinamakan blastocoel. Sementara itu sel-sel blastula disekitar blastocoel
menyusun diri menjadi epitel.
K. Proses Gastrulasi!
Setelah sel-sel blastula tersusun dalam lembaran epitel, proses selanjutnya
dikoordinasikan untuk pembentukan gastrula. Proses tersebut mengubah sel-sel yang
membatasi ruang blastula menjadi susunan yang memiliki sumbu pusat dan simetri
bilateral, dengan cara invaginasi. Invaginasi dimulai dengan melipatnya sebagian besar
sel-sel blastula sebelah luar yang masuk kedalam embrio. Perkembangan selanjutnya
tergantung pada interaksi lapisan dalam, luar dan tengah yang terbentuk. Struktur yang
terbentuk ini dinamakan gastrula. Gastrula ini merupakan salah satu tahap dalam
perkembangan yang dilalui oleh kebanyakan embrio hewan.
Gerakan invaginasi rupanya dimulai dengan perubahan-perubahan bentuk sel-sel
blastula sedemikian rupa sehingga mendorong epitel melipat kedalam. Kekuatan utama
dalam fase-fase berikutnya mungkin berupa suatu tarikan oleh sel-sel yang nantinya
menjadi mesoderm yang ditujukan kepada lembaran epitel.
Gastrulasi mengubah embrio dalam bangunan yang berlapis tiga : epitel sebelah
dalam (endoderm), epitel sebelah luar (ektoderm) dan lapisan diantaranya sebagain sel-
sel mesoderm yang kemudian sel-sel melepaskan diri dari ikatan epitel. Lapisan
endoderm akan membentuk lapisan dalam dari usus dan jaringan turunannya seperti
kelenjar pencernaan, dan lain-lain. Pada gastrulasi terjadi penghimpunan populasi sel-sel
yang asalnya terpisah, agar saling berinteraksi.