Anda di halaman 1dari 6

JPPKn Vol.2, No.

2, Desember 2017 ISSN 2541-6707

Pelaksanaan Pendidikan Demokrasi Siswa SMA di Kabupaten Ponorogo

Ambiro Puji Asmaroini1 dan Prihma Sinta Utami2


ambirop@gmail.com1 dan prihmasinta@gmail.com2
Universitas Muhammadiyah Ponorogo1 2

Abstrak

Kerangka pemikiran penelitian ini bahwa Indonesia merupakan negara yang menganut sistem pemerintahan
demokrasi. SMA di Ponorogo merupakan satu lingkungan yang sangat kondusif dan memungkinkan siswa untuk
menerapkan nilai-nilai demokrasi di lingkungan sekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian lapangan yaitu deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan
berbagai macam kegiatan pelaksanaan demokrasi di lingkungan SMA di Kabupten Ponorogo. Prosedur yang
dipakai dalam pengumpulan data, yaitu: (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi. Pendidikan
demokrasi di lingkungan sekolah dilaksanakan dengan cara yang sama oleh setiap sekolah. Siswa sudah
melaksanakan demokrasi. Semua itu dilaksanakan karena pembelajaran demokrasi berorientasi kepada siswa,
semua untuk kesejahteraan siswa. SMA di Kabupaten Ponorogo memiliki cara yang sama dalam melaksanakan
pendidikam demokrasi, antara lain guru mengarahkan untuk menerapkan praktek demokrasi antara lain: diskusi
kelompok, berpendapat, musyawarah, pemilihan ketua kelas, pemilihan pengurus kelas, pemilihan ketua OSIS
(SMA umum), pemilihan Ketua IPM (SMA Muhammadiyah), Pemilihan ketua OSDA (SMA Pondok Darut Taqwa),
pemilihan Dewan Ambalan (DA), pemilihan ketua HW (SMA Muhammadiyah), voting, kerja bakti, bakti sosial,
pemilihan ekstrakurikuler, dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dan semua sekolah sudah demokratis dan
berbasis siswa karena partisipasi siswa yang lebih diutamakan.

Kata Kunci: demokrasi, siswa, sekolah

PENDAHULUAN berkembang. Dengan prinsip demokrasi untuk


pengambilan keputusan dan kebaikan bersama.
Indonesia merupakan negara yang
Partisipasi siswa dalam melaksanakan budaya
menganut sistem pemerintahan demokrasi.
demokrasi salah satunya dibuktikan dengan
Dikuatkan dengan Pasal 1 Ayat (2) Undang-
adanya organisasi siswa yaitu OSIS (Organisasi
Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945
Siswa Intra Sekolah).
pada amandemen kekempat yang berbunyi
Perlu diketahui bersama bahwa penerapan
“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
nilai-nilai demokrasi di lingkungan sekolah
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
haruslah menggunakan cara demokrasi yang
dengan demikian, masyarakat Indonesia
sehat, adil, bersih dan tidak ada permusuhan.
merasakan kebebasan antara lain: kebebasan
Walau perbedaan pendapat itu pasti ada, selalu
pers, kebebasan berkumpul, berpendapat dan
kita ingat bahwa perbedaan adalah salah satu
berekspresi di depan umum yang sudah dijamin
bagian dari masyarakat Indonesia yang mampu
oleh Undang-Undang.
menghargai segala perbedaan. Mulai dari
Negara yang menganut sistem
perbedaan bahasa, agama, jenis kelamin,
pemerintahan demokrasi ditandai dengan
keinginan, latar belakang, namun masyarakat
adanya pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia
Indonesia harus menjunjung tinggi Negara
(HAM). Hak tercantum di dalam Undang
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
semboyan “Bhineka Tunggal Ika” (Berbeda-
Tahun 1945 antara lain hak untuk persamaan
beda tetapi tetap satu jua).
dalam bidang hukum, hak mendapat pekerjaan,
Pendidikan Demokrasi di sekolah
hak berpendapat dan berorganisasi, hak
merupakan satu lingkungan yang sangat
pertahanan dan keamanan, hak beragama, hak
kondusif dan memungkinkan siswa untuk
pendidikan, hak mengembangkan budaya, hak
menerapkan nilai-nilai demokrasi di lingkungan
mendapatkan kesejahteraan dan lain
sekolah. Sejarah menunjukkan bahwa pemuda
sebagainya. Selain adanya pengakuan terhadap
dan mahasiswa selalu menjadi bagian dari pilar
hak asasi manusia maka adanya dukungan dan
demokrasi, sebagai pelopor, penggerak, bahkan
partisipasi masyarakat terhadap pemerintah.
pengambil keputusan. Hal ini dibuktikan pada
Atas dasar perundang-undangan,
era Sumpah Pemuda 1928, pergerakan 1945,
demokrasi di lingkungan sekolah telah

79
JPPKn Vol.2, No.2, Desember 2017 ISSN 2541-6707

angkatan 1966 yang membidani Tritura, Malari 2. Tahap Pelaksanaan


1974, 1978, dan Reformasi 1998 (Fadhilah dan 1) Pengumpulan data
Nuraiana, 2011: 47). Peran siswa sering kali Dalam tahap ini, peneliti mengupulkan
sebagai pembawa perubahan atau digelari data hasil wawancara, observasi, dan
sebagai "agent of change". dokumen-dokumen yang berhubungan
Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian dengan pelaksanaan pendidikan
ini dimaksudkan untuk memaparkan demokrasi di SMA. Adapun datanya
pelaksanaan pendidikan demokrasi siswa SMA diperoleh dari 15 SMA di Kabupaten
di Kabupaten Ponorogo. Ponorogo.
Dari paparan yang telah dikemukakan 2) Pengolahan data
diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini Pengolahan data dari hasil pengumpulan
dapat disebutkan sebagai berikut: Bagaimana data yang berkaitan dengan penelitian ini
pelaksanaan pendidikan demokrasi di tingkat dimaksudkan untuk mempermudah
SMA di Kabupaten Ponorogo? nantinya dalam analisis data.
Berdasar pada masalah tersebut diatas, 3) Analisis data
maka penelitian ini secara garis besar bertujuan Setelah data terkumpul dan tersusun,
untuk: Memahami pelaksanaan pendidikan kemudian data dianalisis dengan teknik
demokrasi di tingkat SMA di Kabupaten analisis deskriptif kualitatif, yaitu
Ponorogo. mengemukakan gambaran terhadap apa
yang telah diperoleh selama
pengumpulan data.
METODE Setelah data dianalisis, langkah
selanjutnya adalah menarik kesimpulan.
Tahapan-Tahapan Penelitian Kesimpulan yang diambil sesuai dengan
Tahapan-tahapan penelitian yang
data yang telah terkumpul, dan analisis
dilakukan dalam penelitian ini adalah (1) tahap
yang telah dilakukan.
persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) Tahap
3. Tahap Penyelesaian
penyelesaian, sebagai berikut:
Tahap penyelesaian merupakan tahap
1. Tahap Persiapan
terakhir dari penelitian, semua data yang telah
1) Menyusun rancangan penelitian
diolah dan dianalisis oleh penulis dituangkan
Pelaksanaan penelitian ini, peneliti
dalam bentuk karya tulis yang berjudul
menggunakan rancangan penelitian
“Pelaksanaan Pendidikan Demokrasi siswa
kualitatif berupa proposal penelitian.
SMA di Kabupaten Ponorogo”.
2) Perizinan
Sehubungan dengan penelitian yang
Lokasi penelitian
dilakukan, maka untuk menjaga
SMAN 1 Babadan Kabupaten Ponorogo,
kelancaran pelaksanaan penelitian ini,
SMAN 1 Balong Kabupaten Ponorogo, SMAN
peneliti memerlukan izin dengan
1 Bungkal Kabupaten Ponorogo, SMAN 1
prosedur sebagai berikut: Permintaan
Badegan Kabupaten Ponorogo, SMAN 1
surat pengantar dari Fakultas Keguruan
Jenangan Kabupaten Ponorogo, SMAN 1 Jetis
dan Ilmu Pendidikan Universitas
Kabupaten Ponorogo, SMA Muhammadiyah 3
Muhammadiyah Ponorogo ke
Ponorogo, SMAN 2 Ponorogo, SMAN 3
Bakesbangpolingmas Kabupaten
Ponorogo, SMA Bakti Ponorogo, SMA
Ponorogo. Kemudian mendapatkan surat
Merdeka Ponorogo, SMA Muhammadiyah 1
pengantar kepada Dinas Pendidikan
Ponorogo, SMAN 1 Pulung Kabupaten
Wilayah Kabupaten Ponorogo.
Ponorogo, SMAN 1 Sambit Kabupaten
3) Penyusunan instrumen penelitian
Ponorogo, dan SMA IT Darut Taqwa
Kegiatan dalam penyusunan instrumen
Kabupaten Ponorogo.
penelitian dengan penyusunan daftar
pertanyaan untuk wawancara. Untuk
Peubah yang diamati/diukur
memudahkan jalannya penelitian
Peubah yang diamati adalah pelaksanaan
sebelum peneliti ke lapangan, peneliti
pendidikan demokrasi siswa SMA di
membuat daftar pertanyaan untuk
Kabupaten Ponorogo.
wawancara.

80
JPPKn Vol.2, No.2, Desember 2017 ISSN 2541-6707

Rancangan penelitian bawah ini gamar 5.2 merupakan kegiatan


Penelitian ini merupakan penelitian pelaksanaan dari demokrasi.
lapangan dengan menggunakan rancangan
penelitian kualitatif yaitu yang bertujuan untuk 2) SMAN 1 Balong
memahami pelaksanaan pendidikan demokrasi Ibu Rustiah, S.Pd selaku guru PPKn di
SMA di Kabupaten Ponorogo. Peneliti SMA 1 Balong. Berdasarkan hasil penelitian
mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan dalam memberika pendidikan demokrasi di
demokrasi siswa SMA di Kabupaten Ponorogo. kelas dengan diadakan diskusi kelas, pemilihan
ketua kelas dan pengurus kelas. Sedangkan di
Teknik pengumpulan dan analisis data luar kelas dilaksanakan dengan cara pemilihan
Menurut Wiyono (2007:90) analisis data ketua OSIS.
adalah suatu proses menyusun data agar bisa Berdasarkan wawancara dengan beberapa
ditafsirkan dan disimpulkan. Menurut Bogdan siswa di SMAN 1 Balong, demokrasi yang
dan Biklen (dalam Moleong, 2007: 248), dilaksanakan antara lain pemilihan ketua kelas,
menjelaskan bahwa teknik analisis data pemilihan ketua OSIS, musyawarah kelas, kerja
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan bakti, bakti sosial dan diskusi.
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang 3) SMAN 1 Bungkal
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan Ibu Lilik selaku guru PPKn di SMAN 1
menemukan pola, menemukan apa yang Bungkal. Berdasarkan hasil wawancara di
penting dan apa yang dipelajari, dan kelas, pendidikan demokrasi dilaksanakan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada dengan memberikan keluasaan kepada siswa
orang lain. untuk berpendapat. Misalnya saat guru
Ada tiga langkah yang bisa dilakukan memberikan soal, siswa dibebaskan untuk
dalam proses analisis data, antara lain: reduksi menjawab semampunya. Diskusi kelas juga
data, display data, dan verifikasi dilaksanakan namun siswa lebih ingin diberikan
data/kesimpulan. penjelasan terlebih dahulu. Sedangkan di luar
kelas diadakannya pilihan ketua OSIS yang ada
HASIL DAN PEMBAHASAN tinta, kotak suara, dan kartu suara.
Berdasarkan hasil wawancara kepada
Pelaksanaan Pendidikan Demokrasi di
beberapa siswa dapat disimpulkan bahwa
Tingkat SMA di Kabupaten Ponorogo pelaksanaan demokrasi dengan pemilihan ketua
1) SMAN 1 Babadan
kelas, wakil ketua kelas, pemilihan sie
Ibu Wiji merupakan guru pengampu mata
kebersihan dan sie keamanan kelas. Ada juga
pelajaran PPKn di SMAN 1 Babadan.
kegiatan diskusi kelas yang dipresentasikan dan
Berdasarkan hasil wawancara, pendidika
pilihan ketua OSIS.
demokrasi di kelas dilaksanakan dengan cara
memberikan materi demokrasi di kelas 10
4) SMAN 1 Badegan
SMA. Cara memberikan pendidikannya siswa
Ibu Nurul selaku guru PPKn di SMAN 1
diarahkan untuk diskusi kelas, musyawarah
Badegan memberikan penjelasan bahwa
kelas, pengambilan suara terbanyak dan
pelaksanaan pendidikan demokrasi dengan
pemilihan ketua kelas. Semua itu siswa sendiri
mengajarkan kepada siswa untuk diskusi,
yang menentukan. Jika diluar kelas dengan
pemilihan ketua kelas, pemilihan pengurus dan
adanya pilihan ketua OSIS yang diadakan
juga pemilihan ketua OSIS. Sedangkan
kegiatan menyerupai Pemilu menggunakan
wawancara kepada beberapa siswa pelaksanaan
kotak suara. Di bawah ini salah satu kegiatan
demokrasi dengan pilihan ketua OSIS,
pelaksanaan dari demokrasi di kelas.
pemilihan ketua kelas, voting, rapat saat
Sedangkan hasil wawancara dengan
sekolah akan mengadakan acara dan diskusi di
beberapa siswa, pelaksanaan pendidikan
dalam kelas.
demokrasi dengan musyawarah pemilihan
ketua kelas, musyawarah dalam melaksanakan
5) SMAN 1 Jenangan
kegiatan OSIS, pemilihan ketua OSIS,
Bapak Sariyono selaku guru di SMAN 1
pemilihan ketua Dewan Ambalan, diskusi
Jenangan. Berdasarkan hasil wawancara,
kelompok, dan pembagian tugas kelompok. Di
pelaksanaan pendidikan demokrasi dengan cara
mempraktekkan pemilu di kelas saat materi

81
JPPKn Vol.2, No.2, Desember 2017 ISSN 2541-6707

pemilu, diskusi kelas, dan pilihan ketua OSIS. pramuka, diskusi, dan belajar kelompok.
Sedangkan wawancara kepada siswa dapat Sedangkan wawancara kepada guru PPKn yaitu
disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan Bapak Sutrisno, M.Pd, pendidikan demokrasi
demokrasi dengan cara pilihan ketua kelas, dilaksanakan dengan cara memberikan materi
pilihan ketua OSIS, rapat, dan musyawarah. tentang demokrasi kelas X dan XI, lalu
memberikan tugas berupa kunjungan ke DPR
6) SMAN 1 Jetis untuk mengetahui rapat. Selain itu menerapkan
Ibu Sumarni, S.Pd selaku guru PPKn yang diskusi kelas.
mengajar di SMAN 1 Jetis. Berdasarkan hasil
wawancara, pendidikan demokrasi 10) SMA Bakti Ponorogo
dilaksanakan dengan memberikan materi. Bapak Windra Herdianto, SH, S.Pd,
Kemudian pemberian tugas kelompok kepada M.Pd.I selaku guru PPKn di SMA Bakti
siswa untuk kelompoknya bebas siswa memilih Ponorogo. Pendidikan demokrasi dilaksanakan
anggota kelompok untuk melaksanakan dengan diskusi di kelas, di mana dalam diskusi
kegiatan diskusi. Selain itu adanya pengurus siswa belajar berbicara, bertanya dan membuat
kelas seperti ketua kelas dan wakilnya. pertanyaan. Jika diluar kelas pendidikan
Sedangkan wawancara kepada siswa dapat demokrasi melalui praktek lapangan ke
disimpulkan bahwa pelaksanaan demokrasi pengadilan negeri Ponorogo, dan adanya
dengan musyawarah, pemilihan ketua kelas, Pilihan Ketua OSIS. Sedangkan wawancara
pemilihan ketua OSIS, pemilihan Dewan keoada beberapa siswa di SMA Bakti Ponorogo
Ambalan, dan pemilihan pengurus kelas. dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan
demokrasi dengan diskusi kelas, pemilihan
7) SMA Muhammadiyah 3 Ponorogo ketua OSIS, pemilihan ketua kelas,
Berdasarkan hasil penelitian dan menyampaikan pendapat, rapat saat akan
wawancara kepada Bapak Didik, selaku guru mengadakan kegiatan seperti futsal dan
PKn di SMA Muhammadiyah 3 Ponorogo, perpisahan.
pendidikan demokrasi dilaksanakan dengan
diskusi kelas, pemilihan ketua IPM (Ikatan 11) SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo
Pelajar Muhammadiyah) untuk sekolah Berdasarkan hasil wawancara kepada guru
Muhammadiyah, pemilihan pengurus kelas, dan PPKn SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo yaitu
pemilihan ketua WH. Sedangkan hasil Ibu Sudjarwati, dapat disimpulkan bahwa
wawancara kepada siswa dapat disimpulkan pelaksanaan pendidikan demokrasi dengan cara
bahwa pelaksanaan pendidikan demokrasi diskusi kelas, siswa berpendapat, presentasi,
dengan cara pemilihan ketua IPM, pengurus kultum bagi siswa yang tanpa ditunjuk setiap
kelas, musyawarah anggota IPM dan hari Jumat sebelum shalat dhuhur. Selain itu
musyawarah DA. adanya pemilihan ketua IPM. Sedangkan hasil
wawancara kepada siswa dapat disimpulkan
8) SMAN 2 Ponorogo bahwa pelaksanaan demokrasi dengan cara
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru memilih kegiatan ekstrakurikuler, pilihan ketua
PPKn Ibu Mukti Sintawati, S.Pd demokrasi di OSIS, pilihan ketua kelas, diskusi, dan
SMA 2 sudah dilaksanakan dengan baik. musyawarah.
Pendidikan demokrasi antara lain pilihan ketua
kelas, pilihan ketua OSIS, siswa dilatih 12) SMAN 1 Pulung
berbicara di depan kelas, diskusi kelas, dan Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu
pilihan ketua OSIS. Sedangkan hasil Windra selaku guru PPKn di SMAN 1 Pulung
wawancara kepada siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:
bahwa pelaksanaan demokrasi dengan rapat “Pelaksanaan pendidikan demokrasi
rutin, rapat koordinas kegiatan sekolah, diskusi dengan memberikan materi demokrasi dan
kelas, dan pemilihan ketua even. memberikan tugas-tugas kepada siswa, lalu
membentu kelompok. Di dalam kelompok
9) SMAN 3 Ponorogo siswa bisa belajar diskusi, berpendapat dan
Berdasarkan wawancara kepada siswa, memecahkan masalah, serta adanya pemilihan
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ketua kelas. Sedangkan pelaksanaan di luar
demokrasi dengan mengikuti organisasi OSIS, kelas dengan cara pemilihan ketua OSIS”.
pemilihan ketua OSIS, mengikuti PMR,

82
JPPKn Vol.2, No.2, Desember 2017 ISSN 2541-6707

Sedangkan pelaksanaan di luar kelas memilih kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan


dengan cara pemilihan ketua OSIS, dan wawancara kepada beberapa siswa dapat
pemilihan ketua kelas. Sedangkan wawancara disimpulkan bahwa pendidikan demokrasi
kepada siswa dapat disimpulkan bahwa selama ini dilaksanakan dengan diskusi kelas,
pelaksanaan pendidikan demokrasi dengan cara menghargai pendapat siswa lain, pemilihan
pemilihan ketua OSIS, diskusi, musyawarah ketua kelas, pemilihan ketua OSIS. Selain itu,
kegiatan, pilihan ketua kelas dan pengurus adanya musyawarah kelas, musyawarah saat
kelas, dan debat. Di bawah ini merupakan foto akan mengadakan suatu kegiatan OSIS,
keiatan pemilihan ketua OSIS. menentukan lokasi study tour bagi kelas XII.
Dari semua penjelasan 15 SMA di atas,
13) SMAN 1 Sambit dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan
Ibu Herny selaku guru PPKn di SMAN 1 demokrasi di lingkungan sekolah dilaksanakan
Sambit. Pelaksanan pendidikan demokrasi dengan cara yang sama oleh setiap sekolah.
dengan cara diskusi kelompok, musyawarah Pendidikan demokrasi bertujuan
kelas, pilihan pengurus kelas, dan pemilihan mempersiapkan warga masyarakat berperilaku
ketua OSIS. Sedangkan wawancara kepada dan bertindak demokratis, melalui aktivitas
siswa pendidikan demokrasi dilaksanakan menanamkan pada generasi muda akan
dengan pemilihan ketua OSIS, pemilihan ketua pengetahuan, kesadaran, dan nilai-nilai
kelas, pemilihan ketua ekstrakurikuler english demokrasi (Winarno, 2008: 111-112). Dari
corner, pemilihan pengurus kelas, dan dalam pendapat tersebut jelas bahwa pendidikan
diskusi kelas siswa sering berpendapat. demokrasi dilaksanakan dengan tujuan agar
demokrasi tersebut tertanam dalam jiwa
14) SMA IT Darut Taqwa generasi muda / siswa di sekolah.
Suharto, SE merupakan guru PPKn di Siswa sudah melaksanakan demokrasi
SMA IT Darut Taqwa. Sekolah ini merupakan antara lain dengan diskusi kelompok,
Pondok yang terdiri dari pondok laki-laki dan berpendapat, musyawarah, pemilihan ketua
pondok perempuan. Pelaksanan pendidikan kelas, pemilihan ketua kelas, pemilihan
demokrasi dengan cara diskusi kelas, materi pengurus kelas, pemilihan ketua
tentang demokrasi, pemilihan Organisasi Santri OSIS/OSDA/IPM, pemilihan ketua HW/DA,
Darut Taqwa (OSDA), kepramukaan, voting, kerja bakti, bakti sosial, pemilihan
mengadakan even, dan menyampaikan kegiatan ekstrakurikuler, dan mengikuti
pendapat dalam kegiatan pembelajaran. kegiatan ekstrakurikuler. Semua itu
Sedangkan wawancara kepada siswa dapat dilaksanakan karena pembelajaran demokrasi
disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan berorientasi kepada siswa, semua untuk
demokrasi dengan mengadakan kegiatan kesejahteraan siswa. Sesuai dengan pendapat
pondok seperti pramuka, MOS, pemilihan ketua Pasaribu (2005: 143) Jadi secara bahasa demos-
kelas, pemilihan ketua OSDA, dan diskusi cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah
kelas. keadaan negara di mana dalam sistem
pemerintahannya kedaulatan berada di tangan
15) SMA Merdeka Ponorgo rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
Berdasarkan wawancara kepada guru keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa,
PPKn SMA Merdeka Ponorogo, Bapak Surya pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
menyampaikan sebagai berikut: Pendapat Pasaribu tersebut dalam konteks
“Pendidikan demokrasi dilaksanakan dengan negara, sedangkan sekolah merupakan bagian
cara memberikan umpan balik saat guru dari kehidupan yang dilaksanakan dalam
memberikan penjelasan kepada siswa. berbangsa dan bernegara.
Misalnya memberikan kebebasan kepada siswa
untuk bertanya terkait materi yang belum SIMPULAN
mampu dipahami oleh siswa. Diskusi juga SMA di Kabupaten Ponorogo memiliki
dilakukan di kelas pada materi tertentu. Selain cara yang sama dalam melaksanakan
itu, pemberian materi terkait demokrasi di kelas pendidikam demokrasi, antara lain guru
X dan XI “. mengarahkan untuk menerapkan praktek
Praktek dari demokrasi di sekolah demokrasi antara lain: diskusi kelompok,
antara lain pemilihan ketua OSIS, pemilihan berpendapat, musyawarah, pemilihan ketua
ketua kelas, dan siswa diberi kebebasan untuk kelas, pemilihan pengurus kelas, pemilihan

83
JPPKn Vol.2, No.2, Desember 2017 ISSN 2541-6707

ketua OSIS (SMA umum), pemilihan Ketua


IPM (SMA Muhammadiyah), Pemilihan ketua
OSDA (SMA Pondok Darut Taqwa), pemilihan
Dewan Ambalan (DA), pemilihan ketua HW
(SMA Muhammadiyah), voting, kerja bakti,
Moleong, Lexy, J. 2007.Metode Penelitian
bakti sosial, pemilihan ekstrakurikuler, dan
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dan semua
Remaja Rosda Karya.
sekolah sudah demokratis dan berbasis siswa
Wiyono,
karena partisipasi siswa yang lebih diutamakan

DAFTAR PUSTAKA
Fadhilah dan Nuraiana. 2011. Penerapan
Demokrasi di Lingkungan Gerakan
Mahasiswa UNISMA Bekasi (Jurnal
Vol 2 No.2)
Moleong, Lexy, J. 2007.Metode Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya
Pasaribu, Rowland, B.F. 2005. Demokrasi dan
Sistem Pemerintahan Negara. Kompas
Undang-Undang Dasar Negara Tepublik
Indonesia Tahun 1945 amandemen
keempat
Winarno. 2008. Paradigma Baru Pendidikan
Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Wiyono, Bambang, Budi. 2007. Metodologi
Penelitian (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan Action Research) Malang:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang

84

Anda mungkin juga menyukai