Dari Dukacita Menjadi Sukacita orang yang kita kasihi merupakan sukacita bagi kita bahwa “Sebab kematian-Nya
ebab kematian-Nya adalah kematian
Filipi 1:21 yang ditinggalkannya. terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, Firman Tuhan dalam Filipi 1:21 “Karena bagiku hidup dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Mungkin banyak orang merasa ketika ada orang yang adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Mati Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: sangat kita kasihi, seperti orangtua atau anak, adalah keuntungan? Tidak mungkin. Semua orang bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup meninggalkan kita melalui kematian, pasti akan pasti takut mati, itu kerugian bagi kita yang hidup. bagi Allah dalam Kristus Yesus” (Rm. 6:10-11). Inilah merasa sangat sedih. Apakah karena kematian orang Walaupun kita tahu bahwa semua orang yang hidup keuntungan kita sekarang. Kematiaan adalah proses yang kita kasihi sehingga kita merasa sedih yang suatu saat nanti akan mati, tetap saja kematian itu menuju kehidupan yang baru dan “Berharga di mata sangat mendalam?. Sebenarnya banyak orang adalah kerugian. Kematian pasti akan membawa TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya” merasa sedih bukan karena kematian tersebut, dukacita yang sangat mendalam. Sehingga tidak (Msm. 116:15). melainkan perpisahan dimana kita tidak akan bisa pernah ada orang membuat papan bunga dengan isi: Sehingga dengan ini, untuk keluarga yang berjumpa dengan orang yang kita kasihi tersebut. “Turut bersukacita atas meninggalnya…”. Tapi bagi ditinggalkan oleh orang terkasih, ada kabar sukacita Contoh: seorang anak dimana mulai lahir sampai kita orang yang beriman sangat mungkin dukacita juga dibalik kematian, bahwa ada kepastian untuk kita berkeluarga, selalu bisa berjumpa dengan orangtua menjadi sukacita, atau bahasa lebih akan kehidupan yang baru, dimana kita akan hidup yang dikasihi. Oleh karena kematian orangtua baiknya: “dukacita yang sementara menjadi sukacita bersama dengan Tuhan Yesus Kristus. Tugas kita akhirnya tidak bisa berjumpa lagi. Sesungguhnya hal yang abadi”. Bagi kita orang percaya, kita sadari saat ini adalah merelakan dan terus bertekun di dalam ini sangat manusiawi. Namun apakah kita hanya larut bahwa “upah dosa ada maut” tapi kita juga jangan doa (Rm. 12:12) dan tetap menjalani kehidupan dalam kesedihan tersebut, dan hanya melihat lupa, ada kalimat lanjutan dari ayat diatas yaitu dengan teguh dan penuh pengharapan dalam kematian orang terkasih hanya sebuah kerugian bagi “tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam pekerjaan dan perkataan yang baik (2 Tes. 2:15-17). kita? Sebenarnya tidak, dukacita yang kita alami bisa Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23). Yang dahulu menjadi sukacita bagi kita semua, menurut Firman kita adalah hamba dosa (Rm. 6:20) tapi sekarang Tuhan. Wah, bagaimana mungkin dukacita menjadi melalui kematian Tuhan Yesus dan kebangkitanNya sukacita?. Pasti kita akan disalahkan bila kematian kita sekarang sudah dilepaskan dari dosa dan maut telah ditaklukkanNya. Oleh karena itu kita percaya Saudara ang dikasihi Tuhan Yesus Kristus … yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." Sebagai penutup dalam renungan ini saya ingin "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh menyampaikan kepada kita sekalian, Sekalipun kita beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala harus merasa sangat kehilangan atas meninggalnya perbuatan mereka menyertai mereka." orang tua atau siapa saja dari keluarga yang sangat kita sayangi. Ada satu hal yang harus kita ingat bahwa kematian bukanlah akhir dari kasih karunia Adven 1 : Pengharapan Tuhan. Jika orang tua yang kita kasihi telah meninggal dalam 2 : Kasih usia yang sudah lanjut maka hal itu adalah juga kasih karunia Tuhan, dan jikalaupun dia telah pergi untuk 3 : Sukacita selamanya dan meninggalkan kita, maka itu bukanlah akhir dari berkat Tuhan. 4 : Damai
Tuhan yang maha baik, adalah Tuhan yang penuh
dengan kasih setia dan kasihNya tidak pernah berobah, dahulu, kini dan untuk selamanya, kasih itulah pula yang akan menjadi kekuatan dan pengharapan bagi keluarga untuk meneruskan perjalan hidup ini ke depan. Diberkatilah keluarga yang berduka oleh Tuhan kita.
Wahyu 14:13 Dan aku mendengar suara dari sorga
berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati